Disclaimer: Naruto=Masashi Kishimoto, Bleach = Tite Kubo
Pairing : IchiRuki (too much), NaruHina, MinaKushi, SasuSaku
Warning: OOC, AU, alur cepat, lalu IchiRuki (bagi yang tidak mengerti, maafkan author)
Genre : Family and Romance :D
Summary: Mari kita intip kehidupan di Keluarga Namikaze, sang Ichigo kecil merasa bahwa dirinya amat berbeda dari kedua saudara dan juga kedua orangtuanya, bagaimana ini?
P.S: Rumah Minato-Kushina terpisah dari Kediaman Namikaze yang megah karena Kushina bersikeras untuk tinggal di rumah minimalis. Sehingga Kediaman Namikaze yang mewah beserta isi-isinya hanya ditinggali oleh Lisa dan Sato beserta pembantu-pembantu mereka.
A/N: hanya sedikit tambahan cerita dari Our Promise ini, sebenarnya uda selesai lama skali, tapi baru bisa update sekarang, hehe, happy reading :*
Our Promise
By : Haruno Kira-chan
#
Musim gugur. Pasti yang terbayangkan dalam benak semua orang seantaro Konoha adalah Bunga Sakura yang berguguran, nafsu makan yang meningkat, hanami, dan kegiatan yang tak dapat disebutkan di sini. Begitu pula dengan Keluarga Namikaze dan Uchiha yang melakukan hanami di bawah pohon Sakura yang berada di Kediaman Namikaze Lisa dan Namikaze Sato.
Dua belas orang tampak bersenda gurau dan saling bercengkrama satu sama lain, salah satunya adalah Namikaze Sato, kepala keluarga Namikaze yang berumur panjang dan masih menjalankan perusahaan Namikaze meskipun sepenuhnya sudah diberikan kepada pewarisnya. Lalu ada Namikaze Lisa, seorang ibu yang sudah mempunyai cucu yang selalu setia mendampingi suaminya.
Namikaze Minato, seorang direktur Namikaze Corp yang amat berwibawa, tetapi saat berkumpul dengan keluarganya, ia menjadi lelaki yang penuh rasa kasih sayang. Namikaze Kushina, istri dari Namikaze Minato yang dulunya amatlah tomboy, tetapi semenjak bertemu Minato, ia menjadi feminin perlahan-lahan. Mereka kemudian memadu cinta hingga menghasilkan tiga buah hati mereka. Namikaze Ichigo, si anak sulung yang lebih cepat keluar empat menit daripada si tengah, Namikaze Naruto. Kebahagiaan mereka bertambah lengkap dengan hadirnya Namikaze Sara yang sudah berumur tiga tahun saat ini.
Kemudian Keluarga Uchiha yang terdiri dari Uchiha Fugaku sang kepala keluarga yang bertugas di kepolisian setempat dengan gaji yang tinggi ditemani dengan sang istri tercinta, Uchiha Mikoto. Ada juga si sulung Uchiha Itachi yang berumur dua tahun lebih tua daripada si kembar Sasuke-Rukia.
"Sini, Naruto, Sara," ucap Lisa, kemudian Sara dan Naruto meringsuk mendekat ke nenek mereka yang penampilannya tak mencerminkan bahwa ia sudah punya cucu, bahkan satu helai rambut yang mengalami reaksi hingga menjadi uban tak tampak di kepalanya. Sedangkan Ichigo sedang bermain dengan Sang Kakek, Namikaze Sato yang amat memanjakannya.
"Nah, Naruto, kamu ke tempat Tou-chanmu ya, lalu Sara kamu ke tempat Kaa-chan," suruh Lisa, sedangkan Naruto dan Sara menurut terhadap Neneknya ini.
"Lihat!" ckrek, Lisa memotret momen berharga tersebut, Minato yang memangku Naruto ditemani Kushina di sebelahnya yang sedang menggendong Sara.
