Tsuki datang dengan cerita baru. *PLAK!*
Naruto : hey author gila! 2 cerita yang lalu mau dikemanain?
Tsuki : tenang aja, semua terkendali.
Naruto : buat-buat cerita baru, yang itu aja belum selesai.
Tsuki : *pundung*
Tsuki minta maaf, padahal 2 cerita Tsuki yang lain belum selesai. Tsuki udah buat cerita baru. Udah ceritanya tentang penyamaran mulu lagi. *Authornya memang ga kreatif banget.* ga tau kenapa habis baca manga yang judulnya princess princess, langsung dapet inspirasi. Hehehehe. Tanpa memperbanyak kata-kata. Tsuki buka ceritanya (?).
Happy reading!
DON'T LIKE, DON'T READ!
Naruto punya Masashi Kishimoto. Bukan punyaku. Tapi kalo dikasih boleh juga. hahahahaha.*di amaterasu Itachi*
Pairing : SasuFemnaru
Warning : TYPO dan OOC tingkat akut, pokoknya kesalahan ada dipenulis.
PRINCESS?
Naruto POV
"Uh… kalo tau akhirnya begini. Aku tidak akan mengusulkan ide konyol ini. ini semua gara-gara anak baru tidak berguna itu, seenaknya saja mengusulkan pendapat." Gumamku pelan sambil berjalan menuju kelas.
"Princess…." Seseorang memanggilku dari belakang.
Ku menengok kebelakang dengan senyum seorang princess dibibirku.
CLINK! CLINK! CLINK!
Sebuah cahaya seperti mengelilingiku dan membuat seseorang itu terpesona.
"Hua…. Arigatou, Princess." Orang itu terlihat sangat bahagia setelah ku beri senyum, bahkan wajah semua orang yang ada disekitarku memerah, dan muncul background love dibelakang mereka. Ini semua sungguh membuatku ingin muntah.
"Princess…" dan panggilan itu mulai datang satu persatu.
FLASH BACK
"President!"
Ku menengok kedepan dan menemukan seorang pemuda berambut coklat dengan segitiga terbalik di masing- masing pipinya.
"Ada apa, Kiba?" kataku dengan nada suara dingin.
"Ada anak baru." Kiba menunjuk kepintu.
"Biarkan dia masuk." Ku melihat lagi tugasku dan menaruh semua tugas tahunan yang harus segera kuselesaikan.
TAK. TAK. TAK. TAK
Aku dapat mendengar derap langkahnya, sudah dapat dipastikan dia adalah orang yang sangat angkuh.
"Perkenalkan namaku Sasuke, Uchiha Sasuke."
Ku menatap kedepan dengan tidak berselera. Aku melihat penampilan dirinya. 'cukup bagus.' Batinku. Ku mengambil telfon yang ada didekatku dan menekan tombol yang bertuliskan XII A.
"Gaara, datang keruanganku dan bawa anak baru yang ada dikelasku, kekelasmu atau bisa ku sebut kelas kita."
TAK
Ku menutup telfonnya.
"Silahkan duduk ditempat yang kau suka, sebentar lagi ketua kelasmu, akan menjemputmu."
"Hn." katanya kepadaku.
Ku mengambil lagi kertas tugasku yang sempat aku abaikan dan kembali membacanya.
"Disini sangat membosankan, mungkin karena disini sekolah khusus cowok." katanya.
"Ya begitulah, mungkin karena siswa disini semua adalah cowok dan tidak ada cewek yang sering cowok sebut sebagai sosok yang memperindah dunia." kataku tanpa sedikitpun menengoknya.
"Kau harus bisa menyelesaikan itu. kau adalah ketua osisnya." katanya lagi.
"Hmm." ku sedikit mengabaikannya. Aku kembali menandai hal-hal penting dari tugas itu dengan teliti.
TOK. TOK. TOK. TOK
"Masuk." kataku tanpa mengalihkan pandanganku dari tugas yang kukerjakan.
"President! Aku ingin menjemput anak baru." tanpa aku lihatpun aku tau siapa orang yang baru saja masuk keruanganku.
