Where Is It?

By : Natsu D. Luffy

Disclaimer : Naruto © Masashi Kishimoto

Rate : T

Genre : Fantasy, Romance

Main Pair : NaruHina

Warning : (miss) Typo, semi-canon, OOC, GaJe, Abal-abal, SKS (Sistem Kebut Sejam)

.

.

Chapter 14 : Can't I say good bye?

.

.

A/N : OK, Karena lagi gak boleh main game On sama ortu, dank arena factor terlalu BT, akhirnya jadilah chapter abal yang satu ini. Oh ya, siap-siap cengo ya! Hope you like it,

.

.

.

45 detik.

Itulah waktu yang dibutuhkan keempat Bunshin Naruto untuk melumpuhkan Madara. Dalam waktu sesingkat itu, tidak banyak yang terjadi. Hanya beberapa Bijuu Bomb dan segelintir api hitam. Oh, dan jangan lupakan Izanagi yang digunakan Madara, yang sayangnya tak berpengaruh pada Naruto. Rinnegan dan Juubi jelas memiliki kekuatan diluar kehidupan dan kematian. Yang artinya tak akan terpengaruh takdir, tentunya.

"Ugh," sedikit erangan kesakitan terdengar dari Madara yang saat ini tengah terkapar di permukaan laut dengan beberapa luka parah di bagian tubuhnya. Mata yang tadinya memiliki tingkatan diatas Rinnegan itu kini berubah menjadi mata Ethernal Mangekyo Sharingan biasa.

Keempat Bunshin Naruto segera menghilang seiring dengan tumbangnya sosok Madara di medan perang. Perut Madara pun kian menghitam pertanda sosok di dalam sana tengah terjebak antara hidup dan mati.

"Oh, aku lupa, aku belum mengeluarkan Kurama dari dalam tubuh Madara," gumam Naruto sembari melayang turun, mendekati tubuh Madara yang kini terapung di atas laut.

Sejenak Naruto tampak berpikir, sebelum sebuah senyum lebar kembali ia tampakkan.

Setelah melakukan beberapa gerakan segel, Naruto segera menghentakkan telapak tangannya ke atas permukaan air laut.

*Kuchiyose no Jutsu : Kurobi*

Sedetik kemudian, asap tebal segera muncul menutupi jarak pandang teman-teman Naruto yang tengah menonton.

"Akhirnya kau memanggilku, Naruto-sama."

Sebuah suara yang terdengar diikuti munculnya sosok monster anjing raksasa berkepala tiga dan berekor tiga dari dalam asap.

"Ah, begini, Kurobi. Tadi tidak sengaja Kurama masuk ke dalam tubuh Madara, dan ya… kau tahu, aku membutuhkan bantuanmu untuk mengambilnya. Bukankah kau bisa menyerap Bijuu?" jelas Naruto kepada sosok monster di depannya yang ia panggil Kurobi.

"Serahkan pada saya, Naruto-sama." balas sosok Kurobi patuh, membuat Naruto tersenyum bangga melihat Kuchiyose baru miliknya itu.

"Bagus, kalau sudah selesai, segera temui aku di sana." ujar Naruto sembari menunjuk teman-temannya.

"Baik, Naruto-sama."

Tak lama setelahnya, Chakra hitam yang tadinya menyelimuti tubuh Naruto segera masuk kembali ke dalam tubuh Naruto, member efek bergetar bagi si empunya. Dengan kondisi yang telah kembali seperti semula –kecuali baju yang compang-camping, Naruto segera menghilang dari tempat itu diikuti sebuah kilatan cahaya kuning. Tak ada kunai Hiraishin, tak ada segel Hiraishin, wah, sepertinya kau telah membuat jutsu baru, Naruto.

.

.

.

Natsu D. Luffy

.

.

.

Hinata dan Shion tampak mengerutkan kening mereka saat melihat sosok raksasa di tengah medan peperangan diikuti sosok Naruto yang menghilang tiba-tiba.

"Apa Madara sudah mati?" tanya Hinata tiba-tiba.

"Sepertinya belum. Jika Madara sudah mati, pasti tubuhku akan segera menghilang." sahut Shion yang mendapat anggukan tanda mengerti dari Hinata.

"Dor!"

Sebuah suara dan sebuah tangan kekar yang menepuk pundak Hinata dan Shion tiba-tiba saja muncul dari arah belakang keduanya.

