Nee boku no supaisu
Kimi dake ni ima ageruyo
Muchuu ni saseru boku no teisuto o
Karadajuu de kanji ru!
oOo
I want you, you know that I do
So I will give, I'll give it all up for you
I see it in your eyes, you feel it burning up the room
I'll taste of your spices anyway!
.
.
.
Naruto © Masashi Kishimoto
.
SPICE! © Minato (Ryuusei-P)
The singer : Kagamine Len
.
Story (lil edited) © Kira Desuke
.
A SasuSaku fiction
Warning : rape, lil violence, nc-17, explicit language, OOC, AU
.
"Bagus, bagus sekali..." gerutu Uchiha Sasuke dalam hati. Playboy Konoha Highschool itu berkali-kali mengejek dirinya sendiri dalam hati. Tidak dipedulikannya para gadis jalang yang sedari tadi hendak menggodanya, pikirannya kalang kabut sekarang. Bagaimana tidak? Sekarang dia berhasil mengajak gadis yang sudah dia sukai sejak beberapa tahun yang lalu, tapi dia malah tidak tahu topik apa yang akan dibicarakannya pada gadis itu. Ah, Sasuke rasanya ingin meledak sekarang juga.
Dan yang lebih membuatnya terlihat bodoh lagi adalah, dia datang ke tempat perjanjian sejam sebelum waktu yang ditentukan! Yap, Sasuke sedang bolos satu jam pelajaran terakhir sekarang. Lagipula meskipun dia mengikuti pelajaran di saat dirinya tengah kacau seperti ini, tidak akan ada satupun penjelasan yang masuk ke dalam kepalanya. Sasuke menghela napas dengan kasar dan menggaruk rambutnya frustasi, fuh sepertinya bad boy yang cool itu sudah membuka topengnya kembali.
Kriet
"Eh?" Sasuke terpaku saat itu juga mendengar suara pintu dibuka. Wajahnya nyaris memerah sepenuhnya melihat siapa yang datang, gadis itu... "Sakura... kau... kena—"
"Uchiha-san, sudah kuduga kau membolos pelajaran lagi hari ini. Ada apa denganmu? Kalau tidak niat belajar, lebih baik tidak usah sekolah saja sekalian!" ketus Haruno Sakura dengan dingin. Uchiha bungsu itu hanya bisa terpaku. Dia tidak bisa berkata apa-apa. Dia sudah tahu sejak awal, bahwa dari sikap dan tatapan—gadis yang memiliki bola mata hijau emerald itu tidak akan pernah melihat ke arahnya. Karena itu, Sasuke rela menahan perasaannya selama bertahun-tahun. Menunggu dan menunggu, sampai gadis itu melihat ke arahnya dan membalas perasaannya. Tapi...
Sampai kapan lagi dia harus menunggu?
Sasuke kembali memasang topengnya, "Hn, maaf Haruno," untuk beberapa saat suasana di sekitar mereka menegang. Pemuda bermata obsidian itu tidak suka seperti ini, akhirnya dia menggerakkan kakinya untuk berjalan melewati Sakura. Sementara sebaliknya, Sakura justru berjalan berlawanan arah dari Sasuke. Gadis manis itu menyandarkan dirinya pada kawat pembatas yang biasanya ada di atas gedung sekolah.
Tentu saja Sasuke menyadarinya, laki-laki yang selalu memakai topeng poker face kebanggaannya itu menoleh dan menatap Sakura yang tengah menikmati angin yang meniup rambutnya, "Kau tidak kembali ke kelas?" tanya Sasuke dengan nada yang ragu. Tidak mendapatkan jawabannya, Sasuke berbalik lalu berjalan ke arah Sakura.
Sudah sejak lama Sasuke menantikan datangnya hari ini. Hari dimana dia bisa berdekatan dengan gadis yang disayanginya. Menelan ludah, Uchiha bungsu itu terus berjalan hingga satu langkah lagi dia akan menabrak Sakura. Gadis yang memiliki warna rambut seperti bubble gum itu menoleh dan membelakangi kawat pembatas untuk menatap laki-laki dengan rambutnya yang berwarna biru dongker. Sasuke mengangkat sebelah alisnya bingung, apalagi begitu Sakura tersenyum dengan lebar di depannya.
