~Our White X'Mas~

-oOoxXx-xXxoOo-

By : ren-chanz

Disclaimer : Kingdom Hearts II, Square Enix, KAT-TUN : White X'mas
Setting : AU
Rating : T
Warning : Shounen Ai, Maybe OOC
Main Pair : Akuroku[chapter I], RiSo [chapter II], ZeMyx[chapter III], VanVen[chapter IV]

A/N : Minna.. o genki desuka? Baik-baik kah? Author hadir dengan fic tema natal! XD Yayyy~~ *timpukin ini author tidak bertanggung jawab atas fic2 mutichapy sebelumnya yang belum di apdet sampai sekarang* huhu.. gomee ne, author pasti bakal apdet cerita yang lainnya, mohon dengan sangat-sangat sabar menantinya..

Ok deh, cukup basa-basinya, langsung aja ke cerita~

-oOoxXx-xXxoOo-

~Chapter I ~

Dengan lembut dan tenang, salju menyelimuti bumi dengan perlahan, membasahi seluruh atap rumah dan jalanan dengan tumpukan salju. Pagi itu, aku menunggu di tikungan pinggiran jalan, tempat dimana seharusnya kami bertemu. Mantel bercorak hitam-putih terpasang bersamaan dengan celana hitam panjang dan sepatu putih. Beberapa kali aku terus melihat jam tangan yang terpasang manis di lengan kananku. 'Lama sekali' rasanya batinku sudah ingin berteriak, sudah hampir 1 jam aku menunggu dan ia masih belum menampakkan dirinya ataupun memberiku kabar.

Aku melingkarkan tanganku kedepan kemudian meniupnya, berusaha menciptakan kehangatan sesaat dan mencegah tanganku agar tidak mati beku.

Tiba-tiba handphoneku bergetar, aku segera mengambilnya dan melihat isi dari pesan yang baru saja terkirim.

-xXx-

1 new message(s)

From : Ventus

Roxas, Kapan kau akan pulang untuk mengambil barang-barang? Hari ini kau jadi akan menginap di rumah Axel, bukan? Sora juga bilang kalau ia akan menginap di rumah Riku untuk merayakan Natal bersama keluarga Riku. Oh, ya.. Van akan menginap malam ini dirumah, aku tidak akan sendirian. Jadi, jangan khawatir ya

Dear,

Ventus

-xXx-

Aku memutar mataku, Oh, Ven.. bahkan sampai saat ini Axel belum menjemputku, bagaimana aku akan kembali untuk mengambil tas berisi baju-bajuku?

Ven, atau Ventus Strife adalah kakak kembarku, kami memiliki seorang adik, yaitu Sora. Perbedaan umur kami dengan Sora hanya 1 tahun, dan kami baru saja pindah ke Twillight Town tahun ini. Orangtua kami sering berpergian keluar dan meninggalkan kami dirumah bertiga. Berbeda denganku, Ven gampang terkena penyakit, ia mempunyai penyakit asma, makannya kami sering khawatir bila meninggalkan ia dirumah seorang diri.

Sepupu kami, Van atau Vanitas adalah anak dari paman yang merupakan saudara kembar Ayah, mungkin itu sebabnya mengapa mukanya mirip dengan Sora, meskipun umur mereka sangat jauh berbeda. Tak lama setelah aku pindah kemari, aku bertemu dengan Axel dan teman-temannya, dan entah sejak kapan, aku dan Axel pun mulai dekat. Ah, mengingat tentang teman, kenapa aku tidak coba menghubungi Zexion saja? Mungkin dia tahu sesuatu tentang Axel. Tak lama setelah aku membalas pesan dari Ven, aku segera mengetik pesan kepada Zexion

-xxx-

To : Zexion

Zexion, apa kau tahu kapan Demyx dan Axel selesai berlatih?

Tak lama setelah aku mengirim pesan tersebut, handphoneku bergetar lagi

From : Zexion

Mereka baru saja keluar, Rox. Biar kutebak, kau pasti sudah menunggu Axel selama 1 jam, bukan? Aku juga sama. Demyx sudah ada bersamaku, kupikir Axel sedang berlari ke tempatmu sekarang.

To : Zexion

Hahaha.. :D
sepertinya kau juga mengalami hal yang sama ya? Baiklah, thanks, Zexion.

From : Zexion

No prob, sampai bertemu di nanti, Roxas.

-xxx-

Tak lama setelah pesan antara aku dan Zexion berakhir, Ven membalas pesanku, yang tak lama disusul oleh pesan dari Sora. Aku segera membalas pesan mereka satu per satu. Akhirnya, setelah mereka selesai men-terorku dengan pesan mereka, dengan lega aku memasukan handphoneku ke saku. Tiba-tiba tanpa kusadari, sebuah syal merah melingkar di leherku. Aku segera menengok ke belakang, dan kutemukan pria yang sedari tadi kutunggu-tunggu.

