Disclaimer : Punya Masami Kurumada

Idenya tiba-tiba muncul sendiri...

Prolog

Sebuah tangan putih pucat bergerak mengambil gelas anggur di atas meja. Menatap warna merah marun sang anggur, mata itu menyipit dalam keremang-remangan lilin gantung yang memberi suasana mengerikan. Tergolek di atas ranjang dengan balutan warna darah, ada seonggok mayat yang hampir tak bisa dikenali lagi. Dan dia meminum anggur itu dengan tenangnya tanpa terpengaruh apapun.

Jauh di atas sana...

Terdengar suara bayi dari sebuah rumah sederhana yang dikelilingi pepohonan rindang. Bulir gandum keemasan bergoyang diterpa angin, berdansa-dansa bersama pelbagai bunga dalam irama waltz mereka sendiri. Jemari seorang wanita mengelus bayinya dengan lembutnya bagai mengelus sutra, takut-takut jika tangannya melukai sang bayi tak berdosa. Demeter menggendong bayinya dan bernyanyi guna menenangkan anaknya yang terus menangis.

"Ssh... Ibu ada di sini, sayang..." ujar Demeter lembut.

Ibu akan selalu ada di sisimu. Selalu...

Seiya memakan burger dengan lahapnya, sesekali melirik Shun yang sedari tadi ada di tepi sungai. Seiya agak khawatir juga sebenarnya, karena Shun dimintai tolong (disuruh) oleh Hyoga untuk memancing, padahal Ikki juga ikut piknik. Mungkin sebentar lagi Hyoga akan dihajar oleh Ikki jika dia tahu adik kesayangannya diperlakukan seperti pembantu. Tentu saja Seiya akan tutup mulut. Hyoga kan temannya. Mata Seiya kembali memutar dan sampai di seorang gadis dengan rambut ungun bersandar di pohon dengan laptop terbuka di pangkuannya.

"Saori?"

Gadis yang dipanggil mendongak dan menatap Seiya, "Ya?"

"Sebenarnya Saori sedang apa, kok, dari tadi asyik saja?"

Saori tertawa lembut. "Saya sedang membaca berita."

Rasa ingin tahu Seiya keluar, "Berita apa? Boleh saya ikut membaca?"

"Tentu. Kemarilah."

Seiya mendekat dan duduk di sebelah sang Dewi dan membaca judul paling atas di laptop Saori tersebut. Mata Seiya terbelalak takjub. "Detik Olimpus?"

"Ini nama situs yang khusus menceritakan tentang berita di Olimpus sana. Baru pertama kali dengar?"

"Ya. Saya sangat terkejut. Ternyata Dewa-Dewi Olimpus mau menceritakan berita-berita tentang mereka."

Seiya menelusuri artikel di bawahnya. Bibirnya otomatis mengucap apa yang ada di sana,

"Anak Demeter telah lahir. Dengan kulit kemerahan, rambut emas dan mata hijau zamrud, dapat dipastikan anak ini akan menduduki peringkat pertama anak paling disayang se-Olimpus..."

Hening sejenak.

"Anak Dewi Demeter?" Tanya Seiya, kurang mengerti.

"Demeter itu adalah bibi saya, dan berarti jika beliau mempunyai anak, anak itu adalah sepupu saya."

Seiya mengangguk paham dan ikut membayangkan bagaimana anak dari Dewi Demeter itu kelak jika berumur 3 tahun. Pipinya yang chubby, gaun lucu dan matanya yang lembut pastilah membuatnya disayang semua orang. Para dewa akan menggendongnya dan berebut membuatnya tertawa, seolah-olah kebahagiaan anak itu adalah kebahagiaan mereka. Tiba-tiba Seiya jadi senang sendiri membayangkannya, seolah-olah dia punya adik perempuan.

Namun hati Seiya berdebar aneh, mengingat apa yang artikel itu cantumkan bahwa mata sepupu Athena itu berwarna hijau zamrud. Zamrud selalu mengingatkannya pada malapetaka yang dulu terjadi. Membuat Seiya memutar memori beberapa tahun yang lalu.

Zamrud membuat Seiya terpana dan mengatakan indah di luar akal pikirannya. Zamrud yang membuat orang tertipu akan keelokannya, dan membunuh apa yang ada. Zamrud yang bengis dan tanpa belas kasih. Semua orang mati hanya karena warna zamrud.

Entah hijau atau zamrud, Seiya merasa anak Dewi Demeter itu kelak...

"Hei, keledai!" ujar Hyoga sambil menepuk bahu Seiya. Pemuda itu kaget setengah mati dan menengadah melihat temannya.

"Dasar bangau! Kau ini mengganggu saja!" tepis Seiya marah. Hyoga tersenyum nakal, "Haaa... Maaf, ya, kalau aku mengganggu..." Hyoga melirik Saori dan Seiya, "...kalian.. hehehe..."

Wajah Seiya memerah dan dia berancang-ancang mengejar Hyoga, apa daya dia sudah berlari ke sungai. "Heeeiii, bangauuu! Awas yaaa?" Seiya berlari mengejar Hyoga, yang mendekat ke arah Shun. Tetapi, dia terantuk batu dan menjatuhi Shun, yang tentu saja kaget. Alhasil mereka jatuh ke sungai bersama-sama. Seiya tertawa terpingkal-pingkal.

Saori tersenyum melihat tingkah laku Bronze Saintnya itu. Meski mereka adalah pahlawan, mereka selalu bersikap apa adanya. Dia tersenyum lagi sembari membaca berita-berita yang lain, diiringin musik tawa riang dan teriakan amarah para Saintnya.

Note-note-note: AAAhhHH... Fic pertama saya... Ini bercerita tentang prolog kelahiran istrinya si Hades (Hades-sama!). Nanti para Saint Athena (ciee) bakal ikut nimbrung di sini (kayaknya udah nimbrung deh). Serukah? Biasakah? Parahkah? Mohon petunjuknya, para senior-senior dan jangan lupa me-review, ya? Biar saya tahu apa aja yang salah dan harus dibenarkan!