AITAKUTE, AITAKUTE…

Disclaimer: Masashi Kishimoto sensei

This fic belong to : Kanon1010

Pairing : Uchiha Sasuke X (female)Uzumaki Naruto

Slight GaaFemNaru

a/n : segala warning dan keterangan lainnya ada di beberapa chapter sebelumnya.

.

.

Hurt 11 : FINALE

Selang beberapa menit dari terakhir Sara menelpon Kyuubi, tak lama kemudian pemuda berperawakan tampan tersebut turun dari mobilnya dan menghampiri kedua makhluk bergender wanita tersebut, dimana keduanya sedang saling bercakap satu sama lain. Sejenak Kyuubi menghentikan langkahnya karena melihat pemandangan yang baru kali ini ia lihat.

Dan seulas senyum lembut menghiasi wajah tampan tersebut.

"Kyuu-niii!" teriak Naruto yang ternyata melihat kehadiran kakaknya dari kejauhan.

Kyuubi menghampiri keduanya dan merebut minuman yang sedang berada di tangan Naruto. Naruto sedikit merengut karena Kyuubi tanpa ijin telah mengambil minumannya begitu saja.

"Ih, buang ke tempat sampah donk Kyuu! sudah habis baru kau kembalikan padaku." wajah merengut Naruto membuat Kyuubi semakin ingin mengusili adiknya tersebut.

"Itu kan milikmu, jadi kau yang buang donk." wajah acuh Kyuubi semakin membuat Naruto ingin mengacak-ngacak rambut orange kemerahan itu.

"Tapi, yang menghabiskan Kyuu-nii, harusnya kyuu-nii yang buang."

Melihat tingkah kedua kakak-beradik itu membuat Sara tersenyum. Ia memadang jauh ke langit seraya ia membatin mengapa ia tidak menerima Naruto dari dulu, jika saja ia sudah melakukan hal ini dari dulu mungkin selama ini ia akan hidup bahagia bersama suami dan anaknya. Bukannya hidup dalam keluarga yang hancur dan hidup penuh kepedihan yang selama ini ia lalui.

"Sudah Kyuu, berhenti mengusili adikmu. Lebih baik kita pulang sekarang, tampaknya Naru-chan sedikit kurang sehat mungkin kelelahan." ujar Sara menengahi pertengkaran keduannya.

Kyuubi yang mendengar Naruto kurang sehat langsung menatap adiknya itu dengan intensif, seakan takut jika penyakit lama adiknya akan muncul kembali.

"Kita pulang sekarang." tanpa basa-basi lagi, Kyuubi menggandeng tangan Naruto dan tangan sebelahnya membawakan belanjaan sang ibu dan membawa mereka berdua pulang.

Setelah sampai di rumah, Kyuu menyuruh Naruto langsung beristirahat dan berniat menelpon Shikamaru untuk memeriksakan keadaan Naruto. Naruto yang merasa tingkah Kyuubi agak berlebihan segera mencegah hal tersebut. Sara hanya bisa melihat dari jauh sikap Kyuubi yang sangat sister complex.

..

..

..

….

Hari pun berganti, dan Naruto berpamitan dengan keluarga ayahnya setelah menginap selama dua malam. Bagaimanpun juga ia memiliki rumah sendiri dan rumahnya tersebut tidak ada yang merapihkan, sudah dipastikan debu mulai menumpuk.

Saat sedang merapikan barang-barang, tiba-tiba Naruo mendapat telpon dari Sasuke yang mengajaknya bertemu di sebuah rumah makan di dekat taman kota, segera saja Naruto mengiyakan ajakan Sasuke. Ada rasa senang dalam diri Naruto karena bisa bertemu dengan Sasuke, setelah ia berjanji akan menghubungi Naruto tetapi tak dilakukan pria berambut emo tersebut.

Jadi, sebelum Naruto pulang kerumahnya, ia bertemu Sasuke terlebih dahulu karena searah daripada harus bolak-balik.

Tring….