"Kalian tampak mirip sekali! Bahkan warna mata dan warna rambut kalian sama, yah, rambut kalian sama-sama unik juga sih," ucap Lisa, memang benar. Kushina yang mempunyai rambut merah dengan warna mata violet menurunkan gennya terhadap Sara yang amat persis seperti Kushina, hanya berbeda panjang rambutnya saja karena rambut Sara masih pendek. Begitu pula dengan Naruto yang amat mirip dengan Ayahnya, yang berbeda hanyalah sebuah tanda lahir seperti kumis kucing yang membujur pada kedua pipi chubbynya.
DEG
Mata jingga Ichigo menatap pemandangan di depannya. Ya, ia sudah merasakan sakit hati ini semenjak beberapa tahun yang lalu, tetapi sekarang semuanya nampak nyata. Meskipun masih SD, ia dapat menyadari keganjilan yang dipunyainya daripada kedua saudaranya, ia menunduk sedih.
"Ichigo, kenapa kamu menjadi diam?" tanya Sato, Ichigo menatap Sato dan menunduk kembali.
"Tidak ada apa-apa kok, Kek," ucap Ichigo lirih melihat pemandangan yang cukup menyesakkan untuk anak kecil sepertinya.
"Lho, Ichi-nii kenapa diam?" tanya Naruto, ia turun dari pangkuan Minato dan berjalan menuju Ichigo. Sementara manik violet Kushina menangkap adanya keganjilan dari sikap Ichigo. Ia merasa pasti ada yang salah saat ini.
"Tidak apa-apa, Naru-baka," ucap Ichigo seenaknya, Kushina menghela nafas, sepertinya ini hanya dugaan semata karena sikap Ichigo kepada Naruto masih seperti biasa.
"Benar, Naruto itu dobe," sambung Sasuke, Ichigo terkekeh, sedangkan Naruto menggembungkan pipinya.
"Kalau begitu, Sasuke itu teme! Ichi-nii juga sama-sama baka karena aku juga baka!" seru Naruto membela diri.
"Maaf saja, aku mewarisi gen jenius dari Tou-chan, tak sepertimu," ucap Ichigo dengan nada mengejek, baru saja Naruto akan membalasnya ketika salah satu dari Uchiha bersaudara memotongnya.
"Sudah-sudah, kalian itu berisik sekali," ucap si rambut hitam, Uchiha Rukia yang menatap mereka dengan pandangan bosan dan tetap memeluk boneka chappienya.
"Eh, adikmu ini berisik sekali, teme," ucap Naruto seenaknya, meskipun seenaknya tapi tak dapat dipungkiri kalau mereka berempat saling menyayangi karena mereka seumuran dan selalu bersama.
"Hei, jangan ganggu Rukia, Naruto," bela Ichigo, ia memang sejak awal bertemu dengan Rukia sudah menaruh hati pada gadis bermata amethyst dan berambut hitam pekat ini.
"Wa, Ichigo ternyata membela Rukia ya, tak kusangka," goda Sasuke, Rukia yang merasa jengkel terhadap kakanya hanya melempar Sasuke dengan boneka chappie.
"Sasu jelek," ucap Rukia.
"Apa kamu bilang? Harusnya kamu memanggilku Sasu-nii," ucap Sasuke, Rukia menatap Sasuke.
"Huh, punya kakak sepertimu hanya membuat susah saja," ucap Rukia dan akhirnya keduanya bertengkar mulut, seperti adik kakak biasanya dan Ichigo serta Naruto hanya menimpali, keenam orang dewasa menatap mereka dan tersenyum.
"Wah wah, tak kusangka Sasuke yang biasanya kalem dapat menjadi liar juga saat berperang dengan Rukia ya," sindir Kushina sembari menggendong Sara.
"Yah, mereka memang seperti itu, tapi memang itu yang membuat mereka akrab 'kan?" Mikoto tertawa.
"Ah, sepertinya Ichigo menaruh hati pada Rukia, kamu rela kan Ichigo menjadi menantumu, Fugaku?" tanya Minato, Fugaku menatap pemandangan Ichigo yang membela Rukia.
"Aku tidak yakin," ucap Fugaku.
"Itachi itu dewasa sekali ya," celetuk Lisa karena akhirnya Itachi yang menyelesaikan pertengkaran bodoh mereka berempat dengan beberapa jitakan di kepala Ichigo, Naruto, dan Sasuke. Kemudian Ichigo tak sengaja bertemu pandang dengan Minato, tetapi Ichigo malah membuang muka.
