"Kau harus bersabar dalam menghadapi Sasuke..." Pernah suatu hari Itachi berkata begitu pada Naruto, tepat saat pria berpupil onyx itu berkunjung ke tempat adiknya. "Kau tau 'kan, Sasuke pernah hampir mengalami pelecehan seksual? Itulah yang membuatnya sedikit trauma..." Waktu itu, Itachi menjelaskan tentang apa alasan Sasuke enggan bercinta dengannya. Hum, Sasuke memang pernah hampir diperkosa oleh segerombolan pemuda ketika masih kecil dulu. Dan itu membuatnya takut dan trauma. Dan sebagai orang yang juga mencintai Sasuke, Naruto wajib tau. Agar tidak terjadi kesalahpahaman saat mereka sudah menikah suatu saat nanti.

Naruto hanya tersenyum simpul ketika Itachi menjelaskan semuanya, ia tau tentang masalah Sasuke. Dan ia mengerti jika istrinya itu hanya butuh waktu. Naruto juga tidak akan pernah memaksa Sasuke untuk melakukan lebih, waktu Sasuke mau 'dimanja' olehnya ketika kedua wanita kesayangannya datang saja, sudah membuat Naruto senang. Sasuke memang butuh waktu, dan Naruto memang harus bersabar.

"Aku tau Itachi-nii.. Aku, akan menunggu Sasuke, sampai ia mau..." balas lelaki bermarga Uzumaki itu, sambil tersenyum lebar, menampilkan deretan putih giginya yang rapi.

+._.+ X +._.+

Tittle: Making Love

Naruto by Masashi Kishimoto

Pairing: Naruto X FemSasuke

Warning: Lemon, Lime, OOC, AU, Gender bender, typo(s), abal, DLL.

+._.+ X +._.+

Makan malam di apartmen Naruto dan Sasuke, cukup tenang, juga hangat. Ada tawa dan canda diantara dua pasang suami istri itu. Nampak keduanya sangat bahagia dalam menjalani biduk rumah tangga. Tapi...

"Hey, kenapa kau memandangiku terus? Ada yang salah denganku?"

Sasuke terhentak kaget ketika kegiatannya memandangi Naruto disadari oleh suaminya. Perempuan itu menggelengkan kepalanya, "Tidak... Tidak ada apa-apa kok, hehehe."

Naruto, dia tau betul seperti apa sifat Sasuke. Seperti apa kebiasaan Sasuke saat sedih, suka, atau galau, begitu pula saat ini. Naruto tau jika Sasuke sedang memikirkan sesuatu, dan itu pasti berhubungan dengan dirinya, Naruto yakin itu. Tapi, Naruto bukan tipe pemaksa, oleh sebab itu, ia tidak akan memaksa istrinya itu untuk bercerita jika bukan karena keinginan perempuannya sendiri.

'Aku... ingin sekali... 'melengkapimu', Naruto...' desis Sasuke dalam hati.

.

.

#

.

.

Malam itu, Sasuke masih terjaga, sama sekali tidak merasa kantuk atau lelah. Ia yang tidur dengan posisi menyamping, dapat melihat langsung bintang yang tersebar luas di atas sana. Kadang, ingin sekali Sasuke mencoba menghitung bintang-bintang itu, tapi membayangkannya saja sudah membuat Sasuke menghela nafas. Bagi wanita muda itu, menghitung jutaan bintang di angkasa sana, sama susahnya dengan merelakan dirinya hanya untuk Naruto. Ia begitu ketakutan, dan ketakutan itulah yang membuatnya sulit untuk menghapus bayang-bayang masa lalu yang sangat ingin dia lupakan. Ketakutan yang membuatnya trauma. Trauma yang bahkan membuat orang disekitarnya menjadi terganggu. Baiklah, dalam masalah Sasuke ini, memang Naruto tak terganggu, tapi tetap saja, bagi Sasuke, dia takkan bisa membuat Naruto lengkap sebagai suami dan ayah, jika melakukan seks saja, menjadi kendala baginya. Memikirkan semuanya, selalu saja membuat Sasuke ingin menangis. Namun sebelum airmatanya jatuh, lelaki yang ia cintai selalu muncul, seakan tidak rela ia menangis hanya karena hal konyol yang tidak berguna. Sasuke tau, 'bercinta' dapat membuatnya merasakan surga dunia, tapi... untuk mencapai surga dunia itu, kenapa begitu sulit buatnya?

