We Got Married
By
Arisa Adachi YunJaeShipper
a.k.a
U-Know Boo
xxx
Pairing :: YunJae.
Casts :: all DB5K.
Disclaimer :: They're not mine.
Warning :: Yaoi, OOC, typo(s) and many more.
xxx
Malam beranjak kian jauh. Menebarkan selimut hitamnya ke penjuru kota Seoul. 02.37, begitulah sebuah jam dinding memberi tahu jika kau bertanya jam berapa sekarang.
Sebuah apartemen di kawasan kota itu terlihat begitu tenang dan gelap. Yang terdengar hanyalah suara detik jam yang bergerak teratur. Namun kesunyian itu sirna ketika pintu depan apartemen itu terbuka. Memperlihat siluet tubuh beberapa orang yang baru saja membuka pintu.
Salah satu yang paling tua meraba dinding guna mencari saklar. Dan ketika ujung syaraf perasanya bertemu dengan apa yang dicarinya, maka orang itu langsung menekan saklar berwarna putih itu. Sekejap saja ruangan yang tadinya gelap kini terang benderang. Dengan ini kita bisa melihat siapa yang baru tiba itu. Kim Jaejoong, Park Yoochun dan Kim Junsu. Tiga namja yang karena satu-dua hal terpisah dari dua teman mereka. Pengecualian untuk Kim Jaejoong, selain terpisah dari temannya dia juga terpisah dari namja chingu-nya.
"Kalian ingin makan sesuatu?" Jaejoong bertanya pada dua dongsaeng-nya yang merebahkan tubuh mereka di sofa. Wajah mereka terlihat lelah dan mengantuk. Serta lapar, karena itu namja cantik berusia 25 bertanya demikian.
"Hyung ingin memasak? Tidak lelah apa?" yang paling muda bertanya.
"Aku lelah Junsu-ah, tapi juga lapar. Jadi, apa kalian ingin makan sesuatu?"
"Hemm... aku ingin ramen hyung," sahut Yoochun yang memang laparnya lebih mendominasi daripada lelah dan mengantuknya.
Jaejoong mengangguk, "bagaimana denganmu?" tanyanya pada magnae JYJ itu.
"Sama seperti Yoochun hyung saja."
Kembali namja cantik itu mengangguk. Kaki-kaki jenjangnya melangkah menuju dapur. Beruntung mereka masih memiliki persediaan ramen instan sehingga Jaejoong hanya perlu menuangkan air panas pada masing-masing cup ramen. Tidak lama namja berambut pirang itu sudah kembali ke ruang tengah dengan nampan berisi tiga cup ramen.
"Aku ingin berlibur," si dolphin magnae alias Kim Junsu bergumam. Menghentikan kegiatan dua hyung-nya yang tengah menyuap ramen mereka.
"Berlibur apanya?" Yoochun meraih sehelai kertas berisikan jadwal mereka hingga beberapa bulan ke depan, "dengan jadwal sepenuh ini bagaimana bisa berlibur?"
"Ini sudah resiko pekerjaan, yah terima saja..." sahut Jaejoong, "tapi aku akan meminta manajer untuk mengurangi jadwal kita."
Junsu menyandarkan tubuhnya ke sandaran sofa, "Yunho hyung dan Changmin apa kabar ya?" bisiknya lirih.
Yoochun melirik Junsu sekilas, lalu berganti memandang Jaejoong yang kini termenung masih dengan ramen di tangannya. Namja tampan bermarga Park itu tahu kalau hyung tertuanya itu tengah memikirkan soal leader mereka, Jung Yunho. Sudah hampir sebulan ini mereka benar-benar putus komunikasi. Kesibukan diantara keduanya menjadi satu-satunya penyebab. Bagaimana tidak, awal Juni lalu JYJ baru saja kembali ke Korea setelah world tour mereka selama dua bulan. Namun begitu sampai di Korea ternyata TVXQ bertolak ke Paris guna melaksanakan konser SM Town.
Yoochun masih ingat seperti apa cemasnya hyung mereka itu ketika mengetahui bahwa Yunho sedang sakit. Jaejoong sangat ingin menghubungi namja chingu-nya saat itu, namun mengingat posisi mereka yang tengah berseteru dengan pihak SM membuat Jaejoong mengurungkan niatnya. Menghubungi Yunho dan jika ketahuan tentu saja mengundang masalah untuknya. Saking cemasnya, Jaejoong bahkan sempat jatuh sakit.
