.
+= Animosity=+
Durarara! © Ryougo Narita & Akiyo Satogiri
Animosity © Okumura Arale
Pair: ShiZaya
Genre: Angst/ Hurt/Comfort
Rated: T
Warning: TYPO, Shounen Ai, OOC, dan kekurangan lainnya…
.
Part 1:
Fever
.
0o0o0o0o0o0o0
.
"Kasuka," rintih sosok yang terbaring berbalut peluh yang membasahi sekujur tubuhnya itu.
"Shizu-chan," panggil sosok pemuda jaket hoodie hitam yang kini telah menghimpit sosok berkeringat itu sambil mengacungkan sebuah belati yang berkilat ke arah batang leher kekar itu.
"Ka-su-ka," perlahan pemuda kekar berambut pirang itu kembali terlelap terbawa mimpinya. Dengkuran halusnya kembali terdengar menghiasi bibirnya yang ranum.
"Ukh!" mata pemuda di atasnya kembali memerah menahan amarah. Jemarinya semakin erat menggenggam gagang belati hingga telapak tangannya sedit memerah.
"Bagaimana keadaannya, Izaya-kun?" sosok pemuda berwajah ramah melangkah masuk ke kamar itu disusul sosok gadis berjaket kulit dengan helm kuning yang menutupi wajahnya.
BATS!
Sang gadis Dullahan dengan cepat menarik pemuda berhoodie hitam itu turun dari tubuh pria berambut pirang yang terlelap itu.
"Mau apa kau Orihara Izaya!" ketiknya cepat diatas papan i-padnya.
Sang pemuda yang ditanyai hanya memasang tampang kesal dan melangkah keluar kamar dengan cepat.
"Ah… Sepertinya Izaya-kun cemburu," ucap pemuda berjubah putih itu sambil membetulkan letak kacamatanya.
"Cemburu?" ketik gadis itu lagi sambil menghadapkan layar ponselnya pada pemuda itu.
"Apa kau tidak tahu, Celty?" senyumnya.
"Tahu apa? Katakan yang jelas, Shinra!"
"Jadi kau tidak tahu kalau—"
.
.
.
"Kasuka! Kasuka! Kasuka! Kenapa selalu dia?" rutuk sang informan sambil berjalan cepat menuju apartemennya.
BRAK!
Orihara Izaya dengan kasar menendang pintu ruang kerjanya hingga menjeblak terbuka dan menampakkan ruangan luas dengan perabotan rapi serta sebuah meja luas berisi satu set komputer dan sebuah laptop hitam diatasnya.
Dengan cepat dinyalakannya komputernya dan masuk ke chatting room. Ternyata Taro Tanaka dan Setton sedang ada di ruang chat dan sedang membahas kejadian yang hari ini terjadi.
Setton: Tak kusangka kau mengenal Heiwajima Shizuo
Taro Tanaka: Yah, hanya kebetulan juga, sih. Kebetulan temanku mengenalnya dan kami terlibat masalah yang sama _"
Setton: Hoo… Lalu bagaimana pendapatmu tentang dia?
Taro Tanaka: Entahlah, aku belum terlalu akrab dengannya. Tapi satu hal yang pasti, dia sangat sayang dengan adiknya.
Kanra bergabung dalam Chat Room.
Taro Tanaka: Konbanwa, Kanra-san. Tumben kau online sore-sore begini.
Setton: Banwa, Kanra.
Setton: Ah, adiknya maksudmu Hanejima Yuuhei sang aktor berbakat itu?
Taro Tanaka: Ah, kau tahu? Iya, aku juga kaget sewaktu tahu kalau aktor itu adik kesayangan Shizuo-san.
Taro Tanaka: Kanra-san, ada apa? Kenapa kau diam saja? Tidak seperti biasanya?
Kanra meninggalkan ruang Chat.
Izaya menarik putus kabel LAN di belakang CPU-nya hingga koneksi terputus. Giginya yang saling bergemeletuk menandakan dia sangat geram dengan apa yang dibacanya di ruang chat tadi?
"Kenapa? Kenapa selalu Kasuka? Kenapa isi kepalanya hanya ada Kasuka? Kenapa dia hanya tersenyum lembut pada pemuda penjual tampang itu?" teriaknya geram sambil menggebrak meja kerjanya hingga kaca pelindung diatasnya sedikit retak.
Izaya kembali menyandarkan punggung kurusnya pada sandaran kursi dan mendongakkn kepalanya menatap langit-langit kamar yang kini ternoda warna mentari senja.
Ingatannya kembali ke masa SMA saat dirinya baru mengenal sosok seorang Heiwajima Shizuo. Pemuda kasar dengan kekuatan seperti seekor Troll yang mampu menghancurkan dan menerbangkan apa saja yang menghalangi langkahnya.
Ya, Orihara Izaya terlanjut terpikat pada pemuda berambut pirang itu. Tapi, perasaannya harus dihancurkannya saat itu juga.