Bunyi lonceng yang tergantung di atas pintu rumah makan tersebut, memberikan tanda kedatangannya. Dengan disapa oleh seorang pelayan Naruto tersenyum dan mengatakan bahwa ia sudah janjian dengan seseorang, sang pelayan lalu undur diri.

Tak jauh dari ia berdiri, sebuah meja yang terletak di dekat jendela kaca yang besar. Sudah duduk dengan tenang Sasuke bersama secangkir kopi yang Naruto tebak pasti kopi pahit tanpa creamer dan gula.

"Sudah lama menunggu?" Naruto menarik kursi di depan Sasuke dan duduk berhadapan dengan Sasuke.

"Hn,"

"Jadi, ada apa kau mengajakku kemari?" Naruto langsung to the point menanyakan alasan kenapa Sasuke mengajaknya kemari.

"Pesan dulu," Sasuke menarikan tangannya dan memanggil salah satu pelayan yang bertugas.

Tak lama kemudian pelayan dengan rambut merah tersebut menghampiri meja Sasuke dan Naruto.

"Ya, ada yang bisa saya bantu?"

"Hm saya pesan segelas orang juice dan pudding karamel ya," jawab Naruto langsung ke menu kesukaannya.

"Baik, ada lagi yang lain?" Naruto menatap Sasuke, dan Sasuke tak memberikan respon apa-apa.

"Saya rasa itu saja,"

"Baik tunggu sekitar 8 menit, kalau ada perlu lagi, silahkan panggil saya." pelayan tersebut mengundurkan diri dan memberikan pesanan Naruto kepada petugas yang di dapur.

..

"Jadi Sasuke, ada apa?"

"Hn."

"Haisss masa gak ada apa-apa. Apa pekerjaanmu telah selesai? kudengar dari Kyuu-nii kalau Itachi-nii sedang sibuk ya?"

"Hn."

"Oh begitu,"

Keheningan melanda keduannya. Sungguh Naruto sekarang bingung mau berbicara apa, karena Sasuke hanya menaggapi ucapannya dengan gumaman kebanggaanya itu dan juga ia masih belum mendapatkan jawaban kenapa Sasuke mengajaknya ke tempat ini.

"Aku, hanya ingin bertemu denganmu. Kemungkinan beberapa hari kedepan akan susah bertemu denganmu."

Sasuke menjawab pertanyaan Naruto karena merasa gadis dihadapannya masih penasaran dnegan alasan ia menggundangnya datang kemari.

"Kan, masih bisa lewat telepon atau sms." balas Naruto sambil menyendokan potongan terakhir pudding karamel tersebut.

"Beda."

"Beda? apanya yang beda?"

"Hn."

"Dasar kau ini masih saja teme," Naruto mendengus sambil tersenyum kecil.

"Dan kau masih tetap dobe seperti biasannya."

Kebersamaan itu sangat dinikmati oleh keduannya. Sudah lama mereka tidak merasakan perasaan semacam ini, meskipun Naruto masih belum bisa sepenuhnya membuka kembali hatinya untuk Sasuke. Dan Sasuke yang merasakan hal itu tak mau menyerah, karena ia telah berjanji dengan dirinya sendiri kalau ia akan menjadikan Naruto wanita terakhir dalam hidupnya.

..

..

..

Pagi baru di ahri yang baru disambut dnegan rinai hujan yang cukup deras membasahi seluruh Konoha. Dengan sedikit malas bangun karena cuaca sangat mendukung untuk bermalas-malasan di tempat tidur, namun segera ia tepiskan pikiran itu, karena ia harus kembali ke TK untuk mengajar.

Tinn…Tinnnn….

Suara klakson mobil dari luar rumahnya membuat Naruto menghentikan sementara kegiatannya merapikan baju yang akan ia kenakan. Ketika ia membuka pintu, tampak Gaara bersama adiknya Sasori datang menjemputnya. Segera saja Naruto bersiap-siap untuk berangkat.

