Um … sebelumnya mungkin kalian udah lupa cerita ini. Memang updatenya seabad, haha … Mau gimana lagi, terakhir kali aku ngetik ni fic, kompinya rusak dan lamaaa gak dibenerin, sementara naskahnya belum dicopy kemanapun, jadi terpaksa terbengkalai dan baru bisa update sekarang, hontou ni gomenasai …

Lalu … untuk fic 'Sakura dan Kerajaan Sihir' akan sedikit terlambat. Aku baru menyelesaikan setengahnya jadi belum bisa update. Setengahnya lagi aku masih mikirin ceritanya. Jadi maaf, ya… hehe

Special thanks to:

Wi3nter

Shoes crackers

Saqee-chan

Wulan-chan

Miya-hime Nakashinki

Gui gui M.I.T

Shu 2022

Billie Joe Armstrong 104 (yang udah nagih lewat PM inbox-ku, hehe …)

Dan silent reader(s) …

:: ::

Disclaimer :Naruto belong to Masashi Kishimoto

Story by Rinzu15 © 2010

:: ::

Panic Mansion!

Bab 2

:: ::

CTIK!

Guren menjentikkan jarinya dan bersamaan dengan itu, terdengarlah suara musik yang mengalun lembut. Tiba-tiba saja semua boneka manekin yang ada di ruangan itu bergerak dengan sendirinya dan mulai berdansa mengikuti alunan musik yang mengiringinya.

"Bo-bonekanya bisa bergerak!" seru Sakura tak percaya, sementara Naruto melotot terkejut.

Dan tiba-tiba saja tubuh Sakura dan Naruto saling mendekat satu sama lain bagaikan sebuah magnet yang saling tarik-menarik, membuat mereka terkejut.

"Huaaa!" teriak Sakura dan Naruto bersamaan.

Sesaat kemudian tubuh Sakura dan Naruto mulai bergerak dengan sendirinya dan ikut berdansa bersama para boneka manekin tanpa bisa dikontrol.

"Ke-kenapa tubuhku bergerak sendiri?" Naruto panik sekaligus bingung.

Sekarang, posisi tubuh Naruto dan Sakura merapat. Tangan Naruto menyatu dengan tangan Sakura, sementara tangan satunya berada dipinggang Sakura. Begitu juga dengan tangan Sakura yang satunya berada dibahu Naruto.

"Na-Naruto, apa yang kau lakukan?" Sakura memerah.

"Entahlah, Sakura-chan! Aku tidak bisa mengontrol tubuhku sendiri!" ucap Naruto yang juga tak kalah memerahnya dengan wajah Sakura saat ini.

"Haha… kalian sudah menjadi bonekaku sekarang, jadi akulah yang mengontrol tubuh kalian!" seru Guren yang kini terlihat sedang bersantai di kursi sambil menikmati wine-nya.

"Apa kau bilang?" teriak Naruto dan Sakura.

"Jangan berteriak seperti itu di pestaku! Ikuti saja irama lagu ini."

Beberapa menit kemudian, musik tiba-tiba saja berganti. Dari musik klasik, sekarang berganti menjadi musik cha cha yang mengalun dan otomatis merubah gaya tarian manekin juga Naruto dan Sakura.

"Ya ampun, apa-apaan ini?" seru Sakura.

Beberapa menit selanjutnya, musik kembali berganti menjadi reggae, kemudian berganti lagi menjadi rock 'n roll, menuju rock, kemudian berubah menjadi jazz, pop, jaipongan, sampai akhirnya musik disko yang berdebum-debum. Hal itu tentu saja membuat Sakura dan Naruto kelelahan setengah mati. Kaki mereka kini terasa lemas, namun musik masih belum juga berhenti berputar, justru semakin lama malah semakin cepat temponya, membuat Naruto dan Sakura semakin kewalahan. Gaya mereka semakin aneh dan tidak karuan.

"Hei, kau! Cepat hentikan semua ini! Apa, sih maumu sebenarnya?" seru Naruto kesal disela-sela tariannya.

Guren terlihat menyeringai. "Haha… apa mauku? Aku hanya ingin bersenang-senang saja dengan kalian. Dan aku tidak akan berhenti sebelum aku benar-benar merasa puas."

"Apa? Kau gila, ya? Kami sudah lelah tahu!" protes Sakura.

