Title : Smile Jae

Chapter 1

Genre : Angst

Cast : DBSK

Pairing : Yunjae Yoosu

FF pertama saya...jd harap maklum kalo berantakan...hehe...

check this out...

Yunho POV

Hei namaku Yunho, usiaku 22 tahun. Aku tinggal di kediaman keluarga Kim. Ayahku adalah kepala pelayan di rumah ini. Ibuku sudah lama meninggal karena kanker hati. Aku sendiri bekerja sebagai pelayan pribadi dari anak keluarga Kim. Rumah ini sangat besar tapi terasa sangat sepi karena pemilik rumah ini tidak pernah ada di rumah kecuali "dia". Tuan Kim saat ini sedang berada di Paris untuk mengurus salah satu perusahaannya disana. Sedangkan Nyonya Kim berada di Jerman dengan alasan yang sama. Sudah 2 bulan mereka tidak pernah kembali ke rumah ini barang sekalipun.

"Selamat datang Tuan Muda." Aku mendengar suara seorang pelayan tengah memberi salam. Pasti "dia" sudah pulang dari kantor. Benar saja, tanpa membalas salam dari pelayan tersebut "dia" langsung melenggang masuk ke ruang tengah dan menuju tangga untuk masuk ke kamarnya. Dia adalah anak semata wayang keluarga Kim namanya Joongie. Hehe..sebenarnya namanya Kim Jaejoong, tapi aku lebih suka memanggilnya Joongie lagipula dia tidak pernah protes dengan itu. Dia pribadi yang dingin, sejak aku mengenalnya sekitar 12 tahun yang lalu tak pernah sekalipun aku melihatnya tersenyum. Aku tahu apa yang menyebabkan dia seperti itu. Dia hanya takut berteman karena pada akhirnya dia akan berpisah dengan temannya itu. Dia takut merasa nyaman pada seseorang dan berteman dengan orang itu namun pada akhirnya harus berpisah dan selalu dengan alasan yang sama yaitu Tuan Kim. Tuan Kim tidak suka Joongie memiliki teman karena dia berpikir mungkin temannya adalah anak dari musuh bisnisnya yang akan menghancurkan kerajaan bisnisnya. Joongie hanya diperbolehkan untuk sekolah dan sekarang bekerja di salah satu perusahaan milik keluarganya di Seoul.

Yunho POV end

Author POV

"Malam Joongie..."sapa Yunho ramah plus killer smilenya yang dapat melelehkan hati yeoja manapun yang melihatnya. Sayangnya Jaejoong adalah namja jadi dia tidak terpengaruh sama sekali. Dia mengabaikan begitu saja salam Yunho lagi dan melanjutkan langkahnya menaiki tangga untuk menuju kamarnya.

"Cepat mandi dan turun ke bawah, aku sudah menyiapkan makan malam untukmu" ucap Yunho yang tidak pernah putus asa untuk mengajak Joongie nya berinteraksi, dan tentu masih dengan senyum yang lebih lebar lagi.

Meskipun Yunho termasuk pelayan di rumah itu, namun Yunho tak pernah berbicara formal pada Jae, tapi Jae tidak pernah mempermasalahkannya atau malah tidak peduli?

Sudah 30 menit tapi Jae tidak keluar dari kamarnya. Yunho yang tidak ingin Joongienya sakit karena telat makan, membawa makanan tersebut ke kamar Jae. Dia mengetuk pintu kamar Jae tapi tidak ada jawaban. Yunho merasa takut kalau terjadi sesuatu dengan Jae, jadi dia langsung membuka pintu kamar Jae yang tidak pernah dikunci.

Yunho menarik nafas lega melihat Jae sedang duduk di kasur king size nya dengan laptop dipangkuannya. Setidaknya Jae baik-baik saja itu pikir Yunho.

"Joongie aku bawakan makan malammu. Makan dulu baru kerja lagi. Ah tidak, makan dulu lalu tidur. Pekerjaannmu bisa kau kerjakan besok. Kau pasti lelah." bujuk Yunho lembut.

"Aku tidak lapar. Kerjaanku banyak." jawab Jae dingin.

"Tapi kan kau sudah bekerja di kantor, masa di rumah harus bekerja juga?" bujuk Yunho lagi.

"Bisa tidak kau keluar saja! Aku sibuk!" jawab Jae dengan nada agak tinggi.

"Tidak bisa. Aku harus memastikanmu makan dulu dan tidur baru aku keluar." jawab Yunho berani.