"Maaf Uchiha-san, sepertinya kali ini aku yang akan membolos," kata gadis manis itu. Lalu Sakura menaruh jari telunjuknya di depan bibir tipisnya, "jangan kasih tahu siapa-siapa ya?" tanya gadis itu lagi. Sasuke menyadari ada yang tidak beres di sini dan tanpa mempedulikan tatapan memohon Sakura di depannya, Sasuke mencengkram kawat di belakang tubuh Sakura dan melihat ke arah yang sama seperti yang Sakura tadi lihat. Dan genggamannya pada kawat itu mengeras begitu menyadari siapa yang sedari tadi menarik perhatian Sakura-nya.
"Begitu..." Sasuke kini menoleh pada gadis yang berdiri di sampingnya dan menatapnya tajam, "guru sialan itu ya?"
Sakura tersentak mendengar sebutan yang dilontarkan Sasuke pada laki-laki yang disukainya, "Jaga bicaramu, Uchiha-san!" gadis yang memiliki bola mata hijau emerald itu mendekatkan wajahnya pada Sasuke untuk lebih menunjukkan ekspresi kemarahannya, "kau tidak berhak mengejek Kakashi-sensei! Memangnya kau sudah lebih baik darinya?" omel Sakura, dan itu sama sekali tidak membuat segalanya lebih baik. Malah Sasuke menggertakkan giginya dan memukul kawat pembatas di belakangnya membuat Sakura terkejut.
"AKU MEMANG LEBIH BAIK DARINYA!" bentak Uchiha bungsu itu tepat di depan wajah anak tunggal Haruno tersebut. Sakura tersentak kaget, dia belum pernah melihat seorang Uchiha Sasuke marah hingga meledak seperti ini. Sasuke terlihat mengatur napasnya, tapi tatapannya tidak sedikitpun beralih dari hijau emerald yang indah itu, "Apa... Apa kau terlalu bodoh untuk tidak melihatnya?"
Sakura menggertakkan giginya, "Aku bodoh? Maaf Uchiha-san, jika aku terlalu sombong—tapi, bukankah aku selalu berada satu tingkat atau bahkan dua tingkat di atasmu? Aku tahu kau pintar tapi—"
DHAK!
"KALAU MEMANG KAU LEBIH PINTAR DARIKU, KAU HARUSNYA TAHU!" Sasuke kini mendekatkan wajahnya pada gadis di depannya. Menatap tajam hijau emerald itu, tidak peduli meskipun pemiliknya menatap balik onyx milik Sasuke dengan ketakutan. Entah apa yang ada di pikiran Uchiha bungsu itu saat tangan kanannya bergerak mencengkram tangan mungil Sakura.
Sakura meringis kesakitan, apalagi saat tangan kanannya dihentakkan dengan keras oleh Sasuke di atas kawat pembatas. Sementara tangan kiri pria itu sudah mengangkat dagunya sehingga dia menengadah menatap Sasuke. Sakura berusaha melakukan perlawanan dengan memukul-mukul dada Sasuke dan menendang-nendang tubuhnya—tapi sayang, itu tidak berguna. Apalagi begitu Sasuke memajukan wajahnya dan mencium gadis malang itu dengan kasar.
Sasuke memasukkan lidahnya dan mengamuk di dalam mulut Sakura. Pria berambut raven itu baru melepaskan ciumannya saat dia membutuhkan udara untuk bernapas. Dia menatap wajah gadis yang tengah mengatur napasnya itu dan menatapnya penuh kebencian. Sasuke mengabaikan tatapan itu—bukan, dia memang ingin mengabaikannya. Sebelum gadis itu menjadi milik orang lain, sebelum dia terlambat untuk yang ke sekian kalinya. Sasuke menundukkan wajahnya, berbisik di telinga gadis yang sudah memerah itu, "Kau milikku. Selamanya, tetap menjadi milikku."
Hei, Sasuke...
Apa kau ingin menyamakan gadis yang kau cintai dengan para gadis jalang itu?
xXx
It's so cliché to say you're my only
But don't you know I'm in love with you?
