The Snow Drop
Disclaimer
Manga/animenya : Kishimoto Masashi
Fic The Snow Drop : Mika SasuRenNa
Pair : SasuNaru, XXXNaru dan lainnya menyusul aja...
Rating : T
Genre : Romance - family- angst
Warning : Typo, Shounen-ai, alay, fic yang pendek, Gomen... kalau ceritanya jelek, aku hanya mencoba untuk mencurahkan apa yang ada di benakku...^_^
Disarankan mendengarkan music Naruto Shippuden –Man of the world
GAK SUKA, JANGAN DIBACA YA...^_^
Part 1 : My Mother Don't Go.
Flashback
Hidupku tidaklah indah. Dari kecil telah mendapatkan malang. Tiada tempatku bergantung, tempatku bergantung telah pergi dan ada yang melarikan diri. Kata orang, keluarga adalah tempat terakhir kita bergantung. Tapi tidak di kehidupanku, Keluarga adalah awal tempat penderitaan hidupku.
Orang yang melindungiku telah pergi, Kaa-san telah pergi. Meninggalkanku di kehidupan yang kejam ini. Aku rindu Kaa-san, hanya Kaa-san yang mencintaiku dengan tulus. Yang lain mencintaiku karena kasihan atau mencintaiku karna ingin memanfaatkanku.
Kaa-san yang meninggalkanku. Tou-san yang membenciku. Nii-san yang mengacuhkanku. Kekasih yang mempermainkanku. Teman yang mengasihaniku. Dan tubuh yang sakit-sakitan.
Flashback
Di dalam sebuah kamar yang cukup besar, seorang wanita dan anak kecil berbaring di kasur . Sang wanita terlihat merintih kesakitan, dan anak kecil tersebut menangis melihat kondisi Kaa-sannya. Si anak kecil terus menggenggam tangan Kaa-sannya, dan Kaa-sannya menggenggam balik tangan putra kecilnya yang manis. Tangan wanita itu yang satu lagi mengelus kepala anak bungsunya, surai pirang anak kecil itu terasa lembut.
Melihat Kaa-sanya semakin kesakitan , dan darah telah keluar dari hidung wanita itu. Anak itu mengambil handphone yang berada di balik bantal. Dan mencari-cari nomor Tou-sannya. Sudah lama menunggu, akan tetapi belum ada yang mengangkat telpon dari sebrang sana.
"Halo.. ! siapa ini, malam-malam mengganggu kegiatan kami saja!" Bentak suara dari sebrang sana. Suara tersebut adalah suara wanita, dan bukanlah suara Tou-sannya.
"Ma…maaf, kau siapa ya ?"
"Aku … ? Aku adalah kekasih orang yang memiliki ponsel ini." Kata wanita itu terkekeh meremehkan. (?)
"Tidak , mana mungkin Tou-san pacalnya kamu, Tou-san hanya punya Kaa-san !" Suara anak kecil terdengar serak menahan tangis.
"Oh…., kau anak paling kecil dari Minato-kun ~~, bagaimana..? Apa ibumu sudah mati ?" Tanya wanita itu dengan senyuman licik di sebrang sana.
"Tidak …, Kaa-san gak akan mati..!" Jerit anak itu sambil menggelengkan kepala keras-keras, berharap bahwa apa yang dikatakan orang itu tidak benar.
"Halo…ini Naruto ?, Ada apa nelpon Tou-san ?" Suara di sebrang sana berubah menjadi suara laki-laki.
''Tou…Tou-san.. yang tadi siapa ? Kok sualanya sepelti suala pelempuan ?"
"I….Itu, sudahlah itu tidak penting."
"Tapi tadi wanita itu bilang pacalnya Tou-san."
"Naru, Tou-san bilang itu tidak pentingkan. Sudahlah ada apa menelpon Tou-san,Tou-san banyak kerjaan !" Bentak laki-laki itu pada anak bungsunya.
"I…iya, Kaa-san kesakitan. Telus kelual dalah dali hidungnya. "
"Iya, baiklah Tou-san akan pulang ."
