Murid Baru Itu Indonesia?

Summary: Female Indonesia! Indonesia mendapat misi yang aneh dari bosnya… yaitu menjadi murid SMA! Alasannya agar pemerintah mendapat cara untuk meningkatkan kualitas pendidikan dalam negeri dengan menempatkan Nesia untuk memata-matai secara langsung kehidupan murid-murid dan guru di sekolah… Tapi bagaimana jadinya kalau SMA itu selalu terlibat dalam tawuran, kakak kelas dan guru killer dan Nation-tan lain yang selalu tiba-tiba muncul dalam jam sekolah? Belum lagi adanya taksir-taksiran. Nesia sama sekali tidak tertarik dengan anak SMA tapi masalahnya siswa kelas 3 yang paling populer sekaligus jagoan sekolah tertarik dengannya dan gencar melakukan PDKT. Padahal Nesia sudah sibuk dengan tugas sekolah dan tugas sebagai Nation, sekarang harus mati-matian menjaga rahasianya sendiri sebagai Nation… TOLONG!

Notes: OCs

Warning: Female Indonesia, adegan kekerasan, adegan mesum oleh France, potty mouth, typo

Notice: Ini hanya fanfiction. Bila ada orang atau tempat atau kejadian yang sama, itu hanya kebetulan

Disclaimer: Hetalia bukan milikku tapi OCs disini baru milikku.

"Berbicara Bahasa Indonesia"

"Berbicara bahasa asing/Inggris"

'Berpikir dalam hati"

FLASHBACK


Chapter 10

Kak Yono adalah siswa paling populer di SMA Bakti. Alasannya banyak dan bisa dipertanggung jawabkan.

Satu, dia siswa yang paling cakep di SMA ini, walau masih lebih cakep abang-abang Seruni. Yah, kalau mereka sih, cewek-cewek mafhum kalau Kak Yono kalah tampang. Tapi hanya cewek abnormal atau yang buta yang bilang Kak Yono itu biasa aja.

Kedua, dompetnya Yono itu selalu tebal alias banyak duit. Dia mengoleksi sepatu Adid*s, punya mobil BMW, selalu mentraktir gengnya.

Ketiga, otaknya encer walau perangainya bandel begitu. Ini yang bikin orang takjub dan heran, Yono itu daftar pelanggarannya itu paaaanjaaaang sekali, adalah satu laci khusus berisi filenya di kantor Pak Cokro. Tapi dia masuk IPS-1 dan selalu rangking 2. Rangking 1 selalu diembat Mimi yang memang katanya sudah ditawari beasiswa di universitas ternama di Negeri Paman Sam.

Keempat, setia kawan. Ada satu orang cabut, dia ikutan cabut. Ada yang sakit, dijengukin sambil dibawain makanan. Mau ada ujian, satu gengnya dia yang ngajarin. Kalau ada siswa/siswi digangguin anak sekolah lain? Dia yang pertama bertindak.

Kelima, dia itu typical bad boy. Berani, bandel, jago berantem. Benar-benar bikin Yono terlihat makin 'mewah' di mata cewek-cewek.

Kelima poin utama itulah yang mengukuhkan Yono sebagai siswa paling populer dan paling berkuasa di SMA Bakti ini. Dan siswi dengan posisi yang sama itu adalah Sylvia, tapi itu dulu. Dalam waktu satu bulan, posisi itu sepertinya akan berpindah tangan kepada seorang siswi baru yang membuat gempar satu sekolah bernama lengkap Raden Ayu Seruni Nirmala kalau sudah naik kelas.

Satu, cewek satu ini cantiknya minta ampun. Cantik luar dalam. Bodinya juga bagus. Cowok mana yang gak pangling kalau melihat dia lagi lewat?

Dua, dia juga punya uang banyak. Kenapa? Keluarganya punya Range Rover dan dia pernah studi di Amerika. Gimana kansnya gak gede?