"Akh!" jerit keduanya bersamaan.

"Ahahahahahaha," tawa sosok di belakang sana.

Mendengar suara tawa yang tak lagi asing bagi keduanya, Hinata dan Shion pun segera membalikkan tubuh mereka untuk melihat sosok yang mereka duga pemilik tawa indah itu.

"Na-Naruto-kun?" gumam keduanya dengan nada gugup dan tidak ketinggalan wajah yang sama-sama merona. Oh, mereka semakin terlihat seperti saudara kembar.

Tunggu, kenapa tiba-tiba mereka merona dengan tingkat di atas biasanya seperti itu? Oh! Itu dia! Naruto yang saat ini ada di depan mereka…

Jaket orange yang biasa ia kenakan, kini lenyap entah kemana, menampakkan dada bidang dan perut six pack yang eksotis. Bulir-bulir keringat yang mengalir di tubuhnya juga menambah kesan sexy pada dirinya. Dan yang terakhir… kini celana panjang yang Naruto kenakan telah compang-camping hampir di seluruh bagiannya, menampakkan beberapa bagian yang letaknya cukup 'ekstrim' untuk seorang gadis.

"Hai Hinata-hime, Shion-chan." sapa Naruto dengan cengiran lebarnya, membuat kedua gadis itu kembali merona untuk kedua kalinya.

Shion yang terlebih dahulu sadar dari buai pesona seorang Uzumaki Naruto, segera menyiapkan beberapa pertanyaan yang telah ada di benaknya sejak pertempuran ronde kedua itu dimulai.

"Ehm, Naruto-kun, tadi kenapa tubuhmu diselimuti Chakra hitam pekat?" tanya Shion setelah sebelumnya berdehem untuk mengambil perhatian sang Uzumaki muda.

"Oh itu, Chakra hitam tadi milik Juubi." jawab Naruto enteng.

"Eh? J-Juubi, siapa dia N-Naruto-kun?" tanya sang Hyuuga ikut penasaran.

"Um… bisa dibilang Juubi itu adalah gabungan dari kesembilan Bijuu yang menyatu menjadi satu sosok raksasa bermata satu dan berekor sepuluh." terang Naruto sembari mengingat-ingat sosok Juubi yang beberapa saat lalu ia temui.

Kedua gadis di depannya hanya mengangguk mengerti mendengar penjelasan Naruto. Baru saja Shion akan kembali bertanya saat tiba-tiba muncul sosok raksasa berkepala tiga dan berekor tiga di belakang tubuh Naruto, membuatnya berjengit kaget karenanya.

"Naruto-sama," gumam Kurobi sopan.

"Ah, sudah selesai?" tanya Naruto sembari membalikkan tubuhnya yang hanya dijawab dengan anggukkan kepala oleh sang monster Kuchiyose.

"Kalau begitu, tunggu apa lagi, lepaskan saja Kurama disini." ujar Naruto santai sembari memperlihatkan cengiran lebar khasnya.

Tak lama setelah itu, dari ketiga kepala Kurobi, mencul sebuah Chakra merah yang segera berkumpul di depan Naruto. Semakin besar dan semakin besar, hingga perlahan namun pasti, membentuk sosok Kyuubi di dalamnya. Aura menekan dan luapan Chakra yang luar biasa langsung terasa begitu sosok Kyuubi terbentuk dengan sempurna.

"Hah, kau bodoh, bocah." seru Kyuubi saat telah terbentuk dengan sempurna.

"Eh?" sementara Naruto, sang bocah yang dimaksud, hanya memiringkan kepalanya tanda tak mengerti.

"Kau membiarkan aku direbut Madara-brengsek itu dan baru saja, kau menggantungkan hidupku pada Bijuu jadi-jadian di sampingku ini." jelas Kyuubi dengan nada sinis dan tatapan meremehkan yang ia tujukan pada Kurobi. Sedangkan Kurobi, ia hanya diam tak mempedulikan Kyuubi.

"Hei, sudahlah Kurama, Kurobi berbuat begitu kan juga untuk menolongmu." balas Naruto menenangkan Kyuubi.

"Argh!" tiba-tiba saja, Naruto menjerit kesakitan sembari menjambak surai emasnya, membuat Shion maupun Hinata panik dibuatnya.