"Axel!" Sekilas aku kaget mendapati Axel sudah berada dibelakangku. Apakah karena sibuk memperhatikan pesan-pesan yang datang sehingga aku tidak memperhatikan sekeliling?

"Heya, Roxy! Sorry, babe, rencana untuk berlatih sempat di delay karena ada sebuah kecelakaan kecil. Makannya kami keluar lebih telat dari seharusnya" Axel memperlihatkan wajah bersalah sambil memegang tanganku.

Aku tersenyum datar sambil menendang tulang kakinya, kini, ia meringis kesakitan. "Ouch! Roxy, aku tahu kau marah, tapi jangan menendangku tiba-tiba dong" katanya sambil mengelus kakinya yang tadi kutendang

Axel, ia lebih tua dariku 2 tahun, saat ini dia sudah kuliah, sedangkan aku masih kelas 2 SMA. Dan aku tidak mengira bahwa Ax mengenal Van juga, Van bilang ia bertemu dengan Ax sewaktu ia berada di LA dan mereka berteman baik.

"Baiklah, dengan tendangan tadi maka semua yang terjadi tadi sudah kulupakan" kataku sambil mulai berjalan "Kita pergi sekarang?" kataku sambil tersenyum

Axel hanya bisa pasrah sambil mengikutiku dari belakang "Ok, As Your Wish, My Dear Roxy" katanya sambil menggandeng tanganku

Tujuan kami siang ini adalah Taman Bermain, Axel sudah mengajakku sejak minggu lalu dan ia dengan protektif-nya membatalkan semua ajakan dari teman-temanku dan khusus mem-bookingku untuk hari ini.

Hari ini adalah Christmas Eve, Sehari sebelum hari peringatan Natal. Sora sudah ribut untuk memasang pohon natal dan menghiasnya semenjak masuk bulan Desember. Baginya, menghias pohon Natal adalah kesan yang sangat berarti, karena saat kami menghias Pohon Natal dirumah, tanpa kami sadari kami telah menghabiskan waktu untuk saling mengobrol, bercanda bahkan bertengkar untuk penempatan hiasan, tetapi kesan kebersamaannyalah yang Sora paling sukai.

"Hey, Ax.. katanya dimalam hari akan ada perayaan kembang api. Semoga salju di malam hari nanti tidak terlalu deras ya" kataku sambil berharap

"Well, kalaupun salju menerjang, aku pasti akan memelukmu hingga kau tidak akan kedinginan, Rox~" Ax berkata dengan santai, senyum lebar terpasang di mukanya

"Oh, How sweet both you are" Tiba-tiba kami mendengar suara seseorang, aku dan Axel langsung melihat kearah suara itu berasal.

"Riku!" kataku dengan muka yang agak merona

"Dan Sora!" Tiba-tiba Sora keluar dari belakang Riku sambil tersenyum lebar "Hey, Rox!" kata Sora dengan cengiran di wajahnya

Aku membeku melihat Sora yang tiba-tiba keluar dari belakang Riku, bukannya dia mau pergi ke rumah Riku? Apa yang dia lakukan disini? Ah, kalau Riku kesini, itu berarti Sora juga akan ikut dengannya khan?

"Hey, Kiddo!" kata Axel sambil mendekati Sora dan mengacak-ngacak rambutnya.

"Awww! Axel, hentikan! Hahaha..!" Sora berusaha melepaskan diri dari Axel, kemudian ia langsung memeluk Riku dari samping

Riku melihat sekilas kearahku, sebelum ia tersenyum penuh arti "Tenang saja, Rox, kami kemari bukan karena ingin menguntit date kalian. Aku mau bertemu dengan Kadaj, Sephiroth-nii memintaku untuk memberikan barangnya yang teringgal di rumah"

"Eh? Mereka berdua sedang-!" Sora yang tidak tahu menahu mulai heboh sendiri. Ia melihat kearahku lalu ke arah Axel, kemudian kembali ke arahku lagi "Kupikir, kupikir Roxas dan Axel hanya.."

"Sora!" aku meneriakinya, mukaku tampaknya sudah sangat merah

"Oww, C'mon, babe.. Ini sudah menjadi rahasia umum~" Axel dengan riang memeluk bahuku

"Ok, Ok.. aku tidak mau mengganggu kalian lebih lama lagi, ayo, Sora" Kata Riku sambil mulai berjalan kembali. Dengan gembira, Sora pun mengikuti Riku sambil sesekali melihat kebelakang dan melambaikan tangannya pada kami.

