Hai minna, author ga jelas ini datang lagi bikin cerita..

Padahal punya 1 fic yg mesti dilanjutin, tapi malah bikin cerita baru lagi.. #digaplok

Langsung aja ya..

Naruto Masashi Kishimoto.

Bangau Phouthrye Mitarashi15.

Pairing : Sakura Sasuke.

Warning : Gaje, Abal, Typo bertebaran, alur kecepetan, susah dimengerti, EYD berantakan, ga bagus, tema pasaran, dll.

.

.

.

-BANGAU-

.

Senin pagi yang cerah di Konoha City.

Terlihat seorang gadis cantik dengan rambut bubble gum dan mata emerald yang sedang berjalan santai menuju sekolah.

Gadis cantik bernama Haruno Sakura yang duduk dibangku kelas 2 SMA Konoha High School berusia 17 tahun itu nampak riang disepanjang perjalanan.

"Pagi yang cerah," gumamnya berbinar-binar.

Langkahnya nampak ringan dengan disertai dengungan lagu yang melantun dari suaranya.

Tak sampai sepuluh menit ia sudah sampai dibangunan sekolah yang memang termegah dan terkenal di Kota tersebut.

Jangan heran jika Sakura sanggup bersekolah disana karena dia adalah anak dari keluarga yang bergelimang harta, tapi meskipun kaya ia tak sombong dan angkuh juga tidak suka memamerkan segala sesuatu yang ia punya pada oranglain, seperti sekarang ini ia memilih berjalan kaki kesekolahnya dimana teman-temannya memilih diantar supir walau jarak rumah mereka dekat dengan sekolah.

"Forehead!" Ino sahabat tercintanya tiba-tiba menghampiri dirinya.

"Pig, kau mengagetkan ku!" Sakura mendeathglear Ino, sedangkan Ino hanya tertawa-tawa tidak jelas.

Mereka pun berjalan beriringan menuju ke dalam gedung sekolah.

Saat sedang berjalan dikoridor sekolah tiba-tiba teriakan yang sudah menjadi rutinitas setiap harinya terdengar dibelakang mereka.

"KYAAA.. itu ada senior Sasuke.."

"OMG, tampan sekali diaaa..!"

"Senior, I LOVE YOU.."

"Senior, minta fotonya donk..!"

"Senior, KYAAAA..!"

"Cih, seperti biasa." Ino nampak kesal dengan teriakan-teriakan genit dari siswi-siswi sekolah tersebut yang sudah pasti fans klub dari siswa kelas 3, Uchiha Sasuke.

Sedangkan Sakura hanya bisa diam seribu bahasa dengan raut muka yang sangat merah.

"Hei Sakura," Ino menyenggol Sakura.

"Apa?" tanya Sakura pada Ino.

"Sasuke sedang berjalan dibelakang kita tahu,"

DEG..!

Tanpa sadar Sakura langsung menghentikan langkahnya.

"Kau kenapa?" tanya Ino bingung. Sakura hanya diam tak menjawab, jantungnya terasa berdetak cepat.

Tiba-tiba ada yang mencolek pundaknya.

Sakura menoleh dan mendapati Sasuke sedang menatapnya dengan wajah datar dan dingin.

".jalanku!" ujarnya angkuh dengan penekanan disetiap katanya.

"Ma..maaf," Sakura menunduk dan mulai menyingkir memberi Sasuke jalan, ia jadi terlihat seperti Hinata sekarang.

Tanpa basa-basi Sasuke langsung melewati Sakura tanpa menatapnya, harum tubuhnya menguar menusuk hidung Sakura seiring berlalunya Sasuke.

Tanpa banyak bicara Sakura dan Ino mulai berjalan lagi ke kelas mereka karena bel sudah berbunyi.

Yah, Uchiha Sasuke adalah murid kelas 3 SMA di sekolah tersebut yang juga menjabat sebagai ketua OSIS. Keluarganya mempunyai perusahaan besar dibidang ekspor-impor barang-barang mewah.

Tampan, kaya, berkarisma, pintar, walaupun angkuh dan dingin dengan perempuan tapi itulah yang membuat para siswi penasaran sehingga ia jadi terkenal dan dipuja-puja seluruh siswi sekolah elit tersebut.