Tiga, otaknya juga encer tapi kalau sudah berhadapan dengan matematika, fisika dan kimia, dia mengibarkan bendera putih. Ketiga pelajaran itu selalu mendapat nilai 60 pas. Kurang satu angka lagi harus remidial. Ya sutralah kalau itu. Terlalu pintar juga bikin risih.

Keempat, dia itu lemah badannya sehingga tidak pernah ikut olahraga. Para cowok selalu gemas membantunya. Kalau disuruh membawakan buku-buku kamus yang berat dan banyak, cowok-cowok satu kelas langsung berebutan membawakan buku. Kalau yang paling ekstrem, saat lagi di tangga, ada yang jagain kalau terpeleset. Ini sangat mungkin terjadi karena anak tangga SMA Bakti itu curam.

Kelima, abang-abangnya yang cakep luar biasa. Semuanya jauh lebih cakep daripada Yono, ada pengalaman militer dan wataknya berbeda-beda, jadinya bisa milih. Jaya yang ramah dan jago naik motor, Agung yang santun dan seorang laki-laki Jawa tulen, Rahmad yang pendiam dan cool dan Nakula yang tipikal bad boy dan misterius. Jaya sudah pasti mempunyai pengagum paling banyak karena ramah dan keren. Kalau keluarganya ceweknya itu tradisional atau masih keras dengan tata krama, Agung akan menjadi calon menantu dambaan. Cewek yang demen cowok yang terang-terangan suka makanan manis (Ada yang memergoki Rahmad memborong semua permen pas 17 Agustus) atau always stay cool sudah pasti milih Rahmad. Dan yang terakhir, Nakula, itu hanya segelintir saja. Hanya mereka yang berani banget yang mau suka sama Nakula. Itu pun kelas 3 semua. Sayangnya semuanya susah didapat karena faktor umur dan jarak juga. Tapi no pain no gain right? Karena itu Seruni tidak pernah digencet oleh siswi kelas 11 dan 12 kecuali Sylvia, karena nanti larinya ke abang-abangnya. Masa belum PDKT sudah dibenci, gak enakkan? Cowok-cowok juga jadi agak susah PDKT karena kehadiran 4 orang ini dan kemungkinan akan bertambah 1 lagi dengan abang Seruni di Aceh. Ada pula Yono yang terang-terangan ngincer dia.

Kelima hal itu yang mengukuhkan Seruni sebagai the next queen of the school kalau sudah naik kelas. Dengan ini, semua orang maklum kalau ternyata kedua orang ini jadian karena persamaan level. Itu pun kalau Yono berhasil menembus pertahanan Seruni yang 'play hard to get'

Berita tentang Seruni menampar Yono itu telah tersebar bahkan sampai ke telinga guru-guru. Semua siswa maupun siswi dilema. Yang kakak kelas mau marah-marah untuk membela Yono mikir dua kali karena Seruni diback-up abang-abangnya dan yang kelas satu terbelah antara rasa puas karena kekesalan mereka sedikit terlampiaskan dan horror karena Seruni telah menampar siswa paling berkuasa. Guru-guru semuanya pusing dengan kelakuan siswi baru satu ini yang penuh kontradiksi. Taat peraturan tapi tawuran, rajin tapi sering tidak masuk, manis tapi berani adu mulut dengan guru (baru Pak Steven doang). Diam-diam, banyak guru perempuan yang berbaik hati kepadanya. Alasannya sudah jelas. Abang-abang Seruni yang tampan, kuat, mapan dan protektif pada saudara sudah pasti protektif kepada istri.