"Sasuke dia adalah ketua kelasmu, Gaara orang yang duduk disofa adalah anak baru." Kataku tanpa memandang mereka berdua.
"Terima kasih President." Gaara dan Sasuke keluar dari ruanganku.
Naruto POV end
Sebelum meninggalkan ruangan ketua osis, Sasuke melihat Naruto sebentar, sebelum dia pergi menuju kelasnya.
"Apa dia selalu begitu?" tanya Sasuke kepada Gaara.
"Ya, begitulah sifatnya." kata Gaara dengan nada yang datar.
'Sekolah ini berisi anak-anak aneh.' batin Sasuke.
Naruto menutup pekerjaannya yang baru saja diselesaikannya. Dia berdiri dan berjalan menuju jendela, dia memandang keatas, memandang langit yang begitu biru dan luas.
'Kau harus bisa menyelesaikan itu. kau adalah ketua osisnya.' Kata-kata Sasuke terus berputar dikepalanya. Dia berfikir sejenak, dan mencoba menguraikan kata-kata Sasuke tadi, mencoba untuk lebih dipahami dan dimengerti.
"Sepertinya aku mempunyai ide yang bagus." Naruto menyeringai.
"BAGI SELURUH SISWA DIHARAP BERKUMPUL DI AULA, SEKALI LAGI BAGI SELURUH SISWA DIHARAP BERKUMPUL DI AULA."
Naruto segera merapikan bajunya dan berjalan menuju Aula. Karena dialah yang meminta seluruh siswa untuk berkumpul.
"Ada apa ini, President?" Kiba memandang aneh Naruto.
"Ikuti saja." kata Naruto tanpa ekspresi.
Naruto melangkah dengan langkah yang tegas, dia masuk kedalam aula dan suasana yang tadinya berisik menjadi sepi senyap. Naruto naik keatas panggung dan mengambil mikrofon yang telah disiapkan oleh anggota osis lain.
"Anak-anak, saya Namikaze Naruto sebagai president atau ketua osis disini mengusulkan, akan diadakannya sebuah tradisi baru. Yaitu tradisi 'Princess'. Tugas princess adalah mendukung kita para cowok, dibidang pendidikan olahraga atau lainnya yang berhubungan dengan sekolah. Akan dipilih 1 orang princess setiap tahunnya. Princess akan dipilih secara pemilihan umum. Untuk lebih lanjut, besok akan ditempel disetiap dinding keuntungan dan kriteria princess itu sendiri. Sekian." Naruto menutup pidatonya.
"Hua…." semua cowok disana histeris dan bersiul.
PROK. PROK. PROK. PROK
Semua orang juga bertepuk tangan, karena mereka sangat setuju dengan usul yang Naruto berikan tadi. Naruto keluar dengan Kiba dibelakangnya.
"President!" Kiba menatap Naruto.
"Ya?" kata Naruto datar.
"Apa ini baik?" tanya Kiba.
"Aku harap begitu." Naruto pergi meninggalkan Kiba dan juga sekolah, karena dia memang jarang masuk ke kelas.
~(^0^~) ~(^0^)~ (~^0^)~
Esoknya sudah terpampang jelas sebuah brosur di setiap tembok. Keuntungan dan kretirea dari princess, sedangkan tugas sudah diberitahukan oleh Naruto kemarin.
Kreteria : berwajah cantik, lucu, imut dan mempunyai banyak penggemar.
Keuntungan : makan pagi, siang, malam boleh memilih sendiri. Jika ada tugas menjadi seorang princess tidak masalah meninggalkan kelas, sekolah gratis, mendapatkan gaji yang diambil dari iuran kelas. Kamar dipindahkan ketempat yang dekat dengan kamar president karena akan dijaga secara khusus. Akan diberi liburan secara gratis setiap musim panas.
Peringatan : harus memakai seragam wanita, setiap bertugas memakai baju wanita, selalu memberikan senyum dan selalu mensuport siswa disekolah.
