Black & White [School Gangster]

Pairing :Lee Dong Hae & Member SJ beserta Staf-stat SMent (?)

Disclaimer :Super Junior milik SMEnt, Semua member milik mereka sendiri, tapi untuk Kim Kibum adalah milik saya, dan ryeowook adalah calon saya #kena Gampar#

Rated : T

Warning : Typos, bad plot, gaje, gak da humornya, YAOI, BOYS X BOYS don't like don't read

Summary :SM Junior High School, sekolah khusus namja yang super duper di kutuk oleh lee donghae. Tapi seorang senior bernama leeteuk tiba-tiba malah merekrutnya membentuk sebuah gangster di sekolah tersebut. "Kita akan mengubah sekolah!"

Genre : Romance, Friend

.

.

%ika. Zordick%

"LEE DONGHAEEEE!" pekik Kibum histeris terjaga dari tidurnya. Nafasnya memburu dan dadanya seolah tertusuk benda tajam—amat sakit. Di edarkannya seluruh pandangannya ke sudut kamar miliknya yang hanya di terangi oleh lampu tidur. Rasa takut akan masa lalu kembali menderanya. Keringat dingin mulai menguncur lebih deras dari pori-pori kulit wajah putihnya.

"Hae..." lirihnya.

Drap... drap... Ceklek...

Kibum mendongak, mendengar suara pintu kamarnya terbuka. Di dapatinya sosok yang menjadi objek mimpi buruknya. Ada perasaan lega bercampur ketakutan lain mehinggapi hati sang namja cantik menatap sosok sang kekasih tampannya. "Hae—ya" buliran bening hangat bak permata jatuh membasahi wajah putihnya yang memucat. Donghae terdiam, di dekatinya Kibum secara berlahan.

"Gwechanayo, aku di sini" ucap Donghae memberi pengertian dengan merengkuh tubuh ringkih Kibum yang semakin bergetar hebat. "Kau bermimpi buruk eoh?"

Kibum hanya mengangguk dalam pelukan Donghae, "Aku memimpikanmu" adu Kibum dengan suara serak. Donghae mengelus kepala Kibum lembut, "Kau meninggalkanku persis seperti Kyuhyun pergi meninggalkan dahulu"

"Kau tahu aku tak mungkin begitu kan?"

"Nee~ aku tahu"

"Lalu apa yang kau takutkan?" Donghae melepas pelukannya, di tatapnya manik hitam Kibum lekat-lekat. Membiarkan Kibum menyelam dalam manic dark brownnya. "Kau masih mencintai Kyuhyunkan?" sebuah pertanyaan dengan nada dingin terdengar dari bibir manis Donghae. Kibum terdiam, lidah terasa kelu untuk bergerak.

"A...aku..." gugup—seorang Kim Kibum sedang gugup untuk menjawab pertanyaan yang jelas Donghae tahu jawabannya. Donghae mendorong tubuh Kibum berlahan, pergi menjauh. Tanpa membalikkan tubuhnya ia berucap "Tinggalkan saja aku, jika hatimu bukan untukku!"

"Aku mencintaimu Lee Donghae!" sergah Kibum menarik tangan Donghae untuk kembali mendekapnya. Ia sungguh membutuhkan seorang Lee Donghae lebih dari siapapun sekarang. Ia tak bisa membayangkan dirinya yang sungguh ditinggalkan Donghae entah dengan alasan apapun itu.

Donghae tersenyum miris, di tatapnya Kibum kembali. "Tapi hatimu tak sepenuhnya padaku, bukankah begitu Bummie?"

Dengan sekali sentak, tangan Donghae meraih dagu Kibum. Memaksa namja cantik itu untuk menatapnya lekat, meski Kibum meronta. "Kau dengar, aku akan menjadi manusia jahat jika ada orang yang memiliki pemikiran untuk merebutmu dariku. Satu lagi Kim Kibum, aku memang polos tapi aku tak terlalu bodoh untuk tak bisa mengimbangi pemikiranmu"

Kibum membatu, ia bisa melihat mata Donghae yang begitu tegas memperingatkannya. Ia juga melihat kesan kekecewaan yang begitu mengerikan dari raut wajah Donghae yang berbeda. "Aku tak butuh apapun kecuali dirimu dan kuharap kau memiliki pikiran yang sama sepertiku"

Perlahan Donghae melumat bibir bawah Kibum. Kibum memejamkan matanya dan membalas ciuman Donghae dengan melumat bibir atas Donghae. Tetesan air mata mengalir di pipinya, ia tahu maksud seorang Lee Donghae. Salahkan dirinya yang terlalu mencintai Cho kyuhyun dulunya, tapi sungguh hanya Lee Donghae yang sekarang ia rasa pantas untuk berada di hatinya menggantikan sang adik.

%ika. Zordick%

PLAAAKKK...

Sebuah tamparan keras mendarat di pipi putih Yesung. Yesung hanya membisu di tempatnya. Dia tak membalas seperti yang biasa dia lakukan ketika seseorang melakukan kekerasan padanya. Wajah tampannya yang terbiasa datar tak menunjukkan respon apapun. Hanya menatap namja cantik di hadapannya yang kini terlihat begitu marah dan kecewa padanya.

"KIM YESUNG! JAWAB AKU!" pekik namja cantik—Heechul padanya dengan bentakan. Yesung tak bergeming. Dia masih diam, mungkin itu adalah pilihan terbaiknya.

Yesung menunduk, matanya terasa memanas. Ini bukan pertama kalinya ia melihat Heechul marah padanya, ini juga bukan kali pertama ia melihat Heechul begitu kecewa atas dirinya tapi ini kali pertama ia melihat Heechul meneteskan air mata di hadapannya. Hatinya terasa di cambuk dengan cambuk kuat berduri yang mungkin bisa membunuhnya sekarang juga.

"JIKA KAU MENCINTAI KIM KIBUM KENAPA KAU MENIDURIKU BRENGSEK!" umpatan terdengar untuk kesekian kalinya dari bibir pucat Heechul. Yesung kini sungguh meneteskan air matanya untuk pertama kalinya di depan orang lain kecuali Kim Kibum. Salahnya memang yang membuat Heechul yang begitu mencintainya tidur dengannya di bawah pengaruh alkohol. Bukankah ini gila? Mereka bahkan belum cukup umur untuk mencicipi minuman keras.

Bukankah kau memang namja jahat Yesung—ah? Kau bahkan membawa namja cantik itu di sebuah hotel mewah dan mengundangnya untuk minum bersamamu? Hanya saja kau pasti beralasan, 'aku ingin melupakan Kim Kibum dan memulainya denganmu, kurasa tidak akan bermasalah jika kita minum sedikit' dan inilah akhir yang sama sekali tak pernah kau pikirkan. KAU MENIDURINYA!

"Mianhe" ucapan maaf yang begitu lirih terdengar dari bibirmu—sukses membuat seorang Kim Heechul lebih terluka, kau tahu? Dia tak mengharapkan kata-kata itu yang keluar dari bibirmu. "Lupakan! Aku muak jika terus begini, kembalilah pada Kibum dan lupakan yang terjadi diantara kita" suara Heechul begitu bergetar mengucapkan kata yang sungguh bertolak belakang dengan kata hatinya.

Heechul memasang pakaiannya yang berserakan di lantai, dipakainya satu persatu tanpa memperdulikan Yesung yang masih menunduk kepalanya. "Aku pergi" ucap Heechul sakratis hendak meraih knop pintu hotel.

GREEB...