Tak terkecuali dengan Sakura yang sudah menyukai Sasuke semenjak pertama ia masuk ke sekolah , tapi bukan kaya yang membuat ia menyukai Sasuke karena Sakura juga berasal dari keluarga yang sama beradanya dengan Sasuke, Sakura menyukai Sasuke karena pandangan pertamanya namun ia tak berani bersikap genit seperti para siswi-siswi tadi karena ia tahu Sasuke tak suka dengan perempuan agresif.

(0_0)

Bel istirahat berbunyi, para siswa dan siswi mulai berhamburan keluar kelas untuk ke kantin atau sekedar mengobrol di taman sekolah.

Sakura mulai mengeluarkan beberapa pack kertas origami berwarna putih, sudah seminggu ini ia mempunyai rutinitas baru, yaitu membuat origami burung bangau.

Ia pernah mendengar sebuah mitos bahwa jika kita mempunyai suatu keinginan maka kita bisa membuat 1000 origami burung bangau agar permohonan kita terkabul.

Dan itulah yang sekarang dilakukan oleh Sakura, membuat 1000 origami burung bangau untuk sebuah keinginan.

Ino, Tenten, Hinata menghampiri meja Sakura.

"Kau membuatnya lagi?" tanya Ino.

"Hm.." Sakura hanya menjawab dengan gumaman karena sibuk melipat-lipat kertas origami tersebut.

"Sa-sakura-chan ti-tidak membuat burung bangau tersebut de-dengan kertas origami warna-warni? Kenapa hanya putih saja?' tanya Hinata dengan suara pelan tergagap.

"Tidak Hinata-chan, karena menurutku putih itu suci dan suci itu tulus sama seperti keinginanku." jawab Sakura tersenyum.

"Memang sudah berapa Sakura?" Tenten bersuara.

Sakura menghentikan aktivitas melipat-lipatnya sejenak dan mulai berkomat-kamit sambil menerawang ke atas atap kelas.

"Baru 200 buah." jawabnya.

"Hah, kau ini walaupun membuat 2000 buah sekalipun kalau tidak berani menegurnya pasti keinginanmu itu tak bakal terkabul." Ino bersuara.

"Agresiflah sedikit Sakura," lanjutnya.

"Aku tak mau dibilang gen-"

"Genit?" Ino memotong.

"Maksudku agresif itu bukan genit seperti siswi-siswi menjijikan itu Sakura, minimal kau ajak ia ngobrol atau sekedar sapa." ujar Ino.

"Bukannya menunduk dan diam seperti patung saat berpapasan dengannya, kau jadi mirip Hinata saja."

"I-ino-chan.." Hinata merona malu sedangkan Ino hanya tertawa menanggapi Hinata.

Yah, Sakura membuat origami burung bangau tersebut untuk satu keinginan, yaitu agar Sasuke menyukainya.

Konyol? memang dan Sakura tahu itu, tapi entah kenapa ia ingin sekali membuatnya.

Sakura jadi memikirkan kata-kata Ino tadi, percuma juga membuat kalau ia saja tak pernah berusaha berkomunikasi dengan Sasuke,padahal teman-temannya mau membantu Sakura karena pacar mereka adalah teman sekelas Sasuke dan tentunya juga sudah tahu tentang perasaan Sakura pada Sasuke, tapi Sakura malah menolak dengan alasan ingin berusaha sendiri.

'Aku harus bagaimana?' batinnya.

.

-BANGAU-

.

Malam hari dikediaman Sakura

Setelah makan malam Sakura langsung lari kedalam kamarnya untuk menyelesaikan pekerjaan membuat origaminya tersebut.

"Sekarang aku tak mau berharap lebih, hanya berteman dengannya itu sudah cukup." gumamnya.

.

.

Ke esokan harinya Sakura terlihat sendirian duduk dibangku taman sekolah karena Ino sedang berpacaran dengan Sai ketua eskul seni begitu juga dengan Tenten yang berpacaran dengan wakil ketua OSIS Neji yang tak lain tak bukan adalah kakak dari Hinata, dan Hinata yang pemalu baru jadian dengan Naruto sang ketua tim basket.

