.

.

Lover Eternal

Disclaimer : Naruto itu selalu milik Masashi Kishimoto

Genre : romance, fantasy, tragedy/hurt/comfort, vampire

Rated : T – M

.

.

Tatapan tegang terlihat dari seluruh vampire yang kini berhadapan dengan beberapa petinggi organisasi Akatsuki. Terlihat hanya dua sosok yang mengeluarkan suara mereka, sedangkan yang lain hanya memandang sinis pada mereka yang baru saja mengalami pertarungan besar terhadap lesser liar. Sasuke menarik Sakura bersembunyi ke belakangnya, namun mata Sakura tetap tertuju pada wajah sang monster yang menurut wanita itu terlihat … pilu.

"Hanya sebatas ini kemampuan kalian?" tanya sang wanita cantik berambut pirang sambil mengencangkan ikatan rantai pada monster.

"GRAAAAAAAAA!"

Sakura bereaksi seolah ingin menolong monster yang nyaris membunuhnya itu, berkat genggaman kencang yang Sasuke berikan pada wanita itu jadi Sakura tidak bisa pergi kemana-mana. Mata emerald-nya kini menatap para petinggi Akatsuki satu persatu. Setelah jelas melihat wanita pirang dan laki-laki bermasker itu, Sakura mengalihkan pandangannya pada laki-laki berambut pirang sambil menyeringai. Dan di sebelahnya terlihat sosok laki-laki tampan berambut orange.

Sesaat Sakura dan laki-laki itu saling tatap. Sampai ekspresi Sakura berubah dan tiba-tiba memalingkan wajahnya, laki-laki itu tersenyum.

"Tsunade-sama," panggil laki-laki berambut pirang tersebut.

"Ada apa, Yahiko?"

"Sepertinya … ada yang mempunyai kekuatan sepertiku," ucap laki-laki yang ternyata bernama Yahiko sambil menyeringai.

'Aku tidak suka dia,' pikir Sakura.

"GRRAAAAAAAAARRRRRR!"

Amukan dari sang monster membuat Tsunade mengalihkan pandangan yang tadinya sedang menganalisa mereka satu persatu kini menjadi fokus terhadap monster tersebut.

"Kakashi! Lumpuhkan dia dengan petirmu," perintah Tsunade pada laki-laki bermasker.

Hanya para petinggi Akastuki yang mempunyai kekuatan istimewa, saat Kakashi akan mengeluarkan petir dari tangan kanannya …

"TIDAK! JANGAN!" cegah Sakura, "Ada yang ingin dia sampaikan!"

Kakashi menghentikan gerakannya dan menoleh ke arah Sakura. Melihat Sakura yang kini saling tatap dengan monster tersebut, Kakashi melirik Tsunade. Kemudian wanita yang terkenal dengan pemimpin Akatsuki mengangguk seolah biarkan Sakura melakukan apa yang ia inginkan dulu.

"Gghrrrrrr Ggrrrr."

"Bu … nuh?" ucap Sakura bingung.

Saat monster itu menggeram sekali lagi, Sakura mendapatkan tatapan pilu pada sorot mata yang kini terlihat sangat kejam. Sakura terdiam sejenak seolah mendengarkan monster itu berbicara.

"Ghhrrrr..."

"Tidak~ aku tidak bisa melakukan itu," ucap Sakura pilu.

"GRAAAAAAAAAAAAAAAAA!"

Jeritan pilu dari sang monster membuat Sakura memejamkan kedua matanya, penasaran apa yang terjadi, Tsunade melirik Yahiko seolah bertanya apa yang dikatakan monster itu.

"Dia meminta kita untuk membunuhnya," ujar Yahiko sambil melipat kedua tangannya.

"Lakukan," perintah Tsunade.

"TIDAK! JANGAN!" cegah Sakura.

"Tahan wanita itu," ucap Tsunade sambil memakai kedua sarung tangannya dan berjalan mendekati sosok monster yang sedang diikat kencang.