Heechul tersentak, Yesung menggenggam erat pergelangan tangan Heechul erat. "Jangan pergi!" dua kata dari suara yang begitu indah terdengar. Heechul kembali meneteskan air matanya. Kata-kata yang selalu ia harapkan Yesung untuk mengucapkannya. "Jangan tinggalkan aku! Aku juga mencintaimu Kim Heechul, percayalah!" dengan begitu lembut seolah meminta pertolongan Yesung memeluk tubuh Heechul begitu erat. "Aku tak bisa melepaskanmu seperti aku melepaskan Kibum dahulu. Aku tak bisa menjadi orang baik lagi"

Perlahan Heechul membalas pelukan itu, di elusnya punggung Yesung yang tak berbalut apapun. Namja itu memang topless sedari tadi. "Aku yang bodoh, Heechul—ah, aku yang tak menyadari bahwa aku sudah tertarik padamu sedari dulu, maafkan aku yang salah mengartikan perasaan ini. Maafkan aku yang mengecewakanmu"

"Sungie—"

"Aku mencintaimu! Biarkan aku menjadi orang egois yang akan mempertahankanmu"

%ika. Zordick%

Siwon melangkahkan kakinya terburu-buru dengan Shindong dan Zhoumi yang setia mengekorinya. Beberapa namja berseragam putih bergelombong berjalan mengikutinya membentuk barisan panjang. Anggota osis memang memiliki jumlah yang di kategorikan tidak sedikit. Sesekali tedengar suara decakan Siwon yang dapat membuat orang bisa mengartikan betapa kesalnya sang ketua Osis—penegak hukum dan pengadil di sekolah ini.

Tok.. Tok... dia masih menunjukkan tatakramanya. Di ketuknya dengan pelan pintu kayu bercat coklat keemasan bertulisan 'HEADMASTER'. "Masuk" saat terdengar jawaban barulah ia memutar knop pintu dan memasuki ruangan bernuansa klasik mewah tersebut.

Dia, Zhoumi dan Shindong memasuki ruangan tersebut setelah mengisyaratkan pada anak buahnya yang lain untuk menunggu di luar. "Selamat pagi sanjangnim" sapa Siwon membungkuk dalam pada Changmin—bocah kepala sekolah yang seperti sibuk menikmati susu di mejanya.

"Ahh—Siwonssi, ada masalah apa hingga anda berkunjung ke ruangan saya di pagi yang begitu cerah ini" terdapat nada sindiran di sana—bocah berusia muda ini memang tak bisa di remehkan.

Siwon tersenyum manis, "Beberapa siswa mengenakan seragam baru" lapor Zhoumi menunjukkan beberapa berkas pada Changmin, Changmin tampak serius membaca berkas-berkas tersebut. "Kelompok yang di pimpin Tan Hanggeng sangat mencemaskan mereka memiliki kekuasaan mutlak yang mengakibatkan keterpurukan di sana-sini akibat bubarnya kelompok Kim Yesung"

"Hmf... lalu apa masalahnya Kelompok Tan Hangeng dengan seragam baru ini?"

"Angel Mask lah yang mengeluarkan seragam baru tersebut, dan Tan Hangeng sukses menghempas Osis dalam beberapa tindak pengadilan" sambung Shindong memberikan laporannya.

"Lalu kau kemari untuk meminta perlindunganku Siwon—ssi?" tanya Changmin menyeringgai menatap Siwon dalam. Siwon menunduk—sepertinya dia telah kalah. Dia baru saja mengaku kalah, dia tak bisa menggenggam sekolah lagi, itu artinya ia kalah dan tak punya harapan untuk mendapatkan Kim kibum yang menjadi taruhan utamanya. "Nee, demi seluruh anggota Osis di tanganku" ucap Siwon yakin. Entah kemana hilangnya gaya angkuhnya.

"Aku akan memberi sebuah jalan keluar padamu, karena kau tahu sekali aku tak punya hak apapun di sini dalam pemerintahan dalam sekolah." Changmin menyesap susu putihnya. Di tatapnya wajah Siwon yang mulai memucat—sepertinya namja itu terlalu kelelahan dan stress. "Pindahkan hak peto yang di campakkan kelompok Kim Yesung pada Park Leeteuk. Biarkan dia menunjukkan apa yang ia cita-citakan pada kita"

"Kau gila" desis Shindong tak terima.

"Dia sedang tak mengenakan seragam black, dia mengenakan seragam baru dengan warna hitam putih yang berimbang" Changmin menunjukkan foto seragam baru yang di kenakan oleh beberapa orang di sekolahnya. "Lepaskanlah topeng ke angkuhan kalian dan lihat dunia baru sekolah yang ingin ditunjukkannya pada kita. Dengan Lee Donghae sebagai pion utama miliknya"

Siwon mendongak, dia membungkuk hormat kemudian. "Saya mengerti" ucapnya melangkahkan kakinya keluar ruangan sang kepala sekolah.

"Yang benar saja, bagaimana mungkin hak peto sekolah pada seorang black?" suasana di koridor mulai rusuh. Beberapa anggota Siwon mulai menunjukkan aksi protesnya.

"Tidak ada jalan keluar lain, sekolah ini akan semakin terpuruk jika terus tak seimbang seperti ini. Kita hanya harus menyerahkan pada si Angel Mask itu dan lihat apa hasilnya baik atau buruk" Siwon menjelaskan. "Tak ada lagi hukum, jika hanya satu kelompok yang berkuasa"

"Lalu bagaimana dengan Kibum?" Zhoumi menatap lemah pada Siwon. Siwon tersenyum—terlihat sekali bahwa keangkuhannya telah lenyap hanya karena kemajuan kelompok Hangeng. "Aku menyerah, sekarang kita tinggal lihat apa Lee Donghae atau Tan Hangeng yang akan mendapatkan dirinya"

"Kurasa kau melupakan satu kandidat lagi" sebuah suara berat membuat Siwon mendongak. Ditatapnya namja tampan bertubuh tinggi yang sedang menyeringgai padanya. "Tch! Sejak awal namamu sudah terhapus dari daftar Cho Kyuhyun—ssi" sahut Siwon berdecih.

"Benarkah?"

"Tentu saja, karena Kibum sendiri yang mengatakannya padaku"

"Dia manusia yang hoby membohongi dirinya sendiri, kau tahu?"

"Dan kau tak lebih dari manusia munafik yang tak sadar di mana posisimu!" Siwon menatap Kyuhyun tajam. "Kau kira aku tidak tahu?" Siwon menyeringgai saat Kyuhyun membatu di tempatnya. Siwon berbisik di telinga Kyuhyun dengan seduktif, "Hatimu memang pantas membatu, itulah karma karena kau menyakitinya"

Kyuhyun tertawa sinis, "Ada hak apa kau berbicara seolah kau punya hati Choi Siwon—ssi?"

"Seumur hidupku, sekalipun aku tak pernah membuat Kibum menangis dan kurasa itu cukup membuatku merasa lebih baik darimu"

"Kau!"

"Tenanglah Cho, sebaiknya kau pergi ke rumah sakit dan sembuhkan hatimu yang sudah di kutuk itu"

Kyuhyun terdiam, jantungnya berdetak lebih cepat. Rasa takut semakin menjalar di seluruh tubuhnya. "Kau tak lupakan bahwa aku—Choi Siwon, orang yang bisa mengetahui apapun di sekolah ini" Siwon tertawa penuh kemenangan. Meninggalkan Kyuhyun sendirian yang tengah mengumpatinya.

%ika. Zordick%

"Apa kalian melihat di mana Kyuhyun?" tanya Ryeowook melempar pandangannya ke seluruh sudut ruangan musik miliknya. Henry yang merasa suara dentingan piano Ryeowook menghilang mau tak mau menghentikan permainan biolanya. Di angkatnya bahunya—memberi isyarat bahwa ia juga tak tahu dimana pemuda itu pergi.