Love is war, and I'm not about to give up the game
xXx
"Kau... brengsek!" Sakura menjambak rambut Sasuke berusaha menghentikan Uchiha bungsu itu saat dia sudah mencium leher putihnya dan sesekali menggigitnya, "Uchiha-san!—akh!"
Kedua tangan Sakura kini sudah dipegang tangan Sasuke dengan erat. Kedua kakinya dijepit dengan kedua kaki laki-laki itu. Tapi, Sakura tidak akan menyerah begitu saja. Sepolos apapun dia, tetap saja Haruno Sakura masih mempunyai harga diri. Saat Sasuke melepaskan lehernya, dengan segera Sakura menjedukkan kepalanya hingga mengenai dahi Sasuke sampai memerah. Sasuke meringis kesakitan, dan memang ia sempat kehilangan tenaga untuk mencengkram Sakura. Tapi itu tidak bertahan lama, karena dengan cepat Sasuke kembali mencengkramnya bahkan lebih keras dari sebelumnya.
"Sa-Sakit!" Sakura menggigit bibir bawahnya. Air mata mengalir di wajahnya. Melihat itu, Sasuke sempat merasa goyah. Tapi dengan cepat dia memalingkan wajahnya, "Kumohon hentikan... Uchiha-san..."
Jangan
Jangan
Tolong... jangan menangis...
"Tidak." Sasuke menjawab singkat dan dengan cepat dia menarik tubuh Sakura dan membantingnya hingga tidur telentang di bawahnya. Uchiha bungsu itu kembali menggerayangi tubuh gadis di bawahnya. Sakura menggelinjang, dia berusaha menahan desahannya dengan menggigit bibir bawahnya bahkan terlihat darah mengalir dari bibir tipis itu. Sasuke menjilatnya, menjilat darah dan liur yang keluar dari bibir gadis yang disayanginya.
Desahan dan rintihan bercampur menjadi satu. Sasuke menarik dasi sailor moon yang merupakan salah satu seragam wajib perempuan dari sekolah ini dengan giginya. Tidak satupun dari tubuh gadis itu yang dia lewatkan dari bibirnya. Sasuke tidak ingin menyia-nyiakan ini. Dia juga ingin mendapatkan apa yang selama ini diinginkannya. Sungguh, gadis manapun pasti akan jatuh ke tangan Sasuke dan rela memberikan hal yang paling berharga dari hidup mereka untuk setan bertopeng malaikat itu. Tapi sayangnya, bukan mereka yang diinginkan oleh sang setan rupawan...
Sasuke terus membuka seragam Sakura perlahan tapi pasti, hingga terlihat dua gundukan yang siap untuk diremas olehnya. Sebelum Sasuke sempat menyentuhnya, Sakura sudah lebih dulu menampik tangannya, "Jangan Uchiha-san!"
Sasuke menggertakkan giginya, entah apa yang ada di pikirannya sampai dia tega menampar keras pipi Sakura, "HARUSKAH AKU MEMBUATMU PINGSAN UNTUK MEMBUATMU TETAP DIAM?" bentaknya keras. Belum cukup untuk membuat Sakura terkejut, Sasuke sudah meremas kedua dada gadis itu dengan kencang.
Sakura tersentak. Tubuhnya kini menggelinjang, antara nikmat dan kesakitan. Air mata sudah mengalir di pipinya, "Uchiha-san! Ah ah hentikaanhh!" kedua tangannya masih meronta di cengkeraman tangan Sasuke. Tapi percuma. Laki-laki itu sudah menulikan pendengarannya, membutakan penglihatannya, membekukan hatinya sendiri. Yang ada di pikirannya hanya...
"Sakura harus menjadi milikku..."
"Harus..."
"Harus..."
"HARUS!"
Teriakan kesakitan dan kesedihan gadis itu sudah tak didengarnya. Sasuke kembali kepada dirinya yang sebenarnya. Topeng yang biasanya terpasang di wajahnya entah kenapa jatuh begitu saja dan pecah berkeping-keping. Masih dengan ganas dan kasar, tangan Sasuke menyentuh dan merangsang tubuh gadis di bawahnya. Meskipun hanya dengan satu tangan—tangannya yang lain memegang kedua tangan Sakura—pria itu tetap bisa memanjakan partner bercintanya sampai puas seperti sekarang. Tapi bedanya, Sakura bukan hanya sekedar partner bercinta atau pelampiasan nafsu. Dia... lebih dari semua itu.
