Title : My Sensei

Declaimer : Masak sih? Kisimoto? –plak-

Pairing : SasuHina

Rated: T

Warning : OOC, jelek, ide pasaran, AU, bikin muntah, dan warning-warning lainnya.

Happy o.O.o.O.o Reading

Hari ini hari minggu. Cuaca hari ini benar-benar cerah. Matahari bertengger di ufuk timur dengan gagahnya. Burung-burung berkicau ria. Angin sepoi-sepoi membelai dedaunan. Semuanya terasa sempurna di minggu pagi kali ini.

Di cuaca yang cerah seperti ini penduduk Konoha senang sekali jalan-jalan keluar. Untuk sekedar refreshing dari kepenatan kerja selama enam hari penuh, atau untuk sekedar bermain bersama keluarga. Mereka biasanya pergi ke pusat-pusat perbelanjaan atau ke objek-objek wisata yang lainnya. Namun tidak dengan Hinata. Ia lebih memilih sendirian dirumah. Sendirian? Tentu saja. Otou-sannya sedang bekerja ke luar negeri, Neji juga baru saja berangkat ke rumah sakit, dan Hanabi berkencan dengan Konohamaru. Bekerja di akhir pekan begini? Hm begitulah. Hiashi adalah pemilik Hyuuga corp, jadi dia selalu sibuk dengan pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan Hyuuga corp. Bahkan akhir pekan pun ia tidak libur. Maklum saja dia menangani Hyuuga corp sendirian. Neji? dia tidak tertarik dalam bidang bisnis. Dia lebih tertarik menjadi dokter. Sebagai ayah yang baik Hiashi tidak boleh memaksakan kehendak anaknya donk, ya kan?. Nah Hinata? Hinata masih sekolah mana mungkin membantu Hiashi menangani Hyuuga corp. Hanabi? Apalagi. Nah, jadilah seperti ini Hiashi sekarang. Sibuk dengan pekerjaannya. Sementara Neji juga sama. Seorang dokter kan memang tidak boleh libur. Terbukti saat Neji ingin berakhir pekan bersama adik-adiknya, ia malah di telepon oleh rumah sakit. Katanya ada operasi mendadak. Ckckck, benar-benar sibuk. Sementara Hanabi? Nampaknya dialah yang paling bersenang-senang diantara anggota keluarganya yang lain. Dia malah kencan sama pacar barunya yaitu Konohamaru. Dan tinggallah Hinata sendirian sekarang. Kenapa dia nggak pergi sama temannya saja? Jawabannya adalah karena Hinata nggak punya teman. Temannya kan cuma Kiba sama Tenten?. Kiba sedang sibuk membantu kakaknya mengurusi Klinik sekarang. Ya, kakak Kiba kan Dokter hewan. Dan hari ini entah kenapa Kliniknya ramai sekali. Mungkin karena banyak hewan yang sakit. Namun ada juga hewan yang dititipkan tuannya untuk sementara waktu sampai tuannya pulang dari berliburnya. Hm, benar-benar deh. Sementara Tenten? Dia harus membantu orang tuanya di restoran. Orang tua Tenten punya restoran China yang cabangnya sudah lumayan banyak di Jepang. Dan ketika akhir pekan biasanya Tenten bantu-bantu disana. Huh, benar-benar akhir pekan yang membosankan bagi Hinata. Untuk menghilangkan kebosanan, dia lebih memilih untuk mengerjakan pekerjaan rumah. Mulai dari mengepel, menyapu, dan mencuci pakaian. Semuanya dilakukan Hinata. Loh? Kenapa dirumah yang besar dan bergaya klasik itu tidak ada pembantu?. Jawabannya karena di akhir pekan pembantu dirumah Hinata libur. Hinata kasihan kalau sampai diakhir pekan juga pembantunya masih bekerja. Makanya setiap akhir pekan pembantunya diliburkan. Lagi pula biasanya di akhir pekan Hinata dan Hanabi yang melakukan pekerjaan rumah. Benar-benar orang kaya yang baik hati dan enggak manja.