Ryeowook mendorong kursi rodanya untuk menghampiri Leeteuk—bermaksud bertanya tentang keberadaan Kyuhyun. "Hyung, kau tahu dimana Kyuhyun?" tanyanya lembut. Leeteuk mengeriyit, kenapa ia bisa lupa dengan salah satu bawahannya—padahal mereka sedang merayakan kelompok mereka yang baru saja mendapatkan hak khusus dari sekolah.

"Anniyo" jawab Leeteuk menatap Yesung yang berdiri tepat di sampingnya. Yesung menggeleng—ia juga tak tahu, sedari tadi ia tak melihat bocah iblis itu. Salahkan matanya yang tak pernah bisa lepas dari Heechul. "Hae hyung!" panggil Ryeowook saat matanya menangkap sosok Donghae yang tengah tertawa bersama Kibum. "Ahh—sebaiknya aku cari sendiri saja" gumam Ryeowook yang merasa akan jadi masalah besar kalau Kibum ikut mencari.

%ika. Zordick%

Bukannya ia egois, jika ia memilih untuk mencari sendiri Cho Kyuhyun di sekolah mereka yang rasanya sebesar sebuah kota kecil. Ia juga tak sedang berpikir untuk menarik simpati Kyuhyun bahwa hanya dia yang memikirkan sang pangeran pujaan hatinya itu. Hanya saja, jika ia bertanya pada Kibum, ia juga memikirkan perasaan Donghae—yang mungkin akan sakit hati.

Siapapun tahu di dunia ini, Kyuhyun terlalu mencintai Kibum dan masalahnya bagaimana dengan Kibum sendiri. Itu memang masih misteri tapi satu hal yang sangat di percayai Ryeowook—Kibum bisa saja kembali pada Kyuhyun. Penyebabnya jelas—jika Kibum memang merasa dia harus kembali. Hati Kim Kibum memang milik Lee Donghae tapi tak seutuhnya milik Donghae. Ada hati yang mungkin memiliki penyakit di miliki oleh Cho Kyuhyun karena hati itu dulunya utuh milik namja yang merangkap sebagai adik namja cantik itu.

Jikalau pun—Ryeowook memang hanya ingin mementingkan keegoisannya. Ia juga tidak bodoh, ia mana mungkin ingin berkeliaran di sekolah seorang diri dengan seragam hitam. Ohh—jangan lupakan juga kondisinya yang lemah dengan kursi roda yang jujur membuatnya tak berdaya. Dia sadar diri untuk tak memiliki Kyuhyun. Tapi hatinya menginginkan namja yang ia cintai itu bahagia—apapun kondisinya.

BRAAAKKK...

Ryeowook tersentak, dia menghentikan putaran roda kursi yang menjadi tumpuan berat tubuhnya—benda yang menjadi kakinya. Dengan matanya ia jelas melihat gerombolan siswa dari gank milik Hangeng berkumpul di depan sebuah ruangan. Dia harus memutar jika tak ingin mendapat masalah. BUGGHH... BUUGHH... suara pukulan jelas terdengar. Siapa gerangan orang yang di hakimi di dalam ruangan itu?

Ia jelas tahu bagaimana kondisi sekolah mereka sekarang. Ketidakstabilan karena bergabungnya Yesung dengan mereka dan dibubarkannya organisasi besar milik Yesung sebelumnya. Osis yang bahkan merajai sekolah dengan hukum kini tinggal nama, tidak ada yang bisa di lakukan karena pihak yang kuat jelas terlihat.

Namun perasaan Ryeowook mengatakan lain, ia harus ke sana. Ia harus melakukan sesuatu selain pergi dari tempat itu. "Kau..." hingga alam kesadaran Ryeowook kembali saat mendengar seorang namja diantara gerombolan itu menyadari kehadirannya. "Dia anggota angel mask, seret dia pada pimpinan!" perintah namja berseragam putih lainnya yang terlihat mempunyai kekuasaan.

Ryeowook tak melarikan diri, ia merasa dirinya harus bertahan di sini. Entah karena apa—ia biarkan kursi rodanya yang di dorong ke dalam ruangan. Matanya membulat sempurna saat melihat Kyuhyun yang babak belur di pukuli seorang err—yeoja. Ryeowook segera menggelengkan kepalanya kuat-kuat, bukan pertama kalinya ia mengenal Lee Sungmin dan dia juga termasuk anggota Hangeng dulunya. Ia tentu saja tahu siapa namja yang hobi bercrossing dress ria itu.

"Waah... Ryeowook—ah, lama tak bertemu" sapa Sungmin menjambak rambut Kyuhyun—memaksa Kyuhyun untuk menatap Ryeowook yang sudah mulai berkaca-kaca.

"Kenapa kau di sini? PERGI!" pinta Kyuhyun dengan suara ringkih dengan nada penuh perintah. "Jangan sakit Kyuhyun, Minnie!" suara Ryeowook terdengar memelas. Di tatapnya Sungmin penuh haru.

Sungmin berdecak, "Anniyo, kau kenal aku kan wookie chagi, aku takkan pernah melepaskan mainanku dan aku suka dengan mainan tampan yang penuh kekuasaan ini"

"Minnie~"

"Berhentilah meminta dariku! Eunhyuk takkan datang dan memaksaku untuk mengabulkan permintaanmu seperti dulu! Kau bukan lagi bagian dari kami!" pekik Sungmin—nampak bulir bening mengalir dari pelupuk matanya. "Kau menghianati kami karena namja ini kan?"

Ryeowook terhenyak, bagaimana mungkin Sungmin bisa berpikiran sekonyol itu? "Hangeng gege lah yang mengusirku karena seragam black yang kukenakan dan kaki cacat ini Sungmin hyung" Ryeowook balik menatap Sungmin, sesungguhnya dialah yang paling kecewa di sini. Dialah yang paling tak bisa menerima kenyataan bahwa dia di campakkan begitu saja oleh pimpinannya dulu—karena kecelakaan yang merebut segalanya dalam hidupnya.

Sungmin terdiam, "Kau bohong! Eunhyuk berusaha terus mengembalikanmu, namun kau menolak"

"DIA TAKKAN MENIKAHI SEORANG NAMJA SEHARUSNYA KAU SADAR ITU HYUNG!" pekik Ryeowook "Ditambah lagi aku... cacat" Kyuhyun menepis tangan Sungmin yang mencengkram erat rambut coklat ikalnya. Di raihnya tubuh Ryeowook, "Berhentilah menyiksa dirimu!" bisik Kyuhyun.

"Kau sudah puas Lee Sungmin—ssi? Bolehkah aku pergi?" Kyuhyun menatap sayu Sungmin yang masih kalut dengan pemikirannya sendiri. Sekarang apakah ia yang merasa di bohongi oleh sahabat-sahabat yang begitu ia sayangi? Bukankah itu artinya ia bisa saja kapanpun di campakkan seperti Ryeowook—bagian dari mereka dulunya.

Sungmin membanting tubuh Kyuhyun sekali lagi, "ANDWAE! KAU LAH YANG MENCUCI OTAK RYEOWOOK HINGGA DIA MENJADI SEPERTI INI!" tuding Sungmin. Kyuhyun tertawa meremehkan, sejujurnya ia sudah sering menghadapi keegoisan dan keangkuhan Lee Sungmin tapi baru kali ini ia merasa Sungmin begitu bodoh. Apa karena selama ini ia hanya memakai fisiknya saja hingga otaknya tak pernah berjalan lagi?