Laki-laki pirang yang menyeringai mencengkram kedua tangan Sakura, namun Sasuke mengambil tindakan yang cekatan. kini dirinya mencengkram kerah laki-laki pirang itu dan menatapnya tajam seolah ingin membunuhnya, "Jangan kau sentuh dia."

"Wooww, santai saja, aku tidak tertarik pada wanitamu, wanitamu ini sangat–"

"Deidara jaga mulutmu!" tegur Tsunade yang membuat laki-laki pirang itu menutup mulutnya.

"Sasuke, tolong dia... dia tidak bersalah, bukan kemauannya melakukan ini semua!" pinta Sakura.

"Sakura, monster kutukan tidak hidup di alam ini, mereka diciptakan memang untuk membunuh," jelas Sasuke pada kekasihnya.

"Tapi dia tidak bersalah, dia tidak–"

"GROAAAAARRRRR!"

Mata Sakura terbealak ketika Tsunade menembuskan tangannya ke dada monster itu. Hinata menatap kejadian itu dengan rasa kasihan bercampur tegas. karena suatu saat, tugas itu akan ia lakukan di masa depan nanti. Menyadari kekasihnya memaksakan diri, Naruto memeluknya dari belakang, "Tidak usah kaulihat kalau tidak kuat," bisik Naruto dengan lembut, dan dijawab oleh Hinata hanya dengan gelengan kepala saja.

Berbeda dengan Ino, dia menyembunyikan wajahnya di dalam pelukan Shikamaru. Entah kenapa suara jeritan monster yang pilu itu mengingatkan Shikamaru kepada adiknya yang dulu rela berkorban demi perdamaian dua clan. Namun Shikamaru sadar, tindakannya mengkhianati Sasuke memang salah, karena dirinya yang merasa egois itulah keadaan menjadi seperti ini. Shikamaru hanya bisa terdiam sambil membelai rambut Ino.

Sedangkan Karin, dia hatinya yang paling kuat diantara semua wanita. Karin melangkahkan kaki kearah Tsunade dan membantu ketua organisasi itu untuk menarik paksa jantung sang mosnter, melihat tindakan karin yang sangat berani membuat Gaara kagum, namun Gaara tahu, walaupun Karin berani melakukan tindakan kejam itu, Gaara tahu bahwa dalam hati... wanita berambut merah itu menangis.

Neji dan Sai hanya bisa melihat para anggota akatsuki melakukan ritual pembunuhan monster itu. Sedangkan Sakura terus berontak dari pelukan Sasuke. Sakura ingin menolong monster itu, karena Sakura yakin... monster itu adalah monster yang pernah diceritakan sang ibu kepadanya saat ia kecil dulu. Sakura sangat yakin, monster itu bukan dongeng belaka.

Tsunade berusaha keras untuk menembus kulit mosnter yang sekeras baja itu memakai tangannya yang berkilauan cahaya, dibantu oleh karin yang memberikan energinya pada Tsunade. Kakashi yang terus memberi kelumpuhan listrik pada sang monster pun sudah mulai kelelahan, sampai akhirnya Tsunade berhasil menembus kulit baja itu dan menggenggam jantung sang monster.

"AARRRGGHHHHHHH! GRAAAAAAAAAAAA!"

Jraaasshh!

Tsunade menghancurkan jantung di dalam tubuh monster tersebut.

Mata Sakura makin terbelalak ketika saat tubuh monster itu perlahan menjadi butiran pasir, monster itu mengatakan sesuatu yang membuat Sakura shock.

"TIDAAAAAK! DIA BUKAN MAKHLUK JAHAT! KENAPA KALIAN HARUS MEMBUNUHNYA!"

Tsunade melirik Sakura sinis, "Sisanya biar anggota lain yang membersihkan area yang rusak, kalian..." tunjuka Tsunade pada mereka yang berbuat ulah, "ikut aku ke markas besar untuk pengadilan."

.

.

.