Setelah memastikan rumahnya dalam keadaan aman dan tak ada barang yang tertinggal, ia menghampiri mobil Gaara dan buru-buru masuk agar tidak kehujanan.

"Selamat pagi ka Naru." sapa Sasori dengan senyum ala bonekanya.

"Pagi juga Sasori, pagi Gaara." sapa Naruto pada sosok replika Sasori versi dewasa.

"Hm, pagi." balas Gaara melajukan kendaraannya menembus hujan di tengah pagi hari ini.

Naruto kembali mengajar di TK dan disambut dengan suka cita dari anak-anak karena memang sudah agak lama Naruto cuti dari pekerjaannya tersebut.

..

..

Kita skip saja apa yang sedang dilakukan Naruto di TK, kita lihat kedalam sebuah bangunan tingkat 60 dimana berdiri perusahaan yang dipegang oleh kedua Uchiha bersaudara. Saat ini sang bungsu Uchiha alias Sasuke sedang rapat bersama calon kaka ipar dan calon mertuanya *upss* hanya keputusan sepihak dari Sasuke.

"Jadi, proyek ini akan berjalan sesuai tenggat waktu dan saya harapkan hubungan baik antara Namikaze dan Uchiha akan terus berjalan demi kelangsungan proyek ini. Saya ucapkan terima kasih." Sasuke menutup rapat tersebut sambil sejenak menundukan dirinya dan berdiri kembali, lalu ia mendapatkan tepukan tangan dari seluruh dewan direksi.

Senang, tapi tak nampak dari wajah stoicnya itu. Sedangkan Kyuubi malas-malasan memberikan tepukan tangan untuk Sasuke. Setelah itu, semuanya meninggalkan ruangan rapat satu persatu.

Minato menghampiri Sasuke dan menepuk pundak anak muda tersebut. "Selamat Sasuke, semoga proyek ini segera selesai. Jika ada waktu berkunjunglah ke rumah untuk makan bersama ajak juga Itachi bersamamu."

"Hn, apakah ini undangan khusus dari calon mertua?" dengan percaya diri tingkat akut Sasuke mengatakan hal tersebut.

Minato, terkejut sebentar kemudian tertawa kecil karena telah mencerna maksud perkataan Sasuke. "Well, bisa juga tapi, tetap itu ada di tangan anak gadisku itu dan pria di ujung sana." tunjuk Minato ke arah Kyuubi yang sedang memelototinnya.

"Hn, kurasa untuk yang satu itu cukup sulit." Sasuke melirik sekilas dengan ujung matanya melihat ke sosok Kyuubi yang berdiri dengan angkuhnya.

"Berusahalah Sasuke, apapun yang putriku pilih aku merestuinya. Termasuk jika ia memilihmu." pria paruh baya dengan sebelah mata tertutup itu menepuk pundak Sasuke sekilas dan berlalu meninggalkannya.

Tak lama kepergian Minato, Kyuubi menghampiri Sasuke dan menatapnya tajam.

"Eh, anak ayam jangan kira bisa dengan mudah mendapat restu pria tua itu ya kau harus mendapatkan perijinanku dulu sebelum mendekati himeku!"

Pletak….

Itachi memukul kepala Kyuubi, bukan tak sengaja ia lakukan justru ia sengaja melakukan itu. Naluri sebagai seorang kakak membuatnya melakukan hal tersebut, bagaimanapun juga ia ingin Sasuke bisa mendapatkan kembali kebhagiaannya.

"Apa yang kau lakukan keriput!" Kyuubi sedikit geram dengan perlakuan Itachi yang seenak jidatnyamukul kepala seorang Namikaze Kyuubi.

"Hn, ada nyamuk." balasnya sekenanya.

"Keripuuttt! sini kau kubuat keriputmu semakin banyak." Kyuubi melupakan Sasuke dan malah mengejar Itachi yang sudah melenggang pergi meninggalkan ruang rapat.

Sekarang tinggal Sasuke yang terheran melihat tingkah Kyuubi dan kakaknya. Meskipun begitu ia tau kalau Itachi sedang mengalihkan perhatian Kyuubi, dalam hati ia berterima kasih kepada Itachi.