Perlahan, Chakra hitam pekat keluar dan membungkus tubuh Naruto yang kini tengah jatuh terduduk dengan tetap menjambak-jambak rambutnya yang kini telah berubah warna menjadi hitam. Chakra hitam itu semakin banyak dan semakin banyak, hingga seakan menelan tubuh Naruto di dalamnya.

"N-Naruto-kun!" jerit Hinata sembari berusaha mendekat, tetapi ditahan oleh Shion yang hanya member gelengan kepala sebagai tanda untuk tidak mendekat.

Kurama dan Kurobi menatap sedikit terkajut ke arah kumpulan Chakra hitam yang kini telah berkumpul sangat banyak.

Tiba-tiba saja, muncul tekanan negative dan aura kematian yang sangat besar seiring munculnya sosok ekor sepuluh dari dalam gumpalan Chakra hitam itu. Setiap gerakan yang ia lakukan seakan menyemburkan Chakra dalam jumlah yang tidak terduga.

Keadaan semakin mencekam dengan munculnya kabut hitam tipis yang mengelilingi mereka. Sebuah senyum lebar tampak bertengger diwajah sang ekor sepuluh. Mata merah besarnya berkeliling memperhatikan siapa saja yang berada di sekitarnya. Dan tatapannya berhenti saat menatap mata merah garang milik Kyuubi.

"Maaf Naruto, kami meminjam tubuhmu sebentar. Hanya sebentar." gumam sosok itu entah kepada siapa sebelum kembali melanjutkan tatapan matanya pada Kyuubi.

"Jadi, apa aku ikut ambil bagian dalam sosok itu?" tanya Kyuubi tanpa basa-basi.

"Ahaha, tentu saja Kurama. Kami tidak akan dapat menjadi seperti ini jika tidak ada kau. Kau dari masa yang lain tepatnya." sosok itu pun tertawa renyah, berbanding terbalik sekali dengan aura kematian yang ia pancarkan.

Sedangkan Kyuubi, hanya mendengus kesal mendengar penjelasan itu. Sekarang, ia –Kyuubi- tahu apa maksud kemunculan penjelmaan Sembilan Bijuu di depannya ini.

"Baiklah, seperti yang kau tahu Kurama, saat pertempuran, kau direbut Madara dan Naruto sekarat. Jadi, kami terpaksa menggantikanmu di dalam tubuh Naruto untuk mencegahnya mati-"

"Langsung intinya saja." potong Kyuubi tak sabar, diikuti tawa kecil dari sang ekor sepuluh.

"Baiklah, aku yakin kau pasti tahu klan Uzumaki hanya mampu melepas Bijuu dan memasukkan Bijuu kedalam tubuh mereka sebanyak dua kali. Dan ya… kami harap kau mengerti." jelas Juubi.

Kyuubi menghela nafas panjang sebelum kembali menjawab, "Baiklah, aku tahu. Aku akan tinggal di dalam lautan kelam ini menggantikan tugas kalian dan kalian akan menetap dalam tubuh bocah itu."

"Kau yakin tidak keberatan, Kurama?"

"Untuk apa aku keberatan pada diriku sendiri. Bukankah aku juga termasuk dalam tubuh kalian?" ujar Kyuubi dengan sedikit nada sinis.

"Dan aku yakin aku mengambil bagian terbanyak dalam tubuh itu." lanjut Kyuubi sombong, membuat sang Juubi hanya tertawa memaklumi.

"Baiklah, terimakasih atas pengertianmu, Kurama." ujar sosok Juubi sebelum akhirnya kembali menghilang menjadi kumpulan Chakra hitam dan segera memasuki kembali tubuh Naruto yang saat ini tergeletak begitu saja di atas lautan.

"Baiklah, kurasa tugasku sudah selesai. Aku pamit undur diri." ujar Kurobi sebelum akhirnya turut menghilang dalam kepulan asap Kuchiyose.

"Baiklah kalian gadis bermata lavender kurasa telah mengerti apa yang tadi kami bicarakan." Kyuubi member jeda sebelum melanjutkan, "Sekarang, cepat bawa bocah-bocah yang tergeletak itu kehadapanku." perintah Kyuubi kepada Shion dan Hinata.

Hinata dan Shion yang dasarnya baru pertama kali melihat sosok asli Kyuubi, hanya diam dan menurut dalam ketakutan mereka.

