Marlene's POV
Aku buru-buru berjalan melewati koridor ini. Koridor yang akhir-akhir ini sering kulewati semenjak Skipper harus dirawat di rumah sakit selama dua minggu. Awalnya ia menolak, tapi ia tak berdaya saat dokter dapat mengambil serpihan peluru dari tubuhnya. Kata dokter, sebuah keberuntungan serpihan peluru itu tidak bersarang di bagian organ vital Skipper. Meskipun begitu, dia harus banyak-banyak beristirahat untuk memulihkan kondisinya. Aku tak bisa membayangkan pria aktif macam dia harus menghabiskan waktunya dengan tidur-tiduran di ranjang. Bisa mati bosan nanti, hehe.
Aku menghela napas lega ketika aku menemukan Kowalski, Private dan Rico sudah berada di kamar Skipper. Tapi anehnya, wajah mereka menunjukkan kekhawatiran. Aku menjadi semakin penasaran dan melihat ke ranjang Skipper.
Kosong.
True Love Never Dies
A Penguins of Madagascar Fanfict
Disclaimer: all characters owned by Dreamworks & Nickelodeon
Warning: OOC, humanized chara, gaje, lebay, dll
A/N: this is Marlene's POV, but can be change into Skipper's POV
Epilog
Penguin and Otter
"Guys, kenapa kalian panik seperti itu? Dimana Skipper?" tanyaku bertubi-tubi. Semuanya menggeleng.
"Itulah yang kami khawatirkan, Marlene. Skipper hilang!"
"HAH? Hilang dimana?"
"Kalau aku tahu dia dimana, namanya bukan hilang, bodoh!" seru Rico kesal. Kowalski hilir-mudik di depan ranjang sambil berpikir. Private yang paling panik, ia sampai memanggil suster terdekat. Aku juga ikut bingung, tapi aku tak sepanik mereka. Diam-diam aku keluar dari kamar dan menyandarkan tubuhku di tembok. Aku tak habis pikir, kemana Skipper?
Tiba-tiba aku mendengar samar-samar suara tiga suster lagi berbincang-bincang tak jauh dari tempatku. Aku menajamkan telingaku, berharap bisa mendengar sedikit pembicaraan mereka.
"...Apa kau sudah dengar tentang pasien di kamar 5138?"
"Oh, pasien yang tampan itu? Iya, memang kenapa?"
"Dengar-dengar dia yang suka kabur diam-diam itu dan merepotkan seisi rumah sakit. Memangnya siapa sih sia?"
"Kalau nggak salah...dia itu mantan anggota militer"
"Ah, masa' sih mantan militer setampan itu?" sanggah suster yang satunya lagi.
"Jangan tertipu oleh penampilannya! Dengar-dengar dia yang membongkar kasus penyelundupan narkoba di PT. Mary Ywanee itu"
"Oh, yang beritanya banyak di TV itu? Tapi kenapa aku tidak melihat dia sama sekali?"
"Nggak mau terkenal, kali" celetuk suster pertama.
"Tapi aneh, ya. Kalau dia mantan anggota militer, pasti dia pintar bersembunyi dan menyamar. Tak heran kalau dia berkali-kali berusaha keluar dari rumah sakit"
"Jangan-jangan...salah satu dari suster disini ternyata dia, lagi"
"Hush! Mana mungkin cowok bisa menyamar jadi suster perempuan?
"Bisa saja. Bencong yang di Thailand saja cantik-cantik kok, kalah deh sama wanita tulen"
"Ya sudahlah, aku balik dulu. Mau nganterin obat buat pasien di lantai tiga"
"Ya sudah. Nanti ketemu lagi di kafetaria ya!"
.
Aku tersentak mendengar semua percakapan tadi. Ternyata mereka membicarakan Skipper! Aku langsung berlari dan mataku tak henti-henti mencari seseorang yang mencurigakan. Di koridor, di tangga, di lift, di kafetaria, di taman, di poliklinik, semuanya sudah kucari. Tidak ada siapapun yang mirip Skipper.
