Naruto © Masashi Kishimoto

Ketahuan? © Amayllisht

Warning: Semi AU, OC, OOC (Author mencoba IC tapi, entahlah), bahasa tidak baku.

A little gift and challenge for Eky-chan's birthday

Family/Humor Fanfiction

Rated M untuk amannya..:p

.

A/N: OC's Point of View

.

'CTAR!'

HIAAA! Ada petir! Seram! Kulihat sekilas di jendela kamarku hujan turun dengan sangat deras. Ya, ampun! Aku jadi teringat kisah horor tentang rumah ini. Kata Tou-chan, dahulu saat malam di kala hujan seluruh anggota klan Uchiha dibantai habis oleh seseorang. Uh, mungkin saja arwah mereka bangun saat ini. Mungkin saja mereka akan muncul di depanku dengan wajah seram. Atau-atau, mereka bisa membawaku ke dunia lain. Mencekikku, membunuhku—HUAAAAAA! TAKUT!

'SRET.'

Tiba-tiba saja aku melihat sesuatu di jendela. Sekelebat bayangan yang lewat! Eh, tunggu.

"AAAAAAAAAAAA!"

Aku berteriak kencang lalu langsung menuju ke kamar Tou-chan dan Kaa-chan. Daripada tidur sendirian di sini, ihh.. Seram. Aku langsung turun dari kasurku sambil menenteng bantal, guling, tak lupa selimut serta boneka Kyuubi kesayanganku lalu berlari secepat mungkin menuju kamar Tou-chan dan Kaa-chan.

Sesampainya di depan kamar Tou-chan dan Kaa-chan aku mendengar suara Kaa-chan.

"Mpphhh. Sasuke—Ah"

Eh, seperti suara Kaa-chan? Ah, bodo amat deh! Tanpa mengetuk pintu dulu aku langsung membuka pintu itu.

'KRIET.'

Tou-chan dan Kaa-chan kaget melihatku. Mereka nampak menjauhkan diri mereka yang tadi sempat kulihat sangat dekat sambil mengancingkan baju mereka. Ih, ngapain coba kok tadi Tou-chan kayak yang mau makan Kaa-chan sih?

"Eiki? Ada apa, Nak?" tanya Kaa-chanku sambil berjalan ke arahku lalu menggendongku.

"Aku takut, Kaa-chan," ucapku sambil memeluk Kaa-chan.

Kurasakan Kaa-chan membelai rambut merah mudaku, "Takut apa, Sayang?"

"Petilnya celam. Eh, tadi Kaa-chan sama Tou-chan ngapain, sih? Kok tadi mulut Tou-chan nempel di mulut Kaa-chan telus Tou-chan kayak yang mau makan Kaa-chan lagi!" tanyaku penasaran.

Kulihat Tou-chan dan Kaa-chan mukanya memerah. Tou-chan menghampiriku lalu membelai puncak kepalaku.

"Itu tadi cara untuk saling menghangatkan, Eiki," ujar Tou-chan padaku.

'BLETAK!'

Kaa-chan menjitak kepala Tou-chan.

"Sasuke-kun! Apa yang kaukatakan! Ehehe, sudah jangan didengarkan ya, Eiki!" ucap Kaa-chan sambil menggendongku.

"Tenanglah, Sakura! Dia juga tidak mengerti apa yang aku bicarakan," ucap Tou-chan sambil bersedekap.

Aku menggelengkan kepalaku, "Eiki ngelti kok tadi Tou-chan ngomong apa!" ujarku semangat.

"Eh?" Kaa-chanku menatapku kaget.

"Hn?" Tou-chan bergumam kecil dan juga menatapku agak terkejut.

"Pasti tadi Kaa-chan kedinginan, iya, 'kan? Telus Tou-chan mau ngangetin badan Kaa-chan deh! Oh, gitu ya, cala ngangetin badan?" ucapku sambil mengangguk-angguk.

Kulihat Tou-chan dan Kaa-chanku menghela napas bersamaan.

"Hn. Kau ini memang pintar, Eiki! Sudah, sekarang kautidur lagi ke kamarmu, ya?" bujuk Tou-chan.

"Nah, ayo Kaa-chan antar," ujar Kaa-chanku sambil menggendongku keluar.

Aku mengerucutkan bibir, "Tapi temenin sampai aku tidul, ya?"

"Iya," gumam Kaa-chan.

