DISCLAIMER: I DO NOT OWN NARUTO
Normal's pov.
"Ayo kita pulang Hinata. Aku sudah membuat surat izin untukmu." Ucap Sasuke lalu menggengam tangan Hinata dan membantunya berdiri. Sasuke melingkarkan tangan satunya ke pinggul Hinata menariknya mendekat. Hinata merasakan ruangan berputar di hadapanya. Kakinya goyah.
Sasuke dengan cepat menangkap Hinata dan membiarkan tubuh Hinata bersandar padanya. Hinata merebahkan kepalanya di pundak Sasuke dan mereka berjalan.
"Sa- sasuke- kun?" Tanya Hinata.
"Hm?"
"A-ano .. bagaimana dengan surat izinmu?"
"Aku tak akan apa-apa." Ucap Sasuke tersenyum. Ia menatap ke bawah matanya dan melihat wajah pucat Hinata kini kembali bersemi merah malu. Sasuke tidak dapat menahan godaan semacam ini. Melihatnya tersipu. Darah mengalir deras di tubuh Sasuke saat merasakan wajah Hinata yang bergerak di dadanya mencari kehangatan.
"Mmm.. hangat." Ucap Hinata pelan sambil mendongak menatap Sasuke dari matanya. Hinata melihat semburat merah di wajah Sasuke. Sasuke cepat-cepat membalikan wajahnya dan berjalan cepat keluar dari lorong sekolah.
'Ingat Sasuke!ini di sekolah ingat di sekolah. Jangan buat apa-apa' batin Sasuke.
Mereka berjalan hingga mendekati rumah yang mereka tempati selama sebulan ini. Hinata masih menyandarkan kepalanya di pundak Sasuke dan menggengam baju Sasuke erat.
Saat itu dari jauh Sasuke dapat melihat sebuah mobil hitam berhenti di depan pagar mereka. Sasuke terus berjalan hingga akhirnya ia berhenti di belakang mobil itu.
'Siapa ini? Itachi atau Hyuuga?'
Sedangkan Hyuuga yang sekarang sedang bersembunyi hangat di bawah pelukan Sasuke mulai mengangkat wajahnya dan menatap mobil hitam dihadapanya. Tiba-tiba tubuhnya menegang dia mencengkram tangan Sasuke erat. Diam terpaku.
Sebelum Sasuke menyadari perubahan ini,pintu mobil telah terbuka. Disana berdiri seorang pria paruh baya dengan rambut kecoklatan panjang terikat, warna matanya sama seperti Hyuuga lainya. Namun, di matanya ada yang lebih dari itu. Matanya menunjukan kekuasaan, kekuatan, dan kemarahan.
"Paman?" Tanya Sasuke. Hinata dengan cepat menatap Sasuke bingung.
"Sa-sasuke-kun kau me-mengenalnya?"Hinata menatap Sasuke lama sebelum menatap ayahnya yang kini tersenyum ramah.
"Aku kira ini tidak akan berhasil. Tadinya aku kira Sasuke akan menolakmu Hinata. Tapi, ternyata Itachi benar. Tidak kusangka berita tentang kecerdasanya memang benar."
"Apa yang kaubicarakan?" Tanya Sasuke gusar.
"Masuklah akan kuceritakan."
"Tidak. Aku dan Hinata akan disini." Ucap Sasuke tegas,ia mengeratkan peganganya pada Hinata menariknya mendekat tak ingin dirinya menjauh.
"Baiklah. Secara singkat Hinata ini pria yang akan kau nikahi,Sasuke. Sasuke ini putriku yang akan kau nikahi,Hinata." Ucap Hiashi tenang.
"Omong kosong apa ini!" Hiashi masih tersenyum mendengar kemarahan Sasuke.
"Ini semua rencana kami kenapa kalian bisa bertemu dirumah ini. Tanpa gangguan dan fasilitas penuh. Kalian dengan keras menolak perjodohan ini dan kami terpaksa muncul dengan ide ini. Namun, bukankah ide ini tidak terlalu buruk. Lihat kalian saling mencintai."
Mendengar kata-kata Hiashi, Hinata merasa tertipu air mata mengaliri wajahnya. Bahkan, Neji juga membohonginya. Semua orang menjebaknya. Bahkan Sasuke juga merupakan jebakan. Ia tidak sanggup merasakan perasaan ini. Dibohongi
Hinata melepaskan peganganya pada Sasuke berjalan mundur dan berlari pergi.