"Really! Kenapa kita harus bertemu Sora di tempat ini.." kataku sambil menghela nafas

"Hahaha~ kadang kejadian yang tidak terduga memang selalu muncul mendadak, Rox~"

Kami bermain cukup lama di taman bermain ini, hingga tak terasa sudah jam 6, itu berarti hampir 5 jam kami menghabiskan waktu disini. Saat kami sedang beristirahat sejenak sambil menikmati coklat panas, kami mendengar sebuah lagu dari siaran langsung

Giniro kirameku machi ame ga yuki ni kawatta
(The street glittered with silver as rain becomes snow)
Yumeiro mabushii miraimiteta anohi no CHRISTMAS
(I saw the dream colored future on that day of Christmas)
Anata wo mitewaratta seinaruyoru ni
(I smiled at you on that sacred night)

Tanpa kusadari, Ax memelukku dari belakang. Aku hanya tersenyum sambil menutup mataku. Bagiku, saat dimana Axel berada di sampingku adaah saat-saat yang sangat berarti

"Ax, 2 jam sebelum pesta kembang api dimulai, bagaimana bila kita ke sana?" Tunjukku pada sebuh Rumah Hantu yang terletak tak jauh dari tempat kami berdiri

"Hnnn, kau mau kesana, Roxy?" Tanya Axel sambil melihat kearahku

Aku mengangguk pelan "aku..ingin memastikan sesuatu, semenjak datang ke tempat ini, aku merasakan sesuatu dari rumah itu" kataku sambil menunduk kebawah

Aku dan Ven, memiliki kemampuan sixth sense, dimana kami bisa merasakan keberadaan mahkluk halus. Meskipun kemampuanku tidak sekuat Ven, tapi aku masih bisa melihat dan merasakannya.

"Baiklah, tapi, ingat selalu berada dekat denganku ya?" kata Axel sambil memeluk pinggangku

Mukaku kembali memerah

"Kau tahu, Rox? Mukamu sangat imut ketika seperti ini"

"Hey! Aku tidak suka kau katakan imut" kataku sambil mengembungkan pipiku. Axel hanya tertawa kecil lalu memegang kedua pipiku

"Sweetheart, aku menyukaimu karena kau adalah kau, dan wajah imutmu itu adalah sebuah tambahan dari daya tarikmu~"

Aku langsung memberikan death glare kepada Axel dan menendang kakinya kembali. "Aku-tidak-suka-kau-katakan-imut"

"Meanieee, Roxy.." katanya sambil menunjukkan puppy's eyes

"Ayo, masuk, Ax" kataku sambil menarik tangannya dan membiarkan tatapan memelasnya itu.

Tak lama setelah aku memasuki tempat ini, aku langsung merasakan sesuatu, sesuatu yang sangat berbeda. Tiba-tiba bulu kudukku berdiri, ada apa ini?

"A..Ax.." Pegangan Ax makin kencang memegang tanganku, berharap agar kami tidak terlepas

"Sesuatu tidak beres disini" kata Axel sambil melihat sekitar "Sudah beberapa langkah berjalan, tetapi mengapa tidak ada seorangpun disini?"

"..! Ax, disana!" aku menunjuk ke sebuah sudut ruangan, dimana orang yang bertugas untuk menakuti di rumah hantu ini, tergeletak di lantai tanpa sadarkan diri. Axel langsung memeriksa denyut nadinya

"Tenang, masih hidup" kata Axel kepadaku

Memang, suatu hal yang tidak beres berada disini!

Axel segera mengeluarkan kertas pelindung, yang digunakannya untuk melawan roh-roh halus. Meskipun tidak sekuat Van, tapi Ax tahu bagaimana menghadapi mahkuk-mahkluk tersebut. Ax maupun Van tidak memiliki Sixth sense, mereka hanya menangkap kehadiran mereka melalui 'aura' yang dipancarkan oleh mahkluk tersebut.

Kami berjalan dengan pelan, Axel tetap memegang tanganku, berusaha agar kami tidak terpisah, apalagi ditempat yang gelap seperti ini, akan sulit bagi kami bila sesuatu terjadi saat kami tidak bersama.

"Ax..aku merasakan aura yang sangat kuat dari pintu ini, mungkin, sesuatu berada di dalamnya" aku menelan ludahku, khawatir bila mahkluk yang akan ditemui saat ini sama seperti mahkluk yang pernah menyerangku dan Ven saat masih kecil, mahkluk yang sangat menyeramkan.

"Kau siap, Rox?" tanya Axel "Ingat, jangan sampai terpisah dariku, apapun yang terjadi"

Aku mengangguk, meskipun Axel mungkin tidak bisa melihatnya karena lorong yang sangat gelap. Kurasakan detak jantungku berdetak makin kencang.