..

..

Hujan masih menguyur kota, genangan air tercipta di berbagai jalan yang tak rata. Sekolah memang sudah bubar sejak sejam lalu, tetapi karena ada rapat antara guru-guru ia pulang terlambat.

"Lupa bawa payung?" tegur Tenten yang melihat Naruto masih berdiri di depan loby.

"Iya, tadi pagi di jemput makanya lupa bawa payung." keluh Naruto dengan wajah sengaja dibuat lemas.

"Kalau begitu bareng saja, mau?" tawar Tenten.

Sejenak Naruto berpikir, tapi langsung ia tolak tawaran dari Tenten dengan alasan ia sudah menelpon kakaknya untuk menjemput. Setelah kepergian Tenten meninggalkan Naruto sendirian di loby sekolah berserta petugas kebersihan, tak berapa lama kemudian hujan mereda.

'Hm, sudah lama tak bermain hujan.' ujar Naruto dalam hati dan iapun menerjang rintik hujan tersebut dengan riang, seakan-akan kembali saat masih sekolah dulu.

..

..

'Akhirnya bisa bermain hujan juga.' ucap Naruto sambil meneteng tas sekolahnya dan berlari kecil menerjang rintik hujan. Ia membiarkan pakaian sekolahnya basah terkena rintik hujan.

Saat lagi asiknya bermain dengan genangan air, ia merasa tiba-tiba hujan berhenti.

"Berhenti berbuat bodoh dobe. Kau mau sakit hah?"

Ternyata itu adalah suara Sasuke yang sedang melindungi kepala Naruto dengan jaketnya. Sehingga mereka berdua berada dalam jaket Sasuke. Bukannya berblushing ria seperti reaksi kebanyakan, Naruto malah memberikan cengirannya dan menyingkirkan jaket Sasuke.

"Sekali-kali gak apa-apa teme, cobalah nikmati ini kapan lagi bisa bermain hujan seperti ini?" Sasukepun pasrah dengan apa yang dikatakan Naruto, ia mengalah saja dengan kekeraskepalaan kekasihnya itu dan senyuman maklum pun mampir di wajah tampannya.

"Hn."

Mereka berdua berjalan bersama dengan dipayungi rintik hujan. Membuat bebrapa pasang mata menatap iri dengan sepasang kekasih tersebut, dan Sasuke tak memperdulikan betapa tidak Uchiha sikapnya kali ini. Selama bisa membuat Naruto tersenyum ia akan melakukan apapun…..

Ya apapun itu…

..

..

..

Naruto sedikit tersenyum simpul mengingat kejadian tersebut, saat itu ia memang naif dan menganggap semua menyenangkan dan akan berjalan sesuai apa yang ia harapkan. Telepas dari belenggu kegelapan dan diberikan cahaya oleh seseorang membuat Naruto sangat…. sangat menaruh pundaknya pada sosok tersebut. Namun lagi-lagi ia dikembalikan kepada kegelapan tersebut.

Mengingatnya membuat Naruto kembali tersenyum sedih.

"Berhenti berbuat bodoh dobe. Kau mau sakit hah?" tiba-tiba kalimat yang sama, suara yang sama terdengar dibelakangnya.

Ketika Naruto menengok ia melihat sosok Uchiha Sasuke sedang memayunginya. Bedanya sekarang dengan payung bukan jaket. Sontak membuat Naruto kaget dengan kehadirannya yang tak terasa. Tanpa bisa dicegah ia tertawa melihat hal tersebut.

"Hahahah bisa ya, hahahah perutku sakit." Naruto masih tertawa hingga mengeluarkan air mata sedangkan Sasuke menatap bingung gadis dihadapannya.

"Apa yang lucu, hn?"

"Ma-maaf hahahaha kau tau Sasuke, baru saja aku teringat kejadian saat kita masih sekolah dulu. Eh, sekarang malah kejadian Bedanya sekarang kau dengan payung dulu dengan jaket." Naruto mengusap air matanya dan terenyum geli.