Beruntungnya mereka, malang sekali nasib Sakura.

"600 lagi yang harus aku buat, ayo semangat Sakura." gumamnya senang karena telah berhasil menggenapi 400 burung bangau origami yang ia sudah buat, tak sia-sia juga ia tidur tengah malam.

Sedang asyik-asyiknya melipat-lipat origami tiba-tiba terdengar suara seseorang berdehem.

Sakura pun mendongakkan kepalanya dan mendapati Sasuke berdiri dengan wajah datar, jantung Sakura langsung berdetak cepat dan mukanya memerah.

"Bangku ditaman ini semua sudah terisi, serakah sekali jika kau tak memberi ijin." ujar Sasuke dengan suara agak dalam, jantung Sakura makin tak karuan berdetak saat mendengar kalimat panjang Sasuke, dengan segera ia pun menggeserkan dirinya beserta origami-origami yang dia buat.

Sasuke langsung duduk dan memasang headset –mendengarkan musik- dengan mata terpejam sementara Sakura berusaha untuk fokus ke kegiatannya.

10 menit berlalu dengan Sasuke yang masih tetap fokus mendengarkan lagu dan Sakura yang dari tadi resah sehingga membuatnya lamban membuat origami, biasanya dalam 1 menit ia bisa membuat origami burung sebanyak 5 buah sekarang 3 buah pun belum selesai ia buat.

Sasuke melepaskan headsetnya dan menoleh ke Sakura.

"Kau buat apa?" tanyanya pada Sakura.

Sakura menoleh ke arah Sasuke yang sedang menatapnya dengan dahi mengernyit.

"I-ini.."

TEEEEETTT.. bel sekolah berbunyi menandakan jam istirahat telah selesai.

Tanpa pamit Sasuke langsung pergi meninggalkan Sakura.

"Kau kenapa dari tadi senyam-senyum forehead?" tanya Ino yang heran melihat Sakura tiba-tiba aneh semenjak masuk ke kelas.

"Aku sedang senang Ino." jawab Sakura sumringah.

"Senang kenapa? ayo cepat cerita, kau ini bertele-tele sekali Sakura!" Ino tak sabaran.

Sakura pun menceritakan kejadian istirahat tadi.

"Hah, ku kira kau tukar-tukaran nomor ponsel." Ino mengeluh.

"Kau ini, sudah bagus aku bisa seperti itu dengannya," Sakura mengkerucutkan bibirnya.

"Iya..iya, hahaha." Ino tertawa.

3 minggu semenjak saat itu Sakura makin bersemangat membuat origami burung bangau tersebut walau setelah nya ia tak pernah lagi berpapasan dengan Sasuke disekolah, sedikit kecewa tapi Sakura memakluminya karena murid kelas 3 memang sangat disibukkan dengan berbagai macam pelajaran tambahan untuk menghadapi ujian kelulusan yang diadakan seminggu lagi.

Sudah 800 buah origami yang ia buat, 200 buah lagi maka pekerjaan –konyol- Sakura selesai.

.

Ujian kelas 3 pun dimulai, kelas 2 dan kelas 1 pun diliburkan.

Ino, Tenten, dan Hinata sekarang sedang bermain dirumah Sakura.

"Ayah, Ibumu kapan pulang dari Suna Sakura?" tanya Tenten.

"Seminggu lagi kata mereka," jawab Sakura tanpa mengalihkan pandangannya yang sedang fokus melipat-lipat kertas origami.

"Oh iya Sakura, aku mendengar kabar tentang Sasuke dari Sai-kun." Ino bersuara, Sakura yang mendengar kata Sasuke langsung menghentikan aktifitasnya.

"Apa?" tanyanya penasaran.

"Ah, kau ini dengar nama Sasuke langsung merespon cepat." Tenten mengerucutkan bibirnya sedangkan Sakura hanya tertawa.

"Tapi ku mohon kau jangan bersedih ya?" Ino menampakkan wajah ragu dan sedikit takut.

