Salam kenal…

Saya author baru yang mencoba terjun ke dunia fanfiction. First fic dengan crack pair KakaHina yang sangat jarang di FNI. Mudah-mudahan kalian bisa menikmatinya. Perbedaan selera tidak menjadi penghalang diantara kita untuk saling menghargai bukan?

Sankyuu

Happy reading…

Summary : Kakashi Hatake, seorang penulis novel bestseller, membeli sebuah villa tua yang sudah berusia ratusan tahun di atas bukit. Villa yang selalu diselimuti kabut putih tebal itu dipenuhi banyak misteri. Lukisan gadis cantik di ruang utama. Setangkai mawar merah segar yang selalu hadir berganti di atas tempat tidurnya. Siapakah gadis itu? Gadis jelita yang selalu hadir di dalam mimpinya dan akan merubah jalan hidupnya kelak

Warning : AU, Little OOC, Fluffy, Kakashi Unmasked, Kakashi 33 tahun, Hinata 18 tahun, Don't like don't read, please!

-xXx-

Naruto Disclaimer : Masashi Kishimoto

Author : Langit Malam

Tittle : Misteri Gadis Dalam Lukisan

-xXx-

Chapter I

Di sebelah barat Kota Konoha berdiri dengan angkuh rangkaian bukit yang selalu tampak hijau dikelilingi hutan dengan pepohonan tinggi yang cukup lebat. Ketinggiannya yang di atas 2000 meter di atas permukaan laut, membuat udara di sekitar perbukitan itu lebih sejuk dan dingin dibandingkan daerah lain sekitarnya. Bahkan tak jarang kabut putih tebal selalu turun menyelimutinya setiap pagi dan senja.

Perbukitan itu dibelah oleh aliran anak sungai jernih yang mengaliri ngarainya. Daerah yang sejuk, sepi, dengan lansekap pemandangan yang indah membuat banyak villa berdiri megah di sepanjang punggung bukit. Villa-villa itu adalah milik para borjouis perkotaan, yang bosan berada di kota dan memilih menghabiskan akhir pekan di daerah ini.

Senja kali ini tampak sangat sepi. Hanya terdengar bunyi desir angin yang menggesek ranting dedaunan. Kabut tipis mulai turun perlahan dari permukaan udara dan mengambang di atas tanah. Tiba-tiba kesunyian itu dipecahkan oleh suara berderak batu kerikil yang terhampar di sepanjang jalan saat sebuah mobil Jeep Cheeroke melintasinya dengan kecepatan tinggi.

Tidak sampai 30 menit, mobil itu berhenti di depan sebuah villa. Seorang pemuda tampan bertubuh jangkung berambut perak kemudian turun dari balik kemudi mobil itu dan menatap sekelilingnya. Tubuh tinggi tegapnya dibalut kaus polo berwarna putih. Celana jeans membalut kakinya yang panjang. Wajahnya terlihat begitu tampan terkena bias matahari senja yang memerah.

Sebuah villa megah dengan gaya dari abad pertengahan yang terbuat dari batu alam berwarna hitam kini berdiri kokoh di hadapannya. Villa yang sangat luas itu dikelilingi oleh perdu tanaman mawar aneka warna yang menjadi pagar hidupnya. Kelopak-kelopak mawar mekar tampak menyembul dari balik daun-daunnya yang hijau. Petak rumput jepang yang hijau segar tampak terpangkas rapi menutupi seluruh halamannya. Sementara di sudut sebelah kiri villa tampak air terjun di atas tebing buatan mengalir bergemericik jernih, bersebelahan dengan Taman zen*) yang tampak menakjubkan.

Senyum tipis penuh kekaguman tampak hadir di wajah tampan sang pemuda. Tak salah ia memutuskan membeli villa itu dengan harga yang sangat mahal. Semuanya sebanding dengan keindahan dan kecantikan yang ditawarkan. Begitu melihatnya pada pandang pertama, ia langsung jatuh hati.