BUUGHH... tendangan keras menyambar kepala Kyuhyun, membuat namja itu terpental keras. "Hentikan hyung!" pekik Ryeowook dia mendorong kursi rodanya hingga tepat di hadapan Kyuhyun, mencoba melindungi Kyuhyun dari serangan selanjutnya seorang namja feminim namun masternya dalam beladiri. Ingatlah dia anggota dari seorang Tan Hangeng.

"Kyu..." Ryeowook menjatuhkan tubuhnya dari kursi rodanya, meraih wajah Kyuhyun yang nyaris tak berbentuk. Diusap Ryeowook lembut darah yang mengalir dari sudut bibir dan pelipis Kyuhyun, membuat namja yang menjadi objek itu terdiam—menyelami obsidian di depannya yang ia rasa menenangkan. "Kenapa kau tak membalasnya? Kenapa kau diam saja?"

Dengan kasar, Kyuhyun menepis tangan Ryeowook yang membingkai wajahnya. Dia berdecih, "Dia akan menyakiti Kibum jika aku membalasnya"

Jleebb... hati Ryeowook seolah tertusuk—tentu saja sakit. Siapa yang tak sakit saat bukan namanya yang diucapkan sang pujaan hati untuk ia lindungi? Bukankah dia sungguh namja yang amat menyedihkan? Dahulu dia bagaikan seorang pangeran yang keinginannya bisa terwujudkan hanya dengan tatapan mata. Setelah itu ia tak lebih dari seorang yang cacat, yang di buang oleh sahabat-sahabatnya, di campakkan dan seolah tak dikenal oleh kekasihnya sendiri. Sekarang ia tak lebih dari sampah yang mengharapkan cintanya terbalas.

Ryeowook meremas seragamnya tepat di dada. Dia bahkan tak bisa menggerakkan tubuhnya saat melihat Kyuhyun bangkit dan menatap Sungmin tajam. "Lebih baik jauhi kami!" perintah Kyuhyun dingin, di masukkannya tangannya ke dalam saku celananya. Dia masih tetap begitu tampan di mata Ryeowook meski dengan wajah nyaris tak berbentuk lagi.

BUGGH... "HENTIKAN!" pekik Ryeowook memeluk Kyuhyun. BUUGHH... PLAAKK... terdengar suara kegaduhan di luar sana. Sungmin berdecih, "Siapa yang mencari masalah denganku?" desisnya mengerikan. Di singkapnya poni rambut blondenya ke atas, wajahnya yang tadinya manis berubah sangar. Ia sepertinya tak terlalu memperdulikan bahwa ia sedang mengenakan pakaian seragam yeoja sekarang.

"Henry!" Ryeowook tak percaya melihat Henry dengan wajah cerianya menyeret seorang namja berseragam white list dengan sebelah tangannya. Donghae mengekori dari belakang dengan tangan yang terlihat bersimbah darah, entah darah siapa itu—senyuman polosnya tersemat di bibirnya. "Bisa kau tukar Kyuhyun kami dengan ini?" dengan sesuka hatinya Henry melempar tubuh namja yang mungkin 2 kali lebih besar darinya ke hadapan Sungmin.

Senyuman menghilang dari wajah namja imut berpipi mochi itu—digantikan dengan tatapan serius penuh intimidasi. "Wah... Henry Lau, tangan kiri Kim Yesung yang tak pernah menyentuh tubuh kotor musuh kini terlihat begitu ramah eoh" sindir Sungmin.

Henry melap tangannya, dengan sapu tangan di sakunya. "Aku juga meminta Ryeowook kembali! Mereka berdua anggota kami" sahut Donghae menggaruk pipinya dengan jari telunjuk kanannya. Dia sedikit bingung berhadapan dengan seorang namja jadi-jadian yang begitu cantik dan manis di matanya.

"Jika aku tidak mau?"

BUGGHHH... tanpa segan Henry melayangkan tinjunya ke perut Sungmin. "Kupastikan Tan Hangeng kehilangan tangan kiri kesayangannya"

Sungmin terbatuk, di peganginya perutnya yang terkena tinju Henry. Sepertinya dia salah mengira bahwa Yesung memilih Henry menjadi tangan kirinya karena keimutan dan kemampuan namja ini bermain biola. Ternyata di balik wajah imut dan kemampuan jeniusnya—ia memiliki bekal bela diri yang tak kalah darinya.

"Henry, kau tidak di perintah Leeteuk hyung untuk berkelahi, kau hanya di izinkan untuk membela diri!" Donghae menepuk bahu Henry. Henry segera menunduk, "Maafkan aku hyung!"

"Heh? Sekarang kau bahkan bersedia di perintah seseorang kecuali Yesung? Tch! Kau memalukan?" remeh Sungmin berusaha berdiri. Pukulan menyakitkan dari Henry takkan cukup membuatnya roboh. Di tatapnya tajam Donghae yang ada di hadapannya. Jemari lentiknyanya di gunakannya untuk menyentuh lembuh pipi Donghae, "Kau sungguh tampan, bagaimana jika kau tinggalkan Kibum dan bersamaku?"

Donghae tersenyum, "Maafkan aku, tapi aku tak tertarik" ucap Donghae yakin "Ayo.. kita kembali Wookie, Kyunnie"

"Tak ada yang boleh membawa Ryeowook!" pekik Sungmin. BUGGHH... sebelum lutut Sungmin mengenai hulu hati Donghae, secepat itu pula Donghae menangkisnya. "Dia bagian dari kami!" jerit Sungmin histeris.

"Kekacauan apa lagi yang kau lakukan?" Sungmin mendongak—menemukan sosok namja berseragam putih dengan ukiran hijau yang sedang menatapnya dingin. Mata Ryeowook membulat sempurna menatap sosok itu "Hyukkie" desis Ryeowook. Eunhyuk membalas tatapan Ryeowook dengan begitu lembut—mengalihkan tatapannya dari Sungmin ataupun Donghae.

"Pimpinan akan marah dengan tindakanmu ini Sungmin!"

"Aku hanya melakukan tugasku, aku akan membawa Ryeowook kembali" Sungmin memutar bola matanya malas. Dia bisa membayangkan bagaimana eunhyuk mulai berkomentar pedas atas ulah yang ia buat—selalu begitu, ialah yang salah dan eunhyuk yang selalu memperbaiki segalanya.

Ryeowook berusaha menahan air matanya, hatinya sungguh sakit harus menemukan sosok yang selama ini begitu ia hindari. Sang pangeran Lee Hyukjae—penerus lambang korea yang baginya bagian dari hidupnya dahulu. "Sebaiknya anda jelaskan pada Sungmin—ssi bahwa kalianlah yang mencampakkanku dari gank! Dan hubungan kita yang sudah memang berakhir" Ryeowook berusaha menggapai kursi rodanya. Eunhyuk spontan mengangkat tubuh mungil itu dan membantunya naik ke atas kursi roda. Kyuhyun menepuk dadanya—entahlah ia merasa dirinya tak berguna dan rasa sakit menghantuinya melihat adegan tersebut.

"Kibum mengkhawatirkanmu! Ayo kita kembali!" Donghae berusaha membopong tubuh Kyuhyun. Kyuhyun menepisnya cepat, "Aku bukan manusia lemah!" sanggah Kyuhyun, dia memang bisa berdiri dengan benar, meski keseimbangannya sempat hilang.

"Aku memohon padamu wookie! Kembalilah padaku" Kyuhyun menatap tajam pada Eunhyuk yang kini membingkai wajah mungil Ryeowook. "Maafkan aku!" pinta Eunhyuk

"Sialan!" gumam Kyuhyun menggeram marah. Giginya bergemeretak, ia tak suka adegan ini. Rasanya ia lebih suka melihat adegan bermesraan Kibum dengan Donghae dari pada Eunhyuk bersama Ryeowook sekarang. "Aku tidak bisa Hyukjae—ssi" Ryeowook masih berusaha menghindari kontak mata langsung dengan Eunhyuk.

