Disclaimer: Mashashi Kishimoto

"kurasa aku hanya bisa mengantarkanmu sampai di sini, Naruto. Tak apa kan? Maaf! Dan semoga sukses!" pamit seorang pemuda dengan rambut coklat dan tato dengan bentuk menyerupai taring di kedua pipinya kepada seorang pemuda lain bernama Naruto dengan cirri rambut pirang dan mata biru serta kulit tan nya. Di depan mereka terlihat sebuah pintu dengan papan bertuliskan 'Head Master' tertempel di permukaan luarnya.

"tentu saja. Terima kasih telah mengantarkanku sampai di sini. Kurasa kita bisa bertemu lagi saat istirahat. Oh iya, sepertinya kau harus bergegas, Kiba" jawab pemuda bernama Naruto dengan cengiran khas nya kepada Kiba, orang yang telah mengantarkannya sampai di depan pintu ruang kepala sekolah.

"ya. Sampai jumpa lagi" jawab Kiba sambil berlari, berusaha secepat mungkin sampai ke kelasnya. Meninggalkan Naruto sendirian.

Tak lama berselang, setelah sebentar memandangi pintu di depannya akhirnya Naruto memutukan untuk segera menemui kepala sekolah tempat belajarnya yang baru. Sedikit gugup memang. Dia belum tahu seperti apa kepala sekolah itu.

Tok tok tok

"permisi!" ucap Naruto. Dia masih menunggu seseorang dalam ruangan itu membalas salamnya. Sehingga dia bisa segera masuk, menanyakan kelasnya, dan mulai belajar dengan efektif. Tal lama terdengar sebuah suara yang mengisyaratkannya untuk masuk.

"ya. Silahkan masuk." Suara orang itu terdengar berat. Sepertinya dia adalah orang bijaksana yang sudah sangat berpengalaman dalam hidupnya. Entah seperti apa wajahnya, sebentar lagi kita akan mengetahuinya.

"permisi kepala sekolah" salam Naruto sambil membungkukkan badannya. Terlihat seorang pria dengan wajah segikit sangar duduk di belakang meja yang terletak persis di tengah ruangan.

"ah ya, tak usah terlalu formal. Meski banyak orang yang sudah melihatku, mengatakan bahwa aku orang yang terlihat sangat menjunjung tiggi peraturan, tapi kupikir kita harus lebih ramah dan banyak tersenyum lagi." Jawab pria itu dengan sedikit nada bercanda. Dia ingin menghilangkan suasana tegang yang entah sejak kapan tercipta. "oh iya, kamu ada perlu apa?" tambahnya mengingatkan. Yah, jangan sampai lupa saja kalau orang datang ke ruangannya pasti ada suatu keperluan.

"saya Namikaze Naruto, murid baru-" perkataan Naruto disela oleh seseorang. Siapa lagi kalau bukan sang kepala sekolah berjiwa muda itu, sangat bersemangat.

"ah, itu ternyata kau. Kukira kau bukan murid baru, wajahmu sepertinya sangat familiar." Sela sang kepala sekolah yang ternyata sedikit pikun juga mengingat usianya yang sudah tua. Entah bagamana mulanya, sepertinya dia menghubungi seseorang dengan telepon yang berada di meja nya.

Usai menelpon dia kembali mengalihkan pandang dan melihat Naruto yang sebentar lalu sepertinya tidak dianggap keberadaannya oleh sang kepala sekolah.

"ah, maaf kalau sepertinya aku tidak memperhatikan keberadaanmu." Ucap sang kepala sekolah yang akhirnya sadar akan sikapnya yang telah mengacuhkan murid barunya tersebut.

"tidak apa-apa kepala sekolah." Ucap Naruto yang sepertinya tidak keberatan dengan sikap kepala sekolahnya tersebut.

"tadi aku sedang menelpon seorang guru yang akan menjadi wali kelasmu dan akan mengantarkanmu ke kelasmu sebentar lagi." Jawab kepala sekolah mencoba memberi penjelasan. Sepertinya dia bermaksud baik.

"terima kasih kepala sekolah. Saya akan menunggu." Jawab Naruto ramah.

"ah ya, tidak lama lagi wali kelasmu akan datang. Tungglah." Jawab kepala sekolah, membenarkan keputusan Naruto untuk menunggu. Dan tak sampai lima menit, terdengar pintu ruangan itu terketuk. Barangkali orang yang mereka tunggu akhirnya dating.

