disclaimer: 7Seeds milik Tamura Yumi-sensei dan saya hanyalah fans yang selalu menunggu (dengan tidak sabar) volume baru 7Seeds yang diterbitkan Elex hanya dua kali dalam setahun *meratap*
A/N: Fic ini saya tulis untuk Fanfiction Challenge: A Quote For A Fic di Infantrum, dengan quote: "Manusia itu akan jadi orang yang paling bahagia kalau dia punya sesuatu yang bisa disesalinya." – Semimaru; 7Seeds vol. 17.
Btw, ada yang tahu ini dari POV siapa? ^_^
Berkaca Pada Bayangan
.
Kau berdiri di sana, bertahan pada utas terakhir kenangan,
Mencari rupa yang hilang begitu saja dari sketsa kehidupan
.
Ango. Ango. Ango –
.
Kujemput maut bukan untuk menjeratmu dengan perkabungan berkepanjangan,
Menggumam sesal dan pencarian tak berujung pada setiap hari
.
Hari-mu.
.
Kututup usiaku pada hitungan ketujuh belas bukan untuk
Melihatmu keliru memanggil gadis itu dengan sebutan dan
kebiasaanku; sungguh –
Bagaimana bisa kau tak mengenali perbedaan lelaki dan perempuan?
.
Meski aku sedikit senang karena kau tak lagi mengigaukan galau:
Berjalan tanpa sadar dalam kelam malam, merapal namaku
Seolah mantra penangkal realita
Apa hidup sebegitu abu-abu?
.
Ango. Ango. Ango –
.
Kau bangun istana pasir baru dari puing labirin yang sama,
lagi dan lagi menyeret langkah dalam arah yang salah
.
Siapa sesungguhnya yang kau cemaskan mabuk lautnya?
Siapa itu yang kau hadirkan dalam sudut ingatan saat
kau katakan "Kau tak pernah bisa menyalakan api unggun"
Siapa yang tengah kau cari pada pantulan mata gadis itu?
.
Ango. Ango. Ango –
.
Penyesalankah itu, membenamkanmu dalam ketiadaan
selagi kau bahkan belum berhenti bernafas?
Penyesalankah itu, menahan kesadaranku di rasi keabadian
Mengeja hening saat abad bergemerisik lewat?
.
Tanpa raga. Tanpa apa.
.
Kenapa kau masih saja mencariku, Ango?
.
Kubentangkan asa agar kau tiba pada masa depan,
Pada kebebasan yang tak pernah kita kecap
Dalam penjara putih bernama institusi
.
Semoga kau temukan kebahagiaan
Semoga kau temukan pengharapan
Semoga ...
.
Tak ada keraguan sedikit pun di tanganku saat
Memotong tali pengamanku sendiri
Kesadaran memudar, dan aku jatuh dalam rengkuhan maut di dasar gua yang gelap itu –
.
Kau tak bisa melihat senyuman terakhir di wajahku, Ango.
.
Karena kau akan pergi ke tanah yang dijanjikan
Pergi ke cita-cita kita, kampung halaman yang selalu
Didendangkan dalam setiap ajaran dan ancaman
Para guru yang membunuhi kita satu per satu
.
Akan kau temui keluarga yang baru
Akan kau temui dunia tanpa
Jebakan, pengkhianatan, penelikungan fakta
Andai saja kau buka mata sepenuhnya
.
Ango. Ango. Ango –
.
Berhentilah menepi pada ilusi. Gadis itu bukan aku;
Takkan pernah bisa menjadi aku yang telah
Kau anggap adik laki-laki sendiri
Kita yang bahkan tak bisa mencerna makna kata orangtua
.
Haruskah kau habiskan sisa usia mengukirkan hitam dan merah?
Haruskah? Lantas untuk apa kubuang
Kesempatan untuk mengejar dunia luar?
.
Gerammu terhenti pada halaman tua yang itu juga
.
Tak ada mimpi yang tak berakhir
Pun mimpi buruk yang kau rawat dengan setia
Kau pupuk dengan untai dendam dan duka
.
Cepatlah
Bangun
Terjagalah
Segera
.
Ango. Ango. Ango –
.
Aku hanya memiliki hari kemarin
Dan kau cuma mempunyai hari esok.
A/N: Doc Manager keterlaluaaaaaaan *sobs* Format yang udah saya bikin rapi-rapi dimakan semua, terpaksa pakai format geje macam ini TT_TT
Format yang lebih mendekati format awal yang saya tulis ada di sini: http:/mesti (dot) multiply (dot) com/journal/item/187/Fanfic_Berkaca_Pada_Bayangan
Edit: Fanfic ini sudah saya edit lagi (diakal-akalin biar mirip dengan format aslinya).