Beach's Wave

A fanfic by Akasuna no Aruta

Disclaimer : Sekarang Naruto masih milik Masashi-san, tapi Aru akan merebut dan membuat Naruto menjadi milikku! Aku tidak akan menyerah! Itulah jalan ninjaku! *dengan semangat 'tidak menarik kata-kata' a la Uzumaki Naruto dan 'semangat masa muda' a la RockLee. (?)

Genre : Romance dan sedikitHumor

Rate : T

Main Pairing : SasuNaru

Slight Pairing : SaiIno, ShikaTema, NejiTen, GaaSaku

Warning : Multi-chap, typo (s)/miss-typo, OOC, gaje, yaoi. Yaoi haters, you may leave.

Summary : Gaara dan Naruto segera berbalik/Wajah stoic, mata onyx, dan rambut raven/Sosok tak dikenal itu ada di hadapan mereka sekarang/"Halo. Aku Uchiha Sasuke." Bad summary. RnR, please? Chap 1 Special (2days late) FUJOSHI Independence Day.

Chapter 1 : Ada Raven Dibalik Batu

Libur telah tiba—libur telah tiba

Hore—hore—hore—hore!

Simpanlah tas dan bukumu…

Lupakan keluh kesahmu…

Libur telah tiba—libur telah tiba…

Hatiku gembiraaa!

Itulah yang sedang dirasakan Namikaze Naruto sekarang. Guess what? Libur telah tiba! Yeah, memang terdengar kekanak-kanakan, tapi inilah kenyataannya. Libur telah tiba! Pelajar mana yang tidak suka? Well, mungkin ada pelajar yang hobi banget sekolah, nggak suka yang namanya liburan…

Tapi tidak begitu dengan Namikaze Naruto dan sahabat-sahabatnya. They love day-off! Dan rencananya, mereka akan berlibur selama seminggu ke pantai… tepatnya beach-house keluarga kaya Naruto, Namikaze!

Yap, sekarang Naruto cs sudah bersiap-siap di depan bus perjalanan. Mari kita absen satu-persatu…

Tou-san dan Kaa-san? Ada. Haruno Sasori? Ada. Haruno Sakura? Ada. Sai? Ada. Hatake Kakashi-sensei? Ada. Gaara? Ada. Temari dan Kankuro? Ada. Nara Shikamaru? Ada. Akimichi Chouji? Ada. Yamanaka Ino? Ada. Aburame Shino? Ada. Hyuga Hinata? Ada. Inuzuka Kiba dan Akamaru? Guuk! Ada. Rock Lee? Ada. Hyuga Neji? Ada. Tenten? Ada. Yang terakhir—sebenarnya Naruto tidak mau mengajak orang yang satu ini—Maito Guy? Uhh—ada.

Lengkap!

Naruto cs sudah bersiap menaiki bus pantai milik keluarga Namikaze itu. Mereka dibagi menjadi dua bagian. Sebagian menaiki bus 1, sisanya menaiki bus 2.

Si pangeran Namikaze, Naruto, tentu saja mendapat tempat emas. Di bus 1. Paling depan. Dengan tiga orang pembantu di sekelilingnya. Kalau kalian mengira pangeran kaya sepertinya adalah tipe yang cool, sedikit dingin, sombong, dan pilih-pilih teman, well, kalian salah besar! Dia adalah tipe cowok manis, imut, ramah, baik, dan—yang pasti—berisik.

"Yay, bus pantai Namikaze… SIAP BERANGKAAAAT!" seru Kakashi, yang dipaksa menjadi supir bus 1, kalau tidak, dipecat dari daftar tamu rumah-pantai Namikaze. Sementara itu, supir bus 2 adalah Guy.

"Semua siap… GOOOO!"

-Beach's Wave - SasuNaru-

"Oke, semua, dalam lima menit kita akan sampai di lokasi tujuan," kata Kakashi pakai toa yang suaranya menggelegar. Terdengar sampai ke bus sebelah.