"Ngh! Uchi—ah! J-Jangan!" Sakura menggerakkan kakinya lebih cepat begitu menyadari tangan Sasuke sudah sampai di pertahanan berharganya. Sasuke menyeringai, ya sebentar lagi dia akan mendapatkan semuanya. Sasuke melepaskan tangan Sakura sesaat hanya untuk mengambil dasi sailor moon—yang tadi terlupakan—dengan cepat. Tapi tetap saja, kesempatan kecil itu masih bisa digunakan Sakura dengan baik untuk menonjok perut Sasuke—walau tidak seberapa.
Uchiha yang memiliki rambut berwarna biru dongker itu menggertakkan giginya kesal. Dengan emosi yang meluap, Sasuke segera mencekik Sakura dengan tangan besarnya membuat gadis malang itu membuka tutup mulutnya kehabisan napas, "Jangan. Buat. Kesabaranku. Habis." Dan dalam sekali hentakan, Sasuke melepaskan cekikannya dengan kasar membuat kepala Sakura sempat menghantam lantai semen di bawahnya.
Gadis bermarga Haruno itu merasakan sakit yang amat sangat di sekujur tubuhnya. Matanya berkunang-kunang, meskipun akan pingsan—Sakura masih berusaha sadar dengan menggigit lidahnya hingga berdarah. Tidak ada yang bisa menjamin apa yang akan terjadi jika dia pingsan kan? Dan Sakura tidak mau mengambil resiko itu, "Kau... LAKI-LAKI-PALING BRENGSEK YANG PERNAH KUKENAL! LEPASKAN AKU!"—cuh! Sasuke melotot saat Sakura melemparkan ludah yang mengenai pipinya.
Kali ini Uchiha bungsu itu memejamkan matanya dan menarik napas. Dia menatap hijau emerald yang menatapnya penuh kebencian dan seolah ingin mengutuknya. Sasuke tersenyum mengejek dan—
BHUG
Wajah Sakura dipaksa menoleh ke kiri. Tonjokan Sasuke yang tiba-tiba membuat Sakura tidak bisa menutup matanya karena kaget. Ditambah darah yang kini mengalir dengan lancarnya dari ujung bibirnya—Sakura bahkan tidak bisa mengekspresikan betapa kagetnya dia saat ini. Tanpa bicara apa-apa lagi tangan Sasuke mengikat kedua tangan Sakura di atas kepalanya dengan dasi sailor moon tersebut. Setelah itu di depan Sakura yang menatapnya, Sasuke menyeka ludahan Sakura dengan jarinya. Lalu dia menjilat ludahan gadis itu, "Jika kau tenang, kau akan mendapatkan kenikmatan Haruno, jadi bisakah diam sebentar saja?" tanya Sasuke dengan senyum di bibirnya.
Takut. Itu yang ada di pikiran Sakura sekarang. Air mata tidak bisa ditahan lagi olehnya. Tubuhnya gemetaran seiring dengan Sasuke yang kembali melumat isi mulutnya. Pertanyaan yang sama terus terulang di benak gadis menyedihkan tersebut.
Yang duduk di atas tubuhnya ini...
...siapa?
xXx
aisuru koto o shira nai
boku ni wa kore de choudoii
oOo
Maybe I'm not so great with feelings and stuff
Experience taught me to give all that up
xXx
Sasuke menjilat Sakura dari dahinya yang lebar, hidung mancungnya, bibir tipisnya, hingga leher jenjangnya. Sementara itu, tangan sang Uchiha bungsu sudah meremas kedua buah dada Sakura yang berukuran sedang. Sesekali dia memelintir ujungnya membuat desahan tertahan keluar dari bibir gadis itu. Sasuke menciumi perut rata Sakura, tak lupa untuk memberi kissmark di setiap sudut yang bisa ia gapai. Gadis berambut soft pink itu hanya bisa menggelinjang pasrah.