"Hmm… baiklah kalau itu mau kalian, akan aku hentikan…"

Guren kembali menjentikkan jarinya dan perlahan musik pun berhenti. Naruto dan Sakura yang merasa sangat lelah, langsung jatuh terduduk di lantai dengan napas yang terengah-engah.

"Hosh, hosh… rasanya aku tidak bisa merasakan kakiku…" ujar Naruto.

Tiba-tiba saja Sakura berdiri dari duduknya sambil menundukkan kepalanya. Naruto yang melihat hal itu merasa heran. "Sakura-chan, kau kenapa?"

Namun tidak ada jawaban dari Sakura. Gadis itu hanya terdiam dan masih menunduk. Naruto merasakan sesuatu yang aneh. Dia pun bangkit dan menyentuh pundak Sakura. "Sakura-chan, kau tidak apa-apa?"

SYUUUTT! Tiba-tiba saja Sakura mengacungkan kunainya ke arah Naruto dan berhasil menyayat wajah Naruto tepat di pipinya. Naruto tampak terbelalak. Darah mulai keluar membasahi pipinya.

"Sakura-chan?" Naruto begitu terkejut karena tiba-tiba saja Sakura menyerangnya. Beruntung, saat itu Naruto masih bisa menghindar dari serangan mendadak Sakura, jika tidak, mungkin lukanya bisa lebih dalam.

Tak menghiraukan keterkejutan Naruto, Sakura mulai mengangkat wajahnya. Saat itu, Naruto semakin terkejut ketika melihat mata zamrud Sakura yang biasanya selalu terlihat bersinar, kini tampak redup dan kosong. 'Apa yang terjadi?' batin Naruto.

"Sakura-chan, apa yang terjadi denganmu?"

"Hahaha… kaget melihat temanmu sendiri menyerangmu?" tanya Guren tiba-tiba.

Naruto beralih menatap Guren tajam. "Kau…! Apa yang kau lakukan pada Sakura-chan?"

"Hmph… kau jangan lupa kalau kalian sudah menjadi boneka milikku, jadi aku akan melakukan apapun sesuka hatiku. Tadi aku memang menghentikan acara tarian karena aku menemukan hal yang lebih seru." Guren tersenyum.

"Kuso!"

"Selamat menikmati serangan dari boneka milikku ini!"

Tubuh Sakura mulai bergerak ke arah Naruto dengan cepat. Sakura mengayunkan kunainya, mencoba melukai Naruto kembali. Sementara Naruto yang gerakannya terkunci oleh Guren, hanya bisa menghindar dari serangan Sakura. Tidak mungkin Naruto menyakiti Sakura, gadis yang paling berarti dalam hidupnya.

"Sakura-chan, sadarlah! Kumohon, buka matamu!" teriak Naruto.

Namun teriakan Naruto sama sekali tidak dihiraukan oleh Sakura yang kini gelap mata karena kesadarannya sudah dikendalikan sepenuhnya oleh Guren.

SYAATT! Sebuah luka kembali mengenai tubuh Naruto, kali ini di lengan kanannya, dan kembali memunculkan cairan merah yang kental.

"Sakura-chan, hentikan!"

GREB! Naruto akhirnya berhasil menahan tangan Sakura dan berhasil menjatuhkan kunai yang digenggamnya. Namun sial bagi Naruto, Sakura menendang Naruto dengan keras sampai terpental dan menabrak dinding.

"Hahaha… bagus, bonekaku! Serang terus! Dan setelah dia mati, kau akan menyadari siapa yang telah membunuh temannya sendiri."

"Ku-kurang ajar! Guren…" Naruto perlahan bangkit dengan susah payah. Sakura kembali menyerang, kali ini dengan tangan kosong. Dia melayangkan tinju supernya ke arah Naruto, dan…

BLAAARR! Lantai ruangan remuk seketika, namun pukulan Sakura tidak berhasil mengenai Naruto. Diluar dugaan, Naruto bergerak menuju tempat Guren berada dan mencoba menyerangnya. Guren menyadari hal itu, dia pun langsung menarik Sakura untuk menghalangi dirinya dari serangan Naruto. Naruto terbelalak dan langsung menghentikan serangannya secara mendadak.

"Huh, bocah bodoh! Jangan menganggapku remeh!" cibir Guren.

BUUGH! Tinju Sakura berhasil mendarat ditubuh Naruto dan membuatnya terhempas jauh, kembali menghantam dinding. Darah mulai mengalir dari sudut bibirnya.

