Akhirnya aku kembaliiiiiiii~ #digeplakwajan, dengan cerita baru yang kacau, abal, ngga jelas, dll seperti biasanya. Yyang ini idenya udah lama sih, tapi baru diketik beberapa hari lalu.
Disclaimer: Jika hetalia beneran punya saya, maka saya tahu kemampuan gambar saya lebih baik dari sekarang. Hetalia jelas-jelas punya Himaruya-sensei, idenya muncul dengan tiba-tiba dan saya sendiri lupa tempatnya #gaadayangnanya
Warning: Gaje, Abal selalu, OOC akut terutama Roderich-nya, OOT (jika ditemukan), keanehan tidak pada tempatnya, sedikit genderbending, OC Male!Nesia karena kali ini lebih seru pake Male version ketimbang fem-nya, Typos karena saya bukan orang sempurna, yaoi hints terutama PruAus, straight yang bakal tersedia di chapter-chapter depan, dll.
Buat para fujoshi, tolong jangan merasa tidak enak ya... Plis, saya tidak bermaksud menjelekkan siapapun!
Sekarang, kayaknya ga ada lagi yang ingin dikatakan, jadi... Happy reading! dan review kalo mau! kalo ga mau ya ga usah!
Aachen, Germany. 2.00 PM
Seseorang bermata ungu dan berambut coklat tua dengan sehelai rambut menjuntai ke atas sedang berjalan cepat ke arah sebuah gedungbersama rekannya, seorang albino berambut perak dan bermata merah. Si mata ungu terlihat frustasi dengan keberadaan si rambut perak yang dengan menyebalkannya nyerocos tentang awesome. Awesome inilah, awesome itulah, seakan sejagat raya yang paling hebat dia. Entah kenapa dan bagaimana aku harus bersama orang ini, pikir si mata ungu.
Sesampainya di gedung, mereka segera naik lift. Di sana, mereka bertemu Toris, atau biasa disapa Pi. ia bermata hijau tua, berambut sebahu warna coklat muda. Ia ditemani "sahabat"-nya, yaitu Feliks atau biasa dikenal sebagai Pone yang berambut pirang lurus. "Hai Pi, kau hendak naik ke lantai berapa?" tanya si mata ungu, yang tentunya adalah Roderich, tapi sering dipanggil Rho di lingkungan tempat kerjanya. "Lantai 15, Tuan Rap memanggilku, dan katanya aku juga harus membawa Feliks. Kau sendiri, Rho?" Tanya toris balik. "Lantai 14. Bos X bilang ada tugas. Sayang sekali aku harus membawa kakaknya yang sok awesome tapi bodoh ini." Kata Roderich sambil menunjuk si rambut perak, yang tentu saja adalah Gilbert, yang sedang sibuk mencoret-coret sesuatu. Toris yang penasaran menengok kertas itu. "Bagus Gilbert, kau punya bakat seni… Tapi…" Roderich yang ikutan penasaran, akhirnya ikut menengok.
Gilbert menggambar dua orang laki-laki. Salah satu rambutnya pirang tersisir rapi, persis seperti Bos X aka Ludwig, adiknya. Yang satunya lagi agak kurang jelas, tapi ada rambut aneh yang menjuntai keatas dan baju yang dipakai orang itu sama persis dengan baju yang dipakai Roderich saat ini. Parahnya, Gilbert menggambar dua orang itu dalam posisi "magnet" alias nyaris berciuman, lengkap dengan headset bentuk kupu-kupu. Di sudut kanan bawah, Gilbert menulis "GerAus: Ludwig x Roderich." Reaksinya, Toris melongo, Feliks terus berkata, "Pony, dia like gila sekali!" Dan Roderich kehabisan kesabarannya. "Grrrhhh… Gilbert.."
Karena marah, Roderich langsung mencekik Gilbert. Diacungkan tongkat dirigen pusaka miliknya di depan hidung Gilbert. "Kau lakukan itu sekali lagi, kupastikan kau dipecat!" Ancam Roderich. Setelah itu, dia melepaskan cekikannya.
"Hh… Hh… heh, gara-gara elu, gue yang ter-awesome ini ga bisa napas tau! Kapan-kapan gue bales lu!" Teriak Gilbert, dan dia beralih melanjutkan gambarnya. Toris lebih kaget, dan Feliks juga ikut kaget sekarang.
TING! Sudah sampai lantai 14, Roderich menyeret Gilbert keluar dari lift. "Ayo cepat! Kita sudah terlambat nih! Bos minta kita sampai jam 2.15!" Kata Roderich berlari menyeret Gilbert ke ruang 4, ruang terlarang. Bagaimana tidak disebut terlarang, wong tulisannya "dilarang masuk janitor" #gubraks
'Dasar bos aneh, masa ruangan sendiri disamarkan jadi janitor? Apa coba?' Pikir Roderich. Dengan ke-awesome-annya, Gilbert membaca pikiran Roderich dan berkata, "Setuju! Dasar bruder aneh! Tumben-tumbennya dia jadi aneh begini!"