"Hahhh, akhirnya selesai juga," gumam Hinata setelah menjemur pakaian-pakaian yang tadi ia cuci. Setelah itu ia mengambil keranjang pakaian yang telah kosong dan membawanya kedalam. Jam menunjukkan pukul satu siang, ia memutuskan untuk bersantai sejenak di sofa empuk di ruang tengah sambil menonton Televisi.

Ting...Tong...(jelek banget ,)

Terdengar bunyi bel di pintu rumah Hinata. Hinata yang sedang asik bersantai pun mau tak mau harus berjalan menuju pintu untuk membukakan pintu.

"Ya, sebentar," katanya. Setelah sampai didepan pintu, ia lalu membuka pintu rumahnya. Dan betapa terkejutnya Hinata ketika melihat orang yang berada dihadapannya adalah...

"S-sensei?," kata Hinata. Yak, benar sekali saudara-saudara, Uchiha Sasuke lah yang datang di kediaman Hyuuga. Kira-kira mau apa ya?

"Hn?," gumamnya.

"K-kenapa Sensei ada disini?," tanya Hinata pada Sasuke.

"Menemui Neji," katanya singkat, padat dan jelas.

"T-tapi Neji-nii sedang-,"

"Aku tahu," potongnya cepat.

"L-lalu?," tanya Hinata lagi.

"Hei, kau tidak pernah diajari sopan santun ya? Ada tamu tapi tidak dipersilahkan masuk?," kata Sasuke ketus.

'Apa dia bilang? Ugh, ternyata dia memang benar-benar menyebalkan,' batin Hinata kesal. Meski begitu ia tetap mempersilakan Sasuke masuk.

"S-sensei, k-kenapa Sensei nggak ke rumah Sakit s-saja? Neji-nii ada disana," kata Hinata setelah Sasuke masuk dan mendudukkan diri di sofa merah di ruang tamu. Hinata juga mendudukkan diri di sofa yang terletak di sebelah Sasuke.

"Aku tidak suka bau rumah sakit," jawabnya singkat.

"O-oh," hanya itu yang bisa Hinata katakan, ia sudah tak punya kata-kata lagi untuk errr mengusir Sensei nya itu. Hinata ngerasa nggak nyaman kalau ada di dekat Sasuke. Apalagi sekarang mereka sedang berduaan di rumah Hinata. Wajar saja Hinata merasa risih.

"Kau sendirian?," tanya Sasuke.

"Umm," gumam gadis itu sambil mengangguk.

"Mana Hanabi?," tanya Sasuke lagi.

"Em, Hana-chan p-pergi kencan,"

"Hm, lalu kenapa kau juga nggak pergi kencan?," tanya Sasuke. Semburat merah muncul di pipi Hinata.

"A-aku, t-tidak punya p-pacar," katanya sambil menunduk. Sasuke hanya tersenyum tipis melihatnya.

"Tch, sudah kuduga. Hei, apa kau juga tidak diajari cara menjamu tamu?," tanya Sasuke lagi-lagi dengan nada ketus dan terdengar meremehkan.

"E-eh?," Hinata hanya bingung mendengarnya.

"Aku haus, ambilkan minum," pinta (baca:perintah) Sasuke.

"O-oh, b-baik," kata Hinata sambil berdiri dari duduknya.

"Jus tomat," kata Sasuke tiba-tiba.

"A-apa?,"

"Buatkan aku jus tomat," pintanya diiringi dengan seringaiannya.

"Oh, baik," kata Hinata.

'Ugh, dia benar-benar menyebalkan,' rutuk Hinata dalam hati. Sasuke hanya menyeringai puas melihat Hinata yang mematuhi perintahnya.

'Gadis yang lugu,' batin Sasuke.

(...o0o...)

"I-ini minumnya," kata Hinata setelah ia membuat jus pesanan Sasuke.

"Hn,"

"Aah iya, S-sensei tunggu sebentar ya," kata Hinata sambil berlari menuju kamarnya.