Ruang sidang yang begitu besar dan terlihat mewah dipenuhi oleh vampire-vampire yang berasal dari keluarga organisasi. Sasuke, Sakura, ino, Shikamaru, Karin dan Gaara duduk di tempat terdakwa, sedangkan Neji, Hinata, Naruto dan Sai duduk di area saksi. menunggu Tsunade yang menjabat sebagai ketua organisasi itu datang, Sakura masih meneteskan air mata. Ucapan sang monster sebelum mati terus terngiang di kepalanya. Belum sempat Sasuke bertanya pada Sakura, Tsunade sudah datang bersama ketiga pengikutnya, Kakashi, Yahiko dan Deidara.

"Sidang akan kita mulai," ucap Tsunade yang mengenakan gaun hitam yang cantik, "Kasus pertama adalah pengkhianatan Shikamaru pada darah murni, bisa kau jelaskan alasan logismu?"

"Tidak ada," jawab Shikamaru singkat.

"Dan Yamanaka Ino, membantu pengkhianatan dan penculikan terhadap Karin dan Sasuke. apa kau membantu karena dipaksa atau–"

"Aku yang memaksanya, karena aku mengancamnya kalau tidak mau membantuku, aku akan membunuh soulmate-nya," jawab Shikamaru memotong kalimat Tsunade, bahkan Ino tidak sempat menjawabnya.

"Shika–"

"Dia bersih dari kasus ini, semuanya murni aku yang memaksa," ujar Shikamaru dengan tenang.

"Apa itu benar?" tanya Tsunade.

"Itu–" tangan Ino segera digenggam oleh Shikamaru, seolah tahu apa yang ada dipikiran Shikamaru, Ino menghela nafas dan menatap Shikamaru dengan tatapan kesal dan pilu, "benar. aku dipaksa olehnya."

"Shikamaru dinyatakan bersalah atas pembunuhan vampire di markas, pengkhianatan dan penculikan. kau akan dihukum selama 300 tahun dengan ketentuan bersyarat, serta rehabilitas perilaku," ucap Kakashi.

"Aku terima," jawab Shikamaru.

"Selanjutnya, Karin," lanjut Tsunade, "bisa kaujelaskan tentang perubahan yang terjadi pada Gaara?"

"..." Karin terdiam, bukan karena takut, tapi karena dia sedikit malu untuk mengakui bahwa dirinya mencintai Gaara di depan umum seperti ini.

"Bagaimana kalau aku tidak keberatan diubah menjadi seperti ini?" tanya Gaara.

"Hukuman bisa diringankan," jawab Yahiko.

"Aku mengubahnya karena aku melihat Gaara sekarat, dan aku... mencintainya," jelas Karin sambil menatap tegas pada Tsunade.

"Tapi kau adalah soulmate Sasuke," ucap Kakashi.

"Aku tidak mencintainya," jawab Karin tegas, "Aku memang berencana untuk memutuskan tali soulmate-ku dengan Sasuke, namun kejadian tak terduga terjadi."

Tsunade meghela nafas pada semua anak didiknya yang kini harus menjalani hukuman.

"Berikutnya Sasuke, kau tahu hukumannya mengubah manusia menjadi vampire kan?" tanya Tsunade.

"Aku tahu," jawab Sasuke singkat.

"Kau dan Karin akan di karantina selama 100 tahun, tidak boleh kembali ke dunia manusia, dan mengabdi pada organisasi," jelas Tsunade, "untuk Shikamaru, maaf... kami harus menghilangkan kekuatanmu."

"Ya," jawab Shikamaru singkat.

Ino menatap Shikamaru dengan khawatir, namun sebelum Ino mengucapkan sesuatu, Shikamaru tersenyum lembut padanya, senyuman pertama yang Shikamaru tunjukkan pada Ino, "Ini keinginanku."

Ino menahan air matanya agar tidak keluar dan mengangguk kencang atas keputusan Shikamaru.

"Sekarang, kami akan memutuskan tali soulmate kalian dan menyambungkannya pada soulmate yang baru," ujar Tsunadei yang membuat simbol di tengah lantai.