Dalam lima menit, kedua bus Namikaze memakirkan diri di halaman luas rumah pantai tersebut. Hmm… benar-benar bangunan sempurna. Gaya mewah dan elegant-nya, merupakan bius pengagum bagi siapapun yang melihatnya. Hanya saja, mereka belum melihat pantainya saking besar rumah itu menutupi pemandangan. Dengan ramah, Naruto berkata, "Tunggu apa lagi? Masuk, anggap saja rumah sendiri!"

Mata teman-temannya membulat. Naruto memang begitu ramah, pandai, baik hati, rajin menabung, dan tidak sombong (?). Sontak mereka semua menyerbu rumah berjamaah. Setelah melewati beberapa ruangan mewah, mereka sampai di belakang rumah pantai. Tampaklah pemandangan yang sangaaat indah. Melebihi yang mereka bayangkan.

"Beach…" gumam semuanya.

Lalu Naruto memimpin penyerangan. "BEAAAAAACH!" teriak semuanya dan dengan pakaian renang semuanya menyerbu pantai. Bagi mereka yang single, seperti Kiba, Shino, Kankuro, Sasori, Kakashi, Hinata, dan lain-lain, rata-rata sibuk surfing dan berenang sendiri. Wow! Hinata… surfing? Sementara yang memiliki pacar, asyik-asyikan pacaran di tepi pantai. Sebut saja Sai, Ino, Shikamaru, Temari, Neji, dan Tenten.

Dengan tatapan bingung-harus-ngapain, Naruto duduk sendiridi tepi pantai. Seperti rata-rata anak laki-laki, dia sedang shirtless (Kyaaa!) dan hanya mengenakan celana selutut. Shappire-nya menyapu pandangan seluruh pantai. "Hmm… apa ya hal menarik yang kupikirkan tentang pantai ini sehingga aku mengajukan liburan kemari? Khu khu…" gumamnya pelan. Tiba-tiba pandangannya tertuju pada Sai dan Ino yang sedang tertawa bersama. "Yang punya pacar, enak. Bisa main-main disana. Yang punya hobi main air juga enak, main sampai mati pun tidak apa-apa." Kali ini dia melihat Kiba yang sedang surfing, dan Hinata yang sedang berenang. Jangan salah dulu, semua perempuannya nggak gitu, lho, masih pakai pakaian lengkap, cuma modelnya yang agak pantai. "Kenapa… aku tidak punya teman santai di pantai ini…?"

"Yo, Naruto!" seseorang menepuk punggungnya dari belakang. Sahabat kentalnya yang tertampan ("Dibanding aku tentunya," sergah Naruto), Gaara.

"Kenapa kau kesini?" tanya Naruto heran.

"Oh, ngusir, nih, ceritanya? Oke, oke," Gaara yang baru sedetik duduk langsung berdiri lagi.

"Eitt, eitt, jangan pergi, dong! Nanya, nggak boleh…" Naruto menarik kaki Gaara untuk duduk lagi. Untung bukan celananya, ya… *author ketawa mesum.

"Melamun, melamun… ntar kesambet, lho!" kata Gaara.

"Percaya sama yang begituan," dengus Naruto. "Apa kau tidak punya partner jalan-jalan sampai kesini?"

"Hmph, gimana ya? Iya sih, tidak tahu mau mengajak siapa. Mau surfing, takut. Ga kaya Kiba tuh, santai banget. Mau piknik sama pacar… aku mana punya pacar. Mau berenang, eeh, nggak bisa berenang."

"Huahaahaa!" tawa Naruto meledak. "Dasar! Kalau begitu kenapa kau setuju kalau liburan kita kali ini ke pantai? Kita kan, bisa ke kebun binatang saja!"

"Yeah, siapa tahu bisa ketemu cewek cakep…" Gaara mulai, nih!

"Naruto!" panggil Minato dari kejauhan. Sepertinya dari teras belakang rumah pantai.

"Aku kesana sebentar, Gaar! Tunggu disini!" Gaara mengangguk. Naruto berlari ke arah tou-sannya. "Ada apa, Minato tou-san ku tersayang?"

Kushina muntah.