'Aku juga ingin merasakannya, mencapainya bersamamu, membuatmu lengkap, tapi... tapi... eh?' Sasuke tersadar dari lamunannya, sesuatu sedang membelai lembut pipi dan rambutnya.

"Kau belum tidur?" bisik pemuda Uzumaki itu, dengan mesrah ia kecupi pipi dan telinga Sasuke, yang reflek membuat perempuan itu begidik karena geli. Belum lagi hembusan nafas Naruto di dekat lehernya, ukh... membuat Sasuke gerah. Tapi, sebelum 'sesuatu' yang lebih dari itu terjadi, Sasuke mendorong dada Naruto menjauh dari dirinya.

Penolakan lagi?... Lirih Naruto kala itu. Mungkin memang ia harus lebih bersabar dalam menghadapi Sasuke. Karena ia memang mencintai Sasuke, bukan karena nafsu semata.

"Baiklah, sudah malam. Kau har-" Naruto terkesiap, Sasuke tiba-tiba turut duduk berhadapan dengannya, dan menghempaskan tubuh mungilnya dalam dekapan hangat Naruto.

"Aku ingin 'bercinta' denganmu!" Dengan tegas Sasuke berucap, walaupun, wajahnya sudah semerah tomat saat ini. Dan sayangnya, Naruto tidak dapat melihat wajah penuh rona merah sang istri, karena keduanya dalam keadaan saling berpelukan. "Aku ingin merasakan 'surga' bersamamu, aku... aku ingin menghapus ketakutanku!"

Hening... Naruto tak menyangka jika Sasuke akan berkata begitu. Bahkan, Sasuke saja tidak begitu yakin akan mengatakan hal sedemikian rupa.

Naruto melepaskan dekapan Sasuke dari tubuhnya, ia hanya ingin memastikan Sasuke tidak dalam keadaan mabuk saat ini. "Kau bicara apa, sih? Aku sudah bilang padamu 'kan... Aku, akan menunggumu sampai kau siap!"

"Aku hanya ingin menghapus rasa takutku, dan untuk itu, aku harus menguatkan hatiku, Naruto! Aku harus!"

Mendengar tekat Sasuke, juga sorot penuh keyakinan di mata istrinya, membuat Sasuke hanya bisa tersenyum. Dibingkainya, kedua pipi Sasuke, lalu menempelkan keningnya di kening Sasuke, sambil berbisik, "Kau yakin?"

Sasuke menatap penuh keteguhan, kedua bola mata Naruto, "Aku yakin, Dobe! Aku harus berani, dan kau juga harus memberiku dukungan!"

"Apapun yang terjadi?"

"Apapun, Naruto!" Sasuke meremas kuat jemari Naruto yang setia bertengger di wajahnya. Ahh... Wajah serius Sasuke itu membuat hati Naruto teduh, karena penantiannya, akhirnya telah usai.

Shappire bertemu onyx, saling menatap dalam dan penuh cinta. Hingga akhirnya, keduanya bersatu dalam sebuah pagutan lembut dibibir masing-masing. Ciuman penuh cinta yang seakan mengalirkan banyak kehangatan. Deep kiss yang singkat, namun benar-benar dinikmati oleh kedua suami istri itu.

Sasuke's POV...

