I've Fallen for you, Gangster!

Genre : Romance & Crime

Rate : T

Warning : OOC, Genderswitch

Casts :

Lee Donghae (Namja)

Lee Hyukjae (Yeoja)

Lee Sungmin (Yeoja)

Choi Minho (Namja)

Pair : HaeHyuk

Summary :

Aku mendecih kesal. Apa sih mau namja ini? Menyebalkan. Namun, tak lama kemudian, aku kembali memperhaitkan namja yang tadi dipanggil 'Hae' itu. Ia sedang bersandar pada sebuah tiang. Wajahnya agak tidak jelas karena ia menunduk. Aku memperhatikannya cukup lama hingga sebuah tangan menahanku dan mendorongku ke tembok. Namja ini...

Prolog :

"Hyukkie!" panggil seorang yeoja. 'Hyukkie' , sebagai pihak yang dipanggil pun menolehkan kepalanya. Terlihat di matanya, seorang yeoja yang sebaya dengannya berlari ke arahnya.

"Ada apa, Minnie?" tanya Eunhyuk pada sahabatnya yang sedang mengatur nafasnya. Ia menunggu selama beberapa menit lalu sahabatnya itu mendengus ke arahnya. "Jahat! Masa aku ditinggal sih?"

Eunhyuk sedikit terkikik melihat ekspresi imut sahabatnya. Sambil mencubit pipinya, ia berkata, "Iya, iya. Lain kali gak deh." Masih dengan mengerucutkan bibirnya, Sungmin ;sang sahabat mengikuti langkah Eunhyuk. Mereka berjalan sembari mengeluarkan canda tawa. Tanpa disadari keduanya, ada seorang namja yang berjalan ke arah mereka.

Bruak.

"Duh~" Ringisan kecil meluncur keluar dari mulut Eunhyuk. Ia menutup sebelah matanya dan mengusap kepalanya pelan. Masih berusaha untuk mengurangi rasa sakit, Eunhyuk menunduk dan mengusap pelan kepalanya hingga sebuah suara menghentikannya.

"Maaf, Saya tak sengaja."

Otak Eunhyuk mulai meloading. Tak lama, ia baru menyadari kalau ia habis menabrak seseorang. Cepat-cepat ia bangkit berdiri dari posisinya dan memohon maaf.

"Ah, tidak. Seharusnya saya yang mengatakannya. Maaf."

Ia mengangkat kepalanya dan mendapati seorang namja dengan kacamata yang cukup tebal sedang berdiri di hadapannya. Dilihat, namja itu mengangguk kecil dan tersenyum kikuk. Setelahnya, ia segera melesat pergi. Melewati Eunhyuk. Sungmin yang masih berusaha untuk menghilangkan rasa sakit akibat benturan perlahan berdiri. Tak hanya Eunhyuk, Sungmin pun ikut jatuh ke lantai karena tubuh Eunhyuk yang menimpanya.

"Siapa itu tadi?" Suara Eunhyuk memecahkan suasana.

"Siapa apanya?" Dengan raut wajah bingung, ia memandang Eunhyuk.

"Itu yang tadi kita tabrak."

"Oh.. Itu Lee Donghae. Namja culun kelas XI-5. Kau tidak tahu?"

Eunhyuk menggeleng pelan membuat Sungmin menepuk dahinya pelan.

"Aduh, Hyukkie, Hyukkie.. Gosip itu udah menyebar ke seluruh sekolah Hyukkie"

Dengan nada yang dibuat-buat, Sungmin mencoba menjelaskan pada sahabtnyqa yang memang kurang up-to-date soal gosip yang beredar di sekolah.

"Okay.. Terserah kau sajalah" Eunhyuk mengerlingkan matanya lalu kembali melangkah menuju tujuan awalnya.

.

.

.

-Eunhyuk PoV-

Aku berjalan menyusuri gang yang lumayan sepi pada malam ini. Memang sih agak menyeramkan. Tapi, aku berusaha memberanikan diri. Aku tak ingin menjadi penakut. Dengan langkah yang lumayan cepat, aku berjalan. Berusaha supaya makin cepat aku melewati gang ini. Karena semakin lama, gang ini semakin menyeramkan saja. Belanjaan yang kutenteng ini mengeluarkan bunyi-bunyian kecil saat aku mempercepat langkahku. Aku menundukkan kepalaku. Semakin cepat aku melangkahkan kedua kakiku hingga aku merasa ada bayangan selain bayanganku.

Nugu?

Aku menengadahkan kepalaku dan melihat seorang laki-laki sedang berdiri di hadapanku. Ia menyeringai aneh padaku.

"Hai, manis.. Ada apa?" Senyumnya yang memuakkan bagiku itu diperlihatkannya padaku. Aku punya firasat dia bukan orang yang baik-baik. Semua terlihat dari penampilannya yang agak funky. Tidak funky juga sih, tapi seperti.. Gangster? Chakkaman! Gangster?