"Ini, pembagian kamar untuk teman-temanmu. Beritahu mereka. Tou-san tidak mau mengambil resiko kalau tiba-tiba Sai nyasar ke kamar Ino dan melakukan… Gawat itu!"

"Hoaah, tou-san, kenapa tidak tidur bebas saja, sih?" protes Naruto.

Kushina siap menghajar. "Apa? Kau mau ke kamar Hinata?"

"Bukan begitu, kaa-san, aku mau tidur bersama tou-san dan kaa-san! Seperti saat aku masih kecil itu, lho…"elak Naruto.

"Maunya," Kushina melengos. "Sudah, pergi sana! Beritahu teman-temanmu!"

"Baik, kaa-san!" Naruto berlari ke tepi pantai lagi. Dia lalu melihat daftarnya sedikit. Wow, dia sekamar dengan Gaara! "Gaara, bantu aku memberitahu susunan kamar mereka, ya!" pinta Naruto.

"Ayo!" si rambut merah itu berdiri. Pertama-tama, mereka memberitahu pasangan-pasangan dulu.

"Sai! Kau tidur di kamar nomor 4, bersama Shino!" kata Naruto.

"Tapi…"

"Ino! Kau sendirian di kamar nomor… ehm… 10." Gaara melanjutkan.

"Sendirian? Wuaa, pasti aku bisa memonopoli luas kamar itu untuk diriku sendiri!" seru Ino.

"P.S: kamar 10 adalah yang ukurannya paling kecil."

"UUAPAAA?" Ino mulai lebay. "Masa aku… kamar paling kecil? Kenapa tidak sekalian kamar kecil (baca: kamar mandi) aja sekalian?"

"Kau mau? Boleh!" kata Naruto asal.

Ino mendengus. Sai membelai rambut pirang panjangnya dengan lembut. Ino pun luluh kembali.

"Huaah, pacaran saja kalian sampai pagi!" gerutu Naruto dan berjalan sedikit menuju tempat pasangan ShikaTema. "Shikamaru! Kau di kamar 2 bersama Chouji. Temari… kamar 5 bersama Tenten!"

"Oke!" kata pasangan itu tanpa protes. Yah, otak mereka nggak mesum seperti pasangan lainnya.

Sekarang GaaNaru mendekati NejiTen. "Neji… kamar 11. Sendirian. Kau adalah sisa dari anak laki-laki. Sama seperti Ino. Dia sisa anak perempuan."

"SISA? Tapi, Neji-koi tidak sekamar dengan Ino, kan?" tanya Tenten langsung takut.

"Tou-san ku itu, otaknya tidak se-mesum gurunya, si Sennin Mesum Jiraiya!" sergah Naruto.

Tenten menampakkan tampang paling lega yang pernah dilihat siapapun. "Dan Tenten, kau kamar 5 bersama Temari." Sekarang, GaaNaru menuju tempat Hinata dan Sakura yang baru selesai berenang.

GLUK!

Gaara menelan ludah. Sabar, Gaara, sabar! "Hinata, Sakura! Kalian di kamar 7! Naruto, ayo cepat pergi…" keringat Gaara berjatuhan dari pelipisnya. Naruto juga.

"AYO OTAK KOTOR! CEPAT!" teriak Gaara. Naruto mengangguk singkat dan pergi.

Hinata dan Sakura berpandangan bingung. Tapi lalu tersenyum. "Gaara-kun…" gumam Sakura. Sementara Hinata, "Naruto-kun…"

Lalu ada Guy dan Rock Lee, yang sedang bersenam-ria dengan pakaian mereka yang tidak beda dari biasanya: HIJAU! Mereka ini sekarang sedang di pantai! Yeah, sepertinya label shirtless untuk anak laki-laki tadi tidak berlaku untuk Rock Lee dan Guy. Kakashi juga! Dia asyik duduk di atas batu besar sambil membaca Icha-Icha Tactics! Dia enggan melepaskan masker dan bajunya! Padahal semua gadis berharap untuk melihat wajah tampan Kakashi yang asli…

"Kakashi-sensei! Kau di kamar 6 bersama Kiba. Oii, Kiba!" teriak Naruto sekencang mungkin. Ajaib, Kiba yang ditengah laut langsung mendengar! "Kau bersama Kakashi di kamar 6!"