Tak lama setelahnya, Hinata dan Shion kembali ke hadapan Kyuubi dengan membawa Sasuke dan Sakura yang masih tak sadarkan diri. Mereka segera meletakkan Sasuke dan Sakura di samping tubuh Naruto yang masih terkapar. Ah, seperti melihat tim 7 yang tengah tidur siang, bukan?

"Aku akan segera mengirim kalian ke zaman Shinobi. Walau aku yakin ini akan memakan lebih dari separuh Chakra milikku, setidaknya aku ingin segera mengembalikan bocah berisik itu dari hadapanku. Aku tidak mau mendengar suara cemprengnya itu lagi." Ujar Kyuubi dengan nada sinis.

Walau nada bicara Kyuubi yang terkesan sangat sinis dan sarkastis seperti itu, Hinata tau di balik semua itu terselip sebuah nada sedih dan tidak rela.

"Ap-apa tidak sebaiknya k-kita berpamitan dulu pada yang lain?" interupsi Hinata dengan nada sedikit bergetar.

"Tidak perlu. Itu hanya akan membuat semua terasa berat. Sekarang cepat bersiap dan jangan membantah." seru Kyuubi tidak sabaran.

"Tunggu dulu! Aku bukan berasal dari zaman para Shinobi, dan tugasku hanya memastikan Madar tidak mengacau lagi." seru Shion kembali menginterupsi Kyuubi.

"Arrgghh! Baiklah, baiklah. Kau gadis berambut pirang pucat akan ku kirim ke kuil asalmu. Dan masalah Madara, serahkan saja padaku. Aku yang akan mengurusnya sendiri." seru Kyuubi yang mulai terlihat frustasi.

Setelah semuanya telah berkumpul, Kyuubi segera memejamkan matanya dan memfokuskan Chakra pada kelima orang di hadapannya.

Chakra merah yang menguar dari tubuh Kyuubi segera menyelimuti kelima orang itu. Perlahan, Chakra merah itu memadat, membentuk pusaran. Pusaran yang semakin kecil dan kecil, hingga akhirnya menghilang.

"Ah, akhirnya satu tugasku terselesaikan." lirih Kyuubi sembari memandang tempat kepergian Naruto dan kawan-kawannya.

Sejenak kemudian, Kyuubi mengalihkan pandangannya kepada sosok Madara yang masih tergolek tak berdaya di permukaan laut.

"Ah, tugas yang ini sepertinya akan menyenangkan, khekhekhe…"

.

.

.

Natsu D. Luffy

.

.

.

Sebulan berlalu semenjak kepergian mendadak Naruto dan kawan-kawannya.

Seharusnya, banyak orang yang merasa kehilangan sosok anak ajaib itu. Tapi toh nyatanya, setelah kepergian Naruto, semua berjalan seperti biasa. Tak ada yang berubah.

Konoha Senior High School melaksanakan pelajaran seperti biasa, tak ada yang kurang. Absensi siswa-siswinya pun selalu penuh tak ada yang kosong satupun. Tak ada satu orangpun yang merasa kehilangan. Bahkan teman-teman sekelas Naruto, tak ada yang mempermasalahkannya. Seakan semua itu tidak pernah terjadi.

Tapi diantara semuanya, ternyata masih ada satu orang yang mengingat sosok sang Rokudaime Hokage.

Di sebuah apartement yang terlihat cukup mewah jika dilihat dari luarnya, terdapat sesosok gadis di salah satu kamar dengan kondisi berantakan.

Bungkus makanan instan dimana-mana, selimut dan pakaian berserakan dimana-mana, bahkan lantai yang dulunya bersih kini menjadi penuh debu.

Di balkon kamar, kita dapat melihat sesosok gadis berambut indigo tengah menatap kosong langit biru di atasnya. Sepasang permata lavender yang beberapa minggu lalu tampak bersinar, kini meredup seakan kehilangan cahaya kehidupannya.

Perlahan, tanpa bisa dibendung, air mata mulai meluncur dari kedua permata lavendernya. Setetes, dua tetes, hingga semuanya tergabung menjadi sebuah aliran kesedihan yang tak terobati.

Sungguh, penampilannya saat ini sangat meprihatinkan. Tak jarang teman-teman sekolahnya berkunjung untuk menghiburnya, tapi selalu ia tolak mentah-mentah niat baik mereka. Terutama kunjungan dari seorang pemuda bernama Namikaze Naruto itu.