O-o-O-o-O-o-O-o-O

Baru saja 10 menit aku tidur, tiba-tiba aku terbangun lagi. Uh, petir itu mengganggu sekali, sih! Brr.. Dingin sekali! Aha! Aku minta tolong Tou-chan saja pakai cara tadi! Pasti aku bisa hangat lagi!

Aku membawa bantal, guling, selimut, dan boneka Kyuubiku dan menuju kamar Kaa-chan dan Tou-chan—lagi.

Dan lagi-lagi di depan pintu aku mendengar suara aneh.

"Uh~ Sasuke—terus lebih keras. Ah, di situ enak!"

"Di sini?"

"Aww! Ah, nikmat sekali, ah—Sasuke-KUN."

Ya ampun mereka ngapain lagi, sih? Aku langsung saja masuk ke kamar Tou-chan dan Kaa-chan. Hmm, rupanya tidak dikunci lagi.

'KRIET.'

Mata onyx milikku sedikit membelalak melihat pemandangan di depanku. Tou-chan yang hanya mengenakan celana tidurnya nampak sedang menindih Kaa-chan yang berbalut selimut.

"YA AMPUN! TOU-CHAN MAU NGAPAIN KAA-CHAN!" teriakku kaget.

Tou-chan kaget dan langsung turun dari atas tubuh Kaa-chan.

"Eiki?" ujar Kaa-chan kaget.

"Kaa-chan gapapa? Ih! Tou-chan JAHAT!" ucapku sambil menghampiri Kaa-chan lalu memeluknya.

Tak lupa aku juga mendorong tubuh Tou-chan.

"Eh, kau salah paham, Eiki-kun," ucap Kaa-chan lembut.

"Hn. Tadi Tou-chan cuma memijat tubuh Kaa-chan, kok!" ucap Tou-chan.

"Eh, masa? Telus kok Kaa-chan gak pake baju! Nanti masuk angin lagi," ujarku heran.

"Supaya pijitan Tou-chan lebih terasa panas, Eiki," ucap Tou-chanku datar.

'DUAK!'

Kaa-chan memukul bahu Tou-chan.

"Ehehe, Sayang. Jangan dengarkan Tou-chanmu ini, ya!" ucap Kaa-chanku sambil tersenyum.

Aku diam sejenak sambil menopang dagu.

"Tenanglah, Sakura. Lihat! Kali ini dia tidak mengerti," ujar Tou-chanku.

"EH! AKU MENGERTI KOK!" ujarku riang.

Kulihat mata Tou-chan dan Kaa-chan membelalak.

"Kaa-chan pegal, ya? Telus bial pegelnya cepet ilang, Tou-chan mijitin Kaa-chan deh. Supaya pijitannya lebih telasa Kaa-chan buka baju. Gitu, ya?" ucapku senang.

Dan lagi-lagi kulihat Tou-chan dan Kaa-chan menghela napas.

"Hn, kau memang anak keturunan Uchiha sejati, Eiki!" ucap Tou-chan sambil tersenyum kecil padaku.

"Nah, sekarang kautidur lagi ya, Nak!" ucap Kaa-chan.

"Ayo, Tou-chan gendong sampai kamar," ujar Tou-chan sambil menggendongku.

Aku mengangguk lalu naik ke punggung Tou-chan.

O-o-O-o-O-o-O-o-O

Sesampainya di kamar Tou-chan langsung meninggalkanku. Tidak seperti Kaa-chan tadi yang menungguku sampai aku tidur. 20 menit sudah membalik badanku ke kiri dan ke kanan bulak-balik. Tapi tetap saja aku tidak bisa tidur! Hujan masih sangat deras! Dan petirnya juga masih sering berbunyi! Ya ampun. Takut!

Ah, aku ini Uchiha! Aku anak laki-laki Uchiha Sasuke pemimpin pasukan Anbu Konoha! Aku harus berani, ya! HARUS!

Tapi—

Huaaaa..

Tidak bisa tidur!

Sepertinya aku mengalami penyakit orang dewasa itu deh, isonia? Isomia? Ah! Apa pula namanya? Kaki dan tanganku juga terasa pegal. Pasti akibat berlatih melempar kunai seharian tadi. Aha! Tadi 'kan Tou-chan bilang dia bisa menghilangkan pegal! Ke kamar Kaa-chan dan Tou-chan lagi, ah.

Aku pun kembali membawa bantal, guling, selimut, dan juga boneka Kyuubi kesayanganku menuju kamar Kaa-chan dan Tou-chan. Sesampainya di depan kamar Kaa-chan dan Tou-chan lagi-lagi aku mendengar suara aneh.

