Tidak ada kelembutan dalam setiap ucapannya

Tapi dia selalu menyentuhku dengan lembut

Tiada hari tanpa ejekan dari mulutnya

Tapi dia selalu memanggilku penuh cinta

Selalu

..

.

HANYA UNTUKKU

Pairing: SasuNaru / NaruSasu

Genre: Romance

Rate: M

Warning: OOC, abal, gaje, Boys love,miss typo, Lemon, etc

..

.

GAK SUKA?

SILAHKAN TEKAN "BACK"

..

.

'Met Baca

..

.

Obrolan para uke

Jam istirahat telah berbunyi, tapi entah kenapa ada yang berbeda dari biasanya. Pasangan-pasangan yang biasanya selalu terlihat bersama kini terlihat sibuk dengan masing-masing. Di sekolah paling top di Konoha, terdapat beberapa pasangan yang sangat popular. Uchiha Sasuke – Namikaze Naruto, mereka adalah salah satu dari pasangan popular dan yang paling popular. Mereka teramat berbeda, mungkin itu kesan saat pertama melihat mereka. Matahari dan bulan, cahaya dan kegelapan, berisik dan pendiam, dan teramat banyak perbedaan yang ada diantara mereka. Tapi cinta hadir dan selalu tidak terduga. Api dan air itu bersatu dalam nafas cinta yang sama. Ada cinta diantara mereka yang begitu terasa di balik sikap mereka yang sama sekali jauh dari kata "mesra", sangat jauh.

"Dobe.." Sebuah sapaan yang jauh dari kata mesra plus diucapkan dengan nada datar. Terucap dari sosok tampan, Uchiha Sasuke. Dan tentu saja sebutan itu terucap untuk kekasihnya, si pirang Namikaze Naruto.

"Tidak, teme! Aku ada yang mau di bicarakan dengan Gaara juga Kiba, kamu duluan saja ya!" Jawab si pirang, seakan mengerti apa yang ditanyakan kekasihnya dalam hati.

Dan tanpa banyak kata lagi, Sasuke pun beranjak diikuti oleh Neji juga Shikamaru yang mau tidak mau harus rela membiarkan kekasihnya bersama si pirang. Ya, Kiba adalah kekasih Shikamaru, dan Gaara kekasih Neji.

"Nah, sekarang katakan apa yang ingin kamu tanyakan Kiba!" Sedikit tidak sabar merupakan salah satu sifat Naruto. Kini tatapannya beralih kepada Kiba yang duduk di depannya, sedangkan Gaara duduk di sebelah kanan Naruto.

"Apakah kamu yakin sama Sasuke, Naruto?" Entah untuk yang keberapa kalinya pemuda ini menanyakan hal yang sama. Tentang keyakinan Naruto pada Sasuke, tepatnya pada cinta Sasuke. Dia tidak memungkiri kalau terkadang Sasuke memperlihatkan sikap posesifnya. Tapi itu tidak cukup, karena menurutnya Sasuke tidak pernah bersikap mesra terhadap sahabatnya ini.

"Ah.. hal itu lagi! Berapa kali sih aku harus bilang, kalau aku percaya dengan cinta Sasuke!" Terlihat jelas kekesalan terpasang di wajah tan dengan tiga garis kumis yang membuatnya menjadi semakin "manis".

"Tapi, Naruto.. aku mengerti kenapa Kiba bertanya soal ini.." Kini giliran Gaara yang bersuara.

"Maksudmu?" Tatapan tajam Naruto beralih pada Gaara yang terlihat tidak takut sama sekali.

"Tidakkah kamu melihat kalau sikap Sasuke terkadang acuh padamu! Bahkan dia memanggilmu "dobe"!" Suara Kiba seakan tidak tega mengucapkan panggilan yang biasa terlontar untuk sahabatnya. "Sama sekali tidak mesra!" Dengan tegas dia mengatakan apa yang memang terlihat dimatanya.

"Aku tidak perduli, toh aku juga tidak suka di perlakukan lebay gitu!" Si pirang berusaha membela kekasihnya.

"Aduh Naruto.. Itu bukan lebay, tapi perhatian!" Kini Gaara yang berbicara, dan terlihat mulai jengkel dengan sikap polos Naruto.