Sungguh, pemuda Namikaze itu hanya akan menambah kesedihannya, mengingatkannya kembali akan sosok sang Uzumaki muda.

Sebulan lamanya ia tak masuk sekolah, dan selama itu pula yang ia kerjakan hanya makan, minum, dan memandangi langit di atas sana.

"Hei Hinata-chan, aku pulang."

Sebuah suara yang ia rundukan tiba-tiba saja menyapa indera pendengarannya, membuatnya membalikkan badannya untuk mencari sumber suara.

"Naruto-kun…" gumamnya lirih saat melihat sosok yang ia rindukan kini tengah duduk santai di atas sofa dengan cengiran lebar yang sungguh sangat ia rindukan.

Setetes air mata kebahagiaan meluncur dengan indah diiringi senyum bahagia yang mengembang di bibir gadis Hyuuga itu.

"Kenapa kau lama sekali pulangnya, Naruto-kun, kau tahu, kau membuatku cemas!" seru Hinata pada sosok yang kini hanya menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.

"Gomen, Hinata-chan, hehehe" jawabnya sambil menunjukkan tawa canggungnya.

"Akh, kau pasti lelah, Naruto-kun. Sebentar, aku akan ke dapur untuk membuatkan ramen kesukaanmu. Sembari menunggu, sebaiknya kau mandi dulu, Naruto-kun." ujar Hinata lembut seraya berjalan kea rah dapur, meninggalkan Naruto di yang masih tetap duduk di sofa.

Beberapa manit kemudian, Hinata kembali dengan semangkuk ramen panas di tangannya.

"Ini Naruto-kun! Makanan sudah si-" Hinata tak segera melanjutkan kata-katanya saat ia melihat apartement miliknya kembali kosong. Dan memang selalu kosong.

Dengan perlahan, Hinata letakkan semangkuk ramen panas itu di atas meja depan sofa. Didudukkannya tubuh lemasnya di atas sofa yang empuk. Sebuah senyum miris tersunggung di bibir pucatnya.

Perlahan, ia raih sepasang sumpit yang berada di samping mangkuk ramen panas milik Naruto. Ya, Hinata membuat ramen ini untuk Naruto, dan berarti ramen ini milik Naruto –setidaknya begitu menurut Hinata.

"Boleh aku mencicipi sedikit, Naruto-kun?" tanya Hinata entah kepada siapa.

"S-selamat makan…" lirih Hinata sembari menyumpit perlahan ramen panas yang tersedia di hadapannya.

Sebuah air mata kembali mengalir dengan indah dari sepasang permata lavender miliknya.

"Cepatlah pulang, Naruto-kun. Aku menunggumu. Kau berjanji akan pulang, bukan? Cepatlah pulang, Naruto-kun… aku menunggumu, selalu."

.

.

.

.

.

THE END

.

.

.

.

.

A/N : Yey! *tiup-tiup terompet* Akhirnya tamat juga!

Eh? STOP! Jangan banting layarnya dulu, saya tahu, ini sama sekali gak pantes disebut Ending.

Tapi, whatever lah~ saya pengen buat Fict ini jadi kayak novel Harry Potter, ada seri-serinya gitu… #DOR

Nah, saking gak sabarnya publish 'Whare Is It : After Life', saya terpaksa namatin fict ini lebih cepat dari rencara deh, ehehe…

Oh ya, makasih buat para reviewers setia yang selama ini udah ndukung saya, dan tidak lupa member saya masukan sehingga saya dapat berkembang menjadi Author yang yah~ lebih baik dari saat pertama masuk FFN lah.

Nah, karena saya ini lagi mbantuin kerjaan ortu, jadi gak bisa lama-lama ngetik.

Sekali lagi makasih banyak buat para reviewers dan readers, I love you :*

Nah, Karena Where Is It udah tamat, saatnya manunggu waktu Update Where Is It : After Life! Yay!

Sedikit bocoran, di Whare Is It selanjutnya, akan menceritakan tentang Naruto yang tidak dapat bereinkarnasi gara-gara udah ngerubah buanyak banget takdir dan juga nyimpen Juubi di dalam tubuhnya sampe saat kematiannya.

Nah~ sekian aja bocorannya, akhir kata, At last, but not the least, Reviewe Please!

We're NHL, Keep Stay Cool~

SEE YA!