Fandom: Batman Begins/The Dark Knight

Setting: rada canon. meibi.

Disclaimer:
karakter Batman dan Joker milik Bob Kane, Bill Finger dan DC Comics.
film The Dark Knight milik Christopher Nolan dan Warner Bros Pictures.
karakterisasi Batman dan Joker yg saya comot ini tidak lepas dari kerja brilian Christian Bale dan alm. Heath Ledger.
(we miss you, Heath T_T )

.

Dibuat untuk memenuhi Infantrum Challenge Fictogemino
Prompt: 7/11 - Marah/Bebas

spesial untuk: Niero (ayo bikin fic Bambang/Joko yg super hot! :D) dan Kuroliv (challenger)

Warning: OOC, ngawur, dan orz

word count: 283 (story only)
.


.

konohafled mempersembahkan:

.

Batman Yang Kau Inginkan

.

a Dark Knight story

.

untuk Fictogemino challenge

.

.

"Kau merasa menang?"

Pria bertopeng kelelawar itu tak menjawab. Dia tidak merasa perlu menjawabnya.

"Kau senang? Mengikatku di sini membuatmu merasa berkuasa?"

Dia hanya menatap dingin lelaki pirang yang rias wajahnya belepotan itu. Namun nafasnya memburu.

"Aku bisa mengoceh di sini semalaman dan tidak bicara apa-apa. Aku punya pilihan lebih banyak daripada kau."

Ditinjunya pipi yang bergincu itu. Keras membentur tulang. Joker tidak mengaduh.

"Kau ingin aku? Ini aku!"

Satu tinju menerjang bibirnya. Menyobek kulit, menambah merah bibirnya. Si pesakitan malah tertawa.

"Ah! Aku ingin tahu apa yang bisa kau lakukan. Dan kau tak mengecewakan, Batman. Belum. Kau membu—"

BUKKK!

Tersungkur. Terikat di kursi, sekaligus terpojok di sudut ruang interogasi. Bukan posisi yang tepat untuk apapun, bahkan untuk menyampaikan lebih banyak kata.

"Kau baru menjadi setengah dari Batman yang kuinginkan," suara ejekan menyembul dari balik rambut pirang yang terurai menutupi wajah.

"Aku bisa menjadi dua kali dari yang kau inginkan," bisiknya. Pelan tetapi berat.

Lalu jubah hitam menutup tubuh dua lelaki itu. Batman menyerahkan bulat-bulat bobot tubuhnya ke lelaki pirang yang terikat di kursi itu. Sepasang bibir menggesek dan menghapus merah gincu yang berlebihan di dua ujung bibirnya.

Tidak ada kata-kata. Dua pasang bibir yang bertemu tidak perlu itu.

Sementara itu, satu tangan menelusuri punggung tangan seorang yang lain. Jari-jemari si tangan yang terikat itu menyambutnya. Sebelum tangan yang di atas itu sempat meraba tali pengikatnya, jari-jemari itu menguncinya erat.

Suara komandan dan polisi bawahannya tentu saja tidak bakal nakal menerobos masuk ruang interogasi. Apalagi menyampaikan gelisah dan umpatan marah mereka. Pintu terkunci dari dalam. Pemandangan yang bisa mereka lihat hanya meja dan satu kursi kosong. Si pesakitan dan interogatornya entah melakukan apa di pojok ruangan, tempat yang tak terjangkau kaca ganda itu.

.

.

~ selesai ~

(silahkan baca dari paragraf akhir sampai dengan paragraf awal)

.


gaje bangeeet o_O

maafkan saya para pembaca T_T

enggg...

masih sudikah anda meninggalkan review?