The Memories Of You With Me
By Daisuki Hana
Fandom :
*#* Naruto *#*
Disclaimer :
*#* Masashi Kishimoto *#*
Rating :
*#* T *#*
Genre :
*#* Romance *#*
*#* Drama *#*
*#* Angst (Ngawur!) *#*
Pairing :
*#* Uchiha Sasuke and Uzumaki Naruto *#*
Warning :
*#* OOC (mungkin), romance-nya terlalu soft (malah jadi gak kelihatan romance kali = ='), dkk *#*
Don't Like? Don't Read!
Naruto POV
"Sedang apa kau di sini?" Aku menoleh ke arah sumber suara itu. Benar, Kyuubi, kakakku. Aku pun kembali memandang bintang-bintang yang bertaburan di langit malam. Aku yakin, Kyuubi pasti menatap sendu ke arahku. Walaupun tertutup oleh wajah garangnya khas, tetapi aku bisa merasakan auranya. Aneh memang, tapi ya, seperti itulah.
"Sudah 2 minggu kau tidak masuk sekolah. Kalau kau tidak lulus bagaimana nanti? Hanya menyusahkan saja," ucap Kyuubi ketus. Walaupun begitu, ia masih peduli padaku. Untuk apa, sih, aku dipedulikan? Pengemis jalanan saja kau tak pedulikan sama sekali. Tapi, memang sifatnya seperti itu. Hanya orang-orang terdekatnya saja yang ia pedulikan.
Ia berjalan mendekatiku. Kini, ia berada di sampingku. Aku mengerling ke arahnya sebentar dan kemudian melanjutkan acara memandangi bintang yang sempat tertunda. Mengganggu saja orang tengik yang berada di sebelahku ini!
Ah, aku jadi teringat masa-masa di mana aku bertemu dengan'nya'. Cih, seenak jidatnya saja ia meninggalkanku begini. Ingin ku memarahi'nya'. Tapi percuma saja.
Aku menatap sendu ke langit malam yang cerah. Aku tak peduli dengan ocehan kakakku yang menurutku sama sekali tidak berguna. Perlahan, aku menutup mataku, merasakan angin malam yang menerpa wajahku. Aku mencoba mengingat saat pertama kali aku bertemu dengan'nya'.
Flashback
Normal POV
29 Maret 2011 (21.00 WKP)
Langit malam yang gelap namun bercahaya akibat mendapat sinar bintang-bintang kecil tampak begitu sempurna. Di bawah itu semua, tampaklah sebuah rumah, yang bahakan tak bisa disebut dengan nama rumah. Mobil-mobil mewah berjejer di halaman rumah itu. Halamannya memang sangat luas. Bukan sepertinya, tapi memang, pemilik rumah itu sedang mengadakan pesta. Uchiha. Sebut saja keluarga yang menempati rumah itu dengan nama Keluarga Uchiha. Keluarga itu sedang merayakan ulang tahun perusahaan utamanya, Uchiha Corp. Mari, kita lihat ke dalam!
Tamu-tamu undungan, yang semuanya adalah orang-orang kaya, tampak memenuhi ruangan dansa yang luas dan mewah. Tak sedikit barang-barang antik yang menghiasi ruangan itu. Musik mengalun pelan, mengiringi berpasang-pasang manusia yang sedang berdansa. Tak semua tamu undangan berdansa, ada juga yang sedang menyantap hidangan pesta. Percakapan ringan para ibu-ibu pun lumayan terdengar di ruangan itu.
Di beranda, tampak seorang laki-laki berambut pirang menyendiri dari keramaian pesta. Ia memejamkan matanya, merasakan angin malam yang menerpa wajah tannya. Rambut pirangnya berkibar terkena hembuan angin malam. Perlahan-lahan, ia membuka matanya. Menampakkan sepasang iris biru safir. Saat melihatnya, solah dapat melihat samudra dan langit bersamaan.
"Sedang apa kau di sini?" Tiba-tiba, suara baritone datang memecah keheningan malam di beranda itu. Refleks, laki-laki pirang yang memang satu-satunya manusia yang ada di beranda itu menoleh ke asal suara. Si pemilik suara pun berjalan hingga berdiri di samping laki-laki pirang itu. Si pirang hanya menatap laki-laki gelap di sampingnya.