"Ah—Sasuke-kun. Terus, uhh.. Lebih dalam lagi tusukannya! Ahh~ Lebih cepat. Ah!"

"Uh, Sakura—ahhh."

"Te-terus, Sasukeeehh—ah, lebih cepat! Lebih cepat!"

"Sakura—uh! Jangan meremas rambutku dengan tenaga supermu."

"Ahaha, ma-maaf, Sasu—keeehhhh. Ayo cepatlaah."

"Baik, Sakura. Siap ya?"

"AAHHHH—SASUKEEE.."

"Uh, nikmat sekali Sakura."

"Sasuke—ah! A-aku mau keluar ah."

"Uh, Sakura! Aku juga mau keluar—uh."

"SAKURA—AHH."

"SASUKE—UHH."

HE? Ngapain lagi sih mereka? Aku langsung saja membuka pintu yang lagi-lagi tidak dikunci.

'KRIET.'

Kulihat baju Kaa-chan dan Tou-chan bertebaran di lantai. Dan di atas ranjang lebih parah lagi! Tou-chan lagi-lagi menindih tubuh Kaa-chan kedua-duanya tidak memakai pakaian lagi! Uh, sudah kubilang 'kan nanti kalau masuk angin gimana coba?

"IH! TOU-CHAN MAU APAIN KAA-CHAN LAGI?" tanyaku histeris.

"EH? Eiki-kun?" tanya Kaa-chanku sambil menyelimuti tubuhnya.

"Eiki?" tanya Tou-chan sedikit kaget sambil turun dari atas tubuh Kaa-chan lalu mengambil baju miliknya dan memakainya. Tou-chan juga mengambil baju Kaa-chan lalu melemparkannya ke arah Kaa-chan dan Kaa-chan pun mengenakannya.

Aku hanya diam memperhatikan. Setelah Kaa-chan dan Tou-chan memakai bajunya, aku kembali bertanya.

"Tadi Tou-chan dan Kaa-chan ngapain kok lebih cepat-lebih cepat gitu? Apanya yang lebih cepat?" tanyaku penasaran.

Muka Kaa-chan dan Tou-chan nampak memerah.

"Err, tadi Kaa-chan dan Tou-chan—" ucap Kaa-chanku namun dipotong oleh Tou-chan.

"Tadi Tou-chan dan Kaa-chan masuk angin, jadi kami saling ngerokin, biar cepet sembuh, ngeroknya harus lebih cepat," ucap Tou-chan datar.

"Oh, pantesan. Muka Kaa-chan dan Tou-chan melah gitu. Makanya lain kali pake baju dong. Telus tadi kata Kaa-chan tusuk lebih dalam, gitu? Apaan yang ditusuk?" tanyaku lagi.

"Eh, itu tadi Tou-chan ngobatin Kaa-chan pakai akupuntur, suruh tusuk jarumnya lebih dalam," ucap Kaa-chanku agak grogi.

"He? Pake jalum? Emang gak bahaya, ya? Telus tadi yang kelual apaan?" tanyaku heran.

"Eh, tentu tidak, Eiki. Tadi itu yang keluar adalah anginnya. Tou-chan dan Kaa-chan 'kan masuk angin, setelah dikerok dan diakupuntur anginnya keluar," ucap Kaa-chan.

"Oh, gitu ya cala ngobatin olang masuk angin, ehehe," ujarku ringan.

"Nah, sekarang ada apa kau kemari lagi dan menganggu acara Kaa-chan dan Tou-chan?" tanya Tou-chanku dingin.

"Sasuke! Sudah, jangan dengarkan omongan Tou-chanmu itu, Eiki," ucap Kaa-chan lembut.

"Aku kena isonia, Kaa-chan, Tou-chan. Gak bisa tidul," ucapku lirih.

"Hahaha, insomnia, Eiki. Yasudah, kamu tidur di sini aja bareng Kaa-chan dan Tou-chan, ya?" ucap Kaa-chanku lembut.

Aku hanya mengangguk sambil melepas pelukan Kaa-chan lalu merangkak naik ke tempat tidur dan berbaring di samping Tou-chan.

"Cih, dasar manja! Sudahlah, Sakura. Sekali-kali jangan terlalu memanjakan anak ini. Dia sudah harus bersikap dewasa," ujar Tou-chanku dingin.