Sakura berjalan memungut kunai yang tadi dijatuhkan Naruto dan kemudian menghampiri Naruto. Dia pun mengacungkan kunai itu, bersiap menancapkannya ditubuh Naruto.

"Matilah kau ditangan gadis yang kau sayangi, bocah!" seru Guren menyeringai.

"Sakura-chan…" Naruto memeluk Sakura. Perlahan, dia mengatupkan matanya dan membisikkan sesuatu ditelinga Sakura.

JLEEBB! Kunai itu pun berhasil mendarat, membuat luka kembali terukir.

"Sakura-chan…"

"Na-Naruto…"

"Syukurlah, akhirnya kau sudah sadar kembali…" Naruto tersenyum lega.

Sakura terkejut ketika melihat Naruto yang terluka. "Na-Naruto, kau terluka… a-apa yang terjadi?"

"Huh, tidak seru! Padahal puncaknya hampir saja berhasil. Kau mau tahu, gadis manis?" Guren menyeringai. "Kaulah yang sudah melukainya."

"A-apa?" Sakura membelalak tak percaya.

"Bohong! Jangan dengarkan dia, Sakura-chan! Dia menggunakan tubuhmu untuk menyerangku. Kau telah dikendalikan olehnya," seru Naruto tertahan. Ia memegangi perutnya yang terasa sakit karena serangan Sakura tadi.

Sakura tertegun. Perlahan ia menundukkan kepalanya seraya mengepalkan tangan. "Jadi begitu?" Sakura kembali mendongak dan menatap Guren dengan tajam. "Kau mengambil alih tubuhku untuk melukai Naruto? Tak bisa kumaafkan!"

"Lalu … kau mau apa, Nona?" Guren melipat kedua tangannya di dada.

Sakura perlahan melangkah ke depan.

"S-Sakura-chan, kakimu …"

"Jangan khawatir, Naruto. Aku bisa mengatasinya. Bisakah kau percayakan ini padaku?"

Naruto tampak terkejut, namun sesaat kemudian tersenyum. "Baiklah, Sakura-chan."

"Terima kasih." Sakura mulai mengeluarkan chakranya dan mengobati kakinya yang tadi tertusuk kunai demi menghilangkan pengaruh kendali Guren pada tubuhnya. Ya, saat itu, saat Naruto memeluknya dan membisikkan sesuatu padanya, Sakura berhasil kembali pada kesadarannya. Dan kunai yang hampir mengenai tubuh Naruto, secepat kilat langsung ia arahkan pada kakinya sendiri, sehingga terlepaslah chakra kontrol Guren.

Sakura mulai memasang kuda-kudanya dan siap melakukan serangan balasan.

"Bersiaplaaah!" teriaknya. Dengan cepat Sakura berlari menuju tempat Guren dan melayangkan tinjunya, namun Guren menarik manekinnya untuk menghalangi pukulan super Sakura.

CRASH! Manekin itu pun hancur berkeping-keping dan berserakan di lantai.

"Ck!" Sakura kembali melancarkan serangan bertubi-tubi pada Guren, namun Guren masih bisa menangkisnya. Manekin-manekin miliknya kini semuanya sudah hancur dan salah satu potongannya berhasil melukai tubuh Guren.

"Sial!" umpatnya.

Sakura terlihat berlari menuju Guren. Melihat hal itu, Guren langsung membuat segel jutsu dengan tangannya.

"Sakura-chaaan!" teriak Naruto.

"Huh, gadis yang menyusahkan!"

Sakura berhasil terkena jutsu Guren. Kini tubuhnya terperangkap kristal jutsu miliknya.

"Satu serangan lagi dan tubuhnya akan hancur seperti manekin-manekin itu. Hh, gadis yang malang."

"Kau … kurang ajar!" Naruto geram. Ia mulai mencoba bangkit dan berniat untuk menolong Sakura, namun sebuah suara menghentikan gerakannya.

"Siapa yang kau bilang gadis malang, hah?"

Tiba-tiba dari atas, Sakura melesat dengan kecepatan penuh. Guren yang baru menyadari hal itu kini terbelalak lebar tak percaya.

"Sakura-chan!" Naruto tersenyum lebar.

Bersamaan dengan itu Sakura yang terperangkap di dalam kristal jutsu Guren langsung lenyap meninggalkan asap.

POOF!

"A-apa? Hanya bunshin? Tidak mungkin!"

"Kaget? Rasakan ini. SHANNNAROOO!"

BUAGH! BLAAARR!