Aku terengah-engah saat memasuki lobi depan. Ini adalah tempat terakhir yang kukunjungi. Disana terdapat banyak penunggu pasien yang duduk-duduk disini. Aku mengedarkan pandanganku ke sekeliling ruangan yang lumayan luas ini. Tidak ada siapapun yang mencurigakan, sampai akhirnya aku melihat seseorang yang duduk di salah satu deretan kursi. Pria itu mengenakan jaket kulit hitam dan celana jins hitam. Topi baseballnya menutupi sebagian muka dan rambut pria itu. Ia duduk membelakangiku sambil membaca koran. Anehnya, ia memakai kacamata hitam meskipun sedang membaca. Diam-diam aku berjalan dan duduk di kursi kosong di sebelahnya.
"Maaf Mas, tidak ada yang duduk disini kan?"
Pria itu mengangguk, lalu meneruskan membaca.
"Maaf Mas, kalau boleh tahu, Mas ini nunggu siapa ya?"
"Istriku" jawab pria itu dengan suara berat. Aku memasang mimik terkejut.
"Waah...Mas sudah berkeluarga ya? Memang istrinya sakit apa Mas?"
"Kecelakaan"
"Oh...kecelakaan apa?"
"Motor"
"Masa' sih Mas? Bukannya Mas mau nungguin pacarnya yang dari tadi belum datang-datang karena pekerjaan barunya sebagai editor di penerbit majalah Galz?"
Pria itu meletakkan korannya dan menatapku di balik kacamata hitamnya. Aku masih bisa melihat sorot terkejut dari mata rubynya. Tapi tak lama kemudian, ia menghela napas dan menurunkan kacamatanya, talu membuka topi yang menyembunyikan rambut ravennya.
"Come on Skipper, you're not a very good liar. Semua orang itu panik mencar..." Tiba-tiba Skipper membungkam mulutku dengan ciumannya. Aku yang awalnya terkejut akhirnya menikmati bibir Skipper yang lembut. Perlahan tanganku meraba dada Skipper dan membuka resleting jaketnya sehingga memperlihatkan baju pasien yang bermotif garis-garis biru muda itu. Tiba-tiba terdengar suara teriakan dari suster-suster menujuk ke arah kami.
"Itu dia pasien yang kabur itu! Tangkap dia!"
Skipper buru-buru menarik diri dan menutup jaketnya lalu memakai kacamata dan topinya lagi. Sebelum pergi, ia mengecup dahiku singkat.
"Gotta go, Otter. I still need a bit adventure in here. See ya in my room!" teriaknya sambil berlari menghindari suster-suster yang akan menangkapnya. Aku tersenyum dan geleng-geleng kepala melihat kelakuan Skipper yang mirip seperti anak kecil bermain petak umpet. Oh iya, tentang panggilan Otter atau 'berang-berang' itu adalah panggilan sayang Skipper untukku. Katanya aku mirip dengannya karena rambut dan mataku berwarna coklat. Memang sih, 'Penguin' dan 'Otter' berbeda jenis, tapi siapa bilang kalau mereka tidak bisa bersatu?
.
.
.
.
.
-FIN-
.
.
.
.
.
A/N: yeeey~~ akhirnya fic ini memenuhi target juga, bahkan melebihi ekspetasiku XDDD. Yah, ini adalah fanfict yang kubuat ditengah2 liburan yg supersibuk! (Minggu pertama keluar kota ga bawa laptop, jadi susah nulisnya. Minggu kedua nyiapin buat lomba di surabaya. Minggu ketiga les mobil). Akhirnya selesai juga di H+4 (4 hari pertama setelah liburan). Mungkin aku bakal hiatus dulu buat nyiapin kelas IPA yang makin susah, jadi anggap aja ini fic PoM terakhir sebelum aku menghilang dari peredaran DX. Makasi banyak buat yang sudah ngikutin cerita ini dari awal sampai akhir, setia nge-review tiap chap yang terupdate dan nge-fave story ini & authornya XDDD
.
Sidoarjo, 17 Juli 2011
.
Love,
Michelle Aoki