Sasuke menggandeng Sakura, Karin menuntun Gaara ke tengah, dan Ino melangkah bersama Shikamaru dan Sai. Tsunade mulai membacakan mantera pelepas dan penghubung soulmate sambil melakukan beberapa gerakan, timbul cahaya dan angin pelan yang muncul dari bawah lingkaran tersebut. Serentak ke tujuh vampire tidak sadarkan diri, dan beberapa tali merah mulai melilit ke masing-masing pasangan. Selesai membaca mantera, Tsunade menyadarkan mereka kembali, tapi bukannya sadar, Sakura dan Gaara malah tumbang karena tak sadarkan diri. Tidak ada yang terkejut saat mereka berdua masing pingsan karena itulah prosesnya pengikatan soulmate.

Karin menghampiri Gaara dan Sasuke menghampiri Sakura. sambil mendekap tubuh mungil Sakura, Sasuke mencium kening dan membelai kepala wanita yang kini resmi menjadi soulmate-nya, "Kau milikku sekarang."

.

.

.

Cahaya putih samar-samar terlihat oleh kedua emerald yang kini redup, saat pemilik mata itu kembali sadar dari pingsannya, ia melihat Sasuke yang kini sedang menatapnya dengan tatapan lembut. Sakura mencoba untuk bangun dan dibantu oleh Sasuke bersender di ujung kasur. Sesaat hanya diam yang menyelimuti mereka, tidak ada yang berani melontarkan satu katapun. Sasuke masih merasa bersalah karena telah mengubah Sakura yang tidak mau menjadi vampire. Sedangkan Sakura masih bingung dengan perasaannya sendiri, antara senang karena tidak harus lagi merasakan penyakitnya, atau harus sedih karena kini dia bukan lagi manusia.

Tapi sekilas Sakura mengingat ucapan yang ia lontarkan sendiri saat dirinya kecil, senyuman tipis terlukis di wajah Sakura yang kemudian menggenggam tangan Sasuke. Sasuke yang bingung menatap Sakura dengan tatapan bertanya-tanya, kenapa wanita-nya ini tersenyum seperti itu? "Terima kasih," ucap Sakura pelan.

"Untuk?"

"Menjadikanku sepertimu,"

Entah kenapa mendengar jawaban Sakura, hati Sasuke sangat lega dan langsung saja memeluk wanita itu. Pelukan erat yang Sasuke berikan pada Sakura cukup untuk memberi tahunya bahwa Sasuke sangat mencintainya. Sasuke hanya bisa bersyukur karena akhirnya Sakura bisa menerima keputusannya yang egois ini.

"Pertama kali aku bertemu denganmu, aku merasa kaulah orangnya, kaulah soulmate-ku, aku sangat yakin. Aku berusaha keras agar kau mencintaiku, menerimaku, dan rela hidup selamanya denganku," ucap Sasuke sambil melepaskan pelukannya kemudian merogoh saku-nya dan mengeluarkan kotak kecil berwarna biru tua, begitu dibuka, Sasuke mengambil cincin berlian dan dipasangkan ke jari manis Sakura tanpa persetujuan wanita itu.

"Kau harus menikah denganku," perintah Sasuke sambil tersenyum lembut.

"Dengan senang hati," jawab Sakura yang langsung memeluk Sasuke.

Mungkin pada awalnya Sakura tidak akan menyangka kalau dirinya akan berubah menjadi makhluk pemghisap darah seperti Sasuke, namun saat ini Sakura mensyukuri semua ini. Pertemuannya dengan Sasuke, ini semua pasti takdir yang sudah dirancang. Kesembuhan Sakura pada penyakit yang ia derita selama ini dan membuatnya tersiksa, kini Sakura bebas melakukan kegiatan apapun tanpa ada halangan.

.

.