"Aku benci tipe orang sepertimu,"
Kalimat itu sontak meluluh-lantakkan hatinya.
"Oh, sayang sekali. Padahal kukira kita bisa bersenang-senang bersama," akhirnya itu yang dikatakannya sambil memasang topeng liciknya.
.
.
.
Sosok pemuda berjaket hoodie terlihat memandang jalanan Ikebukuro yang selalu dipadati pejalan kaki bahkan di sore hari yang mendung ini. Pandangan tajamnya serta senyumnya yang misterius menghiasi wajah tampannya yang memandang setiap pejalan yang lalu-lalang dari atas salah satu gedung kosong yang belakangan mulai bertambah banyak di wilayah sibuk ini.
Tanpa disadari tetesan air mula berjatuhan dari langit. Para pejalanpun sebagian mulai membuka payung lipat yang mereka bawa. Sebagian yang lain mulai mempercepat langkah mereka agar tidak kebasahan oleh tetesan air yang mulai bertambah lebat.
Orihara Izaya, sang informan yang masih berada di posisinya mulai menaikkan tudung jaketnya untuk menutupi kepalanya dari air hujan yang turun semakin lebat. Ponsel dalam saku celananya bergetar pelan menandakan ada pesan masuk di inbox mailnya.
'Shizuo menghilang. Bantu aku menemukannya. Demamnya akan bertambah parah kalau dia berjalan di tengah hujan lebat begini!'
Pemuda itu hanya tersenyum setelah membaca pesan dari Kishitani Shinra yang penuh dengan nada cemas. Yah, sebenarnya bukan Shinra yang cemas. Pasti pesan ini diketik oleh nona Dullahan yang kehilngan kepala itu. Karena, hanya gadis itu yang sangat peduli dengan keadaan pria pirang berpakaian bartender itu.
"Kau selalu membuatku kerepotan, Shizu-chan," sang informan melompat ke balik pembatas tepi gedung dan segera melangkah menuju tangga untuk turun dari atap gedung kosong itu.
.
.
.
Hujan. Ya, kini seluruh wilayah Ikebukuro basah oleh hujan. Tak terkecuali pemuda pirang bodoh yang sedang berjalan tertatih dengan suhu tubuh diatas normal ini. Rambut pirangnya yang biasanya beratakan kini jatuh terkulai lemas akibat basah oleh hujan yang kini menghasilkan irama monoton akibat bertambah lebat.
Dalam pikiran pemuda itu hanya satu. Kembali ke apartemennya. Tak mungkin dia menginap di apartemen Shinra sedangkan adik kesayangannya akan berkunjung ke kediamannya sore ini. Betapa bodohnya dia karena tak bisa menjaga kesehatannya disaat penting seperti ini. Maka, disinilah dia sekarang. Dibawah derasnya hujan dan melangkah perlahan namun pasti menuju apartemennya yang hangat dan kering.
Yah, memang itu tujuan awalnya. Tapi itu sampai saat matanya menemukan sosok yang paling dibencinya di dunia ini.
"IIIIZAAAAYAAA! SEDANG APA KAU DI SINI, KUTU BRENGSEK! KAU MERUSAK PEMANDANGAN SAJA!" teriaknya pada sosok pemuda berjaket
"Horaaa, Shizu-chan! Akhirnya aku menemukanmu juga. Kenapa kau kabur dari rumah Kishitani?" Izaya melangkah mendekati sosok Shizuo yang sedang berusaha berdiri tegak diatas kakinya yang lemas.
"Bukan urusanmu, Kutu kampung!" bentak Shizuo sambil menampik tangan pucat yang dengan sok akrabnya menyentuh pundaknya.
Izaya dengan cepat mundur beberapa langkah agar tidak terkena tonjokan pemuda dihadapannya itu. Walaupun monster itu sedang sakit, tetap saja kekuatan monsternya tak berkurang.
"Ah— Aku takut," histeris Izaya berpura-pura ketakutan. "Shizu-chan tega, padahal aku mengkhawatirkan kesehatanmu," rutuknya sambil memasang tampang merajuk.
"IIIIZAAAAAYAAAA!" Shizuo segera menarik kotak pos yang berdiri kokoh di sampingnya hingga tanggal dari pondasi dan melemparkannya sekuat tenaga ke arah sosok menyebalkan yang berdiri tak jauh darinya.
Tapi, Izaya mengelak cepat dengan meloncat ke arah badan jalan. Dan terjadilah.
CKIIIIITTT
BRUAK
"IZAYAAAAAA!"
.
TBC
.
A/N. Domou, ini Fict pertama saya di Fandom Durarara. Saya benar-benar mencintai pasangan ini, hingga terlahirlah fict ini. Ah, sebelumnya saya minta maaf kalau ada TYPO disana-sini. Saya lagi males nge-Check.
Ditunggu Reviewnya.
m(_ _)m