Sementara tangan Sasuke terus ke bawah, bibir laki-laki itu masih dengan setia menciumi bibir Sakura seolah tak mau melepaskannya. Dia jilati bekas pukulannya yang semakin membiru di ujung bibir perempuan itu. Tangan kanan Sasuke mengibaskan rok yang masih terpasang dan menyentuh celana dalam di baliknya, "Kau sudah basah, Haruno."
Sakura tidak bisa berkata apa-apa, sepertinya dia masih trauma dengan kejadian tadi. Yang bisa dia lakukan hanyalah memalingkan wajahnya dan membiarkan air mata menggenang di pelupuk matanya. Tapi bola mata hijau emerald itu membulat seketika saat dia menyadari tangan Sasuke sudah membuka celana dalamnya, "Tunggu, Uchiha-san!" kepanikan menjalari tubuh Sakura hingga dia kembali memberontak.
Tapi kali ini sepertinya Sasuke lebih mengutamakan prioritas utamanya. Tak dia pedulikan kaki Sakura yang tengah menendang-nendang udara di sampingnya. Sasuke memasukkan jari tengahnya ke dalam suatu lubang membuat Sakura mendongakkan wajahnya, "Akh, U-Uchiha-san j-jangan! Ah!" Sakura mengepalkan kedua tangannya yang sedang diikat di atasnya. Kepalanya menggeleng ke kanan dan kiri. Sasuke sama sekali tidak mempedulikan itu, malah sekarang dia memasukkan jari kedua dan ketiganya membuat Sakura semakin menggelinjang.
Wajah Sakura memerah. Bagaimana ini? Kalau seperti ini, Sakura akan merasakan kenikmatan cepat atau lambat dan dia tidak mau hal itu terjadi. Bagaimanapun juga, Sakura tidak ingin terlihat menikmati hal yang tidak dia inginkan. Sasuke menyadarinya dengan cepat, dia hanya menyeringai dan kembali berbisik, "Kau PASTI menikmatinya. Tidak perlu melawan, Sakura..." gadis itu menggeleng-gelengkan kepalanya. Sialan, bahkan dengan lancangnya laki-laki itu sudah berani menyebut nama depannya. Rasanya Sakura ingin mengutuk dirinya sendiri.
Sasuke kembali tersenyum setan, dia menarik dasinya sendiri, menggumpalnya hingga membentuk sebuah bola lalu dimasukkannya ke dalam mulut Sakura yang terbuka, "Aku tidak mau mengambil resiko. Ini untuk jaga-jaga agar kau tidak menggigit lidahmu sendiri," ucap Sasuke dengan dingin. Air mata Sakura mengalir dengan deras. Pria berambut raven itu kembali menggerakkan tiga jarinya yang tadi hanya diam. Keluar masuk hingga Sakura memejamkan matanya erat dan menggelengkan kepalanya ke kanan kiri untuk menahan rasa yang ada.
"Ngh hmmph... hmmph ungh!" suara-suara yang tidak jelas apa maksudnya keluar dari bibir Sakura. Air liur membasahi dasi Sasuke di mulutnya. Uchiha bungsu itu masih setia mengeluarkan dan memasukkan ketiga jarinya di liang Sakura hingga tubuh gadis itu mengejang dan keluarlah cairan-cairan putih yang membasahi ketiga jari Sasuke.
Laki-laki yang memiliki bola mata onyx yang indah itu menjilat cairan Sakura. Dia melirik gadis yang terlihat kelelahan untuk melawan itu dan menyeringai, "Apa kubilang? Kau menikmatinya kan?" Sakura menggeleng dengan cepat, wajahnya sudah sepenuhnya memerah, "percuma, tubuh tidak pernah berbohong." Balas Sasuke dengan sinis.
Anak Uchiha kedua dari dua bersaudara itu segera berdiri untuk sekedar membuka celananya, melepaskan apa yang dari tadi sudah tertahan. Sasuke menghembuskan napasnya lega, rasanya sangat bebas. Laki-laki berambut biru dongker itu menyeringai melihat wajah Sakura yang ketakutan, "Tidak akan sakit, aku akan melakukannya dengan cepat."