"Terserah!" jawab Jae tanpa memalingkan pandangannya dari laptopnya.

"Ya sudah aku tetap disini, berdiri sampai kau mau makan dan tidur." sahut Yunho keras kepala.

Suasana pun menjadi hening karena Yunho tetap bersikeras tidak mau keluar dari kamar Jae.

Jae POV

Dia itu kenapa sih, selalu saja begini. Apa dia sadar kalau dia seperti ini terus, dia akan terluka? Tapi apa peduliku. Ah terserahlah dy mau berdiri sampai 50 tahun lagi juga terserah. Aku melirik Yunho, dia keliatan sedikit pucat. Dia kenapa ya? Aku melihat jam di laptopku dan ternyata sudah jam 10, berarti dia sudah berdiri disitu selama 3 jam. Lama-lama kasian juga, tapi terserahlah toh dia sendiri yang mau.

Aduh kenapa kepalaku pusing sekali. Dari tadi siang pusingnya tidak hilang-hilang. Mataku juga berat dan panas. Lhoh kenapa pandanganku mengabur begini sih. Tess... Loh apa ini. Aku memegang hidungku dan aku lihat...darah.

Jae POV end

Author POV

"Darah..." Yunho yang melihat ada darah yang menetes di laptop Jae langsung spontan melihat ke arah Jae yang sedang memegangi hidungnya.

"Kau kenapa Jae?" Yunho yang agak panik langsung memegang kening Jae, dan benar saja Joongie nya demam. Dia langsung menaruh nampan berisi makanan yang sedari tadi dibawanya di meja di samping tempat tidur Jae dan mengambil (sedikit dengan paksaan) laptop Jae dari Pangkuan Jae dan diletakkan di meja dekat jendela kamar Jae.

"Aku tidak mau tahu. Kau sekarang demam dan mimisan. Kau harus makan ini walau sesuap lalu minum obat dan tidur, aku akan mengompres dan menjagamu. Tidak ada kata mengerjakan pekerjaan, sibuk dan penolakan lagi. Atau kau tidak mau sembuh dan kerjaanmu makin terbengkalai karena kau sakit!" perintah Yunho tegas.

Jae yang merasa bahwa perkataan Yunho ada benarnya hanya menurut saja. Dia memakan 3 suap makanan yang tadi dibawa Yunho lalu meminum obat penurun demam yang diambilkan Yunho dan berbaring di kasurnya. Yunho langsung berlari ke dapur untuk mengambil mangkuk yang agak besar dan segera mengisinya dengan air dingin. Tidak lupa ia mengambil handuk kering dan langsung menuju kamar Jae. Sesampainya di kamar Jae, Yunho langsung mengompres Jae. Jae sudah tidur akibat efek obat penurun demam yang tadi diminumnya.

Yunho yang duduk disamping tempat tidur Jae, dengan lembut mengompres kening Jae dan membersihkan bekas darah mimisan yang masih tersisa di atas bibir Jae.

Saat tengah merawat Jae tiba-tiba Yunho merasa sakit yang amat sangat di daerah ulu hatinya.

"Arrrgghhhhh..." erang Yunho sambil meremas perutnya tepat dibagian ulu hatinya.

"Aku lupa minum obat...ah sakit sekali..." ucap Yunho lirih sambil menahan sakit.

Saat Yunho akan beranjak dari kursinya untuk menuju kamarnya dan mengambil obatnya, tiba-tiba tangan Jae langsung menggenggam tangan Yunho erat.

"Jangan...kumohon..." ucap Jae lirih karena mengigau.

Yunho yang sudah kesakitan hanya bisa menggigit bibir bawahnya karena tidak bisa beranjak kemana-mana padahal ia semakin kesakitan.

Sepuluh menit kemudian, genggaman tangan Jae mulai merenggang dan akhirnya melepaskan tangan Yunho. Yunho langsung bangkit dari kursinya untuk menuju kamarnya mengambil obatnya. Tapi belum ada selangkah tiba-tiba

"Hoeekk,..." Yunho muntah dan darah keluar dari mulutnya.

"Hoekkk..." Yunho muntah lagi dan semakin banyak darah yang keluar dari mulutnya sampai ada yang menetes di lantai kamar jae tempat ia berdiri.

Yunho yang sudah tidak tahan lagi langsung berjalan lunglai sambil memgangi perut dan mulutnya menuju kamarnya untuk meminum obatnya.