Conan memperhatikan Seruni yang sedang konsen dengan bukunya untuk mengejar ketinggalan sambil memikirkan semua hal itu. Dia menyukai Seruni tapi hanya sebatas teman. Entah dia yang menyadari atau ada yang lainnya, baginya Seruni itu adalah sebuah misteri yang berlapis-lapis. Dia tak pernah membicarakan orang tuanya, pengalamannya masa kanak-kanak, tak pernah membicarakan teman-teman asingnya, tak pernah mengundang siapa pun ke rumahnya, kenapa saudara-saudaranya bisa tersebar begitu jauh, apa pekerjaan abang-abangnya, tak pernah meminjamkan BlackBerry kecuali buat menelpon atau SMS, kalau tidak masuk suka lebih dari seminggu, kenapa tidak pernah ikut pelajaran olahraga, bagaimana dia tahu sejarah lebih banyak dan rinci daripada Bu Nana, bagaimana dia bisa berantem tapi dibilangnya sakit, kenapa dia memiliki nama keluarga yang berbeda dari saudara-saudaranya. Broken home muncul dalam kepalanya sebagai kemungkinan pertama tapi Conan merasa lebih dari itu.

"Nan," Tari mencoleknya. "Gue mau tanya sesuatu."

"Ya?"

"Lo tahu gak arti personifikasi? Cek kamus lo dong?"

"Personifikasi?" Conan menyambar kamusnya dan mulai membalik-balikkan halaman. Personifikasi artinya perwujudan. Perlambangan benda mati sebagai orang atau hewan. Memangnya kenapa?"

"Nggak… Kak Jaya ngomongin soal personifikasi waktu… culik."

"Oh…. Kenapa dia ngomongin itu?"

"Gue gak ingat. Gue cuman denger dia bisikin personifikasi. Thanks ya."

"Ya."

Personifikasi? Mata Conan menyipit. Instingnya mengatakan kata itu berhubungan dengan teman sekelasnya yang dirubungi misteri ini.


Yono sedang bermalas-malasan dalam kelas. Selagi teman-teman sekelasnya pada ribut (maklum jam bebas), dia mencoret-coret buku tulisnya. Tangannya bergerak sendiri dan tergambarlah Seruni versi chibi. Pikiran Yono kosong dan dia menggambar hati-hati disekelilingnya.

Hati dan harga dirinya terluka saat dia ditampar Seruni. Cewek yang ditaksir, kelas 1 pula. Tapikan dia cuma pengen bawa dia ke kantin. Tak disangkanya dia akan histeris begitu. Mukanya pucat banget lagi. Bagaimana nasibnya nanti kalau berhadapan dengan Jaya apalagi Nakula?

Sekarang dia menggambar Jaya, Agung dan Rahmad. Kalau mereka tidak memakai baju yang sama, bisalah dibedain. Kalau PDKTnya ini ibarat game, Jaya dan lainnya itu adalah pelindung Seruni yang harus dia kalahkan agar bisa mendapatkan dambaan hatinya. Jaya tentu jadi lawan paling pertama karena Yono paling sering ketemunya dengan dia. Apalagi dia anak pertama dari kembar 3 jadi kalahkan dulu yang no.1 baru dua kembarannya. Kalau Jaya aja gak bisa dikalahin, gimana lawan yang lainnya apalagi Nakula. Yono merinding. Nakula, digambar seperti vampir, adalah musuh terberatnya. Sebagai yang tertua dan berkuasa, dia tentu akan menjadi dinding terakhir dalam quest PDKTnya. Sebenarnya Yono mau aja melawan Nakula dulu tapi badan, pikiran dan nurani menolak mentah-mentah. Yono menerima. Daripada nyawa melayang sebelum misi selesai. Lebih baik melawan Nakula diback-up si Kembar Tiga. Nah itu baru dia bisa sedikit merasa aman. Terus ada rumor kalau Seruni masih punya kakak perempuan. Semoga yang ini, minimal netral.