Pilihlah temanmu yang menurutmu cocok. Bagi yang terpilih tidak ada alasan apapun untuk menolak. Pemilihan akan dilakukan hari ini juga pulang sekolah. Tulis nama teman kalian di kertas dan masukan kedalam box yang ada didepan gerbang sekolah. Tidak boleh curang! Atau kalian akan mendapat akibatnya. Karena aku mengawasi kalian!
Tertanda : Namikaze Naruto (Presiden)
Wajah semua anak langsung pucat pasi setelah membaca bagian akhir. Tidak ada satupun dari mereka yang berani kepada presiden. Presiden adalah orang yang sangat mereka hargai dan takuti. Dan juga orang yang sering mereka anggap prince disekolah karena memiliki aura beribawa yang sangat besar. Sasuke yang membaca brosur itu langsung tersenyum licik. 'Permainan akan segera dimulai.' batin Sasuke.
Sasuke melangkah menuju kelas dengan langkah yang santai. Dapat dilihat bahwa semua anak menunduk ketika melewati kelasnya, tepatnya mereka menunduk dijendela belakang kelasnya. Sasuke yang penasaran segera mempercepat langkahnya. 'Naruto.' batin Sasuke. dia tidak menyangka bahwa Naruto akan masuk kelas sekarang. Dia melewati jendela itu begitu saja tanpa membungkuk membuat aura hitam muncul dari setiap orang yang melihat tindakannya.
"Presiden!" Kiba berkata kepada Naruto.
"Aku sedang membaca. Jangan ganggu aku dengan hal yang sepele." Naruto membalik bukunya. Kiba yang diberi kata seperti itu hanya diam dan kembali duduk. Dia memang adalah seorang wakil ketua osis. Dan didepan mereka duduk Neji dan Lee, mereka adalah bodyguard yang dikhususkan untuk menjaga president.
Sasuke duduk dikursinya yang berada disebelah kiba. Dia melihat Naruto, untuk melihat Naruto itu sulit sekali, seperti didindingi oleh lapisan yang tak bisa bisa tertembus. Naruto didindingi oleh orang-orang kepercayaannya. Dia harus sedikit membungkuk kedepan atau belakang jika dia ingin melihat Naruto, tetapi itu tidak dilakukan, karena itu merendahkan marganya. Sasuke membuka bukunya. Dan mulai membaca.
"Aku harus mengerjakan tugasku, aku harap kalian tenang." Naruto berkata pelan, tapi kata-kata itu terdengar oleh semua orang. 'suaranya benar-benar mengatakan bahwa, kau diam atau kau mati.' Batin Sasuke yang merasa suara Naruto benar-benar memiliki aura yang sangat gelap. Dia bahkan tidak bisa berkata apa-apa. Dan kelas menjadi sepi senyap.
CKLEK!
Pintu terbuka dan datang Kakashi-sensei. Kakashi melihat siswanya benar-benar tenang.
"Ada apa ini?" tanya Kakashi yang merasa aneh.
"lanjutkan pelajaran, aku akan bekerja diruanganku." Naruto bangkit dari kursinya dan ingin melangkah pergi sebelum Kakashi memanggilnya.
"Hari ini ulangan, Presiden!" Kakashi berkata sambil menunjukan selembar kertas pada Naruto. Naruto menghembuskan nafas sebentar lalu mengambil kertas itu. seseorang yang duduk paling depan segera berdiri dan Naruto segera duduk untuk mengerjakan itu semua. hanya butuh 10 menit untuknya mengerjakan.
"Maaf, membuang waktumu, Kakashi sensei." Naruto sedikit membungkukan badannya.
"Silahkan pergi, presiden. Aku tidak mau kau kesusahan hanya karena terhalang olehku." Kakashi tersenyum kepada Naruto. Tapi ditanggapi Naruto dengan biasa. Dia hanya segera menuju ruangannya. Sasuke yang melihat itu begitu kesal. 'Apa yang ada dalam diri Naruto yang membuat itu semua bisa terjadi. Naruto hanyalah seorang anak cowok biasa, mempunyai rambut kuning berantakan, tinggi 170, memiliki warna mata biru tapi mampu menenggelamkan kita semua saat memandangnya, berkulit tan, 3 garis halus dimasing-masing pipinya, hanya itu saja, tidak ada satupun yang membuatnya terlihat sangat sempurna.' batin Sasuke. dia benar-benar ingin sekali menjatuhkan Naruto.