"Hinata!" teriak Sasuke.
"Ini karena kau!ingat aku dan Hinata tidak akan kembali pada kalian!kami akan membuat kebahagiaan kami sendiri!" ucap Sasuke lalu berlari mengejar Hinata.
Hiashi hanya terdiam menatap Sasuke yang berlalu. Ia menengadah menatap langit yang kelabu.
"Aku sudah menepati janjiku. Bukankah kau selalu ingin mereka bersama sedari kecil,istriku?" ucap Hiashi pada langit yang kemerahan gelap.
'sebentar lagi akan hujan' batin Hiashi dan ia melangkah masuk ke dalam mobil dan pergi menjauhi tempat itu.
Hinata menarik napasnya terengah-engah. Di bawah hujan yang kini membasahi diri mereka Hinata menangis. Ia merasakan perih di hatinya. Ia berusaha melawan pelukan ini.
Ia merasa telah tertipu oleh semua orang bahkan,oleh orang terdekatnya.
'Apa-apakah Sasuke-kun juga menipuku?'batin Hinata.
"Kumohon tenanglah. Aku sama sekali tidak tau,hinata. Aku juga tertipu." Ucapnya lemah
Hinata berhenti melawan dan terdiam dalam pelukan Sasuke.
ia merasakan perih di hatinya ketika melihat air mata turun membasahi wajah Hinata. Meskipun kini air matanya tersamarkan oleh hujan,ia tau dia menangis. Ia tau dia terluka.
Hinata mengubur wajahnya di dada Sasuke dan bertanya pelan "Benarkah?".
"Iya." Jawab Sasuke sambil mengecup kening Hinata. Hinata kembali memeluk dirinya dan tersenyum. Hinata mengeratkan pelukanya pada Sasuke dan menikmati hangat tubuh Sasuke di bawah hujan.
"Sebenarnya aku tidak mau kau sakit. Tapi, saat seperti ini aku sangat ingin memelukmu dan tak melepaskanya." Ucap Sasuke tertawa kecil.
"Aku egois ya?" lanjut Sasuke. Hinata menggelengkan kepalanya pelan di dalam pelukan Sasuke.
"Aku juga benci mereka menipu kita seperti ini. Yah,tapi tidak buruk juga karena jebakan ini ternyata membuatku memilikimu."
"Apa kau menyesal?" Tanya Sasuke lagi. Hinata kembali menggeleng pelan. Sasuke tersenyum.
"Aku juga."
"Tapi, kau jangan takut aku tak akan mengikuti kemauan mereka dengan bergabung dengan perusahaan mereka. aku akan membuat jalanku sendiri."
Hinata menengadahkan kepalanya dan menatap wajah Sasuke yang tersenyum.
"Ya jalanku sendiri. Mungkin nanti kita hanya akan punya rumah kecil dan tidak akan makanan mewah. Tapi,aku akan berjuang untukmu agar kau bahagia." Ucap Sasuke menatap Hinata dengan senyumnya.
"Ki-kita?"
"Ya kita. Aku akan menentukan jalanku sendiri dan aku akan memulainya dengan menikahimu Hinata,kau mau?" Tanya Sasuke menggoda Hinata.
Hinata menatapnya lama sebelum mengganguk dan tersenyum bahagia. Kebahagiaan menyelimuti mereka berdua.
Sasuke menunduk dan mengecup bibir Hinata pelan.
"Istriku. "
Hari ini hujan turun membasahi mereka berdua. Di bawah lagit yang kelabu mereka berjanji akan bersama selamanya. Bukankah ini kisah cinta yang indah. Seakan takdir yang menyatukan mereka. sejauh apapun mereka berusaha melawanya tapi,mereka tak bisa menghidari itu. Ikatan di antara mereka berdua. Karena kedua hati mereka telah tertandai untuk satu sama lain. Ikatan telah ada pada mereka dari awal.
Mereka hanya harus mulai mendengar hati mereka dan ikatan itu akan abadi. Begitu juga dengamu mulailah mendengarkan hatimu dan kau akan merasakan ikatan yang terjalin di dalamnya.
TAMAT.
Yeah that's the end of my story
Hehehhee gimanapun cerita ini harus tamat.
Please reviews
This the end of my story
Want a sequel?please review hehehhehe
Gimme tons of review please for this ending
Thank you so much for being nice reader for my first story. First complete story.
Makasi banget udah mau baca cerita aneh ini makasiiiiii banget
Please gimme feed back
Review please
Arigatou see you next story