Mereka telah sampai pintu ruang 4. Roderich mengetuk pintu janitor eh, ruangan itu. "Permisi? Bos, anda ada di dalam?" Roderich berusaha membuka pintunya, tapi terkunci.
Gilbert menempelkan telinganya ke pintu, sementara Roderich mengintip lewat lubang kunci. Di sana, Roderich melihat Lily, adik satpam gedung tersebut, hampir dicium sama Ludwig. Roderich kaget bukan kepalang dan jatuh ke lantai.
"Gil… Adek lu… Bikin pairing…" Kata Roderich. "Apa? Pasti awesome, kan?" Tanya Gilbert. "GerLiech…" "APA? kukira Gerfem!Ita… Berani banget dia selingkuh gitu! Aku yang awesome ini tak pernah mengajarinya begitu!" Kata Gilbert sambil kembali ke lift dan turun ke lantai bawah.
Felicia, sekretaris bos X datang dan menunggu di depan pintu. "Ah, Felicia, kau datang?" Tanya Roderich. "Ya, veee~ aku harus menaruh laporan ini di mejanya, vee~ ngomong-ngomong, kenapa pintunya dikunci, ve?"
Gilbert kembali dengan membawa Vash, lengkap dengan kunci cadangan. "Ada apaan sih, gue lagi latihan nembak malah diganggu!" Kata Vash marah-marah. "Maaf Vash, tapi ini berhubungan dengan adikmu." Kata Roderich. "kalau begitu aku terlibat! Ini kuncinya." Kata Vash menyerahkan kunci ke Roderich. Roderich membuka pintunya dan semuanya langsung masuk.
Ludwig terlihat hampir mencium Lily, dengan jarak mereka hanya tinggal dua senti. Vash dan Felicia kaget bukan kepalang. "Ludwig… APA YANG KAU LAKUKAN TERHADAP LILY?" Bentak Vash marah. "Vee~ Ludwig selingkuh, vee~" Kata felicia sambil nangis-nangis dan memeluk Roderich #lha. "B-Bukan begitu, Feli!" Kata Ludwig. "Tadi itu…"
-FLASHBACK-
Ludwig sedang membaca laporan dari intelijen Tn. Pipe dan Tn. Rye. Tiba-tiba, Lily datang. Anehnya, dia tidak memakai pita seperti biasanya. Ia terlihat sedang sibuk mencari sesuatu. "Nona Lily, apa yang sedang kau cari?" Tanya Ludwig. "Aku mencari pitaku, rasanya waktu itu hilang di sekitar sini. Boleh aku mencari disini, tuan Ludwig?" tTanya Lily. "Boleh, cari saja." Kata Ludwig. Lily mencari di sekitar ruangan, sementara Ludwig melanjutkan bacaannya.
Beberapa menit kemudian, Ludwig sadar bahwa Lily membuka lemari berkas top secret yang lupa ia kunci. Ludwig langsung menarik Lily dari lemari itu dan menghadapkannya (Lily) tepat di depannya. "Lily! Jangan buka lemari itu-"
-END OF FLASHBACK-
"Dan saat itu kalian datang dan melihatnya." Jelas Ludwig.
Karena situasi jadi tegang, Ludwig akhirnya berkata, "Emm… fFeli, tolong kamu taruh semua laporannya di mejaku. Bruder, Roderich, mari kita bahas misinya. Dan… Vash, kurasa pita adikmu itu," Ludwig merogoh kantongnya dan mengeluarkan dompetnya. "Terselip di dompetku." Vash mengambil pita itu dengan bersungut-sungut dan menyerahkannya pada Lily. Feli menaruh tumpukan laporan di meja Ludwig. Lalu mereka bertiga pergi dari ruangan.
Sekarang tinggal Gilbert, Roderich, dan Ludwig yang membentuk pairing threesome G-A-P yang terdiri dari pairing PruAus, GerAus, dan Germancest #digeplak. Ludwig pergi ke belakang sebentar, sambil mengurus sesuatu di dapur, ia bertanya, "Kalian mau minum apa?"
"BIR!" jawab Gilbert senang. "Aku… kopi espresso saja." Kata Roderich. "Aa… kalau begitu, aku ambil saja anggur. Aku tidak minat minum bir." Kata Ludwig membawakan secangkir kopi espresso, segelas besar bir, dan sebotol anggur prancis lengkap dengan gelas anggurnya.