"Aku bersumpah, aku tak bisa tanpa dirimu di sampingku Wookie"

"DIA BILANG DIA TAK MAU BERSAMAMU!" geram Kyuhyun menarik tubuh Eunhyuk. Di cengkramnya erat kerah seragam Eunhyuk, kilatan kemarahan terlihat di mata tajamnya. "Bukankah titisan lucifer ditakdirkan pada devil snow eoh? Kau menyerah pada fishy itu dan mulai beralih pada angel voiceku?" wajah Eunhyuk terlihat meremehkan. Matanya melotot menatap Kyuhyun. "Dia bukan milikmu! Prince!"

"DAN DIA BUKAN MILIKMU JUGA TITISAN LUCIFER! KAU SEHARUSNYA PALING MENGERTI ITU!" Bentak Eunhyuk tak terima.

Cengkraman tangan Kyuhyun melemah, di saat itulah Eunhyuk meninju keras rahang Kyuhyun. "Aish... Jinjja!" sungut Henry sambil meringis bersama Donghae. "Itu pasti sakit" tebak Donghae.

"Apa yang kau lakukan?" Ryeowook mendorong tubuh Eunhyuk. "Kyu gwechanayo?" Ryeowook kembali menjatuhkan dirinya dan melihat luka yang di derita Kyuhyun. Tapi dia segera menelan ludah kecut saat melihat Kyuhyun menyeringgai padanya. Dengan sekali sentakan, Kyuhyun menarik kepala Ryeowook dan melumat secara bringas bibir manis sang angel voice. Donghae cepat menutup mata Henry, anak itu terlalu polos melihat adegan beginian.

Mata ryeowook membulat sempurna, dia sepertinya tak bisa menerjemahkan dengan baik apa yang sedang di lakukan Kyuhyun sekarang. Sungmin bahkan membeo di tempatnya. Sementara Eunhyuk, mencengkram erat tangannya sendiri—rasa sakit menyerang hatinya. Namun saat Kyuhyun merubah lumatan ganas itu menjadi kecupan-kecupan lembut, Ryeowook mengerti, dia tersenyum diantara ciuman Kyuhyun. Perlahan ditutupnya matanya, dibalasnya ciuman lembut itu, ia bisa merasakan Kyuhyun yang menyeringgai di sela ciuman mereka. Dia tak peduli, apakah ini rencana Kyuhyun untuk membalas Eunhyuk atau ciuman ini tulus merupakan gambaran cinta namja itu padanya.

"Kau..." Eunhyuk mengeram saat Ryeowook menjauhkan bibir mereka karena kebutuhan oksigen. "Sudah jelaskan Prince? Angel voicemu milikku sekarang"

Donghae tersenyum senang, sepertinya ia tahu siapa lawan yang sebenarnya untuk mendapatkan seorang Kim Kibum. "Kami dari kelompok Angel mask, resmi menantang kelompok Dragon from Beijing besok" ujar Donghae dengan senyuman manis di wajah polosnya.

Henry yang kali ini membeo menatap wajah Donghae. Demi apapun, ia sama sekali tak tahu bahwa kelompok mereka harus berkelahi secara terang-terangan secepat itu dengan kelompok terbesar di sekolah mereka sekarang. Bahkan Yesung yang memiliki gank sebesar milik Hangeng dulu tak ingin melakukan pertarungan sia-sia. Sementara kelompok mereka sekarang? Bahkan setengah dari anggota Hangeng pun tak mereka miliki.

"Bawa namjamu itu Kyu! Kita harus segera menghadap leeteuk hyung"

%ika. Zordick%

Heechul menatap horor Donghae yang kini nyengir tak berdosa pada mereka semua. Kibum menghela nafas pasrah atas kebodohan namjachingunya yang memang sama sekali tak bisa di tebak. Henry dan Kangin malah sibuk memasang wajah horor sambil berpandangan dan berteriak tak jelas "MATILAH KITA!"

Leeteuk memijit pelipisnya—demi topengnya yang sekarang sedang ia kenakan kenapa Donghae sungguh memiki otak sebesar otak ikan. Sementara Yesung hanya tertawa kecil di tempat duduknya di dekat jendela besar ruang musik milik Ryeowook. Sedangkan Kyuhyun dia sibuk meringis dengan luka yang tengah di obati oleh kekasih barunya yang ia tembak secara tak romantis dan dadakan.

"DASAR BABO!" Jeritan kematian ala dewa neraka milik Heechul terdengar menyumpahi Donghae yang kini memasang tampang meweknya. Semua manusia di ruangan itu mengamininya—bagaimana mungkin mereka bisa memiliki salah satu atasan yang bodohnya gak ketulungan.

"Chullie..." panggil Yesung yang mungkin sedikit agak iba pada Donghae. Heechul menekuk wajahnya dan berjalan menghampiri Yesung. Ia duduk di pangkuan namja tampan bersurai hitam kemerahan itu. "Biarkan Leeteuk hyung yang menyelesaikannya" ujar Yesung menyentil bibir Heechul yang manyun.

"Bagaimana dia bisa sebabo itu Chagi? Dia akan menghancurkan gank kita dalam sehari" rajuk Heechul. Yesung segera menutup mulut nakal Heechul, bisa jadi masalah kalau anggota lain mendengar malapetaka yang mungkin saja terjadi tersebut.

Leeteuk bangkit dari singgasananya, Kibum sudah siap mengambil langkah seandainya pimpinan mereka sungguh membunuh Donghae saat itu juga. Dia bisa menjanda sebelum waktunya dan harus menikah dengan si China berwajah polos itu. Ia tak bisa membayangkan dirinya yang menjadi pemainsuri pangeran China dan terjebak selamanya di forbidden city. Hiii~~~

Wajah malaikat Leeteuk berangsur berubah menjadi wajah iblis yang begitu mengerikan. Bahkan Kyuhyun menelan ludahnya kecut dan memilih menatap manic darkbrown Ryeowook yang tersaji di hadapannya. "Fishy!" panggil Leeteuk dengan mendongakkan wajah Donghae yang menunduk menatap lantai.

Sementara Donghae sudah setia berdoa dalam hatinya. "Tantangan pada Hangeng dan kau mengatakannya besok? Kau BODOH, POLOS atau GILA?" jerit Leeteuk tepat di wajah Donghae.

"Maafkan aku hyung, aku akan kembali ke sana dan membatalkannya"

JDDUUAAKKK... sebuah jitakan maut mendarat mulus di kepala Donghae. "Appo hyung~~" ringis Donghae mengaduh sakit. Dia berlari ingin memeluk Kibum namun tangan Leeteuk menarik kerah belakang seragamnya bak anak kucing. "Aku belum selesai Hae!"

Rasanya Donghae ingin terjun saja dari gedung milik Yunho dengan ratusan lantai itu dari pada berhadapan dengan Leeteuk yang begitu mengerikan ini. "Kau ingin membatalkannya?" desis Leeteuk. Donghae mengangguk sekali lagi dengan wajah meweknya yang begitu menderita. "KAU MAU MELETAKKAN DIMANA MUKAKU?" sekali lagi Leeteuk berteriak di depan wajah Donghae.

PLAAAKKK... kali ini sepatu Leeteuk tepat menjitak kepala Donghae sekali lagi. "Hiks... sakit hyung" adu Donghae, "Kau mau membuatku benjol dan aku kehilangan kadar ketampananku?"

"KAU MASIH BERANI BERSUNGUT SEPERTI ITU SETELAH KEBODOHAN YANG KAU LAKUKAN?"