"Hei.. Sasuke itu perhatian tahu!" Dengan sedikit bernafsu Naruto berbicara lagi. Tidak suka kekasihnya di bilang tidak perhatian padanya. "Saat aku sakit dia menungguiku, bahkan dia mau menemaniku dan memilih untuk bolos sekolah!" Tanpa disadari, pipinya merona saat mengingat kejadian seminggu yang lalu. Dimana dia demam, dan dengan setia kekasihnya menemaninya bahkan mau membuatkan makanan untukknya. "Dan untuk panggilannya, aku tidak keberatan! Toh aku juga memanggilnya dengan sebutan yang tak lazim bukan!"

"Tapi….." Secara bersamaan Kiba dan Gaara berbicara seakan ingin membela pendirian mereka.

"Sudah ah, jangan bahas itu lagi atau aku akan marah pada kalian!" Tatapan tajam itu berubah kian tajam, dan cukup untuk membuat kedua makhluk di hadapannya terdiam. 'Naruto selalu terlihat sangat menyeramkan kalau marah' Kata hati yang sama terucap di pikiran mereka. Sahabatnya tidak pernah marah tapi sekali marah dia akan sangat menakutkan.

"Oke, lupakan kalau begitu!" Kiba terlihat menyerah, merasa tidak akan bisa merubah pendirian sahabatnya. "Ngomong-ngomong apa kamu sudah melakukan 'itu'?" Sebuah pertanyaan terucap dengan pelan, dan sanggup membuat si pirang yang biasanya enerjik kini diam terpaku.

"Iya, kamu udah melakukannya belum?" Terlihat penasaran Gaara mencecar Naruto seakan tidak peduli dengan Naruto yang menatap mereka dengan tatapan yang sangat aneh.

Blusshhh..

"EEhhhh.." Entah kenapa dia menjadi sulit bicara, wajahnya terasa panas mendengar pertanyaan kedua sahabatnya. "It-itu..anu..aku…" Kini suaranya bertambah menjadi gagap tak jelas, sedangkan kedua temannya menatap dengan pandangan penasaran juga tidak sabar. Melihat mata mereka, secara spontan Naruto pun menunduk.

"Ah.. aku tahu pasti belum kan?" Kini Kiba menjawab sendiri pertanyaannya tadi. Dilihat dari sikap Naruto, sudah jelas mereka tidak pernah melakukannya.

"Benar Naruto?" Seakan tidak percaya, Gaara menatap Naruto yang kini tidak lagi menunduk seakan minta jawaban. "Oh.." Hanya itu yang diucapkannya, saat dilihat sahabatnya itu mengangguk tanda membenarkan ucapan Kiba tadi.

"Aku kira sudah Naruto!" Gelengan kepala Kiba yang seakan tidak percaya sahabatnya tidak melakukan 'itu' dengan kekasihnya. Padahal mereka pacaran hampir 2 tahun, sedangkan dia baru pacaran 7bln dan sudah sampai tahap itu.

"Aku juga!" Gaara sendiri tidak percaya, dia kira orang seperti Sasuke akan memaksa Naruto malah. Mengingat kisah-kisah sebelum Sasuke pacaran dengan Naruto.

"Memang kenapa kalau belum?" Tanya Naruto melihat respon kedua sahabatnya. 'Apa anehnya kalau hubunganku dengan Sasuke belum sampai kesana'

"Bukan begitu Naruto, tapi aneh aja."

"Maksudnya?" Kepolosan Naruto benar-benar terlihat dan membuat kedua sahabatnya menatapnya dengan tatapan lembut. 'Dia benar-benar polos'

"Apa kamu tidak mau melakukan 'itu' Naruto?" Setengah berbisik Gaara bertanya, dan seketika mendapatkan tatapan tak percaya dari Naruto juga Kiba.

"Itu…." Sekali lagi Naruto dibuat tidak berkutik, dan rona merah di pipinya makin kentara. "Sebenarnya…."

Flashback

"Ah… Sasuke…." Erangan erotis itu keluar seiring dengan kenikmatan yang semakin dia rasakan. Tidak diduga, niatnya untuk meminta tolong pada pacarnya malah berujung seperti ini. Awalnya hanya sedikit membujuk Sasuke dengan menciumnya. Tidak lama, tapi setelahnya dengan kecepatan luar biasa Sasuke menariknya dan menciumnya dengan lembut. Ciuman itu semakin lembut dan menghilangkan rasa malunya karena duduk di pangkuan Sasuke. Dan ciuman lembut itu berubah menjadi liar dan semakin liar. Seakan tanpa peduli dengan kekasihnya, Sasuke terus saja menggoda dobe-nya dengan mencium seluruh wajahnya hingga keleher.