Walaupun begitu, aku tetap tidak mau! Sakura berteriak di dalam hatinya, "Hmmph! HMMPPPPH!" gadis itu menggelengkan kepalanya dengan kasar membuat Sasuke jengah lalu menjambak rambut gadis malang itu. Untuk membuatnya diam karena sakit, baru melepasnya—lagi-lagi—dengan kasar.
Sasuke mulai memasukkan kejantanannya perlahan dan sempat menggeseknya dulu di pintu liang Sakura. Gadis itu menegang—terlihat dari kaki jenjangnya yang kaku. Dan langkah berikutnya adalah saat Sasuke memasukkan ujung kepala kejantanan itu, "HMPPPH! HMPH! HMMMMMPPPH!" Sakura menangis lagi. Selain rasa sakit yang mulai menjalari tubuhnya, rasa sakit batinnya pun melebar. Dia tidak menyangka keperawanannya akan direbut dengan cara seperti ini.
Sasuke kembali memajukan tubuhnya membuat kejantanan itu semakin masuk ke dalam dan sekarang sudah setengah dari batangnya. Kini laki-laki setan itu menjilat air mata Sakura yang mengalir sementara dia terus melaju melawan selaput yang menghambatnya. Satu kali hentakan dan Sakura mendongakkan kepalanya karena kesakitan yang amat sangat, "HMMMMPPPH!"
Tubuh Sakura yang bergetar dan menatap Sasuke penuh amarah menunjukkan betapa berangnya gadis Haruno itu. Oh, mungkin bukan gadis lagi tapi sekarang dia adalah wanita. Memikirkannya saja sudah membuat wanita itu ingin meraung-raung. Selesai sudah semuanya. Sakura merasa semua perbuatannya sia-sia sekarang. Apalagi yang perlu dipertahankan? Wanita itu menangis dan memejamkan matanya.
Dia sudah kotor.
Mendadak, Sasuke merasakan sakit di hatinya walau hanya sesaat. Laki-laki itu menggeleng-gelengkan kepalanya, "Bersiaplah..." Sasuke memundurkan tubuhnya dan langsung memajukannya membuat tubuh Sakura terhentak. Sakura mengerang entah karena nikmat atau sakit. Kedua tangan Sasuke dengan setia meremas kedua buah dada yang sudah mengencang karena perbuatannya.
"Ngh, hmmph errgh ngh nggh..." Sekarang Haruno Sakura hanya bisa pasrah. Dengan sendirinya, tubuhnya mengikuti tempo gerakan yang dilakukan Sasuke sementara pikirannya melayang entah kemana. Dia masih ingat, rasanya baru saja kemarin dia mencela gadis-gadis jalang yang mau memberikan tubuhnya untuk seorang Uchiha Sasuke yang jelas-jelas akan membuang mereka. Dan sekarang, dia menjadi salah satu dari para gadis jalang itu? Yang benar saja. Sakura benar-benar ingin muntah pada dirinya sendiri.
Sasuke mengambil dasinya dengan paksa dari mulut Sakura dan menggantikan posisi dasi itu. Mengamuk di dalam mulut sang wanita seolah wanita itu melakukan kesalahan yang fatal untuknya. Sakura sudah lemas, tidak lagi melakukan perlawanan seolah tubuhnya menjadi seonggok sampah yang tidak berdaya. Walaupun begitu, tetap saja mulutnya bereaksi saat Sasuke menggigit telinganya, meremas dadanya, dan memaju mundurkan kejantanan di dalam liangnya. Dia terus melantunkan melodi indah bagi lelaki manapun, "Ah... ngh.. Uchi...ha—aaah!"
Klimaks pertama—yang sama sekali tidak terasa bagi Sakura—keluar begitu saja. Sasuke menghentikan gerakannya. Bukan karena lelah atau kehabisan tenaga. Bad boy semacam Sasuke bisa melakukan kegiatan ini berulang-ulang, beberapa ronde sampai partner bercintanya merasa puas. Tapi sekarang ada yang menghentikannya. Melihat wajah Sakura yang kelelahan dan terlihat lesu, air mata yang terus mengalir, ujung bibir yang membiru. Sasuke membulatkan bola matanya.