Perlahan pemuda itu melangkah ke arah bangunan villa. Kemarin ia sudah mengirim seluruh barang-barang pribadinya melalui jasa pengiriman cepat untuk ditata di dalam villa. Ia sudah memutuskan akan lebih banyak menghabiskan waktunya disini disbanding apartemennya di kota. Pekerjaannya sebagai penulis membutuhkan mood yang baik dan tempat yang nyaman penuh kedamaian, dua hal yang ditawarkan villa ini.

"Kakashi-san," suara panggilan yang datang dari arah belakangnya, membuat pemuda itu menoleh. Tampak seorang wanita cantik berambut hitam panjang berusia sekitar pertengahan 30-an mendekatinya.

"Ya?"

"Kau pasti Kakashi-san, pemilik baru villa ini? Selamat datang," katanya sambil membungkukkan badan. Ia tersenyum manis dengan mata sedikit mengerling wajah tampan yang terpahat sempurna di hadapannya. 'Fuuuh tampannya.'

"Iya benar, aku Kakashi Hatake, dan anda…?"

"Aku Ayame. Aku dan suamiku, Iruka, adalah orang yang diberi kepercayaan untuk mengurus villa ini oleh pemilik villa terdahulu," paparnya panjang lebar sambil tersenyum manis, "Kami tinggal di pavilliun belakang. Oh ya barang-barangmu yang datang kemarin sudah kami tata di ruangan. Semua kebutuhanmu sudah lengkap tersedia."

"Terima kasih, Ayame-san,"

"Aku pulang dulu, Kakashi-san. Kalau ada apa-apa yang kau butuhkan hubungi saja kami di sana,"

"Hai,"

Kakashi memandang Ayame yang melangkah pergi menuju halaman belakang villa. Rambut panjang hitamnya melambai lembut menyentuh bagian atas pinggangnya yang ramping. Pinggulnya bergoyang indah saat berjalan, membuat Kakashi sedikit menyeringai. Bagaimanapun ia pria normal yang suka dengan keindahan.

Wuuuuuuus…

Angin dingin berhembus cukup kencang membelai wajah Kakashi, saat membuka pintu villa yang tinggi, besar, dan berat penuh ukiran terbuat dari kayu jati pilihan. Samar tercium wangi mawar lembut merasuk ke indera penciumannya.

Ruangan tamu yang sangat luas berlantai batu marmer halus dengan furniture apik, rapi, dan berkelas menyambutnya dengan hangat. Bau apek yang mengambang di udara menandakan bahwa villa itu sudah lama tidak ditinggali walaupun jelas terlihat villa terawat dengan baik. Ayame pasti melakukan pekerjaannya dengan telaten.

Perapian tradisional dengan cerobong asapnya, tampak di sayap kanan villa dengan tumpukan potongan kayu kering tampak teronggok di sampingnya. Tiba-tiba Kakashi merasa sedikit bergidik saat angin dingin kembali membelai lembut tengkuknya bersamaan harum bunga mawar yang semakin kuat, seolah menyambut kedatangannya. Ia pun menoleh ke arah sumber datangnya angin.

Ia pun terpana. Sebuah lukisan besar tunggal tampak menghiasi dinding. Lukisan itu terbuat dari cat minyak yang dilukis di atas kanvas dengan pigura berukir warna emas. Tanpa sadar kaki pemuda itu melangkah mendekati lukisan. Indah, mungkin tidak cukup untuk menggambarkannya. Lukisan itu seolah hidup dan memiliki jiwa. Lukisan yang menggambarkan seorang gadis dengan kimono*) sutera halus berwarna putih dengan motif kecil-kecil Bunga Krisan, berdiri di tengah kerimbunan semak mawar merah. Rambutnya melambai lembut tertiup angin.