"Hn," sahut Sasuke sambil meminum jusnya.

Beberapa saat kemudian Hinata sudah ada di samping Sasuke sambil membawa sesuatu.

"I-ini, Sensei. T-terimakasih untuk yang waktu itu," kata Hinata sambil menyodorkan sapu tangan yang waktu itu di gunakan untuk membalut tangannya.

"Hn, untukkmu saja," kata Sasuke cuek, sambil meminum jussnya.

"E-eh? T-tapi kan-,"

"Untuk kenang-kenangan," potongnya.

"Emm, baiklah," kata Hinata mengalah.

"Bagaimana tanganmu?," tanya Sasuke.

"S-sudah tak apa, kan sudah beberapa hari y-yang la-lalu," ucap Hinata sambil tersenyum.

"Hn, duduk,"

"E-eh? Oh baik," Hinata yang sempat kebingungan pun akhirnya mematuhi perintah Sasuke.

"Kenapa jauh sekali. Sini," kata Sasuke sambil menepuk-nepuk sofa disamping Sasuke duduk.

"B-baik," Hinata pun duduk di samping Sasuke dengan ragu.

"Ah, aku capek sekali," kata Sasuke sambil menidurkan kepalanya di paha Hinata. Oh, ternyata ini maumu Sasuke?. Ckckck dasar Sasuke...

BLUSH...

Seketika wajah Hinata memerah, semerah jus tomat yang tadi diminum Sasuke.

"A-ano, S-sensei-,"

"Jangan panggil Sensei, ini kan tidak di sekolah?," katanya santai.

"La-lalu?," tanya Hinata.

"Panggil Sasuke-Nii saja," katanya.

BLUSH

Lagi-lagi wajah Hinata memerah sempurna.

"B-baik. A-ano Sasuke-Nii, j-jangan seperti i-ini," ujar Hinata dengan wajah yang masih memerah.

"Hm? Kenapa?," Sasuke yang tadinya tidur dengan badan miring sekarang mencoba terlentang supaya bisa melihat wajah Hinata yang sedang malu. Ia nampak menyeringai puas karena bisa mengerjai Hinata.

"Emm, nanti kalau-," Hinata nampak tidak bisa berkata-kata.

"Hn, sebentar saja," potong Sasuke cepat sambil memejamkan mata.

"..."

Hening, tiba-tiba suasana hening seperti di kuburan. Keduanya tak ada yang mau mendahului percakapan. Sasuke tampak sedang memejamkan matanya. Dan Hinata sedang sibuk berkutat dengan pikirannya sendiri. 'Jantungku kenapa berdegub hebat begini ya?,' batin Hinata.

"Hinata aku pulang," seru seseorang. Sontak Sasuke langsung membuka matanya dan bangkit dari tidurnya. Hinata pun beranjak berdiri.

"A-ah, Neji-Nii sudah pulang," kata Hinata seraya berlari menuju orang yang ternyata Neji itu.

"Iya, operasinya sudah selesai. Dan berjalan lancar. Maka dari itu Nii-san sudah dibolehkan pulang. Lagi pula disana sudah nggak ada tugas lagi," kata Neji panjang lebar.

"Sadako, kau lama sekali," ucap Sasuke.

"Hn, aku tadi menangani operasi. Oh iya kenapa kau kesini? Tumben." Jawab Neji.

"Aku ingin refreshing, capek dengan pekerjaanku yang menumpuk. Oh iya aku punya game baru, mau main?," ajak Sasuke.

"Oh, makannya jangan terlalu sibuk. Game? Baiklah, siapa takut." Kata Neji.

"Hn, kalau kau kalah kau harus mencukur rambut sadako mu," tantang Sasuke.

"Nggak usah rambut dong, apa saja yang penting jangan rambut," pinta Neji.

"Oke, kalau kau kalah kau harus mentraktirku selama sebulan penuh," kata Sasuke sambil menyeringai.

