Naruto © Masashi Kishimoto.

Pairing : ItaIno.

Age

Itachi : 15 tahun

Ino : 4 tahun

WARNING : Many typo(s), AU, Maybe OOC, Don't like don't read.

"Hiks.. hiks.. " Aku mendengar suara isak tangis saat tengah beristirahat sejenak di taman, tapi dimana ?

Aku berjalan ke arah semak-semak taman, dan mendapati seorang adik kecil yang tengah menangis sambil memegang lututnya yang berdarah.

"Hiks.. hiks.. Kaa-chan.. sakit .. " dia terus menangis tanpa menyadari keberadaanku.

Aku mengalihkan pandanganku kea rah taman lagi, mencoba memamstikan ada seorang ibu-ibu yang sedang panik mencari anaknya, tapi.. nihil. Akhirnya, karena kasian aku mencoba menyapa adik itu "Halo adik, kaki kamu kenapa ?" Tanya ku mencoba ramah.

Dia terkesiap sesaat dan mulai menangis lagi "Ta-tadi aku mengejal kupu-kupu kesini,tapi waktu aku mau tangkap, kupu-kupunya Kabul Nii-chan." jawab adik itu sambil sedikit terisak.

"Nama kamu siapa ?"

"Ummm… namaku Plincess." katanya sambil nyengir, memperlihatkan gigi susunya yang tertata rapi.

"Ini, Nii-chan kasi permen, 'Princess'-chan tunggu disini dulu ya , Nii-chan mau beli Plester dulu," kataku sambil mengeluarkan lollipop dari saku celanaku.

"Aligatogozaimasu Nii-chan," kata adik itu sambil tersenyum manis, semanis rasa lollipop itu. Tak terasa wajahku rasanya menghangat karena melihat senyum adik itu. Terasa berlebihan huh ? tapi itulah kenyataanya.

Aku berlari ke Mini Market 24 jam yang terletak di seberang jalan. Saat aku kembali aku tak menemukan adik yang bernama 'Princess' itu di semak-samak.

Aku panik.

"Princess.. Princess.. " aku berteriak mengelilingi taman sambil mencari sosok anak kecil berambut blonde dengan mata Aquamarinenya, tapi nihil.

Sampai..

.

.

"Nii-chan, disini." kulihat adik duduk di bangku taman sambil memakan lollipop yang ku berikan tadi. Dengan tergesa-gesa langsung ku berlari ke arahnya.

"Huh, kau kemana saja ha ?" kataku sambil mencubit gemas pipi chubby-nya.

"Hehe.. abis tadi di semak ga enak, jadinya aku kesini, lukaku masih sakit Nii," katanya sambil menujukkan lututnya yang mulai berhenti mengeluarkan darah.

"Sini Nii-chan obatin dulu," kataku sambil mulai mengobati lukanya.

Pertama aku menggunakan air mineral yang ku beli untuk membersihkan pasir-pasir yang menempel pada luka adik itu, yang membuat ia menjerit sangat keras.

"HUUUAA, Nii-chan.. pelih."

"Tahan sebentar ya Princess-chan, ini Nii-chan kasi permen satu lagi," kataku sambil mengeluarkan permen lollipop yang ukurannya lebih besar dari yang sebelumnya.

"Wow.. aligato Nii-chan. "

Setelah itu aku mulai mengolesi obat merah pada lukanya, dia terlihat tidak kesakitan, mungkin karena sedang keasyikkan makan lollipop. Yang terakhir aku menempelkan plester bergambar boneka beruang warna putih pada lukanya. Dan selesai. Ternyata ada gunanya aku memperhatikan Kaa-san yang selalu mengobatiku ketika sakit.

"Aligato Nii-chan, nama Nii-chan siapa ?"

"Umm.. kalau nama adik Princess, nama Nii-chan 'Prince'," kataku sambil tertawa

Tiba-tiba dia bangkit dari kursi dan langsung memelukku

"Kata Kaa-chan, Plincess itu nanti kalo udah becal nikahnya sama Plince, jadi nanti kalo udah becal Plince harus menikah sama Plincess ya ?" katanya sambil nyengir, aku yang mendengar kata-katanya hanya bisa melongo 'hei.. hei.. seharusnya anak sekecil ini belum boleh dibacakan dongeng yang seperti itu' .

"He-he uum.. iya iya . Besok kalo sudah besar kita akan menikah .Umur kamu berapa ?" kataku coba mengalihkan perhatiannya.

"Kata Kaa-chan, umulku segini," katanya sambil menujukkan empat jarinya.

"Pig, telnyata kau disini. Obaa-chan capek cali'in kamu tau." terlihat seorang anak kecil yang berlari ke arah kami dengan nafas yang tak beraturan.