"Mau apa kau?" bentakku pelan. Aku mulai tidak suka dengan situasi ini. Ia terkekeh pelan dan menatapku dengan tatapannya yang menurutku menjijikkan.

"Jangan galak-galak nona.." Ia melangkah ke arahku. Saat ia maju mendekatiku, aku melihat ada 2 temannya yang sedang berada di belakangnya. Yang satu berambut hitam dan yang satu lagi berambut agak kecoklatan. Kulihat temannya yang berambut hitam itu berkata pada namja yang ada di hadapanku ini.

"Hyung, tujuan kita uang. Ingat Hyung!"

Uang? Sudah kuduga! Mereka pasti gangster.

"Makanya bantu aku Minho. Hae, kau juga jangan diam saja."

Hae? Rasanya nama itu familiar di telingaku. Tapi dimana? Kuingat-ingat sebentar. Hae.. Hae.. Hae.. Lama-lama aku jadi mengingat Donghae. 'Namja culun dari kelas XI-5'.Begitulah kata Minnie. Atau.. Itu memang dia? Segera saja aku mengalihkan pandanganku. Mataku terpaku sesaat untuk menatapnya.

"Lihat kemana sih nona?"

Aku mendecih kesal. Apa sih mau namja ini? Menyebalkan. Namun, tak lama kemudian, aku kembali memperhatikan namja yang tadi dipanggil 'Hae' itu. Ia sedang bersandar pada sebuah tiang. Wajahnya agak tidak jelas karena ia menunduk. Aku memperhatikannya cukup lama hingga sebuah tangan menahanku dan mendorongku ke tembok. Namja ini...

"Jauh-jauh dariku!" bentakku sekencang yang kubisa.

Ia meraih daguku dan menatap masuk ke dalam kedua bola mataku. Namun, aku tidak terpengaruh sedikitpun.

"Jangan coba-coba mengabaikanku!" Ia terlihat tidak senang namun apa peduliku?

"Hyung!" panggil namja yang tadi dipanggil Minho. Ia berjalan mendekati kami.

"Ingat Hyung~" Ia berucap dengan nada memelas. Sedangkan, namja ini hanya melirik sekilas.

"Tapi, aku tak suka diabaikan apalagi.."

Kalimatnya menggantung sesaat untuk menatapku dalam.

"Seperti tadi." Terdengar jelas kalau ia menekankan kata-kata terakhir dari kalimatnya itu. Tapi, aku tidak terintimidasi sedikit pun. Aku tahu kalau yang ada di depanku kini adalah seorang gangster. Tapi rasanya bukan menyeramkan malah menyebalkan. Ne, aku kesal. Aku mendengus karenanya.

"Tapi, kau juga tak boleh mengabaikan peraturan. Ingat itu"

Namja yang ada di hadapanku ini mendecih kesal. Kualihkan pandanganku ke arah suara. Kulihat, namja yang sedari tadi membuatku penasaran itu mendekati kami perlahan. Penasaran mulai merasuki diriku. Lama, kutatap arah kedatangannya hingga sosoknya muncul di samping kami.

Gayanya begitu stylish. Bajunya kaos berwarna biru gelap dengan balutan jaket biru dongker. Ia mengenakan celana yang senada dengan dengan sepatu ketsnya. Hitam. Benar-benar berbeda dengan Donghae yang kutemui tadi siang. Apa benar dia Donghae yang tadi? Kenapa berbeda sekali? Dan dalam rangka mengatasi rasa penasaranku ini, aku pun mencoba memanggilnya.

"Donghae?" ujarku pelan. Nampaknya, ketiga namja yang ada di sekelilingku ini agak tersentak.

"Wow.. Siapa dia, Hae? Kau kenal?" Namja menyebalkan itu yang merespon duluan. 'Donghae' memandangku cukup lama. Ia mendekatiku. Mungkin untuk memperjelas penglihatannya. Ia menatapku datar. Tak ada ekspresi apapun dalam pandagannya maupun raut wajahnya,

"Kau.."

Aku sempat kaget juga. Ternyata, aku benar? Dia Donghae? Donghae yang tadi? Astaga, aku tak pernah menyangkanya.

"Kau kenal dia, Hae?"

'Donghae' tersenyum sinis padaku sekilas. Dalam hati, aku bertanya-tanya tentang maksud dari senyumannya yang misterius itu.

"Baru bertemu tadi siang saja"

Bang! Pernyataan mutlak dari Donghae membuatku hampir jatuh ke tanah. Kedua kakiku serasa lemas mendengarnya. Siapa bisa menduga kalau dibalik tampangnya yang agak 'nerd' itu ternyata ia adalah bagian dari segerombolan gangster? Gangster yang kebiasaannya sangat senang untuk memalak dan meminta uang dari orang lain. Kutatap dia dari atas ke bawah. Aku menggeleng kepalaku pelan. Benar-benar berbeda! Dari penampilannya hingga sikap!