"Baiklah. Kalau kau yang kalah, kau juga harus mencukur rambut pantat ayammu," tantang Neji juga.

"Cih, enak saja," tolaknya.

"Haha, bercanda. Sama saja deh," kata Neji.

"Baiklah, ayo," Sasuke dan Neji pun segera melesat menuju tempat main game. Hinata yang melihatnya hanya cengo.

'Kekanak-kanakan sekali mereka,'batinnya.

(...o0o...)

Hinata memutuskan untuk pergi ke kamarnya. Untuk apa dia terus-terusan di sana ngeliatin Kakak dan gurunya main game? Mendingan dia ke kamarnya saja. Hinata memutuskan untuk membaca novel yang kemarin belum selesai dia baca. Namun ketika ia hendak membaca novel itu, tiba-tiba ia teringat akan kejadian yang tadi.

BLUSH

Wajah Hinata seketika memerah. Dia ingat ketika Sasuke memejamkan mata di pangkuannya. Wajah gurunya itu benar-benar sempurna. Hinata segera menggelengkan kepalanya.

'Tidak... tidak... apa yang aku pikirkan sih?,' rutuk Hinata dalam hati. Ia kemudian melanjutkan aktivitasnya yang tadi sempat terganggu. Menit demi menit berlalu. Hinata masih berkutat dengan novelnya itu.

"HINATA," terdengar teriakan dari bawah. Hinata langsung menghentikan aktivitasnya lalu menyahut.

"Iya Nii-san..." sahutnya.

(...o0o...)

"Yeah, aku menang Sadako," kata Sasuke sambil menyeringai.

"Cih, nggak. Kau curang mainnya," kata Neji dengan raut wajah kesal.

"Hei, akui saja. Dari dulu kan kau tidak pernah menang melawanku," ejek Sasuke.

"Pernah," bela Neji.

"Hn, cuma sekali," ejek Sasuke lagi.

"Hukumannya diganti dong," pinta Neji dengan wajah memelas.

"Enak aja,"

"Hah... Iyaa... aku kalah," Neji akhirnya nyerah juga.

"Hm, sudah ah. Aku lapar," kata Sasuke sambil memegangi perutnya.

"Memangnya tadi kau belum makan?," tanya Neji.

"Nggak sempet," sahut Sasuke cepat.

"Yasudah, kau mau makan apa? biar aku yang masak," kata Neji seraya berdiri.

"Cih, lagakmu seperti seorang istri saja," ejek Sasuke.

"Hei, jangan mengejek kau ya..." kata Neji.

"Biar Hinata saja yang masak," usul Sasuke.

"Hn, kenapa?," tanya Neji.

"Aku ingin merasakan masakannya," kata Sasuke sambil ikut berdiri.

"Hn, baiklah..."

"HINATA..." teriak Neji.

"Iya Nii-san," sahut Hinata. Beberapa saat kemudian terdengar langkah kaki Hinata yang sedang menuruni tangga.

"A-ada apa Nii-san?," tanya Hinata sesampainya di bawah.

"Kami lapar, masakkan kami sesuatu," ujar Neji.

"A-ah baik," sahut Hinata.

"Jangan lupa tomat," pinta Sasuke.

"A-apa?," tanya Hinata kebingungan.

"Sasuke sangat suka tomat. Buatkan sesuatu yang ada tomatnya ya?," jelas Neji.

"O-oh baiklah," kata Hinata. Ia kemudian berjalan menuju dapur dan mulai memasak

(...o0o...)

"Aku pulang ya Neji... terimakasih makanannya," kata Sasuke saat mereka telah selesai makan.

"Ya, lain kali mampir lagi," sahut Neji.

'Lain kali jangan mampir lagi,' batin Hinata.

"Hn," Sasuke pun berjalan menuju pintu keluar. Sementara Neji dan Hinata mengekor dibelakangnya.

"Hati-hati pantat ayam, jangan ngebut," seru Neji sambil tertawa.

"Cih, tingkahmu seperti seorang istri saja Sadako," ejek Sasuke.