Setelah tak lama berjalan ditengah kegelapan, akhirnya kami memutuskan untuk membuka pintu besar yang ada didepan kami, secara perlahan kami mendorong pintu besar tersebut. Dan ketika kami membukanya, seseorang berada di sana.

"K..Kadaj?" Tanya Axel, berusaha memastikan apakah orang yang berada didepan sana memang Kadaj atau bukan

"Huh?" Kadaj melihat kearah kami, ia memegang sebuah botol kristal kecil, dimana aku dapat merasakan 'aura' yang sangat besar berasal dari sana

"Aku..merasa ada hal yang tidak beres disini, makannya kuminta Riku untuk mengantarkan ini" katanya sambil melihat kearah botol kristal itu "bila kalian khawatir karena 'aura' yang dipancarkan olehnya, kalian sudah tidak perlu memikirkannya lagi" Kadaj pun mendekati kami lalu pergi keluar tanpa memberikan sepatah kata apapun.

"Hahhh..." kami berdua bernafas lega secara bersamaan. Padahal kukira kami akan melawan mahkluk-mahkluk itu lagi seperti dulu.

"Syukurlah Kadaj mendahului kita" kata Axel sambil merangkul pundakku "Bagaimana bila kita keluar sekarang dan mencari tempat yang bagus untuk melihat pesta kembang api?" tanya Axel

"Baiklah, lagipula kita sudah tidak mempunyai urusan lagi disini" kataku sambil mengikuti Axel menuju pintu keluar

Tak lama setelah kami keluar, kami mencari tempat untuk melihat pemandangan terbaik dimana pesta kembang api akan dimulai. Kami menemukannya di atas sebuah jembatan, dan tempat tersebut sangat sepi. Aku duduk di pinggiran depan Jembatan, membiarkan kakiku melayang di udara yang berhembus dari bawah. Axel memelukku dari belakang sambil menempelkan dagunya di leherku

"Hey, Rox"

"Hn?"

"Mau menghias pohon natal dirumahku besok?"

"Bodoh, aku khan menginap dirumahmu hari ini"

"bukan, bukan apartementku. Tapi rumahku, di LA"

Mataku melebar ketika mendengar perkataannya "apa?"

Axel tertawa sambil mengacak-ngacak rambutku "Menghias Pohon Natal di rumah asliku, Roxy-pooo" kata Axel setengah berteriak kearah kupingku

"Tapi, bagaimana kita kesana? Sekarang sudah malam"

"Aku sudah menyuruh Reno untuk membawa helicopter kemari, kupikir ia sudah setengah perjalanan kemari, mungkin tengah malam ia akan sampai"

"Axel.."

"Jadi? Bagaimana?"

Tanpa perkataan apapun, aku langsung memeluk Axel "Bagaimana mungkin aku menolak tawaran tersebut" kataku ditengah pelukan kami

Dan tak lama, suara kembang api pun mulai terdengar dari ujung sana

"Cantiknya.." kataku sambil melihat kearah kembang api tersebut

Kurasakan Axel tersenyum padaku "dan pesta kembang api ini sangat terasa bila kau berada di sampingku, Roxy.. Hey, bagaimana bila kita sekarang pulang, sebelum Reno datang, kita bisa melakukan it—" dengan segera, aku kembali menendang kaki Axel

Aku menoleh kebelakan, menutupi mukaku yang mungkin sudah memerah kembali dan meninggalkan Axel yang merana kesakitan.

~End Chapter I~

-Omake-

Reno : "Hey, Guys! Lama tak jumpa dengan kalian, Yo!"
Roxas : "Hey, Reno"
Reno : "Yo! Ngomong-ngomong, Kenapa Ax?"
Axel : (Roxy-ku yang manis kini sudah berubah menjadi bar-bar) #melukis di pasir

tiba-tiba.. Pippp-pippp-pippp

Axel : Oh, HP-ku. *baca pesan* Ehhh! Roxy! Apa yang baru saja kau katakan pada Ven!
Roxas : "Aku diculik Axel ke LA"
Axel : *sweatdrop*
Message[Ven] : "Ax! Adikku yang manis belum cukup umur buat kau culik ke tempat Orangtuamu! Temui Vanitas waktu kalian pulang!"
Axel : *terbayang Vanitas dengan macam-macam penyiksaannya* #merinding# Roxy! Selamanya kita tidak usah kembali lagi ke Twillight Town!

-End-

-xXx-

OK, chapter Akuroku udah selesai, di chapter berikutnya yang bakal jadi chara utamanya Riku sama Sora. Silahkan tinggalkan ripiu buat masukan, kritikan atau mungkin ide kalian untuk chapie selanjutnya~

Dear, Author, ren-chanz~
Thank You udah membaca fic ini

Merry X'mas guys