Kini satu persata kancing seragam Naruto dibukanya, memperlihatkan kulit tan mulus Naruto yang menggiurkan. Tangannya dengan pelan mulai membelai nipple Naruto, sedangkan mulutnya semakin liar di leher Naruto. Desahan Naruto semakin keras terdengar memenuhi setiap sudut kamar Sasuke.

"Sasuke…." Desahan Naruto terdengar semakin lirih, saat Sasuke berhasil melepas seragamnya dan kini mulutnya sedang bermain dengan nipple nya. Di jilatnya perlahan, nipple itu semakin lama semakin tegang akibat perbuatannya. Seringainya terlihat saat menatap wajah merah kekasihnya. Tanpa melepaskan tatapannya dari wajah sang kekasih, dibuka mulutnya dan mulailah dia mengulum nipple kanan Naruto. "Acchh… Sasu-ke.." Rintihan Naruto terdengar sangat menggoda dan membuat Sasuke semakin bersemangat. Kini mulutnya sibuk memanjakan nipple kanan sedangkan tangannya mengelus dan sesekali mencubit nipple kirinya.

"Disini sudah tegang Dobe!" Suara Sasuke di telinga Naruto teramat menggoda, hingga tanpa sadar mukanya semakin memerah karena malu juga nafsu. Perlahan tapi pasti, Sasuke mulai membelai lembut gundukan di selangkangan Naruto. Membelainya dari luar, sesekali meremasnya gemas. Lidahnya kini bermain di telinga Naruto, menjilatinya dengan perlahan.

"Sasukeeee.." Nada manja keluar dari mulut Naruto seakan meminta Sasuke untuk berhenti menggodanya.

Seakan mengerti apa yang diinginkan oleh kekasihnya, Sasuke pun perlahan mulai membuka celana membebaskan kejantanan Naruto. Menggenggamnya dan merasakan kejantanan itu mulai berdenyut dan terasa panas. Dengan perlahan, tangan kanan Sasuke mulai membelai lembut kejantanan Naruto. Memijitnya perlahan, tanpa melepaskan lidahnya yang terus menerus menjilati leher Naruto dengan lapar. Tangan kiri Sasuke pun bekerja dengan baik, menggoda nipple yang semakin menegang dengan sempurna.

"Ach..ach..ach… Sasuke…" Rintihan Naruto berubah jadi rengekan. Meminta lebih saat merasa ada sesuatu yang mendesak yang ingin keluar. "Ough.. terus Sasuke, lebih cepat…." Rintihan itu berubah menjadi permintaan yang pastinya tidak akan di tolak oleh Sasuke. Kini Sasuke memacu tangannya untuk bergerak lebih cepat lagi, menjawab permintaan sang kekasih. "Sasuke.. aku… aarrgghhhh…." Tubuh itu pun bergetar hebat saat kenikmatan itu datang bak gelombang yang teramat besar. Kenikmatan yang membuatnya merasa seperti tulang-tulangnya di lolosi dari tubuhnya, hingga tubuhnya pun roboh di pelukan kekasihnya. Sasuke dengan perlahan tetap membelai sampai kenikmatan itu benar-benar telah berakhir dari kekasihnya. "Sasuke… aishiteru!" Ucapan pelan yang mendapat sambutan sebuah kecupan di dahinya sebagai jawaban atas pernyataannya.

Tanpa disadari Naruto, Sasuke telah membersihkan kejantanannya dengan tissu basah. Bahkan kini dirinya telah berpakaian lengkap. Perlahan Sasuke membopong tubuh Naruto ke kasurnya, membaringkannya disana. Mengecup pelan bibirnya, dan meninggalkan Naruto setelah sebelumnya memberikan Naruto senyuman yang hanya untuknya.

"Sasuke…" Panggilan pelan Naruto membuat Sasuke menahan langkahnya dan menengok padanya. "Mau kemana?" Tanya Naruto heran melihat Sasuke yang sekarang sedang memegang gagang pintu yang telah sedikit terbuka.

"Aku mau mandi, kamu tidur aja!" Kalimat yang penuh perhatian itu menghentakkan dada Naruto.

"Kenapa? Aku kira….." Naruto tidak melanjutkan perkataannya karena mendadak merasa malu.

"Aku kira apa dobe? Hah?" Seringai terlihat dari wajah tampan Sasuke. Membuat Naruto semakin malu dan merona.

"Aku tahu kamu mengerti Teme!" Bentakan yang keluar begitu saja dari Naruto. Merasa Sasuke mempermainkannya, padahal Naruto yakin Sasuke mengerti apa yang diucapkannya.