Tut….tut…
Sambungan telpon itu terputus, dan Naruto melihat kondisi Kaa-sannya.
"Kaa-san , beltahanlah..., sebental lagi Tou-san datang." Sambil menggenggam tangan Kaa-sannya.
"Na…Naru ,ja…ngan terlalu me…mengharap-kan ayahmu, dia bukanlah laki-laki yang baik...Na…nti kalau Naru besar ja…ngan seperti dia ya…"
"Mengapa dengan Tou-san ?,Tou-san kan baik. "
"Suatu saat nanti Naru a…kan me…ngerti..." Kata wanita itu sambil mengelus kepala anaknya.
"Iya...Nalu mengelti" sambil mengangguk.
"Naru...dimana Nii-sanmu ?"
"Nalu gak tau, tadi Kyuu-NiiChan pelgi sama teman-temannya."
"Da...dasar anak itu..., se...lalu tidak mau dinasehati." Kata Khushina sambil menatap dalam wajah anak bungsunya.
Setetes...dua tetes...air mata berguguran dari mata ibu dua anak itu.
"Naru, hiks...hiks...Kaa-san sayang sama Naru...hiks...hiks..."
"Nalu, juga sayang sama Kaa-san."
"Naru, ja...jangan pilih-pilih makanan, hiks...tu...tumbuhlah dengan besar dan kuat, Nak hiks... Tidurlah yang cukup, dan... pilihlah teman yang benar-benar sayang denganmu."
"Iya.." Sambil menganggukkan kepala patuh.
''Naru...,Kaa-san sayang...sama Naru, Kaa-san sayang sama Kyuubi. Kaa-san juga sangat mencintai Tou-sanmu walau dia..."
"Naru...sini-sini peluk Kaa-san hiks... "
Narutopun mendekat dan memeluk Kaa-sannya yang semakin rentan.
"Kaa-san lihat ke jendela, salju mulai tulun..."
"Iya...,Na...ru...to, Kaa-san ngantuk sekali."
"Kalau gitu tidullah, sebental lagi Tou-san pasti datang." Semakin mengencangkan pelukannya pada Kaa-sannya. Sepertinya dia belum memahami maksud 'tidur' disini.
Sunyi...yang terdengar sekarang hanyalah suara..., hembusan nafas bocah itu. Tidak ada asal suara yang lain di ruangan itu...
"Kaa-san ? Kok dingin ?" Naruto menegakkan tubuhnya dan menatap wajah Kaa-sannya yang pucat.
"Kaa-san kok...diam aja ? Apa udah tidul ?" Tanya Naru.
"Kaa...san. " Tanpa disadari Naru, setes air mata jatuh dari sudut matanya. Ternyata tubuhya lebih memahami situasi ini dari pada otaknya.
"Loh...Kok Nalu nangis...? Hiks...hiks...kok dada Nalu sesak...?..Hiks...hiks..."
"Kaa-san jangan tidul dulu...Na...Nalu kesepian..."
End Flashback
Sejak meninggalnya Kaa-san. Tou-san menikah kembali dengan seorang wanita yang pernah aku dengar suaranya waktu itu ditelpon. Wanita itu memanglah cantik. Kesan pertamaku melihatnya begitu baik, tapi dia berhati iblis. Di depan Tou-san dia baik-baik padaku. Tapi kalau tidak ada Tou-san dia menganggapku seperti pembantu.
Dan Nii-san bertambah dingin padaku. Dulu sebelum aku berusia tiga tahun dia sangatlah hangat, baik dan pengertian. Entah mengapa setelah aku berusia tiga tahun dia berubah. Kyuu Nii-san sekarang ini sangatlah dingin, acuh saja padaku, dan sorot matanya padaku sangatlah tajam dan menusuk. Sorot matanya seakan-akan mengatakan 'bahwa aku tidak diharapkan hadir dalam keluarga ini.'
Apakah masih ada harapanku pada keluarga ini ?
TBC
Mohon maaf kalau ada kesalahan, aku masih dalam proses belajar dan memahami. Kritik membangun dan saran sangat dinantikan... sampai jumpa lagi di Chap berikutnya... ^.^