"Sedang apa kau di sini?" ulang laki-laki gelap itu lagi.
"Sedang menikmati tenangnya malam," jawab si pirang seraya mengalihkan pandangannya menjadi ke arah langit malam yang cerah.
"Kenapa kau tidak berdansa?" tanya laki-laki gelap itu lagi, tetapi kali ini sambil memandang laki-laki di sebelahnya.
"Membosankan."
"Hei, mau berdansa denganku?" Si pirang membelalak kaget dan kemudian menatap tidak percaya pada laki-laki di sebelahnya. 'Apa dia gila?' tanya si pirang dalam hati.
Sementara si pirang masih bingung tak karuan, laki-laki gelap itu pun berlutut di depan si pirang dan kemudian menggenggam telapak tangan si pirang. Kelakuannya ini semakin membuat si pirang bingung. Tak lama kemudian, ia mengecup lembut punggung tangan si pirang. Si pirang buru-buru melepaskan tangannya yang tadi digenggam oleh 'laki-laki gila' yang ada dihadapannya dengan wajah yang sedikit memerah.
"KAU INI BENAR-BENAR GILA! AKU LAKI-LAKI SEPERTIMU JUGA!" teriak si pirang frustasi. 'Laki-laki gila' itu pun kembali berdri tegak dan kemudian mengamati si pirang dari ujung rambut hingga ujung kaki.
"Hmm… Ku kira kau ini perempuan. Habis kau imut, sih," ucap pantat ayam blak-blakan. Pantat ayam? Lihat saja rambutnya dari samping atau belakang. Persis pantat ayam atau bebek. Entahlah. Yang jelas, jika author melihatnya, rasanya ingin dijambak-jambak dan disetrika agar lurus (?). Okay, back to story. Bagaimana reaksi sang pirang? Pertama-tama, ia tadi sempat blushing karena mendengar kata 'imut' terlontar dari bibir laki-laki yang ada dihadapannya. Kedua, setelah blushing, sepertinya ia marah. Mau dikemanakan harga dirinya sebagai laki-laki tulen yang dapat menjaga perempuannya jika ia dibilang 'imut-imut uke' oleh orang lain. Si pirang menundukkan kepalanya dan mengepalkan tangannya. Entahlah bagaimana ekspresinya sekarang, karena wajahnya tertutup oleh poni pirangnya. Si pantat ayam hanya mengangkat bahunya.
"TEMEEEEE! AKU INI LAKI-LAKI, BODOH! JANGAN SEMBARANGAN BILANG AKU IMUUUTTTT! AKU GAK TERIMAAA!" teriak si pirang tepat di depan wajah si pantat ayam yang tentu saja menghasilkan hujan lokal. Si pantat ayam hanya mengelap wajahnya dengan sapu tangan yang memang sengaja dibawa laki-laki saat acara-acara resmi.
Si pirang melangkah gontai menuju pintu yang menghubungkan beranda itu dengan ruang dansa. Masih sempat pula ia menjulurkan lidahnya pada si pantat ayam sebelum benar-benar masuk ke ruang dansa dan tertelan oleh lautan manusia yang ada di dalamnya. Si pantat ayam hanya menatap lautan manusia yang berada di ruang dansa yang merupakan tempat menghilangnya sosok si pirang. Ia menyeringai tipis, menambah kesan tampan pada wajahnya yang putih.
30 Maret 2011 (08.40 WKP)
Di Konoha Senior High Academy (KSHA), atau lebih tepatnya di kelas 10.2 jurusan IPA, tampaklah anak-anak liar sedang bernyanyi-nyanyi gaje. Hmm… Sepertinya mereka sedang menyanyikan lagi opening Spongebob Squarepants. Yare-yare~
Padahal, jam pelajaran sudah dimulai sejak 10 menit yang lalu. Tapi, yah, begitulah. Sekarang adalah jam pelajaran fisika yang diajar oleh walikelas mereka sendiri, Hatake Kakashi. Seperti biasanya, guru mesum itu memang selalu datang terlambat saat masuk kelas. Alasannya pun sama sekali tak masuk akal.