"Ogah banget jadi istrimu, aku cowok tulen kali haha..." gurau Neji. Hinata yang mendengarnya hanya speechless.

'Apa-apaan mereka? Mengerikan,' batin Hinata sambil merinding.

"Yasudah ya, bye..." kata Sasuke.

"Bye," Neji pun melangkah masuk. Saat Hinata akan menutup pintu, tiba-tiba tangannya ditarik.

"Tunggu," kata orang yang menarik tangan Hinata –yang tak lain adalah Sasuke.

"A-ada apa Sensei, ah maksudku Sasuke-nii," Hinata meralat panggilannya ketika melihat tatapan tajam Sasuke.

"Makananmu lumayan," kata Sasuke.

"E-eh?," Sasuke mendekati Hinata yang tampak kebingungan. Setelah itu ia berbisik.

"Mulai besok, bawakan aku bekal. Kalau kau sampai tidak membuatnya..." jeda sebentar sebelum Sasuke melanjutkan perkataannya. Hinata tampak menelan ludah.

"...kau akan tahu akibatnya," lanjutnya. Ia kemudian menjauhkan bibirnya dari telinga Hinata. Sasuke nampak menyeringai melihat wajah Hinata pucat pasi.

"Kau mengerti kan?," tanya Sasuke untuk memastikan. Hinata hanya bisa mengangguk pasrah. Sasuke pun tersenyum tipis. Tangannya bergerak untuk mengacak rambut Hinata. Namun Hinata tetap diam tak merespon.

"Nah, Hinata. Sensei pulang dulu ya? Jangan lupa PR mu," kata Sasuke sambil menyeringai lalu berbalik dan berjalan menuju mobilnya terpakir.

'Ugh, dia sangat-sangat menyebalkan...' batin Hinata. Oh Hinata sayang, poor you...

TBC

Author Curcol: Halo, saya kembali… adakah yang menunggu fic saya yang satu ini? *KRIK…KRIK…KRIKK…* nggak ada ya? Yasudahlah *pundung*. Oke, pertama-tama saya ingin mengucapkan maaf sebesar-besarnya karena apdetannya lemottt banget dikarenakan banyak tugas banyak ulangan dan sayanya juga males, jadinya beginilah. Untungnya sudah liburan, jadinya saya bisa meluangkan waktu saya untuk mengetik. Selanjutnya, saya mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada reader dan reviewer yang sudah mau membaca fanfic saya dan meriview fic saya, doumo arigatou gozaimasu ^^. Terus yang ketiga, saya minta maaf sebesar-besarnya kalau chapter ini mengecewakan dan SasuNeji OOC banget, pada chap ini tiba-tiba idenya menguap entah kemana karena kelamaan nggak ngelanjutin fic ini. Sebenarnya saya juga kurang PD untuk mengapdet fic ini, Cuma karena inspirasi lain selain ini nggak ada jadinya ya terpaksa hehe *dilempar bakiak*. Tapi untuk chap chap selanjutnya akan saya peras otak saya (emang santan) biar nggak seburuk chap ini. Gomenasai minna-san… kalau memang chap ini jelek saya akan terima kritik dan sarannya tapi jangan flame yahh…? Makasihh semua :D. Oke sekian sesi curcol dari Eira yang panjang kali lebar ini. Balasan Ripyu gx login ada dibawah.

Mamizu Mei : iya sudah diapdet, makasih ya ripyunya :)

hina-chan : makasih ya ripyunya, sasu bakal suka Hina? hmm mungkin. Saingannya? aduh belum kepikiran, tapi kemungkinan ada, hehe :D

Nina . Tanalina : makasih ripyunya yah :D

asyafujisaki : makasih ripyunya, salam kenal yah :)

sora no aoi : wah masi ada typo ya? terimakasih sudah mau memperbaiki, dan terimakasih untuk ripyunya :D

.

.

.

.

Akhir kata Terimakasih banyak dan RnR pliss :)