50 Tahun kemudian...

Malam hari yang indah dipenuhi oleh hiasan cantik dan penuh dengan sosok vampire yang mengenakan pakaian pesta mewah mereka. Minuman darah yang keluar dari air mancur dengan beberapa gelas yang tersedia di tepi-nya, beberapa makanan khusus untuk para tamu yang datang, dan dua sosok vampire yang kini berdiri di depan ketua organisasi, melakukan sumpah mereka berdua di atas perjanjian darah. Ritual pernikahan ala vampire yang akhirnya terjadi pada mereka kini sedang dilaksanakan dengan sangat mewah. Sakura akan berpikir bahwa ritual pernikahannya adalah di sebuah gereja indah, bukan di sebuah kastil megah dengan suasana gelap seperti ini. Namun, walaupun tradisi vampire ini sedikit aneh bagi Sakura, dirinya sangat menikmati acara pernikahannya itu dengan Sasuke.

"Hai pengantin baru," sapa Hinata yang datang memakai gaun hitam panjang dengan belahan dadanya yang sedikit terbuka, menunjukan keseksian abadi yang sangat dikagumi oleh para vampire laki-laki.

Sakura yang kini sedang beristirahat bersama Sasuke di halaman menoleh ke arah suara memanggil itu. Sakura memakai gaun hitam cantik dengan makhota kecil yang berada di atas kepalanya, sedangkan Sasuke memakai suit hitam menyesuaikan warna gaun yang Sakura pakai.

"Meninggalkan para tamu setelah ritual itu tidak sopan loh," ucap Naruto yang berada di samping Hinata.

"Sakura ingin istirahat sebentar, jadi kuajak dia kesini," jawab Sasuke.

"Oh iya, ada tamu spesial yang datang hari ini," ucap Hinata sambil menunjuk ke arah pintu masuk.

Sakura melihat kearah jari Hinata menunjuk, saat itu Sakura melihat sosok wanita berambut pirang memakai gaun merah maroon bersama sosok laki-laki yang menggandeng tangannya. Mata Sakura berkaca-kaca begitu melihat sosok sahabat yang dulu selalu bersamanya setelah 50 tahun mereka tidak bertemu. Sakura beranjak dari sisi Sasuke dan berlari memeluk wanita itu.

"Inooo~" panggil Sakura pelan dalam pelukan mereka.

"Selamat ya," ucap Ino lembut.

"Terima kasih sudah datang," Sasuke yang menyusul menjulurkan tangannya pada Shikamaru yang berdiri di samping Ino.

"Berterima kasihlah pada Tsunade, dia memberikanku izin keluar dari tempat yang membosankan itu," jawab Shikamaru dengan nada malas.

"Mana Karin?" tanya Sakura pada Ino.

Namun belum sempat Ino menjawab, Sakura dipeluk oleh seseorang dari belakang, "Sakura selamat yaaa."

"Kariin! aku senang sekali kalian datang, aku benar-benar lega kalian bisa hadir," ucap Sakura membalas pelukan Karin.

Saat Sakura melepaskan pelukannya, ia melihat sosok teman kecilnya yang sedang menatapnya penuh tatapan lega dan kebahagiaan. Sakura menghampiri Gaara, begitu pula Gaara yang berjalan untuk memeluk Sakura — sebelum Sakura ditarik oleh Sasuke kembali ke pelukannya.

"Cukup sampai disini, tidak perlu sampai berpelukan."

"Iya, tidak perlu, jabat tangan saja sudah cukup," sambung Karin yang melingkarkan tangan di lengan Gaara.

"Hahaha, tenang saja, aku sudah benar-benar menganggap Sakura sebagai adikku sendiri, perasaanku sekarang hanya untuk Karin," ujar Gaara.

Reuni kecil tercipta di halaman yang luas dan hanya diterangi oleh lampu-lampu kecil, mereka bisa keluar dari masa karantina karena mendapat izin dari Tsunade untuk menghadiri acara ritual yang jarang dilaksanakan ini. Melihat sekelompok kecil itu saling melontarkan tawa, Tsunade menghampiri mereka.