Sejenak kesunyian menjadi satu-satunya yang berbicara di antara ketiga namja tampan itu. Namun hal itu tidak lama ketika ponsel Jaejoong yang terletak di atas meja berdering. Menandakan ada panggilan masuk.
"Baru dibicarakan, orangnya sudah menelepon," komentar Junsu ketika indera penglihatnya menangkap tulisan di layar ponsel Jaejoong.
'uri Yunho-ya :* calling...'
Tidak ingin membuat namja chingu-nya menunggu, Jaejoong segera meraih ponselnya dan menekan tombol berwarna hijau, "yeobosseyo," ujar Jaejoong.
Suasana hening kembali. Yoochun dan Junsu memandang ke arah Jaejoong sambil memakan ramen mereka. Namja cantik itu hanya diam mendengarkan apa yang kekasihnya katakan di seberang sana. Serentak Yoochun dan Junsu mengangkat sebelah alis mereka ketika melihat mata besar Jaejoong membulat dan mulutnya membuka sedikit. Itu ekspresi seseorang yang sedang terkejut, Yoochun dan Junsu tahu itu.
Jaejoong menjauhkan ponsel dari telinganya, matanya memandang kosong entah pada apa. Yang pasti ia masih sangat terkejut atas apa yang dikatakan namja chingu-nya barusan. Cup ramen-nya yang masih berisi setengah ia letakkan begitu saja di atas meja.
"Ada apa?" tanya Yoochun yang penasaran akan sikap hyung tertuanya.
Jaejoong menghela napas. Bola matanya memandang Yoochun dan Junsu bergantian, "Yunho..." bisiknya lirih, "Yunho melamarku."
.
.
.
Changmin memandang hyung-nya khawatir. Namja tampan dengan bibir berbentuk hati itu terlihat tengah mengurut bagian kakinya. Jelas Changmin khawatir, ia tahu betul kalau kaki hyung-nya itu tengah cedera pada konser beberapa waktu lalu.
Tapi bukan hanya itu kekhawatiran magnae dengan tinggi nyaris dua meter itu. Jelas terlihat dari raut wajahnya, namja bernama lengkap Jung Yunho itu tengah memikirkan sesuatu. Entah kenapa akhir-akhir ini Changmin merasa kalau hyung-nya itu sering melamunkan sesuatu, namun jika ia bertanya Yunho selalu mengelak.
Dan yang membuat kekhawatirannya bertambah ialah sikap Yunho yang seharian ini diam terus. Sejak konser hingga sampai mereka pulang ke dorm sekitar tiga menit lalu. Tidak betah dengan suasana sunyi, Changmin kemudian meraih tas yang tadi ia letakkan dekat televisi. Changmin ingat kalau ada beberapa makanan ringan yang masih ia simpan dalam tasnya.
"Hyung!" Changmin melempar sebungkus keripik ubi pada Yunho yang masih setia pada lamunannya. Namja tinggi itu kemudian mendudukkan dirinya tidak jauh dari Yunho.
"Ya Changmin-ah! Kenapa harus dilempar?" seru Yunho gusar.
"Hyung melamun terus, dipanggil juga tidak akan dengar."
Yunho menghela napas. Namja berkulit coklat itu memutuskan untuk tidak membalas perkataan magnae-nya. Tangannya terulur menyentuh makanan ringan itu dan membukanya perlahan. Changmin mendecih kesal ketika sekali lagi menangkap bola mata hyung-nya itu terlihat kosong. Melamun lagi, tentu saja.
"Hyung, akhir-akhir ini kau melamun terus. Ada masalah?" tanya Changmin.
"Menurutmu aku harus mengatakannya sekarang?"
"Huh?" Changmin menaikkan sebelah alisnya. Sepertinya jawaban –atau pertanyaan?- Yunho barusan sama sekali tidak menjawab apa yang ia tanyakan tadi.
"Sekarang atau tidak?" desak Yunho tidak sabar.
"Err... emm, y-ya kurasa harus sekarang," sahut Changmin asal.
"Kau yakin?"
