A/N: Hai semuanya, aku adalah author fanfic 'Miku's Life' tetapi cerita itu sedang ku edit jadi bisa saja masih sangat lama sampai saya meng-update-nya. Oh iya, saya membuat cerita ini karena terinspirasi dari pelangi yang bentuknya kayak selendangku yang ilang.

Diclaimer: Aku tidak memiliki Vocaloid sama sekali, aku hanya memiliki idenya.

Len, Gakupo, dan Kaito sedang bermain di ladang rumput yang sangat luas. Ladang rumput itu adalah tempat mereka berkumpul karena di situ sangat adem, nyaman, dan tenang. Beda dengan di perumahan mereka.

"Gakupo, kita mau ngapain sekarang? Aku bosen." Ucap Len sambil tiduran di rumput.

"Hay, lihat deh ada pelangi yang sangat cantik." Ucap Gakupo sambil menunjuk ke pelangi yang berada di atas awan.

"Iya, pelangi itu bagaikan selendang." Ucap Kaito.

"Gimana ya rasanya berada di atas awan. Kira-kira kita ketemu sama bidadari yang cantik nggak?" Tanya Len.

"Haduh, pikiranmu cewek mulu sih. Mentang-mentang kamu itu playboy. Gimana kalau kamu bener-bener suka sama cewek?" Tanya Gakupo.

"Kalau itu terjadi, aku tidak akan makan pisang sama sekali selama setahun." Jawab Len.

"Oke, jangan kau lupakan perkataanmu tadi." Ucap Gakupo.

Selama mereka berdua berbincang-bincang, Kaito sedang memerhatikan pelangi tadi. Lalu, Ia mendengar seorang cewek dengan suara yang lembut dan manis berkata "Ayolah kemari. Ikutlah denganku ke atas awan. Bukankah kau penasaran dengan keadaan di atas awan?" Kaito langsung mencari sumber suara tersebut. Kedua temanya melihat tingkah laku Kaito dan mengira bahwa dia telah kehilangan sesuatu.

"Apa yang kau cari, Kaito?" Tanya Gakupo.

"Kalian tidak dengar suara tadi?" Balas Kaito.

"Suara apa?" Tanya Len.

Kaito menjelaskan bahwa dia mendengar seseorang mengajaknya ke atas awan. Dia juga menjelaskan bahwa suara itu adalah suara seorang perempuan. Kedua temanya mengira bahwa Kaito telah diajak bicara dengan hantu tetapi Kaito menganggap suara tadi sebagai suara bidadari dari atas awan. Kedua temanya tertawa terbahak-bahak.

Setelah mereka semua sudah pulang dan berada di atas tempat tidur masing-masing, mereka tertidur dengan nyenyak. Tetapi, Kaito mendapatkan mimpi yang membingungkan. Dia mendengar suara perempuan tadi. Saat Kaito membuka matanya, dia sedang di angkat, bagaikan tidak ada gravitasi di sekitarnya.

Setelah sekian lama, Kaito berada di suatu tempat yang hanya ada putih warnanya. Lalu, warnanya mulai menjadi ke pink-pinkan dan menjadi seperti sebuah perumahan. Kaito melihat ke sekitarnya dan dia langsung melihat kedua temanya yang sepertinya juga bingung dengan keadaan sekitar.

"Gakupo! Len!" Teriak Kaito sambil berlari menuju kedua temanya.

Gakupo dan Len melihat Kaito yang sedang berlari ke arah mereka.

"Yo, kita dimana ini, Kaito?" Tanya Len.

"Itu yang ingin kutanyakan kepada kalian." Jawab Kaito.

"Apakah ini surga? Tunggu kalau begitu berarti kita sudah mati. Bagaiman kita mati? Seingatku tadi aku lagi tidur nyenyak di kasurku, kok bisa sampai ke sini ya?" Tanya Gakupo.

Lalu, seorang perempuan berambut panjang pink dan sayap yang besar menyambut mereka bertiga.

"Selamat datang, saya adalah Megurine Luka, Ratu Kedua, adakah yang bisa saya bantu?" Tanya perempuan tadi. Gakupo yang terkesan dengan kecantikanya, langsung memegang tangan Luka dan berlutut.

"Salam kenal, nama saya adalah Kamui Gakupo, saya ingin bertanya, apakah perempuan secantik dan seanggun dirimu ingin menjadi pasanganku?" Ucap Gakupo. Perkataan Gakupo langsung dibalas dengan pukulan yang keras, sampai-sampai Gakupo melayang.

"Ratu Kedua, jangan seperti itu ke tamu kita. Salam kenal, nama saya adalah Kagamine Rin, Ratu ketiga. Bolehkah saya tahu nama kalian?" Ucap seorang perempuan berambut pirang dengan pita putih yang diikat di kepalanya dan sayap yang lebih kecil daripada sayap Luka.

"Nama saya adalah Kaito Shion dan ini teman-teman saya, Kagamine Len dan Kamui Gakupo." Jawab Kaito yang diikuti dengan ucapan "Hai" dari teman-temanya.

