DISCLAIMER : Naruto itu punyanya om Masashi Kishimoto. Kalo Naruto punya saya, pasti Sasuke ama Hinata udah jadian hehe.
Pairing : SasuHina
Rated : T sih tapi mungkin sedikit ke M nantinya hohoho.
LAST CHAP
"Kau tidak tau seberapa lama aku menunggumu,Hinata."
Ia membelai wajahku dengan bibirnya pelahan. Denyut jantungku berdetak berhamburan. Aku merasakan takut tapi .. ada hal lain yang tidak aku mengerti, suatu perasaan bahwa dia ..dia ..
"Aku ingin menarikmu,Hinata. menarikmu bersamaku." Ucapnya sambil mengusapkan hidungnya ke rahang wajahku. Aku menutup mataku erat. Tubuhku tak bisa bergerak, tak bisa menolak.
"Karena kau milikku,Hinata. ya, kau milikku." Ucapnya sambil mendekatkan bibirnya ke bibirku.
"SASUKE!" jerit hinata.
Napas Hinata terengah-engah mimpi buruk itu kembali menghantuinya. Setiap malamnya semakin jelas. Peluh keringat menuruni wajahnya, Hinata masih mengingat mimpi-mimpi itu dengan jelas.
Napasnya masih memburu panik,merasakan dinginya mimpi-mimpi tersebut.
Setiap mimpinya dengan berkerja dengan cara yang sama,kegelapan yang sama dan dengan orang yang sama mengahtui hinata setiap harinya.
Tetapi kali ini mereka lebih jelas. Dia lebih jelas
"S-sasuke." Gumam Hinata lirih perlahan.
...
...
...
"ya?"
THIS CHAP
Sasuke menatap mata peraknya lama, kegelapan yang membayangi mereka tidak dapat menangguhkan kepanikan di dalam mata peraknya. Melihat raut bingung di wajahnya, Sasuke menyeringai kecil. Hinata berusaha mengeluarkan suaranya untuk bicara, namun kejadian ini terlalu membingungkan. Sulit baginya untuk menemukan kata-kata.
"K-kenapa k-kau?" ucap Hinata bingung.
Sasuke yang tadinya berdiri dengan tubuh bersandar di dinding tepat dihadapan tempat tidur Hinata kembali bergerak. Melihat Hinata yang ingin berteriak Sasuke memberikan mantra diam kepada Hinata. Mantra ini membuat Hinata tidak berbicara. Perlahan menjejekan kakinya ke arah Hinata. gadis berambut indigo dihadapanya mundur dengan gugup menyadari sasuke yang semakin mendekat. Hinata ingin berteriak, namun suara dari tenggorakanya seakan tersangkut membuatnya semakin panik.
'S-suaraku!' Batin Hinata panik.
"Ssst.. percuma Hinata. " Bisik kecil Sasuke menggoda.
Perlahan Sasuke mendudukan dirinya disamping Hinata, bertatapan denganya di tempat tidur Hinata. Sasuke melihat Hinata lebih lama, menatap ke dalam mata perak yang sudah lama menghantuinya sejak dulu. Rambut panjang kebiruanya tergerai sedikit berantakan. Baju tidur putihnya yang terbuka. Tangan Hinata yang saling bertautan gugup. Hinata menatap Sasuke nanar dan takut.
"Dengarkan aku. Bagaimana kau bisa bangun?"
Hinata berpikir keras, apa yang dimaksud Sasuke dengan bangun. Bangun dari mimpi buruk tadi atau bangun –
"Aku sudah mengenaimu dengan mantra mimpi. Kenapa kau masih bisa terjaga darinya" Ucap Sasuke pendek.
Sasuke menggapai wajah Hinata dengan tangan sebelah kananya, namun Hinata terus bergerak mundur menghindari tangan Sasuke yang menggapainya. Dengan cepat tangan Sasuke menghentikan gerak Hinata dan menangkuh wajah Hinata ke dalam genggamanya.
"Juga dengan mantra diam." Lanjut Sasuke
Sekarang Hinata mengerti mengapa sangat sulit baginya untuk mengeluarkan suara. Seakan ada yang tersangkut di batang tenggorakanya. Hinata menatap Sasuke lama. Menatap ke dalam mata gelapnya, ke dalam wajah pucat yang membungkus dirinya. Hinata seakan terhisap ke dalam kedalaman matanya. Sentuhan jemari Sasuke di kulitnya bagaikan sebuah sengatan kecil peringatan bahaya.
Namun Hinata diam.
Menyeringai kecil, Sasuke kembali tertawa kecil melihat kegugupan Hinata di depanya.
