Three Demons Guard

Summary : Pengedar obat-obatan terlarang, Penjual senjata api ilegal, dan... Pecandu sex bebas. Sanggupkah Hinata seorang detektive gagal, menangani tiga pemuda bermasalah yang super tampan ini. AU, Typo, OOC, Gaje, DON'T LIKE DON'T READ !

Pairing : ...? x Hinata

Disclaimer : Naruto © Masashi Kishimoto

Genre : Romance/Humor

Rated : T+ ...Zura polos gak bisa buat yang M *digampar* XD

Hinata : 17 tahun

Sasuke : 18 tahun

Gaara : 18 tahun

Naruto : 18 tahun

Sisanya menyesuaikan ^^

"Sa... Sasuke-kun!" bisik Hinata.

"Hey, kau melupakanku Hinata-chan!" terdengar suara lain dari belakang tubuh Hinata.

Hinata berbalik samar-samar melihat tato ai dikening pemuda yang berada disamping kanannya itu.

"Ga... Gaara-kun!" Langsung saja Hinata menyalakan lampu disebelahnya, dan benar saja Hinata kini berada dengan dua orang pria tampan di kamarnya dan lagi, di ranjangnya.

Oh, good... "APA YANG KALIAN LAKUKAN DI KAMARKU...!" teriak Hinata prustasi.

Let's Read

.

.

.

"Halo. Tuan, saya sudah menemukan keberadaan 'mereka'!"

"Oh, rupanya 'mereka' sudah berkumpul. Jadi dimana 'mereka' sekarang?" seorang pemuda dengan mata onyx kini tengah menyeringai mendengar informasi dari bawahannya itu.

"Berdasarkan informasi yang saya terima, 'mereka' sekarang berada di kediaman Hyuuga Hinata!" seringainya tiba-tiba saja menghilang tergantikan dengan tatapan kosong namun tersirat sedikit emosi di dalamnya.

"Lanjutkan permainannya tapi jangan sampai kalian melukai gadis itu, kalau sampai kalian melukai gadis itu sedikit saja habislah riwarat kalian!" ucap pemuda itu dengan nada yang lebih menusuk namun pandangan masih kosongnya seperti menerawang jauh ke dalam memori lampaunya.

"Baik. Itachi-sama!"

Tut...

Tut...

Tut...

"Hah... kenapa kau harus terlibat dalam 'permainan' ini Hime!" ucap pemuda yang tak lain adalah Uchiha Itachi kakak dari Uchiha Sasuke sebari menghela napas menutup matanya mencoba menenangkan pikirannya yang sedang kacau ini.

)))0000(((

"Salahmu. Banyak, kau pikir setelah membuat Sai dan tou-san meninggal itu bukan suatu kesalahan melainkan takdir belaka hah... kau bodoh Sasuke!"

"Tapi aniki, aku... aku tidak membunuh Sai maupun tou-san aku!" ucap Sasuke yang tangisnya mulai pecah.

"KAU BOHONG!

"Kaa-san jangan tinggalkan Sasu hiks...hiks!"

"Kamu harus janji sama kaa-san Sasu, jangan pernah membenci kakakmu apapun yang terjadi nanti!"

"Sasu janji kaa-san, Sasukan sayang aniki!"

"Ap-apa jadi Aniki yang membunuh kaa-san!"

"Tidak mungkin... TIDAKKKK!"

Ingatan-ingatan masa lalu yang buruk seakan terus berputar-putar dalam pikiran Sasuke, otaknya seakan mau pecah tak sanggup lagi menampung semua ingatan buruk yang selalu menghantuinya. Anikinya Uchiha Itachi kakak yang selama ini menjadi obsesinya kini harus menjadi musuhnya hanya karena ia yang menjadi satu-satunya penumpang yang selamat dari kecelakaan yang menewaskan Uchiha Sai adiknya dan Uchiha Fugaku ayahnya dan membuat anikinya itu menuduhnya sebagai penyebab meninggalnya kedua orang yang amat sangat anikinya sayangi itu.

