Fanfict OkiKagu kedua setelah 'When She Got An Extra Lessons'! karena lagi ga mood ke bahasa Inggris-in (dan grammar pun masih jelek -_-) jadi pake bahasa Indonesia. Tapi kalau udah mood bakalan ada yang versi bahasa Inggrisnya. Berdasarkan arc ketika Yorozuya dapet handphone setelah Sadaru poop. Hahaha. Cerita ini kebagi atas 2 bagian. 1 of 2.


Kagura duduk di sofa tempat ia biasa 'tiduran' menatap sebuah handphone lipat kecil berwarna merah muda dan sebuah gantungan handphone bertuliskan 'Yorozuya'. Menunggu sebuah email jawaban dari salah seorang yang ia kirimi 'live report' setiap saat dari handphone, Gintoki dan Shinpachi.

Ia menunggu sejak tadi. Tidak ada satupun email balasan. Tidak ada. Tapi ia terus menunggu.

Sadaharu menatapnya kasihan. Ia ingin menghibur pemiliknya dengan memakan kepalanya. Tapi kepalanya sedang menempel di sofa. Jadi ia hanya memperhatikan dari jauh sambil kadang terkantuk.

Kagura tetap menunggu.

*Triing*

Gadis itu tiba-tiba terbangun, mendengar sebuah nada tanda email masuk ke handphone-nya. Dengan rasa penasaran akan siapakah yang membalas emailnya ia membuka handphone-nya dengan antusias.

"Hijikata-san. Aku menemukan sebuah pie yang isinya bom. Kalau kau mau akan kubelikan sebuah."

...

"... Salah sambung...?" gumam Kagura, terbengong menatap layar handphone.

Gintoki tidak pernah memanggil Hijikata memakai '-san'. Kalaupun itu Shinpachi, ia tidak akan repot-repot mengirimi email untuk bertanya apakah si maniak mayones mau dibelikan pie berisi bom.

Jadi tidak lain dan tidak bukan itu adalah... Sougo Okita!

Awalnya Kagura berniat 'baik-hati' memberitahunya bahwa si pangeran sadis itu salah sambung. Tapi rasa benci membuatnya berniat untuk mengusilinya.

"Maaf, kau salah sambung. Tapi dari tulisanmu sepertinya kau orang yang menarik." ketik Kagura di dalam layar handphone sambil terkekeh-kekeh. Lalu send, email pun terkirim.

Tak lama kemudian sebuah email balasan datang membuat handphone Kagura berdering.

"Hm. Terima kasih. Ngomong-ngomong kau siapa?" kata Sougo dalam pesan email.

Kagura kembali membalas, "namaku Kagu-" ia langsung menghapus namanya lalu mengetik kembali, "Yuki. Dan kau?"

"Sougo. Sougo Okita."

Mereka lalu saling bercerita tentang diri mereka. Kagura tentu saja berbohong soal deskripsi yang ia ceritakan kepada Sougo. Tinggi, sedikit hitam, berambut panjang berwarna merah muda, dan berwarna hijau? Kagura sama sekali tidak seperti itu.

Sampai tiba-tiba, pesan balasan Sougo begitu aneh.

"Kau punya orang yang disuka?"

Kagura kaget lalu tertawa terbahak-bahak. Rasanya tidak percaya kalau si Sadis bisa langsung menyukai gadis yang baru dikenalinya! seru Kagura dalam hati.

"Untuk saat ini belum. Tapi aku tertarik padamu. Kalau kau?"

"Aku juga tertarik padamu. Tapi aku sudah menyukai orang lain."

Kagura terdiam sejenak. Tiba-tiba ia merasa penasaran.

"Boleh tau siapa?"

"Kau tidak akan tahu siapa dia."

"Gadis yang beruntung itu seperti apa rupanya?"

"Pendek, kulitnya sangat putih. Rambutnya merah keoranye-oranyean yang diikat ala orang Cina dan bajunya pun baju Cina. Sikapnya seperti preman, tidak ada perempuan-perempuannya sama sekali."