Sekali... Dua kali... Tiga kali... Ahh, entah sudah berapa kali bibir kenyal Naruto mencium bibirku. Melesakkan lidahnya dalam rongga hangatku, mengajak lidahku yang terlatih menari dan bergulat bersama lidahnya. Menyesap saliva masing-masing, dan memberi kenikmatan yang menyenangkan walau hanya saling berciuman.

"Hmmphh... Nmmnn..." Lidahnya begitu pandai dalam permainan ini, membuatku tak sanggup untuk menahan gejolak kenikmatan yang membuatku hampir lupa diri.

Kupeluk leher jenjang Naruto, kupejamkan kedua kelopak mataku, menikmati centi demi centi gerakan liar lidah suamiku itu. Kubiarkan indra perasanya, menari-nari dan memilikiku, aku bahagia... aku senang dengan yang ia lakukan. Lagipula, ini adalah ciuman ternikmat yang pernah Naruto lakukan padaku.

"Ennghh..." Naruto hempaskan tubuhku di atas ranjang, ia tatap mataku dalam-dalam, hingga aku dapat melihat pantulan wajahku di kedua bola mata birunya. Dia tersenyum lembut kepadaku, dan mulai melepas satu persatu, kancing piyama tidurku...

Naruto's POV...

Wajahnya merona, nafasnya juga memburu, dan degup jantungnya.. terasa begitu cepat ketika tanganku tak sengaja menyentuh bagian depan tubuhnya, tepat ketika aku mulai melepaskan satu persatu kaitan kancing baju tidurnya. Tubuh putih ramping Sasuke, terekpos tanpa penghalang dihadapanku, pemandangan yang tak pernah kulihat sebelumnya, sosok yang begitu sempurna dan menggoda. Yeah, Sasuke memang begitu menggoda dimataku. Dia bagaikan candu yang membuatku mabuk oleh pesonanya.

"Kau yakin, Sasuke? Aku bisa berhenti jika kau mau..." tanyaku memastikan. Karena sungguh, aku tak ingin Sasuke melakukan seks karena terpaksa, atau alasan apapun. Aku ingin, 'ini' terjadi murni atas dasar cinta.

Sasuke mengangguk mantap, kedua matanya yang sayu menatap wajahku dengan penuh kesungguhan. Aku tersenyum sejenak. Sebelum menghadiahi kening, hidung, dan pipi Sasuke kecupandan jilatan lembut. Kecupan yang membuat sekujur tubuhnya bergetar. Kecupan yang berakhir pada kedua belah bibirnya yang terbuka untuk mencari udara. Lidah kami saling bertautan, mendorong, dan ingin mencari siapa yang patut mendominasi. Hingga Sasuke patuh dan tidak menolak ketika indra perasaku melesak lembut di dalam rongga lembabnya.

Normal POV...

"Mmnnnhh... Hnnhhh!..." Sasuke terhentak, ketika entah sejak kapan jari-jari Naruto berada bawah sana. Masuk melewati underpants Sasuke, lalu menggosok perlahan titik tersensitif Sang istri.

"Nngghhh... Aahh... Aaahh... Ughh..." Sasuke mencengkram punggung Naruto, wajahnya memerah akibat menahan sensasi kenikmatan yang menjalar disekujur raganya, ketika Naruto menghisap nipple dikedua bukit kembarnya, bergantian, dengan liar dan gerakan yang sangat 'mengaggumkan'.

"Haaa...Narruuhhh...Naruuhh..." erangan Sasuke seakan menggema diruangan remang itu, menjadi nada penyemangat untuk Naruto dalam memanja Sasuke.

Sedangkan Sasuke, dia hanya dapat memejamkan mata, sambil memalingkan wajahnya ke kanan dan kiri.

Sementara jari tengah Naruto, terus sibuk memijat dan memilin klirotis Sasuke yang mengeras. Membuat seluruh bagian Vagina Sasuke makin basah oleh lendir lengket khas kaum wanita. Menggosoknya semakin cepat dan cepat.