Sesampainya Yunho di kamarnya, ia langsung membuka laci kamarnya dan meminum obatnya. Sakitnya tidak langsung hilang tapi cukup berkurang.

"Ayo Yunho, kau harus kuat. Jae sedang sakit dan kau harus merawatnya. Bukankah kau mencintainya." batin Yunho. Ya benar, Yunho memang mencintai Jae entah sejak kapan.

Yunho yang sudah merasa agak baikan kembali lagi ke kamar Jae untuk kembali merawat Jae. Saat sudah ada di sisi tempat tidur Jae, Yunho melihat ada bercak darah hasil muntahannya dan langsung mengambil tisu untuk membersihkannya. Setalah selesai Yunho kembali duduk di kursi disamping tempat tidur Jae dan tertidur.

Matahari mulai meninggi menyinari 2 anak manusia yang masih enggan beranjak dari dunia mimpinya. Tapi sepertinya ada satu diantara keduanya yang terganggu dengan sinar matahari yang masuk dari sela-sela kordin jendela kamar Jae. Yunho mengerjap-ngerjapkan matanya berusaha menyesuaikan matanya dengan cahaya disekitarnya. Setelah sepenuhnya sadar, Yunho langsung menempelkan punggung tangannya ke kening Jae. Sudah tidak demam. Tapi karena belum puas, ia mengambil termometer dan mengukur suhu tubuh Jae. Dan ternyata benar suhu tubuh Jae sudah kembali ke normal.

"Syukurlah kau sudah sembuh jae. Tidak sia-sia aku menjagamu semalaman." ucap Yunho lega.

Yunho langsung beranjak dari kursi dan menuju ke dapur untuk membuatkan sarapan untuk Jae mengingat tadi malam Jae hanya memakan 3 suap dari makan malam yang dibuat Yunho. Dia dengan cekatan menyiapkan bumbu dan memasak bubur ayam untuk Jae mengingat mungkin lidah Jae masih pahit.

Setelah selesai Yunho langsung membawa nampan berisi bubur dan susu hangat ke kamar Jae. Saat membuka pintu kamar Jae, ternyata Jae sedang duduk bersandar di tempat tidurnya dengan mata yang masih setengah sadar.

"Pagi Jae, bagaimana masih pusing?" tanya Yunho ramah sambil tersenyum.

"Tidak" jawab Jae singkat.

"Bagus kalau begitu. Tapi akan lebih bagus lagi kalau kau menjawabnya sambil tersenyum sebagai tanda kau bersyukur pada Tuhan karena kau sudah sembuh."

"..."

"Ini sarapan, dimakan dulu lalu minum susunya, aku akan menyiapkan baju kantor dan air hangat. Kau pasti tidak akan mau kalau ku suruh istirahat dulu." ucap Yunho lembut dan masih dengan senyum andalannya.

"..." Jae tidak menjawab tapi mengambil sendok yang ada di nampan di pangkuannya dan menyendok bubur yang telah dibuatkan Yunho.

'Kenapa masakannya tidak ada yang tidak enak sih, padahal lidahku masih pahit tapi bubur ini tetap enak. Dan kenapa dia masih mau saja merawatku. Dasar Jung pabo!' batin Jae.

Tanpa disadari ujung bibir Jae sedikit bergerak membentuk senyuman yang sangat singkat.

Meskipun sangat singkat, namun Yunho menangkap gerakan itu, tapi dia diam saja tidak menunjukkan kalau dia tau Jae tersenyum.

'Liat saja Joongie, aku akan membuatmu tersenyum kembali seperti dalam foto itu.' batin Yunho yakin sambil melihat ke foto yang terpajang di dinding kamar Jae yang menunjukkan Jae kecil sedang ada di taman belakang rumahnya sambil memeluk bola.

"Makan yang banyak ya Joongie, aku akan menyiapkan keperluan kerjamu." ucap Yunho menuju kamar mandi Jae untuk menyiapkan air hangat untuk Jae. Tapi saat di mau masuk ke kamar mandi, Yunho membalikkan badan kembali menghadap Jae dan berkata dengan senyum yang sangat lebar dan wajah cerahnya

"Dan jangan lupa Senyum yang banyak juga ya Joongie..."

Chapter pertama FINISH...

hehehe... banyak Typos dan masih berantakan...

Chapter 2 akan diupdate ASAP...

RCL pweaseeeeeeeeee...#puppy eyes nya jaema