"Terimakasih, bos. Akhirnya, ada teman juga untuk makan kue." Kata Roderich mengeluarkan kotak berisi kue yang selalu ia bawa kemana-mana. Lalu ia mengambil cangkir kopi di depannya dan meminumnya pelan. Gilbert dengan senang langsung mengambil bir di depannya dan menenggaknya sampai habis. "WEST! Minta lagi birnya!" Teriak Gilbert. Ludwig facepalm dan kembali ke dapur untuk mengambil satu tong bir.
Saat satu tong bir itu datang, Gilbert sangat bernafsu untuk mengisi gelasnya lagi, tapi tong itu langsung dijauhkan oleh Ludwig. "Nanti bruder boleh minum lagi. Sekarang kita bicara soal misinya." Ludwig menyalakan layar LCD di belakangnya.
"Misi kalian kali ini," kata Ludwig mengatur komputernya dan menampilkan peta sebuah pulau. "Mencari informasi-" "Aaah… West, itu mah terlalu mudah! Susahan dikit dong!" Kata Gilbert. "Jangan potong dulu. Aku belum selesai, bruder. Di sebuah pusat fujoshi di daerah kepulauan dekat Pulau Madura, Indonesia."
"Indonesia? Dimana itu? Aku hanya pernah dengar bali." Kata Roderich. "Nah bali itu terletak di… sini." Ia memperlihatkan peta indonesia dan menunjuk Pulau Bali. "Pulau Madura ada di… sini. Nanti kalian naik helikopter ke indonesia, yang kira-kira perlu waktu 12 jam. Pusat fujoshi adalah tempat yang perlu pembiasaan, sudah kusiapkan bahan bacaan kalian." Kata Ludwig menunjuk tumpukan buku. "Nanti cari secret contact kita, Tuan Alp alias Yadi. Dia sering berada di sawah, beberapa kilometer dari kota Surabaya."
"Surabaya? Dimana lagi itu West? Tidak awesome, merepotkan saja!" Kata Gilbert. "Lagipula, sawah itu apa, bos? Anda tahu kan, di Austria tidak ada sawah." Kata Roderich.
"Sawah itu," Ludwig menunjukkan foto seorang petani menanam padi di sawah. "Adalah tempat dimana petani menanam padi. Padi sendiri adalah tanaman yang menghasilkan makanan pokok orang Indonesia, yaitu beras, yang dimasak jadi nasi. Mungkin kalian akan makan itu nanti. Jelas?"
"bBos, sebenarnya, soal bahan bacaan kita itu, apa ya?" Tanya Roderich lagi. "Oh, sebenarnya aku juga agak pissed-off untuk mengatakan ini, tapi itu semua adalah doujin yaoi rate M dari pairing threesome G-A-P yang berarti kita. Kau sebagai uke sentralnya, sementara aku dan Gilbert semenya. Kau mau baca satu? Ini." Kata Ludwig melemparkan salah satu buku dari tumpukan tersebut ke Roderich.
Roderich membuka buku itu, (sayangnya) tepat di bagian R-18-nya. Ia langsung melempar buku itu dan berlari gaje keliling ruangan sambil berteriak, "MATAKU SAKIIIIIT~" Ludwig facepalm.
Gilbert mengambil buku itu sambil berkata, "Dasar orang austria yang tak awesome! Gitu aja lebai!" Ia membukanya, tepat di halaman yang dibuka Roderich tadi. Raut muka Gilbert langsung berubah. Ia membuka sedikit halaman-halaman setelahnya, menaruh buku itu pelan di meja, dan mengikuti jejak Roderich berlari gaje keliling ruangan. "BUKU TAK AWESOMEEEEE~"
Mereka berlarian selama satu jam. Selama itu, Ludwig membaca laporan lain dari Tn. Cyber, memasak wurst, dan mencuri secuil kue Roderich. Setelah mereka lelah karena kekurangkerjaan mereka, Ludwig berkata, "Itulah yang disebut doujin yaoi. Ini kartu nama Tuan Alp." Ia menyerahkan sebuah kartu.
Di kartu itu, terpampang foto seorang laki-laki muda, berpose narsis dilatari sebuah monumen yang puncaknya berbentuk es krim warna emas. "Ini Yadi?" tanya Roderich tak yakin. "Kelihatannya dia orang yang menyenangkan! Awesome!" Kata Gilbert. "Ya, dia memang suka berfoto narsis. Apa itu namanya… alay! Ya, alay namanya. Dia juga senang menjamu tamu." Kata Ludwig.
"Kalian boleh pergi sekarang." Kata Ludwig. Roderich dan Gilbert keluar dari ruangan itu.
Makasih banyak udah mau baca cerita gaje nan abal ini! #membungkukterimakasih.
Sekarang, saya punya tebak-tebakan. kira-kira, siapakah Tn. Pipe, Tn. Rye, Tn. Cyber, dan Tn. Rap? yang berhasil nebak, boleh beri rikues (tapi jangan susah-susah ya... #ditendang) Later in the next chapter!