"Memangnya ada apa Ino?" tanya Sakura makin penasaran.

"Katanya setelah lulus Sasuke akan melanjutkan kuliahnya diKirigakure." Ino memberitahu dengan suara pelan tapi masih bisa dengan jelas ditangkap indera pendengaran Sakura, ia pun membelalakan matanya kaget.

"Apa benar?" Sakura meninggikan suaranya yang dijawab anggukan Ino.

"Neji juga bilang begitu padaku, tapi karena Sasuke bilang belum pasti makanya aku belum memberitahumu." Tenten menimpali.

Hinata yang melihat mata Sakura sudah berkaca-kaca langsung memeluk Sakura diikuti dengan yang lainnya.

'Ini semua.. apa percuma?' batin Sakura dengan beruraian air mata.

.

-BANGAU-

.

2 hari kemudian.

Ditaman Konoha terlihat Sakura sedang duduk dengan muka sedih, semenjak teman-temannya memberitahu tentang Sasuke yang akan melanjutkan pendidikannya ke Kirigakure Sakura menghabiskan waktunya dengan wajah murung dan menangis dikamar.

2 hari Sakura tidak tidur demi menyelesaikan origami burung bangau miliknya.

Hasilnya? Ia berhasil menyelesaikan 1000 buah origami burung bangau tersebut.

"Aku tak bisa." gumam Sakura dengan suara parau.

Tangannya nampak memegang sebuah benda, origami burung bangau keseribu dengan ukuran yang lebih besar dari pada yang lainnya.

Sakura membongkar kembali origami burung tersebut kemudian mengambil bolpoint didalam kantung jaketnya yang sengaja ia bawa untuk menulis sesuatu didalam kertas tersebut sebelum ia kembali membentuknya.

Selesai dengan kegiatan sederhananya Sakura langsung bangkit dari tempat duduknya.

"Hn.."

Terdengar suara seorang laki-laki dibelakang Sakura, otomatis Sakura langsung membalikkan badannya.

Badannya seketika kaku mendapati Sasuke berada dihadapannya, membuat Sakura heran kenapa setiap bertemu dengan Sasuke harus di bangku taman –walaupun dengan lokasi yang berbeda-.

"Aku rasa kau tak keberatan kalau aku duduk disitu." Sasuke bersuara, Sakura hanya diam.

Tanpa memperdulikan Sakura, Sasuke mengambil tempat untuk duduk dibangku tersebut.

"Tak ku sangka kau juga menyukai tempat ini." ujar Sasuke.

Sakura hanya berdiam diri disana.

"Kalau kau mau pergi, pergilah tapi kalau kau masih mau disini duduklah."

Sakura menoleh ke arah Sasuke, Sasuke agak sedikit kaget mendapati wajah Sakura pucat dengan kantung mata yang terlihat jelas.

"Duduk!" perintah Sasuke dengan suara dingin membuat Sakura mau tak mau duduk disebelahnya.

Sakura masih belum mau membuka suara membuat Sasuke bingung harus bagaimana karena ia juga orang yang tak pandai bicara.

Tiba-tiba Sasuke melihat sesuatu benda di tangan Sakura.

"Apa itu?" tanya Sasuke.

"…"

"Kalau boleh aku tahu, apa itu?" tanyanya sekali lagi.

"…"

Tidak mendapat respon ia merebut benda tersebut dari tangan Sakura.

"Senior-"

"Diluar sekolah jangan panggil aku senior." potong Sasuke cepat.

Sasuke memperhatikan benda tersebut.

"Origami bangau?"

Sakura hanya menunduk.

"Dasar perempuan, mudah sekali ditipu dengan mitos konyol tersebut." Sasuke menyeringai.

"Buang-buang waktu." lanjutnya.

Sakura masih diam beberapa saat sebelum ia akhirnya kembali bersuara.

"Kak.." panggilnya dengan suara kecil.

Sasuke langsung menoleh ke arah Sakura.

"I-itu..itu.."

"Itu apa?"

"I-itu untuk kakak,"

Sasuke mengernyitkan dahinya, "Untuk apa benda tidak penting seperti ini paling-paling dibuang."