"Apanya?"

"Tidurnya, bodoh!"

"Bilang, kek! Sudahlah, aku sibuk! Pergi!"

"Woi, siapa yang mengajamu ke pantai ini?" balas Naruto.

Kiba langsung sadar. Nyengir dari jauh. "Maapp, Naruto-kun sayang…"

"Jijay! Udah, pergi sana!" kata Naruto jijik. Kiba melengos, Akamaru menggonggong. "Guy-sensei, Rock Lee! Kalian kamar 3!"

"Oke! Dengan semangat masa muda, kami akan mengikuti semua peraturan yang ada!"

Lalu, ada Chouji, Sasori, dan Kankuro. "Chouji, kamar 2 bersama Shika! Sasori, Kankuro, kamar 8! Wuaa, gawat, bisa adu boneka tengah malam, nih!"

Sasori dan Kankuro berpandangan, nyengir satu sama lain. Chouj mengangguk-angguk saja. Entah dia mendengarkan atau tidak.

Selesai juga tugas pembagian kamar itu. "Wuaah, berarti tou-san dan kaa-san di kamar 9, ya…" gumam Naruto.

"Kenapa kau mengurusi mereka?" tanya Gaara.

"Kalau nanti malam ketakutan atau nggak bisa tidur, bisa langsung ngibrit ke kamar mereka, kan… Soalnya malam ini kita mau nonton bareng film," Naruto ngasal.

"Film apa?"

"Midnight at the bus!" Naruto menakut-nakuti. Tangannya mendadak mirip tangan Dementor. Pada tau kan, yang di Harry Potter itu?

"Santai aja, kali. Aku nggak takut, kok," Gaara sok berani. Tapi memang dia berani, sih… Naruto nyengir sendiri. Lihat saja kau nanti, kalau sudah nonton film yang konon #1 horror di dunia itu, kena kau, Gaara! Kena! Gumam Naruto.

Tanpa mereka sadari, ada seseorang yang mengintip mereka. Wuaa, peribahasa ada udang di balik batu benar juga! Hanya saja, kali ini, ada raven dibalik batu…

Hari itu dihabiskan semuanya dengan berenang, piknik, surfing. Tak terkecuali Naruto dan Gaara. Saat tengah hari, mereka tertarik untuk berenang dan ternyata asyik juga. Kasihan Gaara, dia hanya bisa mencelupkan kaki, ketakutan, lalu duduk di air setinggi lutut, dan berdiam selama beberapa jam. Huh, ganteng-ganteng… Sementara Naruto sibuk mendekati Hinata dan Sakura saat mereka kembali berenang. Bisa ditebak, Hinata langsung pingsan di tempat…

-Beach's Wave - SasuNaru-

Malamnya, selesai menonton film yang disutradarai Masahi Kishimoto itu, Naruto benar-benar tidak bisa tidur. Sementara Gaara yang di sebelahnya (lain ranjang maksudnya, readers) sudah tertidur lelap sejak satu jam yang lalu.

"Gaara… Gaara…" bisik Naruto dari tempat tidurnya. "Ssh, Gaara! Bangun sebentar! Mau curhat nih!"

"Uh, apa sih?" Gaara tetap tidur membelakangi Naruto.

"Iya, ntar aku cerita, tapi bangun dulu…" kata (baca: paksa) Naruto.

"Uhh…" Gaara melenguh pelan. "Cerita saja cepat… Ngantuk… "

Naruto memajukan bibir dan menggembungkan pipinya. "Setidaknya menghadaplah kesini! Teme kau, Gaara!"

Gaara setengah sadar membalikkan badannya menghadap Naruto. "Huaah—apa?"

"Aku-tidak-bisa-tidur!" kata Naruto singkat.

"Itu toh, curhatannya? Fine," Gaara membalikkan badannya lagi.

