Annyeong-Haseyo~ all. Author balik lagi nih, membawa lanjutan ceritanya, maaf banget ya kelamaan update.

Chapter 4 update langsung aja deh. Tanpa ba-bi-bu lagi..!

Keep reading yah.!

NARUTO/MANGA.

.

PAIRING :SASUxSAKU.

.

WARNING : OCC, TYPO, Gaje.

.

Rated T.

.

BECAUSE OF YOU

.

Happy reading.

.

.

'Argggh, berhentilah berfikiran yang aneh Sakura. Tapi kenapa Sasuke menciumku juga mengatakan bahwa dia mencintaiku? Arrgghh ini membuatku sangat bingung." Inner Sakura berteriak frustasi.

"Kyaa Sasuke-kun."

"Sasuke-kun kau tampan sekali."

"Kyaa Sasuke-kun, jadilah pacarku." Itulah kiranya teriakan-teriakan dari FGnya Sasuke, okeh walaupun anak baru dia telah mempunyai Fans Girl yang err… agak konyol. Sasuke hanya menatap dingin para FGnya itu, dan itu yang membuat mereka lebih menyukai Sasuke mungkin agak terkesan misterius.

"Pagi semua." Kakashi-sensei telah memasuki kelas.

'tumben sensei tidak telat.' Batin setiap murid.

"Hari ini aku membawa teman baru kalian. Dia pindahan dari Suna-" belum sempat sang guru menyelesaikan kalimatnya, si murid ratu gossip Ino Yamanaka telah memotong pembicaraannya.

"Cowok apa cewek sensei?" tanyanya antusias. Kakashi-sensei hanya menghela nafasnya.

"Silahkan masuk Namikaze…" dan muncullah seorang pemuda tamapan berambut pirang jabrik, bermata biru dan ada guratan seperti kumis di pipinya tidak meninggalkan kesan tampan pada dirinya.

"Perkenalkan namaku Namikaze Naruto, aku pindahan dari kota Sun-" belum sempat dia menyelesaikan kalimatnya matanya bertemu pandang dengan pemilik mata onyx, yap Sasuke Uchiha. "Teme~" teriaknya alay, kemudian dia berlari menerjang (baca : menghampiri) Sasuke.

"Hn. Dobe."

"Ah, kau masih ingat padaku Sasuke-chan." Ucapnya manja membuat orang merinding mendengarnya.

"Hentikan Dobe." Ucap Sasuke dingin dan memberikan deathglare andalannya.

"Hn. Baik-baiklah." Naruto hanya pasrah mendengar penuturan sang sahabat. Mata Naruto beralih kepada gadis yang duduk di samping Sasuke, sepertinya dia menyadari sesuatu 'Rambut pink, sepertinya aku mengenalnya' batin Naruto bimbang. "eh, kamu Sakura-chan bukan?" tanya Naruto meyakinkan. Sakura menautkan alisnya, 'sama sekali tak pernah melihat orang ini sebelumnya' batin Sakura bingung.

"Benar. Apa kau mengenalku?" tanya Sakura bingung.

"Eh… etto, ak-." Belum sempat dia menyelesaikan kalimatnya sang guru Kakahi-sensei telah menegur mereka agar bersiap mengikuti pelajaran.

"Ehem, perkenalan dan kangen-kangenannya nanti saja. Baik Naruto, di sampan Kiba ada bangku kosong. Sebaiknya segera duduk ketempat dudukmu." Ucap sang guru datar namun terlihat aura membuhnuh keluar dari tubuhnya dan mampu membuat seisi kelas tenang.

"B-baik sensei." Naruto pun menuju kursi baru dan mendengarkan dengan seksama penjelasan sensei barunya ini.

.

Pelajaran Kakashi sensei pun berjalan dengan khidmat tanpa ada masalah sekecilpun, murid-murid memperhatikan setiap penjelasan Kakashi-sensei tidak ada yang berani berbica ataupun membuat kegaduhan yang membuat sang sensei murka maka kau akan terima akibat yang lebih buruk.