"Eh, Kushina-chan," panggil Minato, Kushina menoleh.
"Ya? Ada apa, Minato-kun?" tanya Kushina, Minato menatap Ichigo lagi yang akhirnya kembali akur dengan mereka berempat.
"Tak apa, sepertinya hanya perasaanku."
~Our Promise~
Ichigo duduk di kelasnya dengan lesu, ia menatap foto kecil keluarga mereka yang selalu ia bawa-bawa sebagai jimat pelindung. Di sana terlihat Ichigo dan Naruto yang tersenyum dan berdiri di samping Kushina. Sedangkan Sara berada dalam gendongan Kushina yang duduk di kursi kecil. Sedangkan Minato berdiri dan tersenyum lembut kepada kamera. Ichigo menatap foto itu berkali-kali dan ia semakin yakin bahwa Naruto amat mirip dengan Minato dan Sara amat mirip dengan Kushina.
"Hei, strawberry," seseorang menyentuh pipi Ichigo dengan telunjuk, Ichigo segera mengalihkan pandangan dari foto tersebut, ternyata itu adalah Rukia. Rukia adalah teman sekelas Ichigo, Naruto, dan Sasuke.
"Lho, Rukia, ke mana Naruto dan Sasuke?" tanya Ichigo, Rukia hanya menunjuk pintu keluar.
"Tadi mereka pergi ke toilet, aku kan tidak dapat ikut," ucap Rukia, Ichigo membentuk bibirnya menjadi huruf 'o'.
"Enak sekali ya, kalian semua lelaki, sedangkan aku perempuan sendiri, terkadang ada batasan sendiri-sendiri," mata amethyst Rukia menatap Ichigo dengan pandangan sayu. Mata Rukia memang sayu, tetapi saat ia senang matanya akan membulat dan menampakkan matanya yang indah.
"Eh? Tidak juga," ucap Ichigo mengalihkan pandangannya, Rukia menatapnya dengan pandangan menyelidik.
"Ada masalah apa?" tanya Rukia, karena tumbennya Ichigo diam seperti ini, Ichigo terdiam seribu bahasa, merasa dirinya tidak dianggap, Rukia menendang kaki Ichigo seenaknya.
"Kata Kaa-san kalau orang bertanya harus dijawab," ucap Rukia, Ichigo menatap Rukia dan tersenyum sekilas.
"Yah, begini, Rukia, lihat ini," Ichigo menunjukkan foto keluarga mereka terhadap Rukia, Rukia mengamatinya dan tak menemukan keanehan apapun.
"Ini kenapa?" tanya Rukia, Ichigo menepuk keningnya, kemudian menunjuk Naruto.
"Naruto sangat mirip dengan Tou-chan," kemudian jemari kecilnya menunjuk foto Minato, Rukia mengangguk-angguk, benar juga, mereka sama-sama memiliki rambut pirang dengan mata sapphire.
"Lalu, Sara," jemari Ichigo menunjuk adiknya yang berada di gendongan Kushina.
"Mirip sekali seperti Kaa-chan," ucap Ichigo yang beralih menunjuk Kushina, Rukia mengamatinya.
"Benar juga, lalu apa masalahnya?" tanya Rukia, Ichigo merasa dirinya ingin terjatuh saat ini juga seperti di anime-anime.
"Aku…," Ichigo menunjuk dirinya dan kemudian beralih kepada kedua orang tuanya.
"Tak ada mirip-miripnya dengan Tou-chan maupun Kaa-chan," ucap Ichigo.
"Terkadang aku merasa sesak saat Sara maupun Naruto dipuji sangat mirip dengan Tou-chan dan Kaa-chan," ungkap Ichigo, ia menundukkan kepalanya. Tiba-tiba tangan kecil meraih wajah Ichigo dan memaksanya untuk berhadapan dengan wajah Rukia.
"Konyol," hanya satu itu tanggapan Rukia.
"Memang kamu tahu apa? Kamu tak tahu bagaimana rasanya," ucap Ichigo meskipun dalam hati ia merasa wajahnya panas karena memandang Rukia sedekat ini.