"Gaara!" teriak Naruto. Shikamaru dan Chouji di kamar sebelah pun sampai mendadak bangun. Tapi akhirnya tidur lagi dengan (sangat) lelap… Shika gitu lho!

"Jadi kau mau apa?" Gaara setengah bangun. Matanya kedap-kedip.

"Minta saran. Bagaimana caranya agar aku bisa tidur."

"Pandangi saja wajahku yang tampan ini dan sedetik kemudian kau akan masuk ke alam bawah sadarmu," Gaara ngasal a la Hypno Master.

PLAKK!

"Baka dobe! Apa-apaan kau?" Gaara langsung bangkit sepenuhnya. "Sakit tau!" pemuda tampan itu mengelus pipinya. Dia baru ditampar Naruto. Sebenarnya tidak terlalu keras, sih…

"Kau itu, makanya! Ditanya benar-benar, malah apa yang kaujawab!" Naruto memukul badan Gaara. Seperti anak kecil saja, ya…

"Aww, sakit!" seru Gaara. "Tapi kan benar! Pandangi saja wajahku ini! Dijamin sukses tidur! Sampai nggak bangun-bangun! Lalu aku tinggal menyuruh tou-san dan kaa-sanmu untuk mencari orang untuk menggotongmu ke liang peristirahatan terakhir."

"GAAAARA! Serius, nih!" Naruto mulai mengeluarkan ngambek no jutsu-nya.

"Oke, oke," Gaara duduk a la psikolog. Wajah tampannya terlihat serius. Dahinya berkerut. Bukan alis, ya, Gaara kan nggak punya alis!

"Jadi, apa yang harus aku lakukan?" tanya Naruto. "Tadi sih, aku mendapat ide. Bagaimana kalau membacakanku dongeng sebelum tidur?"

NANIIII?

"Aku tidak pandai mendongeng, baka." Gaara geleng-geleng takut. "Mau taruh dimana mukaku!"

"Disini, neh…" Naruto menunjuk (lubang) hidungnya.

"Euwwhh!" Gaara mendadak menggigil (?). Naruto menatapnya dengan menuntut, jadi-bagaimana-ini? "Pandangi saja wajahku. Aku memang ganteng, kan?"

CLING!

Senyum kinclong a la Guy-sensei menghiasi wajah Gaara. Bukan senyum norak, lho, tapi senyum menawan. Jari tengah, manis, dan kelingkingnya ditekuk, sedangkan jari telunjuk dan jempolnya di sekitar dagu. Senyumnya menawannya yang tadi merekah makin luas, menampakkan deretan gigi-gigi putih dan rapinya. Gara-gara gaaya! Maksudnya, gaya-gaya Gaara!

"Serius, teme," kata Naruto datar. Wahaa, Naruto bisa juga, ekspresi datar!

Gaya cling Gaara langsung berganti wajah serius lagi. "Hmm… bagaimana kalau cara ini. Tapi, kau berbaring dulu!"

Naruto menuruti, dia berbaring telentang. Gaara masih duduk.

"Pejamkan matamu…"

"Sudah."

"Bayangkan kau sedang berada di sebuah ranjang…"

"Oke."

"Ranjang itu berada di tengah ladang peternakan."

"Ap—" Naruto hampir bangun dan membuka matanya karena intruksi aneh itu. Ranjang di tengah ladang?

"Ssshh," Gaara berbisik sok misterius. Bibirnya monyong, dia menaruh telunjuknya di bibir Naruto. Dasar sok misterius! Bibirnya itu membuat Naruto merasa kehilangan pemandangan indah (iyalah, matanya kan ditutup!) "Kau berada di ranjang di tengah ladang."

"Sudah."

"Lalu bayangkan—"

"Hmm…"

Agak lama kata-kata Gaara terputus.

"…"

"…"

"—domba-domba melompatimu dan hitunglah mereka! Selamat tidur!" kata Gaara tanpa tanda baca (itu ada tuh!) dan dengan kecepatan seperti pelari dunia yang berupa arwah. Lalu dalam sekejap Gaara sudah kembali tertidur.