Bel istirahat berbunyi. Setelah Iruka sensei keluar, Sasuke maju kedepan kelas.
"Aku mempunyai usul yang sangat baik." Sasuke meminta perhatian teman-teman kelasnya dan itu ternyata berhasil.
"Aku harap kalian memilih presiden sebagai princess." kata Sasuke lagi.
JDER! JDER! JDER!
Seperti tersambar sebuah petir semua orang terdiam, semuanya pucat pasi mendengar hal itu, bahkan Neji dan lee hampir pingsan mendengarnya. Beberapa detik kemudian semua menatap Sasuke horror.
"HUH! Kalian belum pernah melihat president tersenyum sekalipun, dengan dia menjadi Princess dia akan tersenyum setiap hari. Dan dia akan mendukung kalian dengan pakaian wanita, bukankah sebenarnya president itu terlihat sangat imut, cantik dan lucu." Sasuke mempengaruhi.
Semua anak berpikir sejenak dan membayangkan Naruto tersenyum dan memakai baju wanita.
BYUR!
Dan kelas menjadi banjir darah karena semua orang disana mimisan. Sasuke tersenyum licik melihat reaksinya begitu positif.
"Beri tahukan rencana ini kepada yang lain." perintah Sasuke. Dan rumor itu terdengar begitu cepat layaknya kereta shinkanshen yang ada di Jepang. *lebay*.
~(^0^~) ~(^0^)~ (~^0^)~
Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak tadi, Naruto masih saja berada diruangannya, memeriksa semua tugas yang baru saja dikerjakannya. Naruto melangkah menuju jendela dan membuka jendela, angin berebut masuk kedalam ruangan Naruto. Beruntung, Naruto telah menyimpan tugasnya dengan aman, jika tidak di yakin tugas itu akan beterbangan diruangannya. Naruto menatap kebawah. Dimana sebuah kotak pemungutan suara berada. Dia mengawasi setiap anak yang memasukan kertas. Semua anak memasukan kertas dengan wajah yang memerah, bahkan ada beberapa yang memasukan kertas itu sambil menutup hidungnya dengan sapu tangan. Melihat hal itu membuat Naruto merasakan perasaan yang sangat tidak enak, tapi segera dihilangakannya perasaan buruk itu. Naruto menatap kebawah lagi dan menemukan Sasuke yang sedang menyeringai kepadanya, Naruto hanya menatap Sasuke dengan pandangan datar , kemudian Naruto menutup jendelanya.
"CK! Lihat saja besok." Sasuke berbalik dan pergi dari sana
~(^0^~) ~(^0^)~ (~^0^)~
"Presiden. Presiden. Presiden." Seseorang membacakan nama yang ada didalam kertas yang diambilnya dari dalam kotak pemungutan suara.
Naruto memandang papan suara dengan pandangan datar tanpa ekspresi. Hampir semua isi kertas dari kotak itu berisikan namanya, itu berarti banyak siswa yang menginginkan dirinya untuk menjadi princess.
"Dari hasil yang kita lihat. Dapat dipastikan yang menjadi princess adalah Presiden." hasil akhir, akhirnya dibacakan. Naruto berdiri.
"Pre-pre-presiden." Kiba memandang takut Naruto.
"Seperti dengan yang tertulis, bagi yang terpilih tidak ada alasan apapun untuk menolak." Naruto memandang Sasuke dan seringai muncul dibibirnya. Semua anak yang melihat kejadian itu langsung pucat pasi, bahkan beberapa orang pingsan ditempat. Terlalu gelap aura yang dibangkitkan oleh presiden dalam seringainya. Naruto berjalan naik ketas panggung dan menghadap teman-temannya.