Entah balas dendam atau apa, dua minggu setelah kecelakaan tragis itu ibunya Uchiha Mikoto meninggal karena serangan jantung nyatanya penyebab kematian Uchiha Mikoto adalah Uchiha Itachi anikinya sendiri sayangnya Itachi terlalu cerdik sehingga tak ada satupun dari pihak penyelidik yang mencurigainya malah Sasuke sendiri yang dicurigai sebagai tersangka atas kasus yang menewaskan ibunya itu. Berbagai celaan dan tuduhan miring ia terima dari berbagai kalangan masyarakat hal itu membuat Sasuke semakin terpuruk apa lagi saat dimana Uchiha Itachi anikinya itu secara terang-terangan menyatakan perang dan memutuskan hubungan persaudaraannya dengan Sasuke dan kini Sasuke harus menjalani hidup yang begitu keras seorang diri.

Uchiha Sasuke setelah diduga sebagai penyebab dari kecelakaan mobil yang menewaskan adiknya Uchiha Sai dan ayahnya Uchiha Fugaku, kini menewaskan ibu kandungnya sendiri Uchiha Mikoto. Diduga Uchiha Sasuke mengidap penyakit kelainan jiwa, hal itu membuat kakaknya Uchiha Itachi begitu terpukul atas kejadian tragis itu.

Sasuke melempar koran usang yang ia simpan dilemari rahasianya. Ini memang gila Anikinya itu bertindak seolah-olah ia yang menjadi korban dan Sasuke yang menjadi tersangkanya padahal Sasuke kecil waktu itu sama sekali tidak melakukan perbuatan yang orang-orang tuduhkan padanya dan jelas-jelas yang membunuh ibunya itu adalah anikinya sendiri mana mungkin Sasuke membunuh orang yang paling ia sayangi itu.

)))0000(((

Sinar matahari mulai memasuki jendela kamar milik Hyuuga Hinata. Gadis mungil itu mengeliat kesamping mencoba menghindari silaunya sinar matahari yang mengusik tidurnya itu. Merasa nyaman Hinata semakin mengeratkan pelukannya pada 'guling' yang kini tengah ia peluk, cukup lama sampai ia menyadari bahwa wangi maskulin yang sedari tadi ia hirup itu bukan wangi parfum miliknya. Wanginya lebih mirip dengan... Sasuke.

Deg...

Hinata membuka matanya saat dirasakannya sebuah lengan besar kini tengah melingkari perutnya belum lagi dengan napas berat seseorang ditengkuknya yang membuatnya semakin bergidik ngeri. Hinata memberanikan diri menengok ke atas dan...

"Kyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa...!"

Hinata berteriak sekeras-kerasnya saat menyadari posisinya sekarang. Berada diantara kedua pria tampan yang tak lain adalah Sabaku No Gaara yang kini tengah melingkari perut Hinata dengan lengannya dan menyembunyikan wajahnya pada perpotongan leher Hinata membuat napas hangat Gaara menyapu habis permukaan kulit leher gadis mungil ini dan juga Uchiha Sasuke yang kini tengah ia peluk dengan tangan kanannya yang merangkul bahu Hinata.

"Pagi, Hinata-chan!" sambut Sasuke yang malah semakin mengeratkan pelukannya sedangkan Gaara hanya mengeliat tak nyaman membuat hidung mancungnya bersentuhan dengan leher Hinata.

"Lepaskannnnnn akuuuuuuuu!" teriak Hinata histeris, wajahnya juga kini sudah tampak seperti kepiting rebus antara menahan kesal dan malu.

)))0000(((

Pagi ini merupakan pagi terburuk bagi Hyuuga Hinata dalam sejarah hidupnya bagaimana tidak, semalam saat kedua pria tak diundang itu masuk ke dalam kemarnya Hinata sudah memutuskan untuk lebih memilih tidur disofa dari pada tidur seranjang dengan mereka tapi, nyatanya pagi ini ia malah terbangun diantara dua pria tampan yang mengapit tubuhnya itu.

"Mereka itu mengerikan!" guman Hinata kesal.

Niatnya untuk mengambil air ia urungkan saat dilihatnya Naruto tengah tertidur dengan keringat yang membasahi sekujur tubuhnya penasaran Hinata berjalan ke arah Naruto yang tengah tertidur. Hinata terkejut saat mendapati bekas air mata pada pelupuk mata pemuda berambut pirang itu, memorinya berputar saat dimana Naruto berdebat dengan seseorang yang dapat Hinata simpulkan adalah kakaknya Naruto.