Remaja berambut jabrik ini tersadar. Bukan hanya abang-abangnya, Seruni sendiri yang nanti akan dilawannya. Pertahanan 'play hard to get' miliknya ditambah histeria mendadaknya kemarin itu plus rumor tentang keluarganya yang broken home, menyimpulkan kalau Seruni itu rapuh. Benar-benar rapuh. Yono terpekur dengan fakta baru ini. Menggunakan kartu 'Kakak kelas' dan kartu 'Siswa paling berkuasa' hanya akan membuatnya seorang oportunis dimata gadis satu ini. Senioritas memang membuatnya aman dari ancaman saingan di lingkungan sekolah tapi kartu itu benar-benar tidak bisa dipakai melawan Seruni. Selama Seruni menganggapnya sebagai kakak kelas, dia tidak akan menang.

Yono harus membuat posisinya menjadi 'bukan musuh' lalu 'teman' lalu 'pelindung yang selalu ada'. Sebenarnya yang terakhir ini tidak perlu tapi mengingat kerapuhan Seruni, posisi inilah yang mungkin dibutuhkannya walau ada abang-abangnya. Tapi masalah keluarga bisa sangat runyam dan dia butuh penghiburan diluar.

Kartu 'Tampan' tidak berguna karena setiap hari dia melihat wajah yang lebih cakep dirumahnya. Kartu 'Mapan' juga tidak bisa dipakai karena Seruni sendiri mapan… Modalnya hanya keuletan, kesabaran, kreativisitas dan kepekaan.

Yono akhirnya mengangkat wajah. Dia tahu dirinya harus menjadi apa agar PDKTnya sukses.

Seorang gentleman yang penuh kejutan.


Pelajaran terakhir hari ini adalah pelajaran komputer dan kali ini pelajaran bebas karena gurunya sedang mengurusi kelas 3, jadinya semua orang bergembira main internet atau main game online. Conan sedikit bersyukur karena komputernya paling pojok dan teman-teman sekitarnya sedang sibuk main game online. Dibukanya internet dan dengan cepat dia ketikkkan 'PERSONIFICATION' Sambil menunggu loading, dia melirik Seruni yang duduknya masih satu deret tapi jauh. Gadis itu sedang serius mengetik sesuatu dikomputernya. Mata Conan kembali fokus kepada layar dan membaca cepat topik-topik yang ada. Kebanyakan hanya arti dan pertejamahan kecuali…

ARE THERE PERSONIFICATIONS AROUND US? Is it possible that personifications did exist? They might lived around us, in disguise.

Conan terkesiap dan jantungnya langsung berdegup kencang. Setelah melirik kiri kanan untuk memastikan tidak ada yang melihat, dia mengklik link itu. Dia menggigit bibir.

Living Walking Countries

They said if a person lived, his or her bloodline lived. Perhaps the same goes to countries. As long the natives are alive, the legacy of the said country exist. Like micro sized cells create a living thing, people create a nation. As long the people believes in his or her home country, the country lives on. Perhaps we are like those micro cells, creating one single human or in this case the personification of our country. Theories said as long as a country stands, it's personification lived on, even if it's more than centuries. Many people try to find and track people who are said immortal… Perhaps they are personification. They live in the shadows but always watching. They stays close to their ruler. Their bodies are the lands of their country. Their people's feeling is their feeling.

Conan terkesiap. Wajahnya memucat. Segera ditutupnya web itu dan dia buka lagi web ketikkan Raden Ayu Seruni Nirmala dan muncul sebuah foto hitam putih. Dengan tangan gemetar dan keringat dingin, Conan menggerakkan kursor dan mengklik.

Foto itu adalah foto ketika sedang membacakan Proklamasi tapi dari sudut yang berbeda. Dari sudut ini, terlihat semua anggota PPKI berbaris mendengarkan dengan khidmat. Tapi diantara mereka… Bediri seorang gadis yang sangat cantik berpakaian kebaya. Gadis itu adalah…

Seruni

Wajahnya sama persis. Tidak ada yang beda. Dalam seperkian detik Conan menutup webnya. Wajahnya pucat pasi.

"Conan?" Sebuah tangan hinggap dibahunya.