Setelah selesai menyanyikan lagu kebangsaan (opening Spongebob Squarepants), para murid kelas 10.2 duduk di bangku mereka masing-masing, disebabkan karena Kakashi sudah berada di ambang pintu kematian, err- ralat, di ambang pintu kelas 10.2. Kakashi pun kemudian masuk ke kelas 10.2 dengan langkah madesu. Ia meletakkan buku-buku yang ia bawa di meja guru. Para murid hanya mengamati sensei-nya itu dengan tatapan nafsu, err- maksudnya, tatapan bingung. Biasanya, sebelum meletakkan buku-bukunya di meja guru, Kakashi akan mengucapkan apalah gitu. Tapi, sekarang tidak.
Tiba-tiba, ada seorang anak laki-laki berambut coklat dan memiliki tato segitiga merah di pipinya mengangkat tangannya. Dengan malas, Kakashi menatap anak itu. "Opo meneh, Kiba?" tanya Kakashi dengan Bahasa Jawa yang entah ia belajar dari mana pada anak yang telah kita ketahui bernama Kiba.
"Kok, sensei diem aja?" tanya Kiba polos. Para murid yang lain hanya bisa sweatdrop-ria mendengar pertanyaan yang terlalu blak-blakan dan polos itu.
"Patah hati," jawab Kakashi singkat, padat, jelas.
'Tuh, kan, bener!' koor para murid dalam hati. "Sama Anko-sensei, ya?" tanya murid yang lain. Akan tetapi, yang kali ini perempuan berambut pink dengan aksen bando putih berhiasan pita pink seperti warna rambutnya. Matanya berwarna emerald. Kulitnya putih, dengan gaya yang imut-imut gimana gitu, manambah kesan manis padanya. Tapi, maaf, jidatnya lebar. Eits, jangan salah sangka dulu. Walaupun jidatnya lebar, di dalamnya terdapat otak yang benar-benar encer. Ia selalu masuk tiga besar di kelasnya. Ya, walaupun ia selalu kalah dengan orang jenius tapi pemalas (?) di kelasnya, yaitu Nara Shikamaru. Baik, mari kembali ke cerita. Perempuan berambut pink itu bernama Haruno Sakura.
"Hhh… Kalo aku jujur, iya. Kalau aku bohong, tidak," jawab Kakashi malas. "Baiklah, tidak ada komentar lagi, sekarang kita mulai pel-" ucapan Kakashi mendadak terhenti saat terdengar suara ketukan pintu. Dengan malas, Kakashi berjalan menuju pintu kelas 10.2 bagian depan dan kemudian membukanya (sejak kapan ditutup?). Para murid hanya melihat sensei-nya berbicara sendiri. Sebenarnya, Kakashi sedang berbicara dengan seseorang. Akan tetapi, sosok dari lawan bicara Kakashi tak terlihat dari dalam kelas, sehingga para murid menganggap sensei-nya itu sedang berbicara sendiri (murid-murid yang baka… *plak*).
"Baiklah, Sasuke, masuk!" perintah Kakashi setelah kembali duduk manis di kursi guru. Seorang anak laki-laki pun masuk ke dalam kelas 10.2 lewat pintu (?). Mata onyx-nya dapat memikat secara otomatis (?) hati perempuan yang melihatnya. Wajah putih tanpa nodanya sungguh menawan. Tapi, yang menyebalkan adalah gaya rambutnya yang entah bawaan atau dimodel dengan gaya melawan arah gravitasi sehingga membentuk pantat ayam. Walaupun begitu, tetap saja semua perempuan yang berada di dalam kelas itu terpesona dengan makhluk ciptaan Tuhan yang ada dihadapannya saat ini.
BRAK
Tiba-tiba, seorang anak laki-laki yang duduk paling pojok belakang menggebrak mejanya. Perhatian para murid pun teralihkan ke arah laki-laki yang menggebrak meja tadi. Ciri-ciri laki-laki penggebrak meja (?) tadi? Rambutnya kuning jabrik. Mata safirnya jernih. Kulitnya berwarna tan. Di pipinya terdapat masing-masing tiga goresan seperti kumis kucing, sehingga menambah kesan 'imut-imut uke' padanya.