"Tidurlah, aku yakin kamu capek! Jadi mendingan sekarang tidur!" Senyuman Sasuke kembali tercipta membuat Naruto tertegun sejenak dan tidak menyadari Sasuke telah berlalu dari hadapannya.

'Kenapa dia tidak melakukannya?' Hanya itu yang ditanyakan oleh hati Naruto saat menyadari Sasuke telah keluar dari kamarnya sendiri.

Flashback off

"Jadi….." Naruto hanya mengangguk pelan kepada Kiba yang kini terlihat sedikit kaget bahkan menutup mulutnya seakan tak percaya apa yang telah diceritakan Naruto.

"Kamu tidak bertanya kenapa Naruto?" Gaara menatap Naruto dengan tatapan yang sangat aneh, seakan Naruto telah menceritakan kalau ikan bisa berjalan. Baginya sangatlah aneh mengetahui seorang Uchiha Sasuke tidak melakukan 'itu' dengan Naruto. Bahkan setelah Naruto bercerita pikirannya sama sekali tidak bisa membayangkan, Sasuke membiarkan dirinya menyiksa diri sendiri. Hei, bukankah dari cerita Naruto sudah pasti Sasuke belum keluar kan! Dan mungkin saja, dia keluar dari kamarnya untuk 'melepaskan bebannya'. Tapi kenapa tidak melakukannya dengan Naruto? Aneh bukan?

"Aku tidak tahu harus bertanya apa Gaara!" Naruto mendesah pelan. Sungguh dia juga tidak mengerti kenapa Sasuke tidak melakukan hal itu bersamanya. Naruto tahu, meski dia tidak mengatakannya tapi dia telah 'siap'.

"Aku sungguh tidak percaya!" Gelengan kuat Kiba membuat Naruto tertarik untuk melihatnya yang kini sedang berusaha mematahkan lehernya sendiri. "Maaf Naruto, tapi bukankah kita tahu sebelumnya Sasuke itu selalu melakukan 'itu' dengan pacarnya!" Kini gantian Naruto yang menggeleng kuat, bukan karena tidak tahu masa lalu pacarnya, tapi dia hanya tidak tahu harus bereaksi seperti apa.

Ting-tong

Suara bel ditambah suara-suara yang mengingatkan Naruto, Kiba juga Gaara bahwa istirahat telah habis. Ditambah satu persatu murid mulai memasuki kelas yang tadinya kosong dan hanya ada mereka bertiga. Terlihat juga Sasuke, Neji dan Shikamaru yang mulai memasuki kelas. Membuat Gaara dan Kiba mau tidak mau bangkit dan kembali ke bangku masing-masing, karena daritadi mereka memang duduk di bangku Naruto.

"Kamu harus menanyakannya!" Bisik Kiba pelan sebelum meninggalkan Naruto.

..

.

Sepulang sekolah

Perjalanan terasa amat panjang, tidak seperti biasanya. Mungkin itu yang kini dirasakan oleh dua insan yang tengah berjalan bersama.

'Aku harus menanyakannya, tapi bagaimana caranya?' Naruto terus bergelut dengan pikirannya, dan tidak menyadari Sasuke sedang menatapnya dengan tajam.

"Kamu kenapa Dobe?" Naruto terkejut dengan pertanyaan Sasuke juga tarikan tangan Sasuke yang memaksanya untuk berbelok kearah taman yang mau mereka lewati. "Dobe.." Kini Sasuke memanggil dan seakan meminta jawaban, setelah mereka duduk di taman dan Naruto hanya diam. Tidak biasanya seorang Naruto menjadi pendiam seperti sekarang.

Perlahan Sasuke menarik bahu Naruto, membuat Naruto berhadapan dengannya. "Dobe, ada apa?" Sasuke menatap Naruto dengan heran juga khawatir. Dan kekhawatiran Sasuke semakin bertambah saat Naruto menghindar dari tatapan matanya. 'Ada apa dengan si dobe ini sebenarnya?'

"Hmmm…. Aku tidak apa-apa teme!" Naruto bicara tanpa menatap wajah Sasuke, dan membuat Sasuke menggeram pelan.

"Lihat aku Naruto! Ada apa sebenarnya?" Kini Sasuke dengan sedikit kasar meraih dagu Naruto dan membuat Naruto melihat matanya. "Katakan padaku, kenapa kamu bertingkah aneh seperti ini?" Tatapan tajam Sasuke seolah berbicara agar Naruto jangan mencoba berbohong padanya.