Panjang sekali deskripsinya, gumam Kagura. Tapi dari semua deskripsi yang ia sebutkan hanya ada satu yang ia tahu persis seperti itu.

Dirinya sendiri.

Ia tambah penasaran.

"Haha, tidak ada perempuan-perempuannya sama sekali? Lantas kenapa kau menyukainya?"

"Aku sendiri tidak tahu. Menurutmu?"

Kagura tidak menjawab email itu lagi. Jantungnya berdetak sangat cepat. Tunggu. Ini karma? Mengusili orang dan tiba-tiba malah mendapat pernyataan seperti ini. Meski tidak langsung, tapi rasanya begitu berdebar.

"Apa ini. Bodoh. Orang jelek. Orang paling sadis," katanya pelan.

Seseorang membuka pintu Yorozuya. Seorang pria berambut perak dan seorang pemuda berkacamata datang membawa beberapa plastik.

"Hei, ada apa dengan wajahmu itu? Seperti habis terbakar," kata Gin.

"... Memang."

Gin dan Shinpachi terkejut melihat jawaban Kagura yang... bukan dia banget.

Ia lalu duduk di kursi 'kebesaran' tempat ia biasa duduk dan melayani klien. Sementara Shinpachi duduk di sofa di sebrang sofa tempat Kagura duduk.

"Ngomong-ngomong tadi Soichiro meminta alamat emailmu."

"Soichiro?"

"Itu, yang suka pakai penutup mata bergambar mata. Bocah Shinsengumi."

"Mungkin maksudmu Okita-san," Shinpachi tiba-tiba menyahut.

"Ya siapapunlah namanya."

"Untuk apa?" Kagura kembali bertanya.

"Entahlah. Tapi dia mengetik nama Hijikata di layar handphonenya setelah itu dia tahu aku mengintipnya lalu pergi. Ekspresinya sama sepertimu loh."

Kagura serentak berdiri lalu lari keluar Yorozuya.

Gin dan Shinpachi bengong tak mengerti apapun.

Hah! Seru Kagura dalam hati.

Hah! Apa-apaan ini? serunya dalam hati lagi.

Dasar sadis!

Seorang pemuda berambut coklat pasir berdiri di kedai dango, menatap layar handphone. Kagura segera mendatanginya lalu menendangnya. Sougo reflek menghindar.

"Apa ini. Serangan mendadak," ucap Sougo dengan nada dan ekspresi wajah datar.

"E-Email! Maksudmu apa?" teriak gadis itu di depan muka si pemuda.

"Maksudmu? Email apa?"

"Yuki!"

"Oh itu. Habis kau mengusiliku jadi kuusili balik," ia melahap satu tangkai dango-nya.

Kagura diam sambil berpikir. Ia lalu menatap Sougo dengan penuh amarah.

"Jadi soal yang kau menyukai siapa itu... usil juga?"

"Menurutmu?"

Kagura kembali menendang Sougo. Kali ini kakinya ditahan oleh tangan kanan Sougo.

"Kau bukan hanya sadis tapi juga jahat!"

"Sadis dan jahat itu adalah dua hal yang tidak terpisahkan, Cina."

Gadis itu menurunkan kakinya seiring dengan tangan Sougo yang tidak lagi menahan kakinya. Ia menunduk. Sougo bersiap-siap serangan apalagi yang akan didapatnya kali ini.

*Plaaak!*

Tangan kiri Kagura melayang melewati pipi Sougo, dan tidak sempat ia tahan.

Kagura kembali mengangkat kepalanya. Ia menangis.

"Bodoh."

Ia berlari meninggalkan Sougo. Wajahnya merah habis kena tampar.

Gadis itu terus melangkah jauh hingga tak terlihat tertutup keramaian masyarakat Edo.

Sougo tak melakukan apapun. Bahkan tidak untuk memandangnya hingga tak lagi terlihat.