"Aku akan berpakaian wanita mulai besok. Tapi, tugasku sebagai presiden masih sama, jadi tidak ada yang bolehmelecehkanku. Atau-"
"Baik…" jawab para siswa serempak memotong ucapan Naruto. Naruto turun dari panggung dan segera menuju ruangannya. Dia mengambil handphone dan menekan sebuah nomor.
"Sakura, masuk kesekolahku mulai besok dan menyamarlah sebagai cowok, kau akan menjadi designerku, sama seperti dulu. Aku tunggu 1 jam lagi. 1 jam lagi kau harus sudah ada dihadapanku." Naruto menyeringai dan menutup telfonnya.
Sakura menutup telfonnya dan memandang layar handphonenya sebentar. Dia menghela napas.
"Sepertinya akan ada hal yang menarik." Sakura segera menuju lemari dan mencari sebuah seragam anak cowok, dikeluarkannya seragam itu. itu adalah seragam yang dulu diberikan Naruto. Dulu, Naruto memberikan itu kepada Sakura, karena Naruto mau cepat atau lambat, Sakura datang ke sekolahnya. Sakura juga mengambil sebuah wig berwarna hitam dan segera memakainya.
Flash Back off
Naruto berjalan menuju ruangannya, tapi sebelum itu dia harus kekelas untuk mengerjakan ulangan yang akan diberikan oleh Iruka sensei. Dia masuk dan duduk dikursi.
"Princess… tolong dorong aku agar aku bisa mendapat nilai 100." seorang pemuda memohon kepada Naruto.
Naruto memandang anak itu dengan pandangan datar, tetapi sedetik kemudian dia tersenyum.
"Berjuanglah, Suigetsu. Aku yakin kamu bisa. Berjuanglah anak-anak!" Naruto berkata sangat sopan.
CLINK! CLINK! CLINK!
Seperti biasa muncul background cahaya dibelakang Naruto dan itu sungguh menyilaukan mata. Semua anak memandang Naruto dengan wajah yang memerah.
"Kami akan berusaha….." jawab mereka serempak dan bersemangat.
Bahkan dapat dilihat, semburat merahpun terlihat di wajah Sasuke. dia benar-benar tidak percaya Naruto bisa menjadi seseorang yang berbeda. penampilannya memang sungguh berbeda. dulu, Naruto memakai celana dan jaz putih, itu untuk membedakan kedudukan mereka, kemeja putih dengan dasi sekolah dan sepatu hitam. Sedangkan sekarang, kemeja putih, dengan dasi sekolah, rok kotak-kotak dengan perpaduan warna hitam dan merah 5cm diatas lutut, stocking putih hingga lutut, jaz putih seperti biasa, tetapi yang membuatnya berbeda adalah seragam itu sungguh membentuk tubuh Naruto. Sasuke seakan tidak percaya dengan penglihatannya, Naruto benar-benar seperti wanita. Tapi wajah Naruto benar-benar tidak asing diingatannya dan teman-temannya. Mereka seperti pernah melihat Naruto, apalagi Naruto sekarang memakai wig kuning panjang. Mereka seperti melihat bidadari.
"Seperti biasa Naruto." Sakura menyenggol bahu Naruto. Naruto memandang Sakura sebentar, lalu mengambil sebuah buku. Dia akan belajar sekarang.
'menyebalkan sekali. Jika tau begini aku tidak mau menjadi seperti ini, niatku sekolah disini adalah untuk kabur dan bersembunyi. Jika akhirnya aku harus kembali menjadi diriku yang asli. Aku tidak perlu bersembunyi.' batin Naruto.
Mari kita jelaskan, sebenarnya Naruto adalah seorang wanita tulen. Dia adalah seorang model, itulah yang menyebabkan dirinya terlihat begitu familiar setelah memakai baju cewek. Dia menyamar disekolah cowok agar tidak ada yang mengetahui identitasnya. Dia menyamar karena dia kabur dari rumah, dia kabur setelah mengetahui dirinya akan dijodohkan dengan seseorang. Dia tidak ingin ada perjodohan, dia kabur dan menyamar sebagai cowok, dengan begitu dia tidak akan ketahuan.