"Sasuke-kun! Eiki masih kecil! 4 tahun saja belum! Kau ini terlalu keras," ucap Kaa-chanku sambil menuju ke arahku lalu berbaring dan memelukku.

"Tapi dia itu keturunan Uchiha, Sakura!" ujar Tou-chan sambil melipat tangannya.

"Iya, Tuan Uchiha Sasuke! Uchiha Eiki memang keturunan Uchiha yang terkenal akan ketangguhan dan kekuatannya. Tapi kau harus ingat, Eiki itu masih kecil!"

"Dan kau harus ingat, Nyonya Uchiha Sakura. Eiki harus dididik sejak dini."

"Tapi, Sasu—"

Ah, Kaa-chan dan Tou-chan berisik sekali!

"Belicik!" teriakku, "aku mau tidul aja, Kaa-chan, Tou-chan!" ujarku sambil memeluk boneka Kyuubi kesayanganku lalu mulai memejamkan mataku.

"Maafkan Kaa-chan dan Tou-chan, Eiki," ucap Kaa-chanku sambil memelukku.

"Hn," ucap Touchanku sambil memelukku juga.

Ah, hangat sekali. Tidur di antara Kaa-chan dan Tou-chan memang sangat menyenangkan. Kurasakan Kaa-chan dan Tou-chan membelai puncak kepalaku dan itu membuatku sangat mengantuk akhirnya aku pun tertidur.

O-o-O-o-O-o-O-o-O

Eh, apa ini? Kok tubuhku serasa melayang? Wow! Aku terbang! Eh, tunggu—samar-samar aku mendengar suara Kaa-chan dan Tou-chan.

"Sasuke-kun! Kenapa Eiki tidak tidur bersama kita saja?"

Wangi ini, ah pasti aku sekarang sedang digendong Tou-chan ke kamar! Huh!

"Hn? Jadi kau mau dia mengetahui cara membuat adik barunya, Sakura?"

"Eh! Maksudmu apa, Sasuke-kun!"

"Kau juga pasti tahu, Sayang."

"Huaaa! Seringaian itu! Sasuke-kun, MESUM!"

"Ssst, nanti dia bangun. Mau seperti tadi lagi? Acara kita tertunda terus jadinya, Sakura."

Eh, jadi sekarang Kaa-chan dan Tou-chan mau buat adik baru buatku? Waah! Asyik!

Kurasakan Tou-chan meletakkan tubuhku perlahan di atas kasur lalu membelai rambutku pelan. Tak lama aku juga merasakan Kaa-chan yang mencium keningku.

"Selamat tidur, Eiki-kun."

"Sakura ayo cepat!"

"Eh? Memang yang tadi jadi ya, Sasuke-kun?"

"Hn. Jadilah, Sayang. Tadi baru setengah jalan. Sekarang ayo kita bermain sampai selesai."

"Huaa! Kau ini tidak perlu menggendongku, Sasuke-kun! Turunkan aku!"

Ah, dasar orang dewasa tidak sabaran! Hihihi! Sekarang aku bisa tahu nih gimana caranya bikin adik baru. Huhuhu.

Aku membuka mataku lalu beranjak ke pintu.

Ih, kenapa tidak bisa dibuka?

HUAAAA... DIKUNCI! Padahal aku 'kan mau lihat gimana cara Tou-chan dan Kaa-chan bikin adik baru buatku!

Ah, Tou-chan dan Kaa-chan pelit! Huh! Lihat aja nanti! Aku udah tahu cara ngangetin orang, cara mijitin orang, sama cara ngilangin masuk angin, dan sebentar lagi aku pasti tahu gimana cara bikin adik baru, ihihi!

OWARI

HUAAAA..

ABAAALLL!

Adegan selanjutnya, silahkan berimajinasi sendiri..:p

Pendek, ya? XP

Humor gak kerasa?

Maaf kalau ada typo, ini gak aku baca ulang abisnya ABAAALLLL..O.O

Yo, aku pikir ini ditaruh di rated M buat amannya aja..:p

Yak, ini adalah request dari Eky-chan yang minta aku bikin lemon. OMG! Ini mah gak ada lemonnya..-,-

Ampun aku kan masih polos, 17 tahun aja masih 2 hari lagi..XP Jadi, ya cuma gini yang aku bisa buat.

Udahan deh, segala macam concrit ataupun flame kuterima deh.

Makasih udah baca.

RnR? XD #kabur

Amaryllisht.