Apa yang telah dia lakukan?
Dengan tatapan yang tidak bisa diartikan, Sasuke terdiam melepaskan ikatan tangan Sakura. Beda dari sebelumnya, perilaku Sasuke kini lebih lembut. Laki-laki itu masih diam saat dia menyentuh bekas memerah di pergelangan tangan wanita itu. Melepaskan diri, Sasuke mundur beberapa langkah. Merapikan kemeja dan celananya, membelakangi wanita yang sedari tadi masih diam dan kini tengah merapikan seragamnya seperti yang dia lakukan. Selesai, Sasuke memberanikan diri untuk membalikkan tubuhnya dan menatap wajah Sakura yang belum menunjukkan ekspresi apapun.
Keduanya masih terdiam. Sakura menatap Sasuke balik. Wajah laki-laki itu terlihat pucat dan ketakutan, padahal tadi dia terlihat begitu menikmati apa yang dia lakukan. Sepertinya, laki-laki itu sudah kembali pada dirinya yang sebelumnya. Pemakai topeng sejati, untuk menyembunyikan setan yang busuk. Terus berpura-pura menjadi seorang malaikat dan membuat para wanita jatuh hati dengannya. Walau begitu, tetap saja Uchiha Sasuke sama seperti yang lain, dia tidak akan mau menyakiti orang yang benar-benar ia sayangi tulus dari dasar hatinya.
Tapi, rasa benci sudah terlanjur tumbuh begitu cepat di hati wanita berambut soft pink tersebut. Sakura mengalirkan air mata lagi. Wanita itu berdiri, berjalan mendekati Sasuke.
PLAK
Pria yang sudah tidur dengan banyak gadis itu merasakan pipinya panas setelah ditampar dengan sangat kuat. Sasuke tidak melawan. Dia tahu, dia pantas mendapatkan ini. Walau dia tahu ini tidak akan mengembalikan apa-apa, semua sudah terlanjur terjadi, Sakura tidak akan bisa menjadi gadis kembali. Sasuke masih ingat semuanya dari awal sampai akhir. Bagaimana dia begitu emosi dan cemburu menggelapkan matanya. Seolah-olah setan mengambil alih tubuhnya begitu mudah.
"Jangan pernah muncul di hadapanku lagi."
Walau Sasuke menunduk, Sakura yakin Sasuke mendengar kata-katanya dengan sangat jelas. Tentu saja, semuanya terlalu jelas sampai rasanya tubuh pria itu dicabik-cabik oleh pedang yang besar, "Sekarang apa kau puas? Tapi satu hal yang harus kau ingat, Uchiha-san," Sakura melangkah sekali, melewati tubuh Sasuke yang masih duduk dengan tenang, "walaupun kau sudah merebut hal yang paling berharga dalam hidupku, bukan berarti aku menjadi milikmu. Camkan itu baik-baik!"
Dan Sakura kembali melangkah lagi, nyaris berlari. Air mata terus tumpah meskipun dia tidak menginginkannya. Sakura tidak pernah menyangka hal ini terjadi. Dia memang tahu dari dulu, laki-laki yang selalu berganti pasangan itu mempunyai perasaan khusus padanya. Sakura tidak bodoh, tentu dia bisa mengiranya melihat bagaimana sikap dan tatapan Sasuke padanya. Hal itulah yang membuatnya tinggi hati, karena mengira Uchiha bungsu itu tidak akan berani menyentuhnya. Seandainya Sasuke selangkah lebih cepat dari Kakashi yang kini sudah menempati hatinya, mungkin hal ini tidak akan terjadi. Tepat saat itu, Sakura menyentuh gagang pintu menuju ke dalam gedung sekolah.
"Gomen."
Ucapan Sasuke yang singkat, membuat Sakura membalikkan tubuhnya. Tapi yang dia dapatkan adalah posisi Sasuke yang sama sekali tidak berubah seperti sebelumnya. Tetap membelakanginya dengan angkuh, walau terlihat kesedihan mendalam dari punggung itu, "Silahkan membenciku, aku tidak keberatan. Kalau sekarang, mungkin kau tidak akan mempercayaku tapi—" Sasuke berdiri dari posisi duduknya dan tetap membelakangi Sakura, "—aishiteru..."