"aku tidak akan menyakitimu, tidak sekarang." Ucap Sasuke. Menatap tubuh Hinata lama, menatap gaun tidur putih Hinata yang berantakan menonjolkan bentukan dalam tubuhnya. Sasuke akhirnya merapatkan dirinya ke arah Hinata. membaringkan Hinata perlahan di tempat tidur dengan perlahan naik ke atas Hinata. dengan lembut Sasuke menurunkan wajahnya ke dekat Hinata. merasakan hembusan napas Hinata diwajahnya.
Sasuke dapat merasakan kegugupan yang dirasakan Hinata. merasakan detang jantungnya yang bergerak tidak karuan. Sasuke dapat merasakan desiran darah Hinata yang bergerak cepat di bawah pembuluh darahnya. Matanya yang menerawang bersiap. Seakan-akan Hinata tau apa yang akan Sasuke lakukan padanya.
"Kau tidak akan benar-benar ingat besok Hime tentang malam ini. tapi aku dapat merasakan bahwa kau sangat gugup berada di bawahku." Tawa Sasuke masih mengusapkan punggung tanganya ke wajah lembut Hinata yang terdiam.
Perlahan Sasuke mendekatkan wajahnya ke arah wajah Hinata dan mengecup bibirnya perlahan dan dalam. Sasuke merasakan detak jantung Hinata yang bergelepar-gelepar tidak karuan. Sasuke merasakan sakit peringatan karena menyentuh Hinata. saat ia kembali melumat bibir Hinata ia merasakan panas di sekujur bibirnya yang sekarang mengelupas karena terbakar.
Mendecih kesal Sasuke kembali bangkit dari tubuh Hinata. menatap gadis yang kini ada di depanya dengan tatapan kesal, sekali lagi Sasuke mencium bibir Hinata dengan paksa berusaha melumat bibirnya dengan giginya, namun sekujur tubuhnya mendapatkan sengatan panas kembali. Dengan cepat Sasuke bangun dan melihat hinata yang masih terkena mantra diam.
"Aku tidak tau kekuatan-mu dapat menahanku melakukan sesuatu yang aku inginkan padamu. "
Mendecih kesal Sasuke melepaskan mantra yang masih mengikat pada Hinata dan menidurkanya menghapus mimpi dan kejadian ini dari ingatanya.
Hinata kembali terlelap dalam tidurnya. Sasuke menaiki jendela kamar Hinata dan membuka tirainya. Ia menatap Hinata yang sedang tertidur sebentar sebelum pergi.
"Apa yang kau inginkan Sakura?" tanya Sasuke pendek.
"Jangan ganggu dia Sasuke."
Sasuke mendekati Sakura perlahan, menatapnya dengan penuh rasa meremehkan. Memasukan kedua tanganya ke dalam saku celanya bosan. Sasuke mendekatkan dirinya ke Sakura yang masih terdiam di tempatnya.
"Hahaha .. kau pikir sihir pelindung mu bisa melindungi dia dariku?aku bahkan bisa masuk ke dalamnya." Seringai Sasuke.
Sakura menyipitkan matanya tidak suka mendengar pernyataan angkuh Sasuke. Sakura bersiap-siap melayangkan tinjunya ke arah Sasuke –
*BRUK*
Sakura terpental jauh dari hadapanya dan melayang terikat tiga kaki dihadapan sasuke. Sasuke kembali menurunkan Sakura ke tanah dengan kesal.
"Jangan bermain-main denganku Sakura. Aku tidak bisa meninggalkan yang satu ini, betapapun kau berusaha. Dia milikku kau mengerti." Decih Sasuke kesal.
Pagi ini hinata terbangun dengan senyum menghiasi wajah cantiknya. Membuka jendela kamarnya, ia menghirup kehangatan yang terpancar dari pohon-pohon Ek di sekitarnya. Menopangkan wajahnya sebentar merasakan nuansa embun-embun pagi yang menyejukan.
*DRRT*
Mendengar getar dari Handphone-nya hinata membuka pesan yang muncul.
From : 08XXXXXXXXX
Aku akan mengantarmu ke sekolah hari ini.
- Sasuke -
Tersenyum senang Hinata mengabaikan pikiran rasionalnya seperti bagaimana Sasuke tau rumahnya dan Nomor Handphonenya. Hinata hanya tau pria yang di khayalkanya akan menjemputnya hari ini.
membaca pesan balasan Hinata, Sasuke menyeringai kecil.
Haven't I said to you
Though I really am I sinfull person and the Hell is the only way
I'll drag you to hell with me, so we will be together
Who said that love isn't selfish
Love is selfish or you can say it Lust, Hime
TBC
mohon maaaaaaf
bagi yang nunggu fic ini dan baru dilanjutin sekarang.
maaf ya minna, semoga masih dibaca dan bersedia memberi review.
dimohon review ya saran kritikmarah marah semua diterima :D
sekali lagi dimohon saranya. *bow*
doumo arigatou minna-san!