"Lihat mataku," ucap Rukia, Ichigo menatap mata Rukia, berwarna amethyst, memang indah sekali, tetapi Ichigo tak mengerti maksud Rukia.
"Mataku juga berbeda dengan Tou-san maupun Kaa-san, mata keduanya sama-sama obsidian, mata aniki-anikiku juga hitam, hanya aku yang berbeda," benar juga, jadi Rukia juga senasib dengan Ichigo.
"Saat aku bertanya pada Kaa-san, Kaa-san hanya tertawa dan berkata bahwa mata amethystku turunan dari nenekku, aku harusnya bersyukur karena memiliki mata yang indah," ucap Rukia dan melepaskan genggamannya pada wajah Ichigo kemudian ia tersenyum.
"Kamu juga harusnya bersyukur, rambut serta matamu itu bagus, mengingatkanku pada musim gugur," muka Ichigo memerah.
"Ah, Rukia-chan, ikut kami bermain yuk," ajak Inoue dan menunjukkan boneka kelinci kepada Rukia. Rukia yang pada dasarnya amat menyukai kelinci langsung tertarik.
"Nah, jangan menunjukkan muka sedih seperti tadi, jelek tahu," itu adalah ucapan terakhir dan amat menusuk bagi Ichigo sebelum Rukia pergi bersama Inoue. Ichigo tersenyum.
Ternyata ucapan Rukia kecil dapat membuat Namikaze Ichigo terpana.
~Our Promise~
Ichigo sudah mengenakan piyama tidurnya, ia bersiap untuk tidur. Adik kembarnya yaitu Naruto sudah terlelap dari tadi. Sedangkan Ichigo menyelesaikan PR terlebih dahulu sebelum tidur. Ichigo sudah naik ke tempat tidur dan mematikan lampu kamar, siap untuk tidur. Tetapi, ketukan ringan di pintu membuat Ichigo tak jadi tertidur.
"Ichi-kun, boleh Kaa-chan masuk?" tanya Kushina, kemudian pintu jati bercat putih dibuka olehnya.
"Ada apa, Kaa-chan?" tanya Ichigo tersenyum kepada Kushina, tiba-tiba saja Kushina memeluk Ichigo.
"Maaf ya, Kaa-chan tidak sadar bahwa selama ini kamu memikirkan hal seperti itu," pelukan hangat Kushina membuat Ichigo tersenyum.
"Maaf ya, Kaa-chan tidak sadar kalau kamu selama ini memikirkan soal penampilanmu yang berbeda," ucap Kushina merasa amat bersalah.
"Tidak apa, Kaa-chan," Kushina melepaskan pelukannya, menatap anak sulungnya yang mempunyai rambut jingga dengan warna mata jingga.
"Sebentar ya," Kushina segera mengambil peralatan gambar yang terletak pada laci meja Ichigo + Naruto. Kemudian ia mengambil crayon berwarna merah dan kuning dan meletakkan sebuah kertas gambar di pangkuannya. Sebelumnya, ia memangku Ichigo agar ia dapat melihat apa yang akan Kushina tunjukkan.
"Kamu tahu warna rambut Kaa-chan?" tanya Kushina, Ichigo mengangguk.
"Merah," ucapnya singkat, Kushina segera menggoreskan crayon berwarna merah di kertas gambar berwarna putih.
"Lalu, kamu tahu warna rambut Tou-chan?" tanya Kushina lagi, Ichigo mengangguk lagi.
"Pirang," Kushina tersenyum dan menggoreskan crayon berwarna kuning di atas goresan crayon berwarna merah dan perpaduan itu menghasilkan satu warna, yaitu jingga.
"Kamu sudah tahu artinya?" tanya Kushina, Ichigo yang dasarnya adalah anak yang cerdas langsung mengetahui arti dari gambaran Kaa-channya itu. Merah + kuning=jingga. Kushina + Minato= Ichigo.
"Kaa-chan, arigato," Ichigo sontak memeluk Kushina dan terisak pelan, ia sekarang sudah tak khawatir lagi.