"Hehe .. maap Cakula-chan, tadi aku luka, telus di tolong sama Plince," kata adik itu sambil menujuk ke arahku.

"Uuummm… sekarang 'Princess'-chan udah ada temannya, Prince pulang dulu ya," kataku sambl melihat jam tanganku yang menujukkan pukul enam sore.

"Jaa Nii-chan. "

"Jaa."

Saat aku sampai di luar taman, aku belum sepenuhnya pergi, aku menunggu adik itu pergi dulu bersama temannya.

"Ino, kok Nii-chan yang tadi itu aneh sih ?" kata temannya yang memiliki rambut berwarna pink itu.

"Eh, aneh kenapa Cakula-chan ?"

"Kok cowok lambutnya panjang di iket catu sih, telus matanya warnanya item banget. IIhh.. celem."

"Bukannya Nii-channya Hinata-chan juga lambutnya panjang ?"

"Uuumm.. iya juga sih. Ayo pulang ntal kita di malah Baa-chan," kata temannya sambil menarik tangan adik itu keluar taman.

Ooohh.. namanya Ino.


13 years later..

Aku mencoba membuka mataku perlahan, ketika kurasakan sinar matahari masuk melalui celah-celah kecil kamarku.

Aku berjalan gontai menuju kamar mandi yang terletak di sebelah kamar tidurku. Kulihat wajahku di depan cermin. Terlihat rambut blonde ku yang terlihat berantakan, dan yang paling terlihat adalah mataku yang sembab dan merah akibat kelelelan menangis semalaman.

Flashback :

Aku dan Sakura berencana untuk pergi Mall hari ini, untuk berburu baju keluaran terbaru.

"Pig, kau siap ?" kata Sakura dengan nada sedikit jengkel ketika aku masih sibuk berdandan dalam kamar mandi untuk menata kembali Make-up ku yang sedikit belepotan.

"Ya, aku datang Pink," Kataku sambil menekan pada kata pink.

Kami langsung masuk ke dalam mobil milik Sakura yang terparkir rapi di pintu depan rumahku.

Terdengar lagu dari Owl City yang berjudul The Bird and the Worm yang mengalun lembut di dalam mobil. Tanpa sadar mataku terpejam dengan di dominasi oleh suara dengkur kecil, hingga …

"Pig, bangun !" kata Sakura sambil berteriak tepat di telingaku samba mengguncang-guncang badanku.

"Umm .. aku dimana ?" kataku sambil setengah terpejam.

"Kita kan ke Mall, ayo," kata Sakura sambl menyeret lenganku dari area parkir.

Saat kami sampai di butik langganan kami, aku melihat sesosok lelaki yang familiar di mataku sedang memilih-milih baju dengan seorang gadis berambut merah menyala yang terus bergelayut manja di lengannya. Tanpa sadar aku berjalan ke arah sosok itu tanpa memperdulikan Sakura yang sudah tenggelam dalam baju-baju merek ternama.

"SAI." pekikku ketika sampai pada kedua sosok itu.

"Sai, wanita itu siapa ?" kata wanita sambil terus bergelayut manja di lengan Sai, kekasihku.

"Maaf,tapi aku tidak mengenalmu nona," kata Sai sambil sambil tersenyum, senyum palsu yang membuat hatiku hancur berkeping keeping. Berlebihan ? tapi itulah kenyataannya.

"Aku pacarnya Sai," kataku jengkel sambil mendeathglare wanita berambut merah itu.

"Sai, apa itu benar ?" kata wanita itu sambil melepaskan dirinya pada lengan Sai disertai setetes air mata.

"Tentu saja hanya ada kau Karin, lagipula tadi kan aku sudah bilang tidak mengenal nona ini." balas Sai sambil menoel dagu gadis yang baru saja ku ketahui bernama Karin.

PLAAAAAK

"Kau … brengsek," kataku sambil berlari dan menyeka air mataku yang sudah membentuk sungai kecil di kedua pipiku. Berlari tanpa arah meninggalkan Sakura yang masih berburu baju sendiri.

BRAAAAK..

Tanpa sadar aku menabrak seorang pria yang berjalan sendiri sambil menjinjing dua kantong belanja yang kelihatan berat.

"Gomenasai," kataku sambil membungkuk 90o.

"Aah .. tidak masalah," kata orang itu sambil memungut belanjaannya yang berserakan di lantai Mall. Karena merasa tak enak hati aku membantunya mengambil belajaan yang berceceran itu. Setelah selesai memungut belajaan kamipun berdiri. Saat melihat pria itu aku hanya bisa terpaku.

dia mengingatkanku, pada sosok Prince..

End of Flashback.

TBC


Maaf kalo typonya masih banyak bertebaran, karena aku masih newbie.

Mohon bantuannya buat para Senpai-senpai dinisi #bow