Wajah gadis itu sangat jelita, matanya yang berwarna seperti mutiara seolah menatap jauh menerawang dengan tatapan sendu penuh kesedihan. Bibirnya yang ranum tampak begitu lembut menggoda. Rambutnya yang berwarna biru gelap panjang terurai hingga pinggangnya.

"Cantik. Kau sangat cantik," tanpa sadar Kakashi menggumamkan kata-kata itu. Jemari Kakashi terulur menyentuh lukisan itu. Dengan lembut ditelusurinya garis wajah gadis itu, matanya, hidungnya, bibirnya, rambutnya, dan kembali ke bibirnya, dan berlama-lama menyentuhnya di sana.

Mata abu-abu gelap Kakashi tiba-tiba menangkap warna merah yang menyebar di dada menodai kimono sang gadis. Suasana senja yang mulai beralih ke gelapnya malam membuat cahaya ruangan semakin suram membuat Kakashi mendekatkan wajahnya untuk mengamatinya lekat-lekat. Saat ia mengusapkan jarinya, Kakashi merasa cairan merah lengket menempel di ujung jarinya.

Bau amis dan karat tercium jelas. Darah.

Braaaaaak…

Pintu depan villa yang semula terbuka tertutup tiba-tiba. Mungkin angin, pikir Kakashi berusaha tenang. Walaupun akal sehatnya berkata bahwa tidak mungkin pintu seberat itu bisa didorong angin.

Ketika ia mengamati kembali ujung jarinya, darah itu telah hilang. Begitupun di lukisan itu, tak ada lagi noda merah yang menodai warna putih gaun di dada sang gadis. Gaun itu tetap sempurna tak bernoda.

'Mungkin aku terlalu lelah dalam perjalanan ke sini, sehingga berhalusinasi yang tidak-tidak. Ahhh mungkin aku butuh istirahat sebentar.'

Kakashi menyalakan saklar-saklar lampu yang kini bersinar lembut kuning keemasan dibalik untaian kristal-kristalnya menerangi kegelapan malam. Kakashi melangkah ke ruangan besar di samping ruang utama.

Tempat tidur berukuran king size tampak hangat menunggunya menjanjikan kelembutan di baliknya. Bantal-bantal empuk bulu angsa bertumpuk menggoda. Satu yang membuat Kakashi terpana. Di atas hamparan seprai putih lembut bercorak bunga amarilys mungil, tampak setangkai mawar merah teronggok di atasnya. Begitu indah menyambutnya, tapi justru mengingatkannya akan noda darah dalam gaun putih si gadis jelita.

Kakashi mengambil mawar itu dan memainkan kelopak-kelopaknya di ujung jarinya perlahan.

'Mungkin ini bentuk sambutan kecil dari Ayame,'

Kakashi tersenyum tipis, menyesapnya lembut, dan menaruhnya di dalam vas bunga di atas meja, bersama rangkaian mawar yang lain. Entah mengapa, Kakashi kini jadi sangat menyukai mawar. Mawar yang sangat cantik, yang entah mengapa, kini banyak mengingatkannya akan gadis dalam lukisan.

- To Be Continued -

Glosarium :

*) Taman Zen/ Zen Garden adalah salah satu gaya dalam taman Jepang. Taman jenis ini tidak menggunakan air. Lanskap air dilukiskan dengan batu dan pasir yang melambangkan kolam dan aliran air.

*) Kimono adalah pakaian tradisional Jepang. Kimono sekarang ini hanya biasa dikenakan pada kesempatan istimewa. Kimono terdiri dari banyak macam, jenis, dan fungsinya. Kimono wanita yaitu jenisnya antara lain furisode, kurotomesode, irotomesode, homongi, iromuji, tsukisage, komon dan tsumugi. Kimono pria adalah setelan montsuki hitam dengan hakama dan haori.

Oke, udah selesai… Beri saya masukan, apakah kalian menyukainya atau tidak?

Langit Malam

Publish 26/09/2011

Edit 6/10/2011