Bagaimana dengan pakaiannya? Sakura adalah seorang designer plus sahabat Naruto yang ingin membantunya. Sakura merancang sebuah baju yang bisa menyembunyikan jati diri Naruto sebagai wanita. Dan menyamarkan semua identitasnya. Dan beruntung bagi Naruto, dia juga adalah seorang aktris, itu memudahkan Naruto untuk berakting sebagai pemain antagonis disini. Dia benar-benar seorang artis yang berbakat. Bahkan dia bisa membuat aura yang sangat hitam dan gelap.
Dan ternyata akibat auranya itulah dia dipilih sebagai ketua osis dan dipanggil presiden atau prince. Karena menjabat sebagai ketua osis, Naruto mendapat keistimewaan, kamar terpisah, kamar mandi didalam kamar, boleh tidak mengikuti olah raga renang, mendapatkan ruang osis yang sangat tertutup. Bahkan dua orang bodyguard yang selalu menjaga kamarnya pada malam hari. Dan beruntung sekali, tidak ada yang berani mengganggu dirinya. Bahkan semua orang menghargai dirinya, semua hormat kepadanya. Hingga Sasuke datang dan membuat semuanya berantakan, padahal dia cukup satu tahun lagi melakukan penyamaran ini. hingga dirinya lulus sekolah.
CKLEK!
Pintu terbuka, menampilkan Iruka sensei. Naruto menutup bukunya dan bersiap untuk mengerjakan ulangan.
"Selamat siang anak-anak. Sensei harap kalian sudah siap dengan ulangan ini." Iruka tersenyum kepada murid-muridnya. Kemudian dia mulai membagikan soal. Naruto melihat soalnya dan menutup matanya sebentar. Kemudian Naruto membuka matanya dan mulai mengerjakan soal itu.
TAK. TAK. TAK. TAK
Secepat kilat Naruto mengerjakan soal itu. semua anak sudah terbiasa dengan hal itu, Sasukepun sepertinya sudah terbiasa. Sedangkan Sakura hanya memandang kertas ditangannya dengan tidak berselera, tapi tetap saja dia kerjakan, walaupun dia mengerjakan itu dengan sangat santai. Setelah 10 menit, Naruto menyelesaikan ulangannya dan maju kedepan.
"Aku sudah selesai. Hari ini aku harus memberi suport kepada tim sepak bola. Tapi, aku juga harus mengerjakan tugasku sebagai presiden, aku keluar dulu." Naruto menjelaskan panjang dan lebar. Naruto membuka pintu, tapi langkahnya terhenti, dia berbalik dan menatap semua teman-temannya, tetapi lebih dahulu dia menatap Sakura.
"Aku tunggu kau 30 menit lagi, Sakura." Naruto memandang Sakura tanpa ekspresi. Naruto kembali melanjutkan berjalan. Dan pada saat pintu ingin tertutup sempurna. Naruto memasukan kepalanya kembali.
"Selamat berjuang teman-teman…." Kata Naruto dengan wajah yang ceria. Dan itu membuat semua anak langsung memiliki kembali energinya 100%, mereka kembali mengerjakan soal dengan semangat. 'Ternyata kekuatan Princess benar-benar besar ya.' batin Sakura sambil mengerjakan soalnya dengan cepat. Dia harus menuntaskan ulangannya 30 menit lagi. Itulah yang diperintahkan oleh Naruto.
To be continued
Hahahahahahaha, chapter pertama selesai. Tenang saja, Tsuki akan usahakan update kilat, hahahaha. Tapi ga jamin, tapi yang pasti, Tsuki tidak akan update sebelum semuanya tuntas. Maksudnya… Tsuki akan update cerita ini dengan 2 cerita Tsuki yang lain. Jadi Tsuki langsung update 3 cerita dengan judul yang berbeda setiap Tsuki update. Tanpa basa-basi. Tsuki tunggu reviewnya… ~(^0^~) ~(^0^)~ (~^0^)~