Seluruh ruangan remuk terkena efek tinju super Sakura. Dia berhasil membuat tubuh Guren melayang dan terhempas jauh, menghantam pilar-pilar penyangga ruangan dan berakhir di sudut ruangan dengan tubuh tak berdaya. Darah keluar dari mulutnya. Mungkin satu serangan dahsyat itu berhasil meremukkan tulangnya.

Naruto yang menyaksikan kedahsyatan kekuatan Sakura hanya bisa ternganga dan menelan ludah. Tak menyangka kekuatan Sakura sedahsyat itu. "Su-sugoi, Sakura-chan … Aku rasa aku harus lebih hati-hati kali ini …" gumam Naruto.

Sakura terlihat kelelahan dan nafasnya tersengal. Serangan tadi benar-benar menguras banyak chakranya. Namun hal itu masih bisa membuatnya bertahan.

Setelah memastikan bahwa Guren benar-benar sudah tak berkutik, Sakura melangkahkan kakinya menuju tempat Naruto kemudian berjongkok dihadapannya.

"Sakura-chan, kau hebat! Keren sekali!" Naruto mengacungkan jempolnya sambil nyengir.

"Terima kasih, Naruto," ucap Sakura sambil tersenyum. Gadis itu pun lalu mengulurkan tangannya ke sekitar luka Naruto dan mulai mengalirkan chakranya. "Maafkan aku sudah membuatmu terluka, Naruto …" ucap Sakura sedih.

Naruto hanya menggeleng pelan. "Tidak. Ini bukan salahmu, Sakura-chan. Saat itu kau tidak sadar."

"Tapi―"

"Shhh … sudah, Sakura-chan. Ini cuma luka kecil, kok! Tidak seberapa. Jadi jangan khawatir 'ttebayo!" Naruto nyengir lebar.

Sakura hanya menatap Naruto dengan tatapan tidak yakin sebelum kemudian kembali memfokuskan diri pada penyembuhan. Bagaimanapun, walau dalam keadaan tidak sadar, tetap saja ada perasaan bersalah dalam hati Sakura. Naruto memang selalu begitu, selalu berkata seakan dirinya baik-baik saja. Padahal dalam hatinya, Sakura tahu pasti bahwa Naruto tak selalu baik-baik saja.

Setelah menyembuhkan luka Naruto, mereka pun kembali melanjutkan pencarian. Melewati lorong-lorong mansion yang seakan tidak ada ujungnya. Entah sudah berapa lama mereka berada di dalam mansion itu.

"Naruto … bisa kita istirahat sebentar? Aku lelah sekali …" ucap Sakura yang wajahnya sudah lesu.

"Baiklah, Sakura-chan. Aku juga lelah sekali. Seharian ini kita belum istirahat. Sepertinya di luar mulai gelap."

Naruto dan Sakura kemudian duduk bersisian sambil menyandarkan punggung pada dinding mansion. Suasananya begitu sunyi dan sepi. Hanya suara jangkrik yang terdengar dari luar mansion.

Sakura meluruskan kedua kakinya, melemaskan otot-ototnya. Chakranya benar-benar sudah terkuras seharian ini. Gadis pink itu pun menghela nafas panjang.

"Naruto …"

"Hmm?"

"Apa kita bisa keluar dari sini? Aku rasa kita sudah dipermainkan …"

"Jangan khawatir, Sakura-chan. Kita pasti bisa keluar dari sini."

"Hh~ semoga saja …"

Untuk beberapa saat, tak ada percakapan apapun diantara keduanya. Mereka hanya saling terdiam dan sibuk dengan pikiran masing-masing, sampai akhirnya Sakura kembali memecah kesunyian.

"Naruto, saat itu kau berbisik padaku dan bilang kalau kau akan mengatakan satu rahasia padaku. Apa itu?"

"Eeeh?" Naruto terkejut mendengar pertanyaan Sakura. Dia terlihat kebingungan dan tiba-tiba rona merah muncul di kedua pipinya. Untung saja lorong mansion itu hanya menggunakan lentera sebagai penerangannya. Itu bisa menyembunyikan wajah merahnya dari Sakura saat ini. "Ngg … mengenai hal itu … aku rasa aku akan mengatakannya setelah kita keluar dari sini, Sakura-chan …"

Sakura terlihat kecewa mendengar jawaban tidak memuaskan dari Naruto. "Huh, tidak seru! Kenapa harus begitu?" Sakura mendengus.