"Iya, maaf ya, aku tak tahu kalau tak diberi tahu oleh Mikoto, sedangkan Mikoto diberitahu oleh Rukia, sepertinya Rukia cukup memperhatikanmu ya," Kushina menepuk pelan Ichigo, Ichigo hanya mengangguk dan terisak kembali. Lagipula sama seperti Rukia, pada kenyataannya rambut Ichigo itu turunan dari Kakek Minato dulunya dan baru muncul pada keturunannya sekarang ini karena tak seperti gen rambutnya yang dominan pada keturunannya sebelumnya, rambut jingga Kakek Minato susah sekali untuk didapatkan.
~Our Promise~
Cklek
Pintu kamar Ichigo+Naruto sudah ditutup oleh Kushina. Kushina tersenyum, memang pemikiran anak kecil begitu kritis dan terkadang Kushina bingung sendiri untuk menjawabnya.
"Hei, sudah selesai?" tanya Minato, Kushina menoleh dan mendapati Minato membawakan dua cangkir teh dan menyerahkan salah satunya pada istrinya ini.
"Iya, tak kusangka Ichigo akan berpikir seperti itu, ia memang dewasa sekali," ucap Kushina, ia menuju sofa dan mendudukkan dirinya di sofa tersebut kemudian menyeruput tehnya.
"Ia memang mirip sepertiku, padahal rambut jingganya dapat dari kakekku, mata jingganya juga, tapi jawabanmu memang yang terbaik," gurau Minato, ia duduk di samping Kushina dan merangkul istri satu-satunya.
"Ya, aku mengakui itu, oh, kamu tak menyelesaikan pekerjaanmu?" tanya Kushina, Minato menggeleng.
"Sudah selesai, lagipula aku ingin berduaan saja dengan si cantik Kushina ini," goda Minato yang membuat dirinya mendapat sebuah pukulan penuh cinta di dadanya.
"Baka, dasar perayu kelas kakap busuk," Minato tertawa dan mengaduh pelan.
"Ya, tapi perayu ini adalah suamimu, bukan begitu?" Kushina terpaksa menyunggingkan senyum dan menyandarkan kepalanya di dada Minato.
"Yah, benar juga," Minato mengelus rambut Kushina.
"Aku punya perasaan bahwa Ichigo kelak akan bersama Rukia, apakah kamu tidak berpikir seperti itu?" tanya Minato, Kushina tertawa.
"Aku juga begitu, Mikoto bercerita padaku bahwa Rukia sepertinya mengkhawatirkan Ichigo, ia bahkan sempat digoda Sasuke karena memikirkan Ichigo."
"Mungkin Sasuke cemburu karena Rukia dekat dengan lelaki lain daripadanya," gurau Minato, Kushina mau tak mau ikut tertawa.
"Ya, kita lihat saja nanti."
~Our Promise~
Tak terasa sudah bertahun-tahun bergulir semenjak peristiwa itu dan Ichigo semakin yakin bahwa tidak ada yang salah dengan penampilan Ichigo yang berbeda daripada Naruto dan Sara. Bahkan karena kejadian itu, Ichigo semakin dewasa tindakannya.
"Hei, Strawberry," Ichigo menoleh, dirinya sekarang sudah berusia 16 tahun dan lagi-lagi satu sekolah bersama Naruto, Sasuke, serta Rukia.
"Eh, Pendek, ada apa?" tanya Ichigo, panggilan itu memang dikhususkan pada Uchiha Rukia yang memang lebih pendek darinya, sekitar sepundak Ichigo.
"Heii! Tak bisakah kamu lebih sopan terhadapku?" protes Rukia, Ichigo terkekeh dan mengacak rambut Rukia.
"Kamu duluan yang memanggilku Strawberry, Pendek," Rukia menggembungkan pipinya.
"Itu kan panggilan sejak kecil yang sudah melekat, sedangkan kamu memanggilku pendek baru masuk SMA," protes Rukia lagi tak mau kalah, Ichigo tertawa.
"Yah, anggap sebagai panggilan sayang," kemudian Ichigo pergi meninggalkan Rukia yang sedang terbengong-bengong dan membatu di tempat.
Bukan berarti semakin dewasa, rasa suka Ichigo malah menghilang dari Rukia. Justru sebaliknya, rasa sukanya kini semakin membuncah dan bukan sebagai cinta monyet abal-abal lagi, melainkan menjadi cinta monyet remaja.