"Maafkan aku!" Donghae segera menunduk, sepertinya masalah yang ia timbulkan sungguh dalam kondisi gawat. "Kita akan atur rencana, jumlah jelas kita kalah, kalian punya ide? Adakan rapat darurat!" perintah Leeteuk

"Kita akan hadapi mereka besok, mau tidak mau"

"Aku ada rencana hyung" Kibum buka suara. Ditariknya Donghae segera. "Hangeng adalah namja yang menjunjung tinggi sportifitas dan strategi peperangan jaman dulu, kurasa kita bisa memanfaatkan itu"

Kyuhyun menyeringgai bersama Heechul. "Tak salah lagi, kita sungguh tak perlu membuat siapapun terluka. Kau memang pintar bermain judi bummie" sahut Heechul. Leeteuk mengangguk mengerti—sepertinya hanya mereka berempat yang mengerti topik pembicaraan itu.

"Aku bisa menebak dari mereka adalah Sungmin, Eunhyuk dan dirinya sendiri" lanjut Kibum, sekarang tinggal menentukan siapa lawan mereka yang bisa menang atau kita sungguh akan hancur.

"Biarkan aku dengan Eunhyuk" Kyuhyun melirik Ryeowook—menggenggam tangan mungil yang bergetar hebat mendengar nama Eunhyuk yang di sebutkan Kyuhyun. "Kurasa benar, Kyuhyun yang menguasai bela diri tinggi akan bisa mengimbangi prince. Sekarang masalahnya Hangeng dan Sungmin, siapapun tahu mereka tak bisa dibilang main-main soal perkelahian" sambung Heechul.

"Kurasa aku bisa" Henry mengangkat tangannya ceria. "Tidak! Kau belum bisa menghadapi salah satu dari mereka Henry!" sahut Yesung. "Yang jelas aku mendapat bagian kan?" Yesung terlihat to the point.

"Nee! Kau ambil bagian Hangeng" ucap Leeteuk yakin.

"Kurasa terjadi kesalahan di sini, kalian lupa kalau kita punya seorang petarung yang diakui pemilik sekolah?" Yesung melirik Donghae. Kibum terdiam, "Dia takkan bisa melewat Hangeng" ujar Kyuhyun berhipotesa.

"Kita belum mencobanya, Yesung kau hadapi Sungmin dan untukmu Donghae, hadapai Hangeng atau kau mati di tangannya jika kau kalah" final Leeteuk mengambil keputusan.

"Hyung!" Kibum tak bisa menerima.

"Aku mengerti" sahut donghae santai.

%ika. Zordick%

DRAAAPP...

DRAAPPP...

Langkah ribuan pasang kaki terdengar menggema keluar dari gedung utara. Namja berseragam putih dengan ukiran emas berjalan paling depan. Tatapan mata yang tegas, badan tegap tinggi dan wajah tampan itu seolah memiliki kekuatan dan kekuasan menakutkan. Bagaimanapun dia seorang putra mahkota yang memiliki darah kerajaan yang kental di tubuhnya. Bakat memimpin dan kebijaksanaannya sudah menjadi garis takdirnya sejak ribuan tahun lalu.

Di sisi kanan belakangnya tepat berdiri pangeran lain yang mengekan seragam putih dengan ukiran hijau. Wajahnya dingin seolah enggan berekspresi, ke dua tangannya ia selipkan di dalam saku celana seragamnya. Dia sedang menghadapi pemberontak—itulah yang ada di kepalanya. Sementara di sisi kiri namja berseragam ukiran emas—Hangeng berjalan namja yang biasanya mengenakan pakaian wanita dengan rok pendek diatas lutut.

Sungmin kini mengenakan seragam yang seharusnya dengan ukiran merah muda. Ia terus menguyah permen karetnya, penampilannya berubah menjadi sangar dalam kurun waktu kurang dari 24 jam. Inilah dia yang sebenarnya. Lee sungmin yang begitu di takutkan—tangan kiri seorang Tan Hangeng, dia bersosok layaknya seorang namja petarung.

TAP... langkah mereka semua berhenti saat kaki Hangeng menapak di sebuah lapangan besar—lapangan kebanggaan SM High School. Di sana sudah berdiri kelompok lain dengan Leeteuk berdiri di garis terdepan. Di sebuah gedung yang langsung menghadap ke ruangan itu tampak Changmin dan Siwon yang tengah mengawasi. "Hahh... mereka bodoh, jelas saja mereka kalah jumlah" sungut Siwon memainkan teropongnya. Changmin mendengus kesal. "Diamlah kuda!"

"Bisakah kalian berdua berhenti bertengkar?" Yunho yang ternyata berada di sana ikut berkomentar. Diambilnya secara paksa teropong di tangan Siwon. "Leeteuk itu namja yang berpikiran hebat. Jika saja aku bisa memilihnya menjadi suami kibum, maka aku akan mengambil suara terbanyak untuknya. Dia bahkan mengalahkanku dalam memimpin. Kau lihat Cho kyuhyunku, aku bahkan tak bisa menjinakkan selama ini"

Sebuah senyuman terkembang di bibirnya, saat melihat Kyuhyun berada di sana dengan wajah penuh kepastian—berbeda dengan wajah tanpa semangat selama ini yang di tunjukkan oleh wajah tampan itu. Yunho menggeser sedikit teropongnya dan bisa di lihatnya wajah Donghae di sana—seringgaian kini terlihat di wajahnya "Kita lihat apa kau bisa mengalahkan pilihanku Donghae—ya?". Ekspresi Yunho kembali berubah saat teropongnya kembali bergeser, "Demi Tuhan! Kenapa Kibumku di sana! Dia bisa terluka!"

"Tenanglah appa! Kyuhyun hyung juga ada di sana, dia bisa melindungi Kibum hyung" Changmin memutar bola matanya bosan. "Ahh—mau bertaruh Siwon hyung?"

"Boleh saja, aku bilang Hangeng yang menang"

"Aku memilih Leeteuk hyung"

%ika. Zordick%

"Kalian yakin akan bertarung dengan keadaan seperti ini?" tanya Hangeng menatap pasukan musuhnya yang bisa di bilang tidak sampai setengah jumlah anggotanya. Dia tak ingin menang mutlak begitu saja, kemana harus ia letakkan harga dirinya?

"Tentu saja kami yakin" jawab Leeteuk enteng. "Tapi tentu saja kami tak ingin pertarungan konyol. Kami ingin mengajukan syarat" Leeteuk menyeringgai. Hangeng menaikkan sebelah alisnya—bingung dengan pernyataan aneh Leeteuk, "Istilah mudahnya, NEGOISASI" Hangeng cukup mengerti untuk yang ini. Keluarga kerajaannya mengajarkannya untuk menghormati negoisasi dalam perang.

"Baiklah, ajukan!" Sungmin membelalak mendengar pernyataan Hangeng. Sekali lagi dia mengutuk jiwa solidaritas dan fair Hangeng yang ia rasa lebih pantas di sebut kebodohan. Mereka sedang tinggal di zaman modern bukan klasik seperti film kolosal. Dia tahu betul bahwa Leeteuk dan Heechul yang terkenal licik berada di sana, belum lagi mereka bisa saja menggunakan kejeniusana Kibum dan Kyuhyun bersaudara. Ahh—mereka hanya bisa menang fisik, tidak untuk otak.

"Kami tidak ingin ada korban sia-sia dalam tawuran kita, lebih baik kita memilih 3 orang terkuat dalam kelompok kita kemudian bertarung secara adil satu lawan satu. Siapa yang menang, berhak mendapatkan sekolah dan juga Kim Kibum tentunya"

"Kurasa itu adil, aku setuju" sekali lagi Sungmin menggeram tak terima, aish... tapi apa boleh buat, jika dia mengubah keputusan Hangeng sama saja dia berhianat. Hah... yang penting dia harus menang, apapun yang terjadi.