Perkataan Sasuke benar-benar menusuk tepat dihati Sakura, kerja kerasnya selama ini dibilang sampah secara tak langsung oleh orang yang ia sukai.

"Hanya untuk kenang-kenangan."

"…"

"Karena kakak mau melanjutkan kuliah diKirigakure kan?"

"Dari mana kau tahu?" Sasuke tampak kaget dengan perkataan Sakura.

"Pacar Sai, Naruto dan Neji adalah temanku." jawab Sakura pelan, Sasuke hanya menggumamkan kata 'oh'.

"Aku harus pulang, permisi!" tiba-tiba Sakura sudah berlari menjauhi Sasuke dengan berurai air mata.

'Karena, ada harapan dan keinginanku didalam origami keseribu itu,' batin Sakura.

Sasuke hanya diam dengan kebingungan yang luar biasa karena tiba-tiba seorang gadis yang bisa dikatakan tak dikenalnya memberi sebuah benda tak penting untuk kenang-kenangan kepergiannya.

Tahukah kau Sasuke bahwa barang yang kau anggap tak penting itu ada sesuatu teramat luar biasa tertulis didalamnya.

.

Wahai burung bangau cantik.

Kurasa kau mengerti betapa terpuruknya aku saat ini.

Kurasa kau pun mengerti perasaanku saat ini.

Namun apakah kau mengerti bahwa aku tak ingin melihat ia jauh dari sini.

Karena…

Sampai saat ini aku masih berharap bisa menemukan sebongkah hati dilubuk itu.

Bersikukuh tak merubah posisinya dipuncak teratas hatiku.

Walau harus mengais dalam gelap.

Walau harus merajut mimpi tatkala siang.

-Uchiha Sasuke-

.

-BANGAU-

.

Beberapa hari kemudian

Drrrtt.. drrrtt..

Ponsel Sakura bordering, sudah ke 15 kalinya ponsel tersebut menjerit-jerit namun sang pemilik belum juga mengangkatnya karena masih asyik tidur.

Drrrtt.. drrrtt..

"Ngh.." Sakura menggeliyat dan mulai membuka matanya setengah, dengan malas-malasan ia meraih ponselnya.

15 missed call dan 28 message.

"Banyak sekali."

Matanya pun terbelalak saat membaca 1 pesan dari Ino.

Forehead, kau ini sedang apa sih? Cepat kesekolah sekarang, jangan bilang kalau kau lupa bahwa hari ini adalah acara kelulusan anak-anak kelas 3!

"Aku lupaaa!" dengan liar Sakura pun bangkit dari tempat tidur dan mandi secepat kilat.

.

"Hati-hati disana ya Teme, aku pasti merindukanmu." Naruto menepuk pundak Sasuke dengan memasang wajah melas.

"Baka dobe, tidak usah seperti itu." Sasuke merangkul Naruto, Sai dan Neji tersenyum.

Sekarang Naruto, Sai, Neji, Sasuke, Hinata, Ino dan Tenten sedang berkumpul diaula sekolah.

Baju seragam mereka –Naruto, Sai, Neji dan Sasuke- terdapat banyak coret-coretan.

"Berapa lama kau berada disana Sasuke?" tanya Tenten.

"Aku tak tahu pasti." jawab Sasuke.

Drrrtt.. drrrtt..

Ponsel Sasuke bordering, ia pun menjauh dari kerumunan untuk menerima telepon.

.

Sakura yang duduk dikursi belakang limousinnya nampak gusar dan tak tenang, berkali-kali ia meneriakkan kata cepat pada sang supir.

'Terakhir kali ini saja Tuhan, aku mohon.' batin Sakura.

.

"Aku harus pergi." ujar Sasuke setelah menutup telepon.

"Kenapa buru-buru?" tanya Ino.

"Pesawatku akan berangkat setengah jam lagi."

"Kau mau berangkat dengan baju seperti itu Sasuke?" kali ini Naruto yang bertanya.

"Tentu tidak bodoh, supirku yang menjemput akan membawakan semua barangku termasuk baju ganti."

Ino bermain mata dengan Tenten dan Hinata, Tenten dan Hinata pun menampakkan raut wajah bingung.