"HIIIIIEEEEEE!" Conan melonjak dan jatuh dari kursinya. Satu kelas langsung tertawa. Seruni menatapnya dengan polos dan cemas.

"Kok kamu kaget begitu?" Wajah Conan langsung pias berhadapan dengan Seruni. Dia baru saja membongkar rahasia terbesar Seruni… Yaitu dia immortal! "Conan?"

"N-Nggak kenapa-kenapa kok! Gue oke-oke aja!"

"Benar?"

"Iya!" Conan mengangguk-angguk cepat sampai kacamatanya merosot. Gadis manis itu memandangnya sebentar sebelum berbalik pergi. Remaja berkacamata itu memegang dadanya kuat-kuat. Entah kenapa, sekarang dia menyesal sekali sudah mencari tahu. Sayangnya, dia tidak tahu bahwa Seruni keluar kelas dan menelepon Nakula dan Nairi.

"Nakula, kamu jemput Conan. Nairi, kamu jemput Cokro. Kalian bawa mereka berdua ke rumah. Kenapa? Sepertinya kita ketahuan. Dan Nakula? Jangan diapa-apakan ya..."

KLIK

Seruni kembali memasukkan nomor dan menekan tombol hijau.

"Halo, bos? Ada hal yang menarik nih~ Bisa datang ke rumah saya tidak sore ini?"


Sepulang sekolah, Seruni, Tari dan Wisnu sudah berjalan keluar kelas dan menuju lapangan ketika Yono tiba-tiba muncul. Ketiganya langsung menegang dan berhenti. Wajah Seruni pucat pasi dan refleks melompat mundur. Yono tersenyum simpul dengan reaksi mereka bertiga terutama gadis yang satu ini. Entah masa lalu seperti apa yang membuatnya shock ketika melihatnya dengan rambut jabrik yang masih pirang (Catnya belum sepenuhnya luntur).

"Hai," sapanya lembut, "Udah mau pulang?" Tari dan Wisnu mengangguk pelan sementara Seruni hanya memandang melewati Yono, wajahnya merana ingin segera mencapai lapangan. Yono menunduk mendekati Seruni yang lalu bersembunyi dibelakang Wisnu yang kelabakan. Dia minta perlindungan padanya dari Kak Yono? Gak mungkin! "Ser? Kamu udah gak kenapa-kenapa? Kemarin itu kamu histeris banget melihatku dicat pirang. Itu cuma gara-gara ada penilaian drama kok. Rambut gue mesti dicat. Nggak permanen kok. Nanti luntur sendiri. Ini sudah agak luntur makanya jangan ketakutan begitu."

"…af…"

"Apa?"

"Maaf, Kak. Saya waktu itu histeris," akhirnya Seruni mengangkat wajah walau masih pucat.

"Gapapa. Gapapa. Gue gak akan maksa lo cerita kenapa lo bisa histeris begitu tapi…"

"Tapi?"

"Lo harus biarin gue nganter lo pulang ke rumah. Sekarang. Tenang, gak akan gue apa-apain tengah jalan!"

Tari dan Wisnu terperangah. Seruni mulutnya sedikit terbuka. Tidak pernah, TIDAK PERNAH dalam 2 tahun lebih Kak Yono disini, dia yang menawari antar pulang. Yono tersenyum kecil, membiarkan Seruni memandang menilai dirinya. Sejujurnya, kata-kata ini refleks keluar dari mulutnya. Sesaat dia lupa, ada Jaya yang menjemput. Yah sudahlah. Tak ada salah mencoba. Toh salah dia juga sudah asal ngomong. Seruni pasti men-

"Ya udah deh. Kakak boleh anterin saya."

Menerima…

Mulut Tari dan Wisnu langsung mengangga lebar. Yono tersenyum cerah. Ternyata memang harus menjadi seorang gentleman untuk mendapat hati wanita satu ini. Dan tidak boleh berambut jabrik pirang.