"Sakura," panggil Tsunade yang menghampirinya, "bisa bicara sebentar?"

Sakura menatap Sasuke seolah meminta izin untuk meninggalkannya sebentar, dan tentu saja Sasuke mengangguk mengizinkan wanita yang sudah resmi menjadi istrinya itu.

Tsunade membawa Sakura ke suatu ruangan yang sepi dan sedikit gelap, saat Sakura berjalan ke tengah ruangan, Tsunade menyalakan lampu dan terlihat benda-benda kuno yang berada di ruangan itu. Tsunade berjalan ke sebuah peti yang terletak di ujung ruangan dan membuka peti itu. Sakura mengikuti langkah Tsunade dan melihat sebuah bingkai yang Tsunade pegang lalu diberikan pada Sakura.

"Untukmu," ucap Tsunade.

"Apa ini?" tanya Sakura sambil menghapus debu yang menempel pada bingkai yang kini terlihat jelas, begitu Sakura melihat gambar di bingkai itu, "I-ini..."

"Akupun baru menemukannya, Yahiko yang bilang kalau monster yang ternyata bernama Oni itu menyimpan benda ini di bawah tanah saat sebelum dirinya menjadi monster penyegel di tubuh Sasuke," jelas Tsunade, "dia sepertinya sangat mencintai ibumu."

Tsunade melirik kearah Sakura yang kini meneteskan air matanya, "Jadi... cerita itu bukan dongeng belaka?" ungkap Sakura dengan nada lirih.

Tsunade tersenyum dan berjalan meninggalkan Sakura ketika ia melihat sosok Sasuke yang menghampiri mereka sudah berada di depan pintu ruangan dimana mereka berdiri sekarang. Sasuke menghampiri Sakura dan merangkulnya dari belakang.

"Setidaknya dia tidak tersiksa lagi sekarang," ucap Sasuke lembut sambil menciumi kepala Sakura.

"Semoga bisa bertemu dengan mama," ucap Sakura yang memeluk bingkai tersebut.

"Ayo, sebentar lagi kita harus mengakhiri pesta ini dan kembali ke karantina," ajak Sasuke menggandeng tangan wanita yang kini resmi menjadi istrinya.

"Untung kita bisa tinggal bersama di karantina setelah menikah," ujar Sakura membalikkan tubuhnya, "boleh kusimpan bingkai ini?"

"Tentu saja, ngomong-ngomong ibumu cantik."

"Cantik sepertiku?"

"Kamu jauh lebih cantik."

Saat Sasuke dan Sakura keluar dari ruangan tersebut, mereka tidak menyadari kalau bayangan ibunya dan Oni sedang tersenyum memandangi perginya kedua soulmate yang baru saja resmi menjadi suami istri, dengan senyum yang lembut, sosok bayangan ibu Sakura mengajak pergi sosok bayangan Oni dari tempat yang kini gelap gulita. Sosok bayangan Oni meraih tangan wanita yang ia cintai itu. Akhirnya, mereka bisa bersatu kembali.

-THE END-


A/N : Dua kata yang akan aku ucapin untuk kalian semua. Terima Kasih dan MAAF. MAAf karena udah nagret berkepanjangan, maaf kalau endingnya kurang memuaskan, maaf kalau banyak typo dan maaf kalau ngga gereget, maaf juga kalau chapter terakhir pendek begini.

Terima kasih juga untuk semua yang udah setia nunggu fict ini sampai tamat. Aku ngga akan bisa nyelesaiin ini semua tanpa dorongan semangat dari kalian :(

sekali lagi terima kasih ya : D

aku sebenernya mau bales review satu-satu, tapi aku lagi di kantor, waktu aku mepet, jadi maaf sekali lagi ya, bukannya aku cuek loh :(

nah, sekarang aku udah kembali lagi ke dunia FFN. nantikan karya aku yang baru atau lanjutan karya-karya yang lain yaaah :*

-Kibas Rambut Cantik-

Muuuaaahh!

V3Yagami