"Hn, kalau begitu kita lakukan saja seperti dulu." Sasuke menutup payungnya dan membuangnya sembarangan.

"Eh, apa yang kau lakukan Sasuke?"

"Ikut bermain hujan. Dulu ada yang pernah bilang, sekali-kali main hujan gak apa-apa kapan lagi bisa melakukan hal ini." Sasuke dengan acuhnya berkata sesuatu yang membuat rona merah tercetak di pipi Naruto.

"Cih, dasar teme."

"Hn."

Kejadian itupun terulang lagi, dengan setting yang berbeda dan status yang berbeda namun keadaan yang sama. Naruto melirik sekilas ke samping dimana Sasuke berjalan berdampingan dengannya, helaan napas dilakukannya dan ia tersenyum simpul.

'Toh, Sasuke sudah berubah sekarang.' batin Naruto dan kembali menikmati suasana nostalgia tersebut melupakan kesenduan yang datang sesaat tadi.

"Naruto," Sasuke memecah keheningan diantara mereka berdua.

"Hm ada apa?"

"Bisakah kita memulai lagi hubungan itu dari awal?" Sasuke berharap sedikit akan kembalinya jalinan yang pernah terputus tersebut.

"Entahlah Sasuke, aku masih sedikit…takut." Naruto memegang erat bajunya.

"Bagaimana jika dilakukan dari awal seperti dulu."

"Maksudnya?" Naruto menjadi bingung dengan Sasuke yang mendadak banyak bertanya.

"Uzumaki Naruto, mulai besok kau harus menjadi kekasihku tanpa komentar dan penolakan." Sasuke menunjuk Naruto dengan gaya memerintah sama seperti saat pertama kali Sasuke berkenalan dengan Naruto dan ia langsung menembak Naruto.

Naruto mendengus dan tertawa kecil dan membalas. "Maaf anda siapa ya?"

Hening sesaat, lalu keduanya tertawa mendengar jawaban Naruto yang sama seperti dulu. Nampaknya ending tak selalu dengan kejadian mereka akan langsung bersama, bukankah semuanya membutuhkan proses dan itu yang akan terjadi dengan mereka berdua.

Naruto dan Sasuke memulai kembali dari awal, membangun kembali jalinan tersebut meskipun membutuhkan waktu. Tapi keduanya sangat menikmati momen berlangsungnya proses tersebut.

Bagaimana dengan para kesatria Naruto? tentu saja mau tak mau mereka mengakui kedua insan tersebut selama sang pangeran tak melukai sang hime, semua akan berjalan baik-baik saja. Asalkan pondasi saling percaya, kasih sayang, dan kesetiaan terus berdiri tegak semuanya bisa terlewati.

..

..

..

..

FIN

..

..

Pojokan Kanon1010 :

YATTA! akhirnya tamat juga. Maksa ga sih endingnya? jujur kalau ini diterusin bisa keluar dari jalur plot yang kanon buat, banyak melenceng. Jadi daripada ceritanya makin ga jelas akhirnya kanon berikan ending di chapter ini. so jangan ada yg protes sama endingnya yang terkesan cuma begini aja ya... daripada kanon panjangin terus makin ga jelas ceritanya, kanon ga suka kaya gitu ^^.

terima kasih buat semua penghuni ffn, khususnya pairing SasuNaru yang telah bersedia membaca fic-fic buatan kanon, udah review, udah follow, udah fav, udah kasih kritik dan saran dan semuanyaa makasih banyak udah setia nungguin fic ini yang terlalu lama di update.

mungkin Kanon ga bisa sebutin satu persatu nama kalian, tapi kalian yang telah mereview dan sebagainya membuat kanon bahagia n_n.

Masih enak dibacakan fic kanon?

sampai jumpa di fic kanon1010 selanjutnya, jangan pernah bosan ya CHUUUP

Kritik,saran, pesan kesan, mengenai ending ini kanon tunggu di kotak review