Part One: Innocence


Malam itu sangat indah, dengan bintang-bintang yang bertaburan menghiasi langitnya yang gelap.

Ditempat itu nampak seorang gadis kecil, ia duduk diatas hamparan rumput hijau sambil memainkan harmonika miliknya dengan suara perlahan, sebentar sebelum ia merasa jenuh dan memasukkan benda itu kembali ke sakunya.

Kemudian ia bersenandung, dengan nada yang riang namun pelan seakan takut memecah kesunyian malam dan membangunkan orang-orang, ya, lagu malam itu hanya untuk dinikmatinya sendiri sebagai teman dalam kesenyapan.


Ia menengadahkan kepalanya keatas dan memandang langit dengan matanya yang jernih, lalu ia tersenyum pada sang langit yang telah berusaha keras untuk membuat malam hari ini begitu indah dan sangat menghibur, kemudian ia membaringkan dirinya diatas padang rumput itu, membiarkan semilir angin malam yang dingin membelai tubuh mungilnya.


Waking up and see that everything is okay

The first time in my life and now it's so great

Slowing down I look around and I am so amazed

I'm think about the little things that make life great

I wouldn't change a thing about it

This is the best feeling...


Ia memendarkan pandangannya kesekelilingnya, malam yang sangat damai, ia tak melihat seorangpun dalam pendarannya, hal ini membuatnya yakin, malam ini hanya ia dan para penghuni langit yang masih terjaga.

Iapun mengistirahatkan dirinya dirumput-rumput yang terasa sedikit dingin malam itu dan mungkin tertidur tanpa sengaja, mengingat betapa nyamannya suasana malam itu.


Gadis itu tertidur dengan tenang sampai pagi tiba, namun ternyata paginya itu tidak seindah malam tadi.

"Bangunlah! Kenapa kau tertidur dipadang rumput?", seru seorang wanita yang sangat mirip dengan gadis kecil itu, ibunya, dengan kemarahan tampak jelas mewarnai paras keibuannya,

"Woah! Ibu! Kau membuatku takut!", pekik gadis itu ketakutan, ia masih setengah mengantuk, tapi sadar sekali terhadap apa yang terjadi, dan ia merasa tersudut dengan situasinya,

"Jelaskan dirimu dulu! Kau menyelinap lagi kan?", ujar sang ibu, masih dengan nada tinggi dan mata yang menyoroti putrinya tajam, gadis itu semakin merasa tersudut dan ia mulai membela diri,

"Jeez, kau terlalu khawatir ibu, lagipula, aku kan hanya menikmati suasana malam, tak akan berbahaya juga kan?", sahutnya cemberut, kedua lengannya ia silangkan didepan dadanya, matanya ia arahkan langsung pada ibunya, seakan-akan ia sungguh marah,

"Kau tahu aturannya kan? Berhenti bertingkah seperti anak laki-laki dan patuhi aturannya!", wanita itu menggenggam keras tangan putrinya dan menyeretnya pulang ke rumah mereka.

Meski ia merasa sangat kesal, gadis itu memutuskan untuk menyerah kali ini, ia hanya menggangguk dan membiarkan ibunya membawanya pulang.


Author's Note: hehe, this is my apologize for the 'Lovely Nightmares' hiatus, to all who had waited for it, I'll try my best to retrieve the computer back as soon as I can so I can publish the draft that's already saved in my laptop.

you know, this story was actually a translated version with the same title, and I was made it on my campus's computer library, I was very relieved that I can do at least a thing like this.

and for Airin-chan, Kay-chan, and Natsu-chan, I'm very touched with all your consideration, which is why I made this one in return.

Happy reading minna-san, and don't forget to give the review cause I really want to know what'd you think about this story.

Cheers,

Kaoru