"Yuk." Dia mengulurkan tangannya. Seruni hanya memandang tangan yang terulur itu. Yono tersenyum tipis ketika menarik lagi tangannya. Sedikit-sedikit… Yang dia perlukan itu sabar... "Yuk." Dia mempersilakan dia jalan duluan lalu mengikutinya.

Tari, Wisnu dan beberapa orang di koridor shock. Akhirnya pertahanan Seruni mulai retak?

Di lapangan, menghiraukan orang-orang yang terpengarah, keduanya naik motor Yono dan pergi keluar pagar. Yono merasa sedikit kecewa karena Seruni tidak berpegangan padanya tapi maklum. Sudah untung dia menerima diantar pulang. Terus, bisa cari tahu rumahnya! Kesempatan ini tidak akan datang dua kali. Harus dimanfaatkan sebaik-baiknya.

"Ser, rumah lo dimana?"

"Ntar saya tunjukkin jalannya…"

Wajah Conan pucat. Pucaaaaaat sekali. Lebih pucat daripada salju atau apa pun. Badannya terasa dingin dan jantungnya seperti mau copot. Bagaimana tidak? Ada Nakula didepannya. Padahal dia mau pulang lewat gerbang belakang… Ketemunya sama orang ini. Lengkap dengan sepatu boots militernya, jaketnya yang agak compang-camping seperi habis berantem dan… Apa itu pistol yang ada di celananya?

Oke. Resmi sudah. Nyawanya akan berakhir ditangan orang ini.

Apakah karena dia mengetahui karena Seruni itu personifikasi? Tunggu… Kalau Seruni itu personifikasi Indonesia, Jaya dan Nakula siapa dong?

"Eh… Ng… Kak Nakula ya…?" Conan berusaha ramah tapi wajahnya pasrah. Nakula hanya menatapnya. Conan tambah pasrah. "Please… Saya gakkan bilang siapa-siapa kalau Seruni itu personifikasi Indonesia… Suwer… Please lepasin saya…"

Mata Nakula menyipit.

"Aku tidak akan apa-apakan kau kok."

Conan megerjapkan mata.

"Tapi tahu darimana kau soal personifikasi?"

GLEK

Fatal sekali kesalahannya. Dia mengaku sendiri tahu kalau Seruni itu personifikasi.

"Siapa namamu?"

Ah… Mungkin Nakula ingin mengingat nama orang yang akan dia bunuh…

"Reno… Reno Budiawan… Panggilannya Conan."

"Lantas karena nickname Conan itu, kamu belagak jadi detektif?"

Conan tidak menjawab.

"Kok diem?"

"Kak Nakula… Kalau ingin bunuh saya agar bungkam soal personifikasi, yang cepat dan kalau bisa, tidak menyakitkan."

"Kamu parno amat. Tidak akan kubunuh kok. Sebagai gantinya, akan kuberitahu suatu hal…"

Conan mendongak dan langsung tegang ketika Nakula mendekatkan wajahnya. Dia tersenyum.

Tersenyum.

Bukan menyeringai, bukan senyum mengejek, bukan senyum mengasihani, bukan senyum dipaksakan tapi…

Senyum yang benar-benar tulus.

"Namaku Nakula…," Dia berhenti sebentar, "Aku adalah sang Pulau Rempah yang dijadikan legenda oleh orang-orang zaman pertengahan. Aku adalah kerajaan Ternate yang dulu yang terkuat. Aku adalah…" Senyumnya bertambah lebar.

"Provinsi Maluku."

Conan terkesiap. Dia mundur beberapa langkah. Wajahnya pias. Akhirnya dia jatuh terjerembap. Kacamatanya jatuh. Nakula tetap tersenyum lembut.

"Ya, aku juga seorang personifikasi. Seorang State-tan lebih tepatnya. Aku melambangkan pulau Maluku. Jaya dan yang lainnya juga. Keluarga kami semuanya personifikasi negara ini. Yang tahu tentang kami hanya sesama personifikasi, bos kami, Presiden dan Gubernur dan dalam kasus Agung, Sultan Hemengkubuwono. Tahukan? Jogjakarta?"