Tok tok tok

"permisi" salam seseorang yang berada di luar ruangan tersebut. Tanpa banyak menunda waktu sang kepala sekolah segera mempersilakan orang tersebut masuk.

"silakan masuk" ujar kepala sekolah tersebut pada orang yang sudah dia tunggu-tunggu.

"selamat pagi kepala sekolah" seseorang masuk dalam ruang kepala sekolah. Dia terlihat seperti bukan seorang guru yang professional. Dia terlihat seperti orang yang malas yang tidak bertanggung jawab dengan apa yang sudah dia perbuat. Dia juga terlihat seperti orang yang mesum, dengan menutup mulutnya dengan menggunakan masker, dia menyembunyikan senyum seringainya saat melihat seorang pemuda yang ada di ruang kepala sekolah tersebut. Tidak lain tidak bukan adalah Namikaze Uzumaki Naruto.

"kau sudah ditunggu Hatake sensei" jawab kepala sekolah dengan to the point. Dia tidak ingin banyak waktu terbuang percuma. Dia adalah orang yang menghargai waktu. Waktu adalah segalanya, bukan hanya uang. Waktu adalah sesuatu yang tidak bisa digantikan. Banyak orang menyesal denngan waktu yang sudah mereka lalui. Dia sudah pernah sekali menyesal, sangat menyesal dan dia tidak ingin mengulanginya. Sesuatu yang di sesalinya di kehidupannya yang lalu harus segera diselesaikan.

"tentu saja kepala sekolah, apa aku bisa segera membawanya pergi?" Tanya guru tersebut. Dia juga tak suka menyusahkan orang lain. Meski 'terlambat' tidak bisa dipisahkan dari kehidupannya.

"ya, antarkan dia segera ke kelasnya, Hatake. Kurasa pelajaran sudah sedari tadi di mulai" kepala sekolah segera menyetujui apa yang dikatakan oleh orag bernama Hatake tersebut.

"yah, kurasa kelas balum akan di mulai, kepala sekolah. Pagi ini adalah kelas saya" Hatake tersebut sedikit tidak setuju dengan kepala sekolahnya.

"ah, kalau begitu cepatlah. Atau kau mau pension dini karena melalaikan tugasmu sebagai guru?" kepala sekolah tersebut berkata dengan sedikit nada bercanda dalam kata-katanya.

"yah, sampai jumpa kepala sekolah" pamit guru tersebut dengan membawa Naruto serta. Naruto sedikit membungkukkan badannya sebelum pergi.

Dalam perjalanan menuju kelas baru Naruto, mereka Naruto dan Kakashi guru barunya tak ada suatu perbicaraan sama sekali. Mereka seperti menikmati keheningan mereka.

Selang beberapa menit mereka berjalan Kakashi menghentikan jalannya. Naruto ikut berhenti.

"kita sudah sampai" terang Kakashi mengenai alasan kenapa mereka berhenti. Naruto hanya menganggukkan kepalanya tanda mengerti.

"tunggulah di luar dulu" perintah Kakashi pada Naruto

Kakashi segera membuka pintu kelas di depan mereka tersebut. Semua murid yang semula gaduh dan berisik mulai kembali ke tempat mereka masing-masing.

"ohayou, sensei" sapa mereka terhadap guru mereka.

"ohayou. Maaf kalau saya terlambat. Tadi-" belum selesai Kakashi berbicara terdengar seseorang murid menyahut.

"tersesatkah sensei?" Tanya seorang murid wanita dengan warna rambut pink. Terdengar suara tawa dari arah murid-murid. Sepertinya terlambat sudah menjadi kebiasaan guru mereka itu.

"ha ha ha" kakashi tertawa garing dengan sweetdrop di belakang kepalanya. "bukan, tadi sensei ke ruang kepala sekolah dahulu , menjemput teman baru kalian." Tambah Kakashi member penjelasan.

"apa itu berarti akan ada murid baru di kelas kita sensei?" Tanya seorang anak gemuk yang di pipinya terdapat suatu spiral, sepertinya itu tanda lahir.

"ya, Chouji" kakashi menjawab pertanyaan anak tersebut. "masuklah Naruto" Kakashi segera memerintahkan anak baru tersebut agar segera masuk dalam kelas.

"seperti yang sudah sensei katakana, dia adalah murid baru dalam kelas kita. Silahkan perkenalkan dirimu" perintah Kakashi sensei pada Naruto.