"Naruto-kun pasti tersiksa dengan masalahnya!" ucap Hinata iba sebari mengusap dahi Naruto yang masih tertidur.

"Panas!" ucapnya tiba-tiba saat tangannya meraba kening Naruto.

"Kaa-san...!" guman Naruto pelan.

Hinata menatap cemas Naruto, ia yakin beban yang ditanggung Naruto saat ini benar-benar sangat berat.

"Naruto-kun pasti sangat merindukan kaa-sannya!" batin Hinata.

"Pasti 'dia' yang membuat Naruto seperti ini!" geram Gaara.

"Umm, Gaara-kun bukan maksudku untuk ikut campur tapi, kemarin aku melihat Naruto sedang menelpon seseorang dan kelihatannya Naruto terlihat sangat kesal juga... sedih saat penelpon itu memutuskan hubungannya!" jelas Hinata membuat rahang Gaara mengeras.

"Kyuubi!" desisnya geram.

"Akan kubuatkan sup sebentar!" ucap Hinata sebari berjalan menuju dapur.

)))000(((

Hinata dengan telatennya memotong sayuran yang akan ia sup untuk Naruto makan saat ia sadar nanti, sayangnya gerakan tangannya terhenti saat melihat sebuah bingkai foto yang terletak diantara tumpukan kardus-kardus berisi barang-barang berkas disudut ruangan dapur tersebut. Diambilnya bingkai foto yang dipenuhi debu itu lalu diusapnya perlahan.

Bingkai itu berisi potret seorang anak perempuan dengan pipi merahnya yang tengah bermain ayunan ditemani dua bocah laki-laki berambut raven disampingnya. Dadanya terasa sesak saat melihat foto itu, tak sadar bahwa air mata kerinduannya mulai turun saat membayangkan betapa bahagianya gadis kecil itu saat bermain dengan kedua teman lelakinya. Hinata sadar untuk sekarang ini ia tidak mungkin bisa berkumpul kembali dengan bocah laki-laki yang tak lain adalah Sasuke dan Itachi lagi.

"Itachi-nii!" lirih Hinata.

Sasuke masih terdiam sebari menatap Hinata yang terlihat terluka saat menyebutkan nama seseorang yang paling ia benci itu. Sasuke sendiri tahu bahwa Hinata memang sudah lama menyimpan perasaan tertentu pada kakaknya sayang egonya itu tidak mau mengakui kenyataan yang sebenarnnya, Sasuke selalu berusaha menganggap perhatian Hinata pada kakaknya itu hanya semata-mata perhatian seorang adik kepada kakaknya saja tidak lebih.

"Kau bodoh Hinata!" desis Sasuke yang lalu pergi meninggalkan Hinata tanpa sepengetahuan Hinata.

)))000(((

"Naruto-kun bagaimana perasaanmu sekarang?" tanya Hinata sebari menyuapi Naruto dengan sup buatannya.

"Umm. Sudah, aku baik-baik saja Hinata-chan. Maaf sudah merepotkanmu!" ucap Naruto gugup, pasalnya selama ini belum pernah ada wanita yang menyuapinya seperti itu kecuali... kaa-sannya. Hatinya terasa hangat saat dengan lembutnya Hinata menyuapi sup kedalam mulut Naruto dengan hati-hati, suatu perasaan yang sudah lama hilang. Kehangatan yang sudah bertahun-hatun tidak ia rasakan semenjak perceraian kedua orang tuanya –yang dirahasiakan kepada publik- dan saat Namikaze Kyuubi kakaknya meninggalkan semua beban padanya seorang diri.

"Tak apa Naruto-kun, kau tidak merepotkan siapapun!" ucap Hinata manis.

"Kecuali aku, kau itu berat Naruto!" ucap seseorang dari belakang Hinata yang tak lain adalah Gaara.

Mendengar ucapan Gaara membuat Naruto seketika merona malu, ia baru saja menyadari kalau kini tengah berada diatas sebuah ranjang padahal seingatnya ia tertidur di sofa ruang tamu.

"Kau menyebalkan Gaara!" ucap Naruto yang disusul dengan tawa renyah Hinata.

Tok...

Tok...

Tok...