"Ya hyung, bagaimana aku menjawab kalau hyung saja tidak jelas menanyakan apa!" seru namja bermarga Shim itu bersamaan dengan tangannya yang memasukkan beberapa keping keripik kentang ke mulutnya.
"Kalau kau tidak tahu apa yang kutanyakan, kenapa malah menjawab?"
"Itu karena hyung memaksaku menjawab! Sebenarnya hyung bertanya tentang apa?"
Bukannya menjawab, Yunho malah menatap Changmin agak lama. Leader TVXQ itu kemudian menghela napas. Tangannya tergerak mengambil ponsel yang ia letakkan di sampingnya, "oke, mungkin akan kukatakan sekarang."
"H-ha?" Changmin tidak bisa menyembunyikan raut herannya. Sudah seharian ini didiamkan oleh hyung satu-satunya sekarang ia dibuat tidak mengerti oleh ucapan hyung-nya itu. Oke, itu sudah cukup membuat seorang Shim Changmin kesal. Tanpa memperdulikan Yunho yang tengah mencoba menghubungi seseorang, namja jangkung itu kemudian menghidupkan televisi. Sejenak perhatiannya tertuju pada layar kaca ukuran 21 inchi itu. Sebenarnya sejak tadi Changmin ingin istirahat, namun ketika melihat hyung-nya yang bertingkah aneh, Changmin memutuskan untuk menunda istirahatnya.
"Jaejoong, ne yeobosseyo."
Satu kata dari Yunho namun sanggup membuat Changmin menoleh ke arahnya. Changmin kemudian mengecilkan volume televisi dan memperhatikan hyung-nya seksama. Atau tepatnya mendengarkan hyung-nya dengan seksama.
"Aku tahu ini tiba-tiba, tapi aku sudah memikirkan ini jauh-jauh hari. Changmin juga menyarankanku untuk mengatakannya sekarang."
Yang barusan disebutkan namanya memasang raut heran. 'Huh, kenapa namaku dibawa-bawa?' batin Changmin.
"Aku ingin kita menikah secepatnya Jaejoong. Besok aku akan menemui keluargamu. Ne, itu saja. Sampai nanti." Yunho memutuskan sambungan komunikasinya dengan Jaejoong.
Changmin mengerjapkan matanya beberapa kali. Entah pendengarannya yang salah atau memang demikian benarnya, Changmin mendengar kata 'menikah' tadi.
"Me-menikah hyung?" Changmin menatap Yunho tidak percaya. Dan sebagai jawabannya Yunho mengangguk kecil.
"Kau yakin?" ulang Changmin.
"Aku sudah membicarakan ini dengan orang tuaku dan mereka setuju-setuju saja selama itu demi kebahagiaanku. Jadi besok aku akan menemui orang tua Jaejoong untuk meminta restu mereka."
"T-tapi hyung, apa ini tidak terlalu cepat?"
Yunho menyandarkan punggungnya ke sandaran sofa, "jika aku tidak bisa bersama Jaejoong di bawah nama TVXQ, maka aku akan bersamanya di bawah nama 'pernikahan'. Aku tidak tahan lagi untuk hidup berjauhan darinya, Changmin-ah."
"Lalu bagaimana dengan pendapat fans-mu dan fans Jaejoong hyung? Apa mereka bisa menerima ini?"
Yunho menyeringai tipis, tangannya terjulur meraih keripik ubinya, "huh, daripada jumlah fans-ku dan Jaejoong, jumlah YunJae shipper jauh lebih banyak."
Magnae berusia 23 tahun itu menghela napas, "yah, selamat menempuh hidup baru hyung."
==end==
a/n :: Oke, pertama jangan timpukin saia dengan batu karena ff nggak penting ini. Coz, jujur aja saia masih galau dengan keadaan YunJae sekarang yang seolah nggak bakal bisa bersama lagi. Mereka keliatan semakin sibuk sama jadwal masing-masing. Karena kegalauan itulah maka muncul ff ini. Pengennya bikin ini lebih panjang, tapi saia takutnya kalau ff ini dipanjangin nanti mood saia malah hilang di tengah-tengah dan bikin ff ini nggak selesai.
Ne, in the end saia sangat mengharapkan reviews dari readers sekalian. Saia masih dalam tahap belajar, kritik dan saran sangat dibutuhkan ^^.
Review pliss?