"Haaaaahhh…" Nafas berat Naruto memaksa Sasuke menaikan alisnya sebelah. "Jawab pertanyaanku teme, dengan jujur!" Kini Naruto mulai membalas tatapan Sasuke. "Dan jangan bertanya kenapa!" Naruto berbicara tegas saat melihat Sasuke akan mempertanyakan tingkahnya. Senyum pun mengembang saat melihat kekasihnya mengangguk tanda setuju.

"Apa kamu mencintaiku?"

"Hah?"

"Sudah jawab saja teme!"

"Iya."

"Apa dimatamu aku menarik?" Terlihat bola mata Sasuke membesar seakan tak percaya Naruto menanyakan hal itu.

"Tentu." Sasuke tidak bisa menyembunyikan seringai geli saat menjawabnya. Buat Sasuke, Naruto amat sangat menarik, dan itu tidak perlu diragukan lagi.

"Kalau begitu kenapa kamu tidak melakukannya?" Kini suara Naruto terdengar lebih pelan, seakan takut ada orang lain yang ikut mendengarkan ucapannya.

"Hah?"

"Tidak perlu kaget juga pura-pura tidak mengerti teme!" Naruto merasa kesal dengan sikap Sasuke yang membuatnya merasa malu. Malu karena menanyakan hal itu, tapi dia benar-benar ingin tahu.

"Dobe…" Senyuman hangat Sasuke mengembang, tangannya pun meraih tangan Naruto dan meremasnya pelan. "Jadi itu yang membuatmu bersikap aneh?" Anggukan Naruto semakin melebarkan senyuman langka Sasuke. Dibelainya lembut pipi kekasihnya, "Aku tidak melakukannya, bukan karena kamu tidak menarik…."

"Terus kenapa Sasuke?"

"Dobe… kamu benar-benar dobe!" Seringai Sasuke kembali hadir menggantikan senyum langkanya tadi.

"Apa katamu?"

"Baiklah, aku anggap pertanyaanmu ini karena kamu menginginkan hal 'itu' denganku!" Seringai Sasuke semakin menyeramkan, membuat bulu kuduk Naruto berdiri. "Ayo kita lakukan!" Tanpa menunggu lama,Sasuke menarik lengan Naruto dan mulai menyeretnya.

"Ma-mau kemana teme?" Tanya Naruto dengan ekspresi takut yang tidak bisa disembunyikan.

"Ke rumahku.." Sasuke menjawabnya dengan ringan. "Kita akan melakukan apa yang kamu minta.." Kini Naruto benar-benar merasa takut.

"Tu-tu-tunggu teme!" Sekuat tenaga Naruto berusaha menahan langkah Sasuke. Namun sia-sia, Sasuke semakin mempercepat langkahnya dan sama sekali tidak memperdulikan rengekkan si pirang yang kini telah pucat wajahnya.

'Apa yang akan di lakukannya? Tunggu aku belum siap!' Kini mungkin saatnya Naruto merasakan penyesalannya. Niatnya hanya bertanya, 'tapi pertanyaanku memang terkesan kalau aku menginginkannya!' Sebuah bisikan hati yang semakin membuat pucat wajahnya.

'Tolooongggg!'

'Tidaaaakkkkkkk!' Wajah Naruto semakin memucat saat memasuki kamar Sasuke dan melihat pintu itu dikunci.

"Bisa kita mulai Naruto-koi?"

..

.

fin

..

.

Huaaaa….

Huaaaaa…

*maaf kalau saya terlihat lebay, sumpah gak nyangka!

Hehehehe…

Tidak mengira akan membuat pairing favoritku ini dengan rate M! (maaf Nia, ternyata aku sudah semakin jauh! Hehehehe… *entah mengapa tapi gak nyesel tuh! Tapi aku cuma suka pairing yaoi hanya 2 pairing aja kok! Serius degh!) opss.. maaf sedikit curhat.

Gimana?

Kurang hot? *maaf belum bisa lebih hot, tapi mudah2an di chap selanjutnya lebih hot deh!

Jelek? *kasih tau dimana jeleknya ya, biar di perbaiki

Abal? Gaje? *memang, karena judul dan isinya blm nyambung kok, ini hanya sedikit pengantar saja

Mau lihat cerita yg lain? *boleh.. tapi berkenan dunk buat ripiew sebentar aja. Hehehe.. gak maksa kok, cuma ngarep

xixixixi…

Ujan-ujan bisa bikin otak error ternyata, tapi mudah2an yang baca tidak kecewa ya..

Thanks udah mau baca tulisanku,

Ripiew ya..

Arigato! *sedikit membungkuk biar kayak 'disana' gitu

Hehehehe