"Haaa... aaahh... Mnnhh... Aaah... Naruto-hhh... AAKKHHHH..." Sasuke menjerit kencang, tubuhnya bergetar hebat dalam pelukan Naruto. Matanya yang terpejam erat, kini dipenuhi oleh jutaan bintang yang menari-nari di depannya, ketika perempuan itu, akhirnya menyemburkan cairan kenikmatannya untuk pertama kalinya setelah adegan menyedihkan 10 tahun yang lalu. Hingga membuat telapak tangan Naruto basah oleh cairan lengket itu.

"Arrghh... Hhh... Hhhh..." Naruto merangkul pinggul Sasuke, membiarkan gadis itu menikmati puncak orgasmenya. Bahkan ia merelakan punggungnya terluka karena dicengkram terlalu kuat oleh Sasuke. Karena inilah yang selalu ia tunggu, mendengar dan membiarkan Sasuke menikmati 'indahnya' orgasme. Hampir satu menit lebih Sasuke memeluk Naruto, mencoba menormalkan deru nafasnya, dan sedikit memulihkan energinya usai orgasme barusan. Membiarkan tubuh lembabnya dipeluk mesrah oleh suaminya.

"Bagaimana perasaanmu?" bisik Naruto lembut.

Sasuke tersenyum simpul, "Hhh... Aku bahagia..." lirihnya. Mungkin istirahat beberapa menit mampu mengembalikan sedikit energinya.

.

.

#

.

.

Naruto memeluk tubuh ringkih Sasuke, kembali merangsang tubuh sang istri agar kembali bergairah. Naruto berusaha untuk tidak gegabah, sebab ini adalah hal pertama keduanya, dan ia tidak mau membuat Sasukenya kesakitan. Ia tidak ingin menjadi suami yang egois, ia harus bersabar.

"Enhhh..." Sasuke menggeliat resah, jantungnya berpacu tidak normal. Rasa sakit dan sedikit perih menganggu tubuh bagian bawahnya saat ini. Perempuan cantik itu mengerti, kini Naruto mencoba untuk memasuki liang pribadinya yang masih utuh. Hanya saja... "Akhh..." Rasa sakit saat lubangnya hendak ditembus, membuat Sasuke teringat akan kejadian buruk yang menimpanya. Itu sungguh menyakitkan.

"Sasuke..." Naruto bersuara, mengejutkan sang istri yang entah kenapa menitikan airmata. "Kau ingin aku berhen-"

"Tidak!" Sasuke menggeleng cepat, ia hapus airmata di sekitar wajahnya, dan menatap pupil safir Naruto dengan oniksnya yang indah. Perempuan berkulit putih itu mencoba memantapkan hatinya. "Tidak apa, aku baik-baik saja. Kita lanjutkan saja..." desis Sasuke, mencoba membuat Naruto percaya. Melihat ekpresi sungguh-sungguh di wajah Sasuke, Naruto pun melanjutkan kembali 'acara' yang sempat tertunda.

.

.

#

.

.

"Ennhh... Aahhh..." Suara erangan menggema lembut di udara, menambah friksi menggoda dengan desahan merdu yang menambah panas suasana. "Khhh... Ughhh... Emnnhhh..." Terus dan terus terdengar, bagai nyanyian 'liar' yang menambah gairah dan kenikmatan untuk yang mendengarkan. Lengkap dengan 'tarian' gemulai yang meliuk erotis dalam tiap kesatuan. Geliat tubuh yang terbalut peluh kenikmatan, 'tarian' cinta yang semakin lama menuntun pelakunya menuju dunia yang hanya diwarnai oleh satu cahaya, putih... tak ada yang lainnya lagi. Rona merah di wajah, bibir yang basah dan terbuka, tubuh putih yang ternoda oleh banyak tanda cinta, 'kebangsawanan' yang mulai terdesak oleh kenikmatan surga dunia, desah dan erang yang bersatu dalam melodi indah, hela nafas juga peluh yang menyatu dalam sebuah tempo gerakan yang menyakitkan sekaligus menyenangkan, menjadi satu bagian dalam ritual menyenangkan. Pelukan erat dan teriakan keras menjadi puncak acara utama. Memejamkan mata untuk melihat cahaya putih yang mereka katakan sebagai 'surga dunia', mencengkram kuat tubuh satu sama lain yang polos tanpa pelindung, hingga terkulai lemas dalam kebahagiaan yang melelahkan.