"Teman sekolah, Hae?" Kini, Minho ;namja berambut hitam itu yang berujar. Dengan satu gumaman kecil, Donghae menjawab pertanyaannya itu. Namja menyebalkan yang masih betah berdiri menghalangiku ini tersenyum sinis ke arahku.

"Kau tak ingin menutup mulutnya, Hae?"

Astaga! Apalagi ini? Menutup mulutku? Maksudnya? Aku akan diculik dan di'apa-apa'kan begitu? Andwae! Keringat dingin mulai bercucuran dan tubuhku menjadi tegang seketika. Kulirik Donghae untuk sesaat. Ia tersenyum sekilas pada temannya. Tiba-tiba saja, namja yang tadinya menghalangiku ini menjauh dariku secara perlahan. Seperti memberi kebebasan pada Donghae untuk melakukan 'kesenangannya' padaku.

"Kalian duluan saja. Aku nanti mau langsung balik," suruh Donghae seraya mendekatiku. Dengan tubuhku yang masih gemetar, aku memaksa diriku untuk menjaga jarak dengannya. Namun, efek dari gemetar ini membuatku tak mampu berada dalam jarak yang jauh darinya. Karena ia bergerak lebih cepat dariku dan dengan cepat memblokir diirku dengan tembok di belakangku. Aku tertegun sesaat.

"Setelah 'urusanku' selesai tentunya." Ia menyeringai kecil padaku. Tak ada yang bergerak sedikitpun. Termasuk 2 namja yang tadi diruruhnya untuk segera beranjak dair sini. Dengan satu tarikan nafas, ia menarik daguku naik dan melumat bibirku. Aku agak terkejut dibuatnya. Samar-samar, suara derap langkah mulai terdengar dan semakin lama makin menjauh. Donghae melumat habis bibirku dan kemudian menggigit kecil bibir bawahku. Aku yang merasa kaget reflek membuka mulutku. Membuat dia berjelajah dengan bebas dalam mulutku. Lidahnya bergerak menelusuri setiap rongga mulutku. Mengabsen satu per satu gigiku. Desahan kecil mengalun begitu saja dari bibirku saat ia menggigit kecil bibir bawahku sekali-dua kali.

Tak lama, aku mulai merasa sesak. Kadar oksigen dari paru-paruku mulai berkurang dan mungkin akan segera habis. Kudorong dadanya untuk melepaskan ciumannya. Setelah aku mendorong dadanya, ia mulai memperlembut ciumannya dan melepasnya perlahan. Saat ia melepaskan ciumannya, terbentuk seperti garis tipis yang menghubung antara mulutku dengannya. Tepat setelah ia melepaskan ciumannya, aku segera mengmabil nafas sebanyak-banyaknya. Wajahku pasti merah sekali sekarang.

Setelah mendapat suplai oksigen yang cukup untuk paru-paruku, aku pun segera mendelik tajam ke arahnya dan membentaknya, "Dasar Gila! Apa yang kau lakukan, Hah? Dasar sial!"

Awalnya kupikir ia akan kembali menatap dingin padaku sambil mengeluarkan seringaiannya. Tapi, ternyata ia hanya tersenyum sekilas. Namun bukan senyuman sinis seperti tadi.

"Seharusnya kau bersyukur bukan mereka yang 'menanganimu'."

Aku menatap heran padanya. "Memang ada bedanya?" kataku menyindirnya.

"Kalau mereka yang menanganimu.." Ia menggantungkan kalimatnya dan berjalan mendekatiku. Kemudian, ia mendekatkan bibirnya ke telinga kananku dan berbisik pelan hampir seperti desahan, "Kau bisa 'habis' nanti."

Aku menelan ludahku. 'Habis'? Andwae! Amit-amit deh! Kurasakan, sengal nafas Donghae menyentuh tengkukku. Sedikit merinding dan geli juga sih. Tapi, itu tak berlangsung lama karena ia segera menjauh dariku dan beranjak ingin meninggalkanku. "Lagipula itu hanya sebagai 'bantuan' supaya kau tidak mendapat yang lebih dari itu. Dan aku juga agak malas sekarang."

Perlahan, sosok hilang ditelan kegelapan malam. Aku menyandarkan diriku ke tembok dan menatap ke arah belanjaanku yang terjatuh saat Donghae menciumku tadi. Malas? Malas apa? Jangan-jangan ia sedang malas makanya ia hanya menciumku? Kalau ia sedang mood, mungkin aku sudah di'apa-apa'kan? Begitu maksudnya? Bulu kudukku berdiri seketika. Ngeri juga membayangkannya. Cepat-cepat, aku mengambil belanjaanku dan membereskannya dan segera beranjak pulang.

TBC

Wanna Review?