"…."

"Wah, wah. Nakula. Semudah itu kau membicarakan hal ini di sekolahan?"

Conan menengok ke belakang dan melihat seorang wanita yang berwajah mirip Nakula.

"Nairi."

"Lho, kamukan…"

"Pak Cokro?"

Conan asli kaget bukan main ketika Pak Cokro datang bersama Nairi. Ngapain kepala sekolahnya bersama Nairi yang sama-sama personifikasi karena kembaran Nakula?

"Pak Cokro dan Conan. Kita akan ke rumah kami."


Perjalanan Yono dan Seruni berlangsung lancar. Tak ada macet, tak ada kecelakaan, tak ada apa pun. Keduanya tidak berbicara. Yono lantaran gak tahu apa yang ingin diomongin, Seruni lantaran gak ada yang ingin diomongin.

"Berhenti sini, Kak." Seruni menunjuk sebuah persimpangan yang menuju sebuah jalan kecil yang rindang karena banyak pohon-pohon besar dan tinggi berjejer. Yono meminggirkan motornya. Seruni turun, disusul oleh Yono.

"Gak mau aku anterin sampai rumah?"

Seruni menggeleng, "Gak usah, Kak. Saya jalan sendiri. Makasih sudah anterin."

"Beneran nih? Aku mau aja nganterin kamu sampai rumah."

Seruni memandangnya, lama, sebelum menarik napas dalam-dalam dan menatapnya telak di mata.

"Saya tidak akan pernah menyukai Kakak," katanya blak-blakan. Yono nyaris terhenyak. "Saya tidak bisa membalas perasaan Kakak sampai kapan pun. Karena itu, lepaskan saya."

Senyap. Tak ada yang berbicara. Yang terdengar hanya suara angin sepoi-sepoi dan suara kicauan burung. Seruni terus menatap Yono telak dimata dengan ekspresi dingin. Tanpa dia sadari, Yono mencengkeram bahu gadis didepannya itu.

"…Kenapa?" tanyanya lirih sambil mendekatkan jarak wajahnya dengan Seruni. "Apa karena aku ini kelas tiga dan jagoan sekolah..?"

"Bukan," Seruni menggeleng, "Bukan karena itu."

"Lalu karena apa?"

Seruni diam sebentar sebelum membuka mulut, "Karena… Karena saya tidak tega kepada Kakak. Saya tidak pantas untuk Kakak dan Kakak tidak pantas untuk saya."

"Kenapa tidak pantas?," suara Yono meninggi, "Apa karena kamu dilarang abang-abangmu?"

"Abang-abang saya tidak terlibat. Ini atas keputusan saya sendiri. Saya tidak bisa berpacaran dengan Kakak dan saya tidak mau. Yang Kakak rasakan sekarang juga hanya cinta monyet-"

"Bukan cinta monyet," Yono memotong, "Aku benar-benar menyukaimu," kata Yono mantap. "Kalau kau mau, aku akan berhenti tawuran, berhenti merokok, berhenti dugem. Semuanya akan kuhentikan."

Seruni tersenyum lemah, "Aku menyayangimu, Kak," katanya lembut. "Aku juga menyayangi Kak Gerard, Tari, Wisnu, Conan, Bu Nana, Pak Steven, Pak Cokro. Saya menyayangi kalian semua. Tiada hari tanpa saya tidak memikirkan kalian… Saya hidup demi kalian semua…," Tangannya mengusap lembut pipi Yono.

"Kalau Kakak rela berubah demi saya… Maka berhentilah menyukai saya… Kalau perlu, anggap tidak pernah bertemu saya."

Yono menatap Seruni tidak percaya dan memperkuat cengkramannya pada bahunya. Satu tangannya menahan tangan Seruni yang menempel di pipinya. "Kenapa… kamu tak bisa menyukaiku seperti aku menyukaimu?"