"Biar aku yang saja Gaara-kun!" cegah Hinata saat Gaara hendak keluar kamar.

"Baiklah sebagai gantinya biar aku yang menyuapi bocah kuning ini!" ucapnya dengan seringai yang membuat Naruto terbelalak seketika.

"Hwaaaaa... aku gak mau disuapin sama Gaara!" teriak Naruto Histeris membuat Hinata terkikik geli.

)))000(((

"Sebentar!" ucap Hinata sebari membuka kunci pintu rumahnya.

"Kau lamban Hinata!" ucap dingin pemuda berambut raven dengan mata kelam yang tengah merangkul gadis berambut merah dengan pakaian minim yang entah siapa membuat Hinata hanya terdiam menatap antara percaya atau tidak, Sasuke membawa seorang wanita yang tidak ia kenal kerumahnya.

"Dia... siapa?" ucap Hinata yang tak kalah dinginnya dari Sasuke.

"Bukan urusanmu!" ucap Sasuke acuh.

Hinata menyipitkan matanya saat melihat ada sesuatu yang aneh dari cara berjalan, cara berbicara hingga aroma Sasuke.

"Kau... MABUK SASUKE!" bentak Hinata.

Sasuke menengok kebelakang menatap tajam Hinata kemudian berkata. "Kalau aku mabuk, lalu apa yang akan kau lakukan Hyuuga Hinata!" ucap Sasuke dengan wajah memerah akibat terlalu banyak minum.

Hinata berjalan mendekati Sasuke lalu melepaskan rangkulan gadis berambut merah kemudian mendorongnya pelan lalu memapah Sasuke perlahan.

"Saya mohon anda untuk segera meninggalkan rumah saya!" ucap Hinata tegas membuat gadis berambut merah itu mendengus kesal lalu mengambil tasnya yang terjatuh dan pergi meninggalkan rumah Hinata.

"Kenapa kau mengusir Karin Hinata!" tanya Sasuke dengan wajah tertunduk namun tak ada jawaban apapun dari bibir Hinata. "Apa kau mencintainya Hinata?" lanjut Sasuke lirih membuat Hinata tersentak kaget.

"Sudahlah Sasuke-kun kau sedang mabuk!" ucap Hinata mengalihkan pembicaraan.

Brakk...

Sasuke mendorong Hinata keras membuat Hinata terjungkal kebelakang, Sasuke terlihat menyeramkan bagi Hinata sekarang ini.

"JAWAB PERTANYAANKU HINATA!" bentak Sasuke keras kemudian berjalan mendekati Hinata.

"Sasuke-kun... hiks!" Hinata terisak pelan.

"KAU PIKIR DENGAN MENANGIS AKU AKAN MENGASIHIMU... kau itu sama saja seperti GADIS JALANG HINATA!" ucap Sasuke membuat tangis Hinata pecah. "Kau pikir Itachi akan kembali dan mencintaimu hah... kau bodoh mengharapkan yang TIDAK AKAN PERNAH TERJADI!" ucap Sasauke semakin memojokkan Hinata.

"Cukup Sasuke kau keterlaluan!" ucap Gaara yang tiba-tiba saja datang.

"Kau diam breng*ek, ini urusanku dengan Hinata jangan coba-coba ikut campur!" ucap Sasuke dingin.

Hinata menggigit bibirnya menahan tangis yang akan semakin pecah mendengar ucapan Sasuke yang semakin menjadi-jadi itu, perlahan ia berdiri menatap tajam Sasuke yang ada didepannya.

"Iya, aku mencintainya... AKU MENCINTAI ITACHI-NII. Aku memang bodoh, bodoh karena selalu mengharapkan dia kembali tapi... hiks...hiks JANGAN SAMAKAN AKU DENGAN GADIS JALANG SASUKE HAH...!" geram Hinata yang tanpa sadar...

Plakkk...

Menampar Sasuke.

_Bersambung_

Kyyaaaaaaaaaaaaaaaa... nene balik sama pic nene yang dolo ^^

Gomen kalo lama updatenya...

Maaf juga kalo nene gak sempet balesin review dari kalian :(

REVIEW

REVIEW

REVIEW

MINNA-SAN :)

(-0_0-)

13-12-11

-Hehe... tanggalnya bagus yah *plakk*-