"perkenalkan namaku Namikaze Uzumaki Naruto" perkenalan singkat Naruto tersebut diwarnai sweetdrop dari teman-teman barunya. Tapi entah mengapa hari ini dia begitu malas untuk cerewet seperti biasanya. Dia pikir segala hal tentang perkenalan itu tidak terlalu penting. Toh, seiring berjalannya waktu mereka akan saling mengenal dengan sendirinya.

"apakah hanya itu?" Tanya Kakashi sensei pada Naruto. Dia sedikit heran dengan anak didik ini. dulu dia selalu bersemangat. Dan entah mengapa sejak pertemuan kembali mereka di kantor kepala sekolah, dia terlihat sangat tidak bersemangat.

"iya sensei. Saya tidak mau memotong waktu mengajar sensei. Lagi pula perkenalan bisa dilaakukan saat istirahat nanti" jawab Naruto sekenanya.

"baiklah. Silah kan kau cari tempat duduk yang kosong dan kita akan mulai pelajaran hari ini" perintah Kakashi pada Naruto, dan palajaran hari itu akhirnya dimulai.

Naruto yang melihat bangku di sebelah tempat Kiba duduk seorang diri di kelas barunya, segera menghampiri tempat duduk tersebut.

Bel istirahat berbunyi

"apa yang akan kau lakukan Sasuke?" Tanya seorang pemuda berambut merah dengan tato 'ai' di dahinya. Meski dia bertanya pada pemuda bernama Sasuke, tapi pandangan matanya tetap mengarah pada anak baru di kelasnya, Namikaze Uzumaki Naruto, yang saat ini sedang dikelilingi oleh teman sekelasnya.

"aku akan membuatnya ingat" jawab Sasuke singkat. Dia juga terus saja memperhatikan anak baru tersebut.

"apa tidak terlalu cepat? Setidaknya berikan dia waktu untuk menikmati hari-harinya di sekolahnya yang baru ini" seorang pemuda berambut coklat panjang, dengan warna mata lavender ikut masuk dalam pembicaraan.

"serahkan saja ini padaku" jawab Sasuke, yang sepertinya tetap pada rencana awalnya. Dia tidak bisa menunda ini lebih lama lagi.

"mendokusai" seorang pemuda dengan gaya rambut seperti nanas mengakhiri percakapan mereka.

Pulang sekolah

"hari ini sangat melelahkan!" seorang anak berambut pirang terlihat sedang mengeluh dalam perjalanannya. Dia sedang dalam perjalanan menuju rumahnya.

"naruto" seseorang memanggil namanya. Seorang lelaki dengan wajah tanpa ekspresi.

"iya. Kau siapa?" jawab dan Tanya Naruto dengan polosnya. Tidak peduli bahwa sebenarnya tidak sopan bertanya tentang nama tanpa memperkenalkan diri terlebih dahulu.

"Sasuke. Uchiha Sasuke." Jawab pemuda itu yang ternyata bernama Sasuke.

"ah, Sasuke? Ada apa? Apa kita saling kenal? Kau tahu namaku darimana?" naruto menanggapinya dengan rentetan pertanyan.

"maafkan aku" sasuke sepertinya tidak bermaksud untuk menjawab semua pertanyaan Naruto.

"hah?"mendengr permintaan maaf dari orang yang baru ditemuinya membuat Naruto bingung.

"ikutlah denganku" tanpa menjawab pertanyaan Naruto, Sasuke segera menggandeng atau lebih tepatnya menyeret Naruto, untuk pergi bersamanya.

Sementara Naruto, meskipun ada rasa curiga, tapi entah mengapa dia tdak rela untuk melepaskan genggaman tangan Sasuke. Dia merasa bahwa ini adalah sesuatu yang memang harus terjadi. Meski dia tidak tahu akan dibawa kemana dirinya oleh Sasuke. Orang yang bahkan baru ditemuinya. Yang dia baru tahu namanya.

"ini tidak bisa dibiarkan. Dia tidak boleh melakukannya"

"hanya ini satu-satunya cara. Meski sedikit kejam, tak ada yang bisa kita lakukan selain ini."

"itu akan membuatnya shock"

"tenanglah itu yak perlu dikhawatirkan bukankah dia Naruto?"

"tapi…"

Di bawa kemana kah Naruto?

Apa yang akan dilakukan oleh Sasuke?

Tbc

Maaf belum bisa bales review…