"Baiklah, mari ikutlah kami ke istana kami." Ucap Luka. Ketiga laki-laki itu tidak mengerti apa-apa tetapi tetap saja mengikuti kedua perempuan itu.

Setelah sampai di istana, mereka disambut dengan perempuan-perempuan. Kadang, Len akan ketinggalan karena dia menggoda salah satu perempuanya terlebih dahulu. Mereka berhenti di sebuah ruangan yang sepertinya adalah ruang tidur.

"Kalian bersih-bersih dulu di sini, lalu kami akan menjelaskan semuanya di ruang makan sambil sarapan dan kalian tidak perlu khawatir tentang baju dan arah ke ruang makan karena semua itu sudah disiapkan." Ucap Rin, tetapi beda dengan saat pertama kali dia bicara, sekarang suaranya menjadi imut dan bersemangat.

Saat kedua perempuan itu ingin membalikan badan untuk pergi, Luka berhenti dan berkata "Oh, dan kalian jangan menyamakan kami dengan wanita manusia yang berada di bawah, kami adalah bidadari." Lalu mereka pergi.

Ketiga cowok tersebut tidak mengatakan apa-apa, karena bagaikan mereka disihir, mereka melakukan perintah bidadari-bidadari itu. Setelah mereka selesai, ada seseorang yang mengetuk pintu kamarnya.

"Permisi, saya adalah Meiko, bidadari penjaga yang akan mengantar para tamu ke ruang makan. Ketiga cowok itu keluar dengan memakai baju-baju yang formal. Kaito memakai baju berwarna biru, Gakupo ungu, dan Len coklat muda. Meiko mukanya memerah selama sedetik lalu berjalan menuju ruang makan. Ketiga cowok tersebut mengikutinya, mereka hanya ingin mengetahui keadaan sebenarnya.

Saat mereka di ruang makan, semuanya terlihat sangat formal. Dari dinding ke lantai dan atap, semuanya sangat bersih dan formal. Tetapi, di meja yang lumayan panjang hanya diisi oleh dua bidadari. Padahal, meja tersebut bisa diisi oleh lebih dari dua puluh orang. Setelah mereka duduk, makanan dihidangkan, ada banyak sekali makanan yang dihidangkan.

Lalu, ada bidadari dengan sayap yang sangat besar, masuk ke ruangan. Bidadari tersebut memakai gaun panjang merah dan mukanya ditutupi oleh sebuah cadar pink. Bidadarinya melepaskan rambutnya yang sangat panjang itu terlepas dan menghiasinya dengan sebuah mahkota putih.

Semua bidadari membungkuk untuk menghormatinya. Saat bidadari tersebut sudah berada di sebelah kursi terbesar di meja, Luka dan Rin berdiri.

"Ratu Pertama." Ucap Luka dan Rin.

Bidadari yang disebut 'Ratu Pertama' itu menganggukan kepalanya dan Luka dan Rin pun duduk kembali. Saat Ratu Pertama duduk, Rin mulai berbicara "Mari kita sambut kedatangan tamu kita dengan hidangan sarapan yang lezat ini." Bidadari-bidadari yang berada di sisi ruangan mengatakan "Mari" secara bersamaan lalu mereka pergi.

Sekarang, Luka yang berbicara "Kaito Shion, Kamui Gakupo, Kagamine Len, kalian telah terpilih oleh Ratu Pertama untuk datang ke dunia di atas awan ini untuk menyelamatkan dunia kalian dan dunia kami."

Rin melanjutkan Luka "Sesuatu telah membuat dunia kami tidak stabil, maka kami mohon pertolongan dan kerja sama kalian bertiga."

Ketiga laki-laki tersebut hampir pingsan karena percakapan kedua bidadari tersebut.

"Apa? Jadi maksudnya itu kita disuruh nyelamatin dunia?" Tanya Kaito.

"Memang itu yang tadi aku- ups, saya ucapkan." Jawab Rin.

"Kalau begitu kenapa kita yang dipilih?" Tanya Len.

"Seperti yang saya jelaskan tadi, kalian dipilih oleh Ratu Pertama." Jawab Luka.

"Bukan, maksudku itu, hanya kami bertiga yang disuruh nyelamatin dunia?" Tanya Gakupo lagi.

"Tidak, hanya saja ada yang sudah datang sebelum kalian dan ada juga yang belum datang." Jawab Rin.

"Jadi kita disuruh ngapain?" Tanya Len.

"Seperti yang kalian bisa lihat, Ratu Pertama belum mengatakan sepatah katapun dan Ratu Pertama juga memakai baju yang sangat tertutup. Ratu Pertama sedang sakit, kami meminta kalian untuk mencari cara untuk menyembuhkanya. Jika Ratu Pertama tidak sembuh-sembuh, maka dunia kami dan kalian akan hancur." Jelas Luka.

A/N: Jadi, gimana? Ini aku tulis dari jam 2 sampai jam 3, aku ngantuk banget. Tapi, kayaknya aku nggak bakalan nge-update selama 2 minggu karena UAS. Mana aku juga kelas IX pula. Huh, pusing deh..

Ya udah, Review ya…..