"Ichigo-kun," suara yang lembut ini, Ichigo menoleh dan mendapati Orihime Inoue sedang tersenyum kepadanya, Inoue memang wanita yang berbanding terbalik daripada Rukia yang suka seenaknya sendiri, Inoue lembut, baik, tingginya melebihi pundak Ichigo dan pandai memasak, tipe wanita yang dikejar-kejar banyak cowok. Tetapi tidak untuk Ichigo.
"Hei, Orihime, ada apa?" tanya Ichigo, Inoue tersenyum, sebelum ia sempat membuka mulutnya, tiba-tiba saja ada yang memukulnya dari belakang.
"Baru pagi-pagi sudah bermesraan dengan 2 cewek, enaknya," Ichigo berbalik dan menendang adiknya, Naruto yaitu sang pelaku yang memukulnya.
"Enak saja! Mending kamu urusi pacarmu sendiri saja sana, Baka!" seru Ichigo, Naruto menjulurkan lidahnya. Semakin dewasa, Naruto dan Ichigo tumbuh menjadi lelaki yang gagah dan disukai banyak wanita, tetapi Naruto sudah menambatkan hatinya pada Hyuuga Hinata. Gadis pemalu yang amat menyayanginya sejak mereka SD. Diam-diam, Ichigo iri, karena mau sebesar apapun ia menyukai Rukia, Rukia tetap tidak merespon apa-apa, karena Rukia orangnya tidak peka terhadap keadaan sekitar.
"Eh, ada Dobe dan Ichigo, ngapain kalian kumpul di koridor seperti ini?" tanya Sasuke, di sebelahnya ada Haruno Sakura, kekasih Sasuke yang dulunya mengejar-ngejar Sasuke. Awalnya, Sasuke menolak, tetapi lama-kelamaan ia luluh juga.
"Hah, Naruto dan Sasu-nii sudah punya pacar ya, tinggal kita sendiri yang belum," ucap Rukia yang tiba-tiba muncul entah dari mana.
"Yah, saatnya kita mencari pacar juga, Strawberry," ucap Rukia, menepuk pundak Ichigo dan kemudian meninggalkannya.
"Eh, Ruki-chan!" Inoue mengejar Rukia karena Inoue adalah teman dekat Rukia setelah Ichigo, Naruto, dan Sasuke.
"Sabar ya, Aniki, sepertinya Rukia belum sadar perasaanmu, deh," ucap Naruto.
"Tidak apa kok, lama-kelamaan dia juga sadar," ucap Ichigo.
"Belum tentu, apalagi Rukia itu sangat bebal, kamu harus gencar melakukan pendekatan, meskipun Rukia tak sadar, tapi aku yakin bahwa Rukia juga menyukaimu," timpal Sakura, ia amat tahu sifat Rukia karena mereka sempat sekelas saat kelas 1 SMA dulu.
"Lebih baik kamu melakukan pendekatan, yang menyukai Rukia bukan hanya kamu," ucap Sasuke dan menunjuk Rukia yang sedang dikejar oleh Renji. Rukia hanya menatap Renji dengan bosan.
"Ya, benar juga, kalau bukan sekarang, kapan lagi?"
~Our Promise~
"Pendek!" seru Ichigo saat Rukia mengganti uwabakinya dengan sepatu sekolahnya di depan loker.
"Ya, kenapa?" tanya Rukia, Ichigo berhenti dan mengatur nafasnya dulu karena saat ia ke kelasnya Rukia, kata Inoue, Rukia sudah beranjak pulang dari tadi.
"Aku ingin berkata sesuatu, ayo ke halaman belakang sekolah," Ichigo menarik lengan Rukia, Rukia tak bergeming dan menatap Ichigo.
"Kalau mau bicara sesuatu, di sini saja," ucap Rukia.
"Sudah, ikut saja," akhirnya Rukia mau tak mau mengikuti arah Ichigo berjalan, ke halaman belakang sekolah. Halaman belakang sekolah dihiasi oleh pemandangan mentari senja yang indah.