"Silahkan pilih anggotamu, Hangeng—ssi" ucap Leeteuk dengan seringgai licik di bibirnya. Sepertinya topengnya sudah ia tinggalkan di ruang musik. "Prince Eunhyuk, Lee Sungmin dan aku sendiri"

"Aku memilih, Cho Kyuhyun, Kim Yesung dan Lee Donghae"

Sungmin terjerembab, apa maksudnya? Kenapa mereka tidak meletakkan Yesung di puncak melainkan Donghae? Apa mereka berencana mengalahkannya seorang? Berhadapan dengan Yesung adalah impiannya tapi bukankah ini sedikit aneh?

Eunhyuk dengan isyarat Hangeng maju ke depan. Kyuhyun menepuk bahu Ryeowook pelan kemudian tersenyum simpul, Ryeowook mengangguk. Tanpa keraguan Kyuhyun berdiri tepat di hadapan Eunhyuk. "Aku mempertaruhkan kehormatanku atas seragam yang ku kenakan" ujar Eunhyuk melepas seragam berukiran hijaunya ke tanah. Kyuhyun yang mengenakan seragam barunya yang berwarna hitam putih hanya tersenyum penuh arti. "Seragam kita bukanlah kehormatan, melainkan bencana untuk hidup kita dan orang lain. Kenapa kau tak bisa mengerti padahal kekasihmu adalah salahh satu korbannya?"

"Jaga sopan santunmu saat berbicara denganku, Kyuhyun—ssi"

"Dan sepertinya kau harus tahu, aku juga seorang pangeran, aku lambang dari kekayaan keluarga Cho yang bahkan sangat di hormati oleh keluargamu" sahut Kyuhyun.

"Junbi!" teriak Hangeng memberi aba-aba. Eunhyuk membungkuk pada Kyuhyun, menunjukkan adat yang sudah di jaganya dalam bela diri. Kyuhyun memiringkan kepalanya, dia tak tertarik untuk mengikuti adat. Sepertinya sangat jelas dia bukanlah berasal dari keluarga bangsawan. Eunhyuk memasang kuda-kuda khas beladiri korea—taekwondo. Kyuhyun memajukan sedikit kaki kanannya.

BUUGHH... sebuah pukulan ala thai boxing tepat mengenai rahang eunhyuk. Eunhyuk meringis dan melakukan serangan balasan, kepala Kyuhyun tepat menjadi fokus tendangan Eunhyuk. Pipi Eunhyuk terlihat membiru dan pelipis Kyuhyun berdarah. Sungmin maju satu langkah, dia tahu hukum dalam pertarungan ini, mereka bukan bertarung satu persatu melainkan bertarung bertiga. Yesung mengikuti langkah itu, dia membungkuk sejenak. Kemudian memasang kuda-kuda pertahanannya karena... KREEEKK... dengan cepat Sungmin melompat dan menyambar kepalanya. Yesung meringis, ia tahu tangannya pasti membengkak setelah ini.

Donghae terdiam, hei... ayolah! Dia sama sekali tidak mengerti. Dengan sangat tak berprikemimpianan yang adil—Leeteuk mendorong tubuh Donghae ke depan. Secara langsung tubuhnya menubruk tubuh Hangeng yang berdiri tegak. "ADAOOOWW" ringisnya mengusap-usap hidungnya yang bertubrukan dengan dada Hangeng. Demi apapun Yunho yang mengamati dari jauh pun harus bersedia menyumpahi kebodohan Donghae yang malah sibuk berdada-dada ria pada Hangeng. Hangeng membungkuk formal, "Mohon bantuannya" ucap Hangeng. Donghae ikut membungkuk "Mohon bantuannya juga"

Setelah mereka tegak berdiri, Hangeng menarik tangan Donghae dan... BRUUUKKKHH... dengan sangat tidak elit tubuh si tampan Donghae menghempas tanah. "AKH..." jerit Donghae. Di sentuhnya bagian dadanya. Belum ada satu menit dia berhadapan dengan Hangeng, rusuk kanannya patah satu.

"Dia payah!" itulah komentar dari orang-orang yang berdiri di sana bahkan dari pihaknya berdiri.

"Kau kenapa? Ini bukan main-main Lee Donghae, kau bisa berubah jadi orang yang cacat jika seperti ini" ucap Yesung membantu Donghae berdiri. Sementara Kyuhyun masih fokus dengan lawannya. Sepertinya ia terlalu dendam dengan mantan sang kekasihnya itu.

DONGHAE POV.

Kurasakan ini memalukan. Ahh—bahkan sangat memalukan sekaligus menyakitkan. Aku melirik Kibum yang memasang wajah khawatir menatapku. Aish... aku beneran bodoh ya? Bagaimana mungkin aku bisa membuat Kibum mengkhawatirkanku. Itu tak boleh. Aku berdiri, kutatap wajah tampan seorang Tan Hangeng yang jujur memang sedikit mengerikan.

Kulihat Kyuhyun yang dengan gampangnya melakukan gerakan ippon pada Eunhyuk. Mereka berdua jatuh. Kemudian Yesung hyung, ya Tuhan... sejak kapan mereka seperti aktor film laga? Mereka berkelahi seolah aku sedang menonton adegan jackie chan dan jetli. Bukan—seperti naruto yang bertarung dengan sasuke.

Kemudian aku? Seperti orang payah yang tak bisa melakukan apapun. Aku membuang air liur yang bercampur darah dari mulutku. Kutatap tajam Hangeng hyung yang ada di hadapanku. Aku bisa—bukankah aku sudah diajarkan cara berkelahi. Hangeng hyung meraih kerah seragamku, aku tahu maksudnya untuk bisa membantingku sekali lagi. BRUUUKHH... aku menyelipkan kaki kananku di kakinya dan menendangnya kuat. Dan diluar dugaan saudara-saudara, aku berhasil menjatuhkannya.

Jangan memakai perasaanmu ketika menghajar orang lain. Kata-kata Yunho appa masih dapat kuingat dengan baik. Ku arahkan tinjuku tepat di wajahnya. Tapi aku bukan menjadi seorang mafia yang tak berperasaan di sini. Aku hanya seorang siswa yang ingin berdiri di tempat yang benar. Bukankah aku bergabung dengan Leeteuk hyung karena aku ingin menjalani kehidupan siswa biasa yang wajar dan normal?

BBHHAMMM... tinjuku mengarah tepat di sisi kanan kepala Hangeng hyung. Semua orang melongo tak percaya melihatku. Aku hanya tertawa canggung. Ayolah—apa salahku hingga mereka memprediksi akulah yang kalah? "Kita hanya sebagai siswa, kurasa tidak perlu ada yang patah dan berdarahkan? Bukankah kita rekan sekolah?" tanyaku pada semuanya termasuk pada diriku sendiri.

Dapat kulihat senyuman di wajah Hangeng hyung. Dia berdiri dan membungkuk hormat padaku. "Apakah kehidupan sekolah yang kalian maksudkan begitu baik?"

"Tentu saja, kita bisa bermain bola bersama, membuat club bela diri, menghapus hukum dan menggantinya dengan aturan sekolah. Tidak ada hitam ataupun putih. Kita sama dan kita bebas untuk apapun" ucapku antusias. Yaa... aku hanya membayangkan itu dahulu.