Si pirang atau sebut saja dengan nama Naruto itu pun menunjuk-nunjuk si anak baru dengan nistanya. "Ka- kau, kan, yang waktu itu!" ucap Naruto terbata. Para murid termasuk Kakashi pun mengalihkan pandangannya ke arah anak baru itu dengan pandangan tanda tanya. Akan tetapi, si anak baru hanya menatap dingin ke seluruh penjuru kelas.
Sang penyelamat, Kakashi, pun mencairkan ketegangan yang ada di dalam kelas itu, "Sudahlah, sekarang perkenalkan dirimu," ucap Kakashi dengan madesunya pada anak baru itu.
"Hn, aku Sasuke Uchiha pindahan dari Oto," ucap anak baru yang diketahui bernama Sasuke Uchiha, atau sebut saja Sasuke. Para murid hanya cengok mendengar perkenalan diri yang singkat, padat, tapi enggak jelas. Kakashi hanya maklum dan kemudin menyuruh Sasuke duduk, "Baiklah, kau duduk di sebelah pirang berisik itu saja." Sasuke pun berjalan dengan angkuhnya menuju bangku yang dimaksud Kakashi tadi.
"AKU GAK TERIMA SENSEI!" teriak Naruto sekuat tenaga. Namun Kakashi pura-pura tidak mendengarnya dengan gambar-gambar gaje di papan tulis (guru apaan, nih?).
Karena sudah kehabisan tenaga, Naruto pun pasrah saat Sasuke duduk di sebelahnya dengan gaya menyebalkan menurut Naruto.
Naruto POV
Hah! Bodoh amat! Masa' harus sebangku sama pantat ayam bin mayat bin irit kata bin gay bin bla bla! Gila! Hari-hariku yang indah bakalan jadi hari yang buruk, nih, pas dia dateng! Lihat saja kau Teme jelek!
End of Flashback
Masih Naruto POV
Aku tersenyum sendiri saat mengingat masa-masa itu.
"Hoi! Kok ngelamun!" teriak Kyuubi sambil mengibas-ngibaskan tangannya di depan wajahku. Kaget. Aku langsung lari ke tempat tidur oranyeku. Aku tersenyum mendadak pada Kyuubi yang masih berada di depan jendela.
"Besok aku bakal sekolah!" 'Dan menguak kembali ingatanku tentang'nya'!' lanjutku dalam hati. Ahahahaha… Aku gila (=='). Kyuubi hanya cengok mendengar ucapanku. Ekspresi yang sama sekali bukan Kyuubi. Nyahahaha~
"Ya udah, met tidur," ucapnya padaku seraya membelai rambut pirangku. Aku hanya tersenyum dan kemudian menutup seluruh tubuhku dengan selimut biru tuaku. Biru tua? Bukankah tidak nyambung dengan kasurku yang berwarna oranye? Ada rahasia di balik rahasia. Besok, akan aku coba mengingat tentang'nya' lagi! Yeah~!
Normal POV
Naruto pun pergi ke alam mimpi, di mana biasanya ia dapat bertemu dengan pujaan hatinya yang kini tinggal kenangan. Mulai besok, Naruto akan menguak ingatan tentang sang pujaan hati ketika bersamanya.
Sampai bertemu besok, semua. Semoga mimpimu indah seperti pangeran pirang tidur yang satu ini. ^^
~TBC~
Yeah~ Chappie 1 jadi! Fufufufu… Maaf kalo pendek, gaje, abal, minim deskripsi, dkk… Pokoknya saya mohon maaf… Saya juga belum SMA, jadi nggak tau gimana kelas-kelas di SMA... Maklum, ya ^^
Yeah~ Untuk Kanari Hoshi-chan, ini fic yang aku maksud. ^^ Maaf, ya, kalo jelek… Tapi, mohon dibaca…
Kata-kata terakhir saya,
Review, Flame, or Delete This Fic? Terserah pada anda sekalian. ^^