Naruto mencerna kata-kata tersebut. "Oke, tap… NANII?" Naruto tiba-tiba tersadar. "Ya ampun, cara apa itu? Menghitung domba yang melompatiku! TEME KAUU GAAAARAA!"

Naruto mengguncang tubuh mulus-putih Gaara. "Bangun kau, teme! Enak saja aku disuruh menghitung domba!"

"Aduh, baka, apa lagi, sih…" Gaara menggosok matanya. Rambut merahnya acak-acakan. Menambah ketampanannya. Aduh, dari tadi ngomongnya ketampanan terus, sih…

"Itu cara apaaan? Kau punya cara lain, tidak?" tanya Naruto.

Gaara lagi-lagi setengah bangun setengah tidur. "Ada, tapi—"

PLUKK!

"—aww!" Gaara spontan terbangun, memegang kepala, dan menghadap jendela. "Siapa disana? Hoii, pengecut! Jangan berani sembunyi saja!"

"Kenapa, Gaa?" tanya Naruto.

"Ada yang menimpuk kepalaku dengan batu," kata Gaara kesal.

"Haha, makanya! Jangan suka ngejahilin sahabat sendiri! Tuh kan, akibatny—"

PLUKK!

"HOII! Siapa disana?" seru Naruto juga. Dia dan Gaara segera keluar lewat pintu. Sepertinya batu tadi dilemparkan melalui celah jendela yang sedikit renggang.

Si rambut merah dan rambut pirang segera memeriksa seluruh sisi dan halaman rumah. "Hn. Tidak ada apa-apa."

"Maksudmu tidak ada siapa-siapa," ralat Gaara.

Tiba-tiba sesosok bayangan melesat kilat muncul dari belakang mereka. Gaara dan Naruto segera berbalik. Wajah stoic, mata onyx, dan rambut raven. Sosok tak dikenal itu ada di hadapan mereka sekarang.

"Halo. Aku Uchiha Sasuke."

TBC…

Gaje, kan? Horee! #kok bangga?

Fic ini memang abal banget. Habis Aru kan memang nggak pernah bkin ff yg bgus *hiks!

Oh ya, sedikit penjelasan agar tidak bingung di chap selanjutnya… Sasori kakaknya Sakura, juga termasuk Akatsuki. Semua Akatsuki 10 orang, dan Akatsuki bukanlah organisasi kejahatan melainkan organisasi pegadaian (?). Naruto dan Gaara juga bukan Jinchuuriki. Jadi Gaara nggak insomnia. Terinspirasi pas nonton film Big Time Beach Party dan Avatar episode The Beach, yang Zuko cs jalan-jalan ke Pulau itu, lho (idenya telaaaaat!).

Maaf untuk readers yang menunggu updatenya chap 3 Akatsuki on TV (emangnya adaaa? Kepe-dean luuuu!), Aru sedang mencari inspirasi ^^

Yah, hari fic ini di publish kan 8 September, (2 days late) Fujoshi Independence Day… Tapi yaoi-nya memang belum kerasa disini, dan cuma satu. Pair lain, straight. Ini hanya pemanasan untuk meramaikan Hari Kemerdekaan kami, para Fujoshi ^^

Oh ya, tadinya Aru maui bikin sutradara filmnya itu namanya: Namizuka Aru, tapi takut digebukin satu fandom, ganti aja deh... Masashi Kishimoto! Juga ada beberapa kalimat yang Aru ambil dari Big Time Beach Party, itu film kesukaan Aru... Disini ada yang suka BTR a.k.a Big Time Rush, gak? Aru sukanya Loggggiiieee *curcol ^^

Dan, Aru ngebayangin Naru shirtless kya di video Toumei Datta Sekai (7th opening theme of Naruto Shippuden) itu lhooo ^^

Ya udah deh, jadi, kalau readers merasa senang, suka, atau terhibur, wajib:

Review! Lanjutkan atau Tidak? Boleh juga kritik, pertanyaan, request, atau flame… Tapi jangan asal flame, melainkan flame yang beralasan, oke? Soo… Lewat sini…

V

V

V

V

V