Naruto menggaruk pipinya dengan jari telunjuknya sambil memamerkan cengiran khasnya. "Ehehe … tunggu saja nanti, ya, Sakura-chan …"

"Terserah, deh!" Sakura memutar bola matanya sebal lantas memalingkan wajahnya dari Naruto.

"Sakura-chan, jangan marah begitu, dong! Aku janji akan mengatakannya setelah kita keluar dari sini."

"Ya, ya, aku mengerti, kok."

"Syukurlah …" Naruto tersenyum lega. "Terima kasih, ya, hehe …"

"Baka!"

Keheningan kembali tercipta. Naruto kembali bergelut dengan pikirannya. Pertanyaan Sakura tadi benar-benar membuat jantungnya seakan nyaris meloncat keluar. Bagaimana Naruto akan mengatakannya? Tiba-tiba saja ada rasa keraguan menyelimuti hatinya.

'Apa aku harus mengatakannya? Tapi bagaimana kalau Sakura-chan marah dan malah membenciku nanti setelah aku mengatakannya?' batin Naruto.

BRUUKK!

"Woaahh!" Naruto sangat terkejut, namun dengan cepat segera menutup mulutnya. Wajahnya kini sudah merah padam dan panas karena tiba-tiba saja Sakura tertidur di bahu Naruto. "S-Sakura-chan …?"

Naruto perlahan menyibakkan rambut merah muda Sakura yang menutupi wajah gadis itu sehingga terlihatlah wajah pulas Sakura yang tertidur kelelahan.

"Cantik …" gumam Naruto pelan sambil terus mengamati wajah Sakura dengan terpesona. Walaupun penerangannya samar, namun Naruto masih bisa melihat wajah cantik itu.

Kepala Sakura yang berada di bahu Naruto perlahan-lahan mulai terantuk ke bawah. Naruto segera meraih kepala Sakura dan merubah posisinya agar gadis itu bersandar di dada bidangnya. Sakura sedikit terganggu dan mulai bergerak mencari posisi yang nyaman. Naruto merasa cemas karena takut Sakura terbangun dan melihatnya dalam posisi seperti ini. Bisa-bisa Naruto dihajarnya.

Dengan tubuh kaku dan tegang, Naruto menanti dengan pasrah apa yang akan terjadi. Namun ternyata ketakutannya tidak terjadi. Setelah menemukan posisi yang nyaman di dada Naruto, Sakura kembali terlelap. Akhirnya Naruto bisa bernafas lega.

"Fuuh~ hampir saja … Untung tidak terbangun. Sakura-chan lucu sekali kalau seperti ini. Mirip anak kecil." Naruto tersenyum geli. Perlahan tangannya ia lingkarkan memeluk tubuh Sakura.

Sedari tadi jantungnya terus berdebar kencang. Menurutnya ini sungguh seperti mimpi. Sakura, gadis pujaan hatinya itu kini berada disampingnya dengan sangat dekat, bahkan tertidur dalam dekapannya. Oh, benar-benar mimpi indah yang jadi kenyataan. Naruto tersenyum sendiri seperti orang tidak waras.

Pandangan Naruto kemudian beralih ke bibir mungil Sakura. Suasana yang mendukung membuat hatinya terbersit untuk mendekatkan wajahnya pada Sakura. Naruto menelan ludah. Jantungnya semakin berdetak tidak karuan. Nafas Sakura kini bisa dirasakan menyentuh wajahnya, membuat darah Naruto semakin berdesir. Hidung mereka kini sudah bersentuhan. Hanya tinggal beberapa mili lagi sampai bibir mereka bertemu. Namun tiba-tiba saja Naruto segera menarik kembali wajahnya dari wajah Sakura sebelum berhasil mencuri ciuman pertama gadis pink itu.

"A-apa yang kulakukan? Dasar baka, baka, baka! Tidak boleh, tidak boleh!" Naruto menggeleng-gelengkan kepalanya demi mengusir pikiran yang hampir saja dilakukannya tadi.

Naruto menarik nafas panjang dan mengeluarkannya lewat mulut, mencoba menenangkan diri. "Ini bukan saatnya melakukan hal bodoh seperti tadi, Naruto! Kau harus melindungi Sakura-chan dan cepat-cepat keluar dari tempat aneh ini!" Naruto mengoceh pada dirinya sendiri.

"Ya … aku harus melindungi Sakura-chan!"

Bersambung…

Thanks for reading and review…

Salam cinta NaruSaku,

Rinzu15