"Tunggu beberapa saat lagi apa tak bisa Sasuke?" Ino berusaha menahannya.

"Tidak bisa, memangnya ada apa?" tanya Sasuke yang heran melihat sikap Ino.

"Tidak apa-apa hanya saja apa tidak terlalu terburu-buru?" Ino menjawab salah tingkah.

"Justru karena ini sangat buru-buru."

Ino, Tenten dan Hinata pun pasrah, 'Semoga mereka bisa bertemu.' Itu yang ada dipikiran mereka saat ini.

Sasuke pun berpamitan pada mereka semua.

"Kau kenapa Ino?" tanya Sai heran melihat sang kekasih nampak gusar.

"Sakura belum bertemu Sasuke, setidaknya untuk terakhir kali." Ino menunduk sedih.

"Oh iya aku lupa dengan Sakura." Naruto menepuk dahinya.

"Semoga mereka masih sempat bertemu." ujar Neji di amini yang lainnya.

.

Sasuke berjalan pelan menuju tempat parkir.

Pikirannya melayang pada saat baru pertama kali ia masuk sekolah disana, terlalu banyak kenangan indah.

Ada sedikit perasaan sedih karena harus meninggalkan teman-temannya disini.

Tak ingin terlarut dan membuang-buang waktu ia pun segera memasuki mobilnya.

Mobil BMW biru milik Sasuke nampak keluar menuju gerbang sekolah, bersamaan dengan itu sebuah Limousin hitam berpapasan dengan mobil Sasuke tersebut tanpa disadari mereka.

.

"INO, TENTEN, HINATA.." Sakura berteriak.

"Sakuraaa." Ino memeluk Sakura yang sedang kehabisan oksigen karena berlari setelah keluar dari mobil.

Setelah mengatur nafas sejenak Sakura mendongak dan melihat kesekelilingnya.

Tak ada, yang dicari tak ada.

"Ma-maaf Sakura-chan, Sa-sasuke-kun baru saja pergi, kita tak bisa me-menahannya." Hinata menunduk sedih.

Sakura membelalakan matanya tanpa basa-basi Sakura langsung lari meninggalkan mereka.

"SAKURAAA." Ino berteriak namun Sakura tak menghiraukannya.

'Aku harus sempat, aku harus sempat.' batinnya.

Sampai didepan gerbang Sakura mencari-cari BMW biru milik Sasuke, ia sangat hafal karena setiap sekolah Sasuke selalu di antar pakai mobil itu.

Merasa yang dicari tak ada ia pun berlari keluar gerbang.

Tak jauh dari luar gerbang ia melihat mobil yang sedari tadi dicarinya sedang berjalan agak cepat menjauhinya.

"TUNGGUUU.."

"TUNGGUUU.." Sakura mempercepat larinya, namun mobil tersebut tetap tak mau berhenti walaupun ia sudah berteriak sekuat tenaga.

"Tungguuuuu!" ia masih berlari, mobil tersebut juga semakin menjauh.

BRUUUK..

Ia jatuh berlutut, air mata deras mengalir, hatinya hancur seiring dengan deru mobil yang terdengar kecil karena menjauh sampai hilang dari pandangannya.

"Tunggu.."

Sekarang ia yakin bahwa mitos tersebut hanyalah mitos konyol dan sekarang ia juga yakin bahwa hal yang sangat mustahil bisa menggapai bintang diangkasa.

TBC or FIN?

Ya Tuhan, Fic apa ini, ga jelas banget..

Aku mohon maaf ya untuk para readers kalau Fic ini sangat, sangat mengecewakan dengan alur dengan kecepatan di atas rata-rata (?).

Aku bikin ini karena kegalauan hati aku menunggu hari gajian yang masih lama..#plaak (alasan..hhehe)

Soal Typo dan segala macamnya sudah aku tulis di warning jadi aku harap readers memaklumi ya.

Sekali lagi maaf ya, dan terima kasih untuk yang sudah baca.

Dan dimohon dengan amat sangat untuk REVIEWnya..^^

R

E

V

I

E

W

28-11-2011