"Ada apa sih?" tanya Rukia, tetapi sebelumnya, Ichigo memegang kedua pundak Rukia, mukanya memerah, ia tak berani mengatakan sesuatu yang ia pendam sejak ia masih SD dulu.
"Kamu tahu, Rukia? Aku tidak bisa romantis," ucap Ichigo, Rukia menautkan alisnya.
"Iya, aku tahu, bahkan kamu saat MOS tak dapat membuat surat cinta dan ditertawakan oleh senior lalu para senior membacakannya keras-keras di depan sehingga kamu amat malu," ucap Rukia yang membuat muka Ichigo semakin memerah.
"Sudah, jangan ungkat-ungkit itu lagi, hah, kamu itu tak sensitif sekali, bahkan aku memanggil namamu baru kali ini saja kamu tak sadar," ucap Ichigo, Rukia membelalakkan matanya, benar juga.
"Ah, benar juga, ada apa sih? Ada sesuatu yang spesial?" tanya Rukia masih dengan polosnya.
"Ahh, kamu membuat ini terlalu susah! Aku hanya mau berkata satu kalimat, aku menyukaimu, Uchiha Rukia!" seru Ichigo, mukanya memerah, Rukia terdiam dan menunduk. Setelah beberapa saat, merasa bahwa tidak ada harapan, Ichigo mulai beranjak meninggalkan Rukia, tetapi tangan besarnya ditahan oleh tangan kecil Rukia.
"Eh?"
"Kamu mau pergi dan membuatku berubah pikiran?" tanya Rukia, Ichigo masih terbengong dan menatap Rukia penuh tanda tanya.
"Maksudmu?"
"Aku mau, aku juga menyukaimu."
"Heh?" Ichigo cengo, berkali-kali ia berpikir bahwa ia mendengar sesuatu yang salah atau ada kotoran di kupingnya sehingga ia mengorek kupingnya.
"Baka! Jangan suruh aku mengatakannya dua kali!" Rukia menendang Ichigo dan segera meninggalkan Ichigo yang masih terbengong. Saat Ichigo sadar, ia segera mengejar Rukia.
"Hei! Itu berarti kamu menerimaku?" tanya Ichigo, Rukia menatap Ichigo dengan muka memerah, baru kali ini Rukia menunjukkan ekspresi seperti itu, bagi Ichigo ekspresi Rukia amatlah imut.
"Sudah kubilang jangan memaksaku untuk mengatakannya dua kali! Iya! Aku menyukaimu! Puas?" seru Rukia, meski Ichigo merasakan sakit di sana sini akibat tendangan Rukia, tetapi ia merasa amat bahagia.
"Ya! Aku juga menyukaimu, Uchiha Rukia!" seru Ichigo dan diakhiri oleh satu pukulan maut dari Rukia karena ia berteriak terlalu keras.
~Our Promise~
"Wah-wah, sepertinya kita akan menjadi saudara ipar ya, Teme," ucap Naruto yang mengintip dari balik semak-semak.
"Eh? Siapa juga yang mau menjadi saudara ipar denganmu?" tanya Sasuke.
"Tapi akhirnya Ichi-nii berhasil juga ya," ucap Sara yang ikut mengintip, kebetulan saat pulang dari SD, ia bertemu dengan Naruto dan Sasuke yang mengintip sesuatu dari balik semak-semak dan membuatnya ingin bergabung.
"Kabar bagus untuk Kaa-chan, tapi sepertinya Rukia mirip dengan Kaa-chanku ya," ucap Naruto, kemudian ia mengambil ponsel dari sakunya dan mengetik sms dengan sangat cepat kepada Kushina.
"Iya ya, benar juga," Sara ikut menyetujui pendapat anikinya.
~Our Promise~
From: Naruto
Kaa-chan! Ada kabar bagus! Ichi-nii berpacaran dengan Rukia! Ahahaha
Kushina yang membaca kabar dari Naruto segera tersedak teh yang sedang ia minum. Wah wah, sepertinya Minato akan memenangkan taruhan dari Fugaku.
~OWARI~
A/N : Kyaa! Akhirnya jadi juga cerita ini! XD aku senang sekali, amat sangat senang karena bisa memberikan ending IchiRuki yang manis, maaf alurnya mungkin sangat cepat, gomen.