Leeteuk hyung tersenyum, "Nee~ dan kami hanya ingin kehidupan sekolah yang penuh dengan memori yang baik" sambungnya dengan senyuman angelic yang begitu mempesona. Waah... dia memakai kembali topengnya.

"Tidak ada kekuasaan, tidak ada pembatas?" Sungmin menunduk, dia baru saja memuntahkan darah segar dari mulutnya. Yesung hyung membantunya berdiri, "Tentu saja, kita rekan"

"Itu menyenangkan" sahut Sungmin dengan mata berbinar. Kyuhyun melepaskan cengkraman tangannya pada seragam eunhyuk, "Dan kita bebas menentukan masa depan kita" di tatapnya Eunhyuk. Eunhyuk mengusap bibirnya yang perih, dia tersenyum melirik Ryeowook. "Aku akan bersaing sehat denganmu untuk mendapatkannya"

"Kupastikan kau yang kalah"

Hangeng hyung menatapku dalam "Aku kalah darimu Lee Donghae" sebuah pernyataan yang sangat pasti. Aku bahkan bingung apa artinya. Leeteuk hyung sudah mengacak rambutku dan memujiku tak jelas. Aku berbalik, kudapati sosok Kibum yang memamerkan killer smilenya. Di peluknya tubuhku cepat. "Kau berhasil Hae! Kita berhasil" ucapnya mencium pipiku dan mengeratkan pelukannya.

"Saranghae..." bisiknya yang cukup membuatku mengerti segala keadaan ini. YA! AKU MERUBAH SEKOLAH INI DAN AKU MENDAPATKAN CINTA YANG MEMANG SEPANTASNYA PERAN UTAMA MENDAPATKANNYA.

END

EPILOGUE

"Wookie... lihat! Aku sudah menemukan dokter yang tepat untuk mengobatimu. Dia dari Amerika" Eunhyuk berlari dan kemudian bersimpuh di depan kursi roda Ryeowook. Ryeowook merapikan seragam hitam putihnya—seragam yang ia kenakan, eunhyuk kenakan dan semua orang di sekolah ini kenakan.

"Aku juga sudah menemukan dokter yang tepat untuknya" sanggah Kyuhyun menyingkirkan Eunhyuk dari hadapan Ryeowook.

"Chagi... aku duluan yang menemukannya"

"Enak saja, dasar monyet jelek menyingkir kau!"

"Sopanlah padaku iblis! Aku pangeranmu!"

"MWO? Kau pangeran monyet! Tch!"

"Berhentilah Kyu, hyukkie..." Ryeowook memijit pelipisnya. "Aku harus segera menemui Yesung hyung untuk menyerahkan partitur musik ini. Kau mau aku dimarahi lagi sebagai wakil ketua club"

"Mian" sahut keduanya. Mereka kemudian mendorong kursi roda Ryeowook secara kompak. Bukankah bagus?

Baiklah, ayo kita beralih pada pasangan luar biasa yang selalu di puja oleh satu sekolahan. "Yesung! Kau bolos lagi?" pekik Heechul hyung menepuk kepala Yesung hyung yang sedang makan mie di kantin sekolah dengan buku ditangannya.

"Ya... Chagi, aku hanya makan mie"

"Tapi ini jam pelajaran Yesung—ah! Lagipula bukannya kau ada rapat di club musik? Kau tak bertanggung jawab sebagai ketua klub musik!" oceh Heechul hyung makin tak jelas.

"Baiklah, kau suapi aku agar aku cepat selesai!" itulah akhirnya. Dan bisa dipastikan Ryeowooklah yang akan mengomel tak jelas di ruang musik karena sang ketua klublah yang berulah. Jika Yesung sudah bertemu dengan Heechul, dimulai dengan suap-suapan dan bisa dipastikan mereka berakhir dengan kencan.

Ada yang tahu soal dua pasangan kaku?

"Wonnie~" Zhoumi menyerahkan dokument OSIS di meja Siwon yang tengah berkutat dengan IPADnya. "Hmm..." gumam namja tampan itu.

"Kau ada waktu sore ini?"

"Aku sibuk"

"Ahh—ya sudah kalau begitu" Zhoumi duduk kembali ke bangkunya di samping Shindong. "Kau menemaniku?" tanyanya

"Kemana?" tanya Shindong melirik Zhoumi.

"Nonton"

"MWO? BAGAIMANA MUNGKIN KAU MENGAJAK NAMJA LAIN SELAIN NAMJACHINGUMU UNTUK BERKENCAN?" desis Siwon tak terima ditambah dengan tatapan tajamnya menatap Shindong.

"Baiklah, nanti jam tiga, jemput aku!"

"Tapi aku kan sibuk" sanggah Siwon cepat melihat schedulenya.

"Shindong kau punya waktu?" tanya Zhoumi dengan senyuman manis

"All right, kau menang" jawab Siwon. "Jam tiga dan jangan berdandan lagi!"

"Baiklah"

Kita beralih ke ruang kepala sekolah.

"Yoochun hyung!" pekik Changmin. "Nee~" ucap namja yang di panggil Yoochun itu.

"Aku mau makan" rengek Changmin. "Masakan Jae umma!"

"Tapi tuan muda, Mrs. Cho sedang di luar negeri"

"Kau mau kulaporkan pada Daddy atau Kyuhyun hyung?"

"Kumohon jangan tuan muda, Tuan kyuhyun sudah mengirim Junsu ke rumah sakit. Masa anda tega pada saya"

"Kalau begitu lakukan apa yang ku minta!"

Sepertinya, dia sudah baikan dengan hyungnya itu dan menambah range kekuasaannya.

Ada yang bertanya tentang couple lain? Baiklah... Sungmin dan Henry sedang dalam tahap PDKT, aku juga tak bisa menggambarkannya secara jelas. Mereka selalu kencan diam-diam setelah kelas musik dan kelas bela diri selesai. Kemudian ada yang bertanya dengan Leeteuk hyung? Hah~, berbahagialah hidup sang malaikat kita itu. Ada yang tahu kenapa? Karena dia sudah di lamar di depan seluruh siswa oleh Tan Hangeng.

Setidaknya, sebentar lagi aku akan mendapat undangan dari mereka. Aish... aish... lalu soalku? Ada yang bertanya soal diriku. "Hae... sedang apa mengintip Sungmin dan Henry? Itu tidak baik" nasihat sang bidadari yang kini menepuk bahuku dari belakang. Aku menampilkan senyuman terbaikku, "Tidak ada chagi..."

"Appa menyuruhmu untuk ke Las Vegas besok, dia bilang ada relasi yang ingin ia perkenalkan padamu. Sebaiknya kau tolak, sebentar lagi kau ujian. Lihat nilaimu, jelek!" Kibum seperti biasa, menceramahiku dengan hal-hal yang begituan. Sebenarnya aku lebih suka dia yang ceramah dari pada si Yunho tua itu.

"Aku akan menelpon appaku untuk membatalkannya" ucapnya. Aku merengkuh tubuhnya dan melumat bibirnya cepat. Ponselnya terjatuh begitu saja. "LEE DONGHAE, BERAPA KALI HARUS SEONGSENIM TEKANKAN, DILARANG BERCIUMAN DI KORIDOR!" pekik salah seorang guru. Aku segera melepaskan ciumanku dan melihat guru itu menjewer telinga Kangin hyung. Kangin hyung pasti terlambat lagi.

Hahh... dan dimulailah neraka lain sekolah... huft! Aku tak tahu mana sekolah yang lebih bagus, sekolah tanpa aturan seperti dulu atau malah sekolah normal seperti sekarang ini.

Siswa memang tidak pernah puas eoh...

REAL END...

Ahh~ akhirnya selesai juga... FF terlama saya... kekekeke... oke... review'an terakhir...

See you the next time!