"Dobe..." Lirih pemuda yang berada dalam dekapan pria yang baru saja memeluk erat tubuhnya yang lembab akibat 'hobby' baru keduanya, "Ini... hebat.." Sasuke menghela nafas lelah, dengan rasa kantuk yang perlahan-lahan menjadi kabut di kedua matanya.

Seseorang yang dia panggil 'Dobe' hanya tersenyum, seakan tidak berdosa. Lelaki yang masih berada di atas tubuh wanita berambut Raven di bawahnya membalas, "Karena inilah yang kita inginkan..." Dalam satu dekapan hangat, mereka mencoba untuk menyamankan diri. Dan tidur dengan nyenyak untuk mengusir rasa lelah yang ada.

+._.+ X +._.+

Naruto hanya tersenyum tipis melihat gerakan dari sosok yang semalam menjadi teman 'bercintanya'. Wanita yang sepertinya terusik oleh sinar Matahari yang menyorot wajahnya.

"Bangun, Sasuke! Kau tidak lihat matahari sudah sangat panas pagi ini.." Naruto yang duduk dengan kedua kaki dilipat, mengacak-acak rambut Raven istrinya, yang memang sudah berantakan. Menunggu sampai pupil oniks wanita itu terbuka seutuhnya.

"Ngghh... Aku masih mengantuk!" Rengek Sasuke kala itu, menggeliat, dan malah menyamankan posisi tidurnya. Ia masih sangat lelah, dan ingin sekali ia tidur seharian ini karena efek 'kegiatannya' semalam.

"Ada deadline hari ini bukan?" Naruto kembali bersuara, ia yang menatap Sasuke dengan pandangan penuh cinta, dan hati yang bahagia. Sasuke mendengus, seolah tidak memikirkan janjinya kepada Sakura untuk mengirim Cerpen seri ke 7nya di Konoha Magazine via Email. Ia benar-benar ingin istirahat total.

"Jangan memaksa, Dobe! Kau 'kan tau, mod seorang penulis itu tidak bisa dipaksa!"

Ahh, Naruto tersenyum lebar saat ini. Ia kembali menjatuhkan tubuhnya di sebelah Sasuke, dan langsung mendekap erat badan ramping sang Istri. "Tapi sebagai suamimu, aku tau lho cara yang tepat untuk membangkitkan moodmu.."

Haa... ini masih pagi, dan keduanya b elum juga membersihkan tubuh mereka efek Making Love semalam. Tapi, hasrat Naruto kembali berkobar dan tak sabar 'memainkan' game menyenangkan dengan sang Istri yang tak lagi merasa ketakutan...

+._.+ X +._.+

OWARI

+._.+ X +._.+

MAAF, KARENA HASILNYA TAK MEMUASKAN, TERLALU PENDEK, NGEGANTUNG, ABAL, ATAU APAPUN, FU MEMNAG MASIH HARUS BANYAK BELAJAR. Terima kasih untuk semua yang sudah mengikuti fanfic ini dari awal, untuk.. Miss no login, Yashina Uzumaki, Kizuna Namikaze, Monica monivia, naomi misaki, astia aoi, Aomi Ammyu , mugen' chikara kyoshiro.. dan semua yang telah mereview dan membaca fanfic Fu yang ini... ARIGATOU..

Sampai Jumpa...

Salam,

Happy-happy Fu...