Sakura tidak terkejut sama sekali. Dia sudah tahu, tapi benar apa kata Sasuke. Sekarang apapun yang dikatakan laki-laki itu baginya hanyalah persetan belaka. Seolah telinganya sudah tuli hanya untuk mendengarkan perkataan seorang Uchiha Sasuke. Sakura mengeratkan pegangannya pada gagang pintu, "Baka..." bisiknya pelan dan Sasuke tidak mungkin bisa mendengarnya. Wanita itu membuka pintunya lalu setelah dia memasukinya, dia membanting keras pintu itu. Meninggalkan Sasuke yang berdiri menatap langit biru di atasnya.
Tidak ada yang tahu saat itu,
Uchiha Sasuke menangis dalam diam.
.
.
Sekarang apa yang didapatkan seorang Uchiha Sasuke?
Tidak ada.
Selain penyesalan yang tak berujung.
.
.
xXx
nee boku no supaisu
kimi dake ni ima ageruyo
oOo
I want you, you know that I do
So I will give, I'll give it all up for you
xXx
.
.
FIN
.
.
Special thanks for :
Istrinya Akang Haido, himeko, RiruzawaStrife Hiru15, Aika Namikaze (2x), Kazuki Namikaze, suzuna nuttycoke, Kikyo Fujikazu, Hime Aletta, 4ntk4-ch4n, Parapluei De Fleurs, Chini VAN, Valkyria Sapphire, Icha-san, arisu, Aori Yuu, RUKIs marionette, Sichi, haruno gemini-chan, Love and Roll, Miho Yulatha, yuri, Akari Nami Amane, gieyoungkyu, Kuro, Tabita Pinkybunny, Lulaby, BlackPink 4ever, nona gulali, dilawliet, uchiharuno phorepeerr (2x), agnes BigBang, Sudah Selesai, uchiruno, De dara, D. Tomato Knight, Vytachi W.F, choco-momo, kagamine Yuzura, Chiwe-SasuSaku, Pink Uchiha, Risuki Taka, eet gitu, Rin 'Uchiharuno' Tsubaki-chan, Farah aishiteru sasusaku, NaNa Komatsu, no name, Fans Sakusasu, Anak Papi Hyde, Uchiha Hhs chan
Dan untuk yang lainnya, doumo arigato :))
Yak sebelumnya, terima kasih buat Aika Namikaze yang nanggepin candaanku dan akhirnya dia mereview ke-50 sehingga aku jadi termakan omonganku sendiri dan mau nggak mau harus ngupdate fic SPICE! secepatnya -_- (segini cepet apanya #dordor)
Kalau mau, ntar aku bikinin sequel fic ini tapi rate T ya ._.v #dilempar Terus untuk yang nggak suka SasuHina kemaren maaf yaaa, aku juga gak suka kok #woy Tapi untuk kelanjutan cerita mau gimana lagi ahahaha ;D dan sebenarnya aku gak mikir kalau Hinata dijadiin Miku, tapi ya sudahlah tak apa anggap saja begitu :D #diinjek
Dan untuk ending yang mungkin angst, maaf ya. Gak kepikir ide selain itu -_-v lemonnya kurang hard ya? Itu maaf juga, ini saya ngetik jam setengah satu. Yang ada di pikiranku saat itu, yang penting ficnya jadi #dordordordor Selain itu, udah lama saya gak bikin lemon straight. Selain karena otak saya dipenuhi lemon yaoi #dibakar Saya juga mood-moodan kalau bikin fic dengan genre lemon, gore, humor. Jadi, hontou ni gomennasai~ m(_,_)m
Terima kasih sudah membaca sampai sini, review kalian semua sangat berharga. Semoga kita ketemu lagi di ficku yang lainnya. Seperti biasa, flame kasar, alay, dan tidak berguna, tidak akan saya tanggapi dan dengan senang hati akan saya hapus. Jaa ne, minna-san :)