"Mungkin…" Seruni menunduk, "Mungkin karena aku sudah terlalu sering disakiti laki-laki…"

"Apa kamu di-abuse dirumah? Apa kamu-" suatu pikiran absurb memasuki pikirannya. "Apa abang-abangmu mengkasarimu?

Gadis Melayu itu tertawa kecil. "Tidak. Justru mereka berusaha melindungiku dari para pria itu. Hanya saja aku… Aku terlalu takut untuk benar-benar mencintai seorang pria…" Seruni kembali menatap Yono.

"Apa Kakak benar-benar mencintaiku sebagai perempuan?"

Yono terdiam. Cinta? Sebuah kata yang sungguh kuat. Dirinya yang masih remaja belum sepenuhnya memahami kata itu. Dia mencintai keluarganya, walau amburadul tapi apakah dirinya mencintai Seruni? Dia baru merasakan untuk pertama kali 'suka' sekarang ditanya soal 'cinta'.

"Aku... Aku tidak tahu...," jawabnya lirih.

"Kalau begitu, pergi dari sini atau awak yang buat kamu pergi dari sini!"

Keduanya menengok ke belakang dan melihat seorang Seruni versi cowok berdiri tegak. Laki-laki itu memakai kaos oblong bergambarkan gedung kembar petronas dengan tulisan 'Malaysia Truly Asia' dengan warna merah terang, celana jeans panjang dan sandal gunung. Yono menaksir tingginya sama dengan Jaya tapi matanya lebih tajam dan dihias dengan kacamata. Rambutnya sama-sama ikal dan tebal. Badannya juga terlihat fit dan bidang. Sungguh laki-laki Melayu yang tampan. Seperti... Seperti cerminan Seruni sebagai laki-laki...

"Izal... [1]" bisik Seruni. "Sedang apa kamu disini?"

"Ya buat apa lagi, Ind-" Segera dia hentikan dirinya dari menggunakan kata 'Indon' "Kau lama pulang jadi awak cari kamu! Tahu-tahu kamu berduaan dengan laki-laki!" Izal melipat tangan didepan dadanya. "Yang lain khawatir sekali dengan kamu yang terlambat." Mata elangnya menatap tajam tangan Yono. "Lepaskan saudariku."

"Maafkan aku, Yono."

Setelah itu, Seruni berjalan meninggalkan Yono berdiri seorang diri. Setetes air mata meleleh ketika dia rasakan dadanya sesak oleh rasa bersalah dan sakit hati atas memorinya disakiti para penjajah dan PKI. Juga… Kerinduan pada seseorang…

Seseorang yang Seruni tidak tahu siapa...

Izal yang menyaksikan semuanya hanya bisa berwajah muram.


Augh... Ini benar-benar rekor pribadi saya... Ada untungnya juga saya nyicil di sekolah...

Jadi Conan yang mengetahui rahasia Nesia ini... Sesuai nicknamenya, dia memang curigaan... Di chapter berikutnya adalah tentang Conan bertemu dengan ASEAN 10 dan seseorang yang sudah sangat kita kenal... Dan Teguh akan muncul di chapter berikutnya dan seorang tokoh perempuan baru yang menjadi saingan Tari dan Nesia?

Jangan lupa juga semua anggota ASEAN plus Timor Leste yang akhirnya tinggal di rumah Nesia! Jangan lewatkan kehidupan mereka bersama-sama!

Dan reader yang menanyakan soal India, India itu laki-laki. Sekalian aja, Pakistan, Bangladesh, Nepal, Maladewa, Bhutan itu laki-laki. Sri Lanka cewek sendiri.

[1] Nama manusianya Malaysia, ini saya pilih random dari daftar nama Malaysia di web. Saya belum bikin nama panjang jadi maaf ya...

Thank you for reading!

Sorry for any typos!

Please review!

NO FLAME!