"Baiklah untuk tugas makalah tentang pengelompokkan tumbuhan dapat di kerjakan dengan berkelompok. Baiklah sensei akan membacakan kelompok masing-masinh, harap dengarkan dengan baik-baik." Ujar Kakashi-sensei sarkastik.

"…" tak ada yang berani membantah.

"Baik untuk kelompok pertama Ino, Sai, Shikamaru, dan Temari…" "yang kedua Tenten, Neji, Kiba dan Lee."

Dan sampailah pada kelompok terakhir.

"Untuk kelompok yang terakhir, Sasuke, Sakura, Hinata dan Naruto." "Apakah ada yang keberatan dengan pembagian kelompok sensei?" tanya Kakashi-sensei memandang tajam seluruh anak didiknya.

"TIDAK SENSEI." Ucap mereka serempak.

"Bagus." Ucap Kakashi tersenyum puas mendengar jawaban anak didiknya. "Baiklah, pelajaran hari ini sampai disini dulu, jangan lupa mengerjakan tugas kalian minggu depan." Kakashi-sensei mengakhri pidatonya dan berjalan meninggalkan ruangan kelas, seluruh murid bernafas legaa.

"TEME~" pekik seseorang. Kalian pasti tau kan itu suara siapa, yup si Alay Naruto-Dobe.

"Hn." Respon Sasuke dingin, sekarang mereka sedang jalan bersama-sama ke kantin sekolah.

"Kau sama sekali tidak berubah Sasuke, sejak dulu dingin begitu. Kecuali bersama Sakura-chan saja sikapmu berubah seratus delapan puluh derajat." Naturo jengkel setengah mampus sambil memonyong-monyongka bibirnya.

Sasuke mendelik, berusaha mengalihkan pembicaraan "Hn. Bagaimana kau bisa sampai ke Konoha?"

"Ah, itu. Tou-san dan Kaa-san di pindah tugaskan ke Konoha jadi aku harus ikut pindah juga. Nah bagaimana dengan Sakura-chan? Apakah dia baik-baik saja, kenpa dia tidak mengenaliku ya?" tanya Naruto bingung.

"I-itu,?" Entahlah, Sasuke bingung harus menjelaskan apa terhadap Sahabatnya ini.

"Itu apa Sasuke?" desak Naruto.

Sasuke menghela nafas, sia-sia dia menyembunyikan seseuatu dari sahabatnya init oh ujung-ujungnya dia akan mendesak untuk membuat Sasuke akhirnya bercerita.

"Sebenarnya Sakura kehilangan ingatan sejak lima tahun yang lalu." Sasuke mulai bercerita, sekarang mereka menuju taman belakang sekolah yang sepi bukan menuju kantin lagi. Sasuke mendudukkan bokongnya di kursi yang tersedia di taman itu. "Dia tidak mengingat siapapun kecuali kedua orang tuanya, dan aku yang menyebabkan dia kecelakaan. Seandainya aku mencegahnya berlari, seandainya saja aku mengatakan semuanya dan tidak mementingkan egoku, seandainya…" Sasuke tertunduk lesu.

"Sudahlah Sasuke, aku rasa itu bukan salahmu, itu takdir yang telah ditentukan oleh Kami-sama. Lagipula aku yakin kau dan Sakura itu ditakdirkan bersama." Naruto berusaha untuk menenangkan sahabatnya yang sedang galau ini. Hei! Seorang Sasuke Uchiha bisa GALAU, ku tekankan sekali lagi GALAU sodara-sodara. Baiklah lupakan!

.

"Hoi Sakura-chan." Tegur Naruto membuyarkan lamunan Sakura.

"Hn. Ada apa Naruto-kun?" tanya Sakura dengan enggan seraya mendongakkan kepalanya menatap Naruto.

"Ini, tadi Sasuke menjatuhkan ini dari sakunya. Ku pikir lebih baik kau yang menyerahkannya kepadanyas." Naruto menyerahkan gelang berbandul 'S'Love'S' kepada Sakura.

Sakura tersentak melihat gelang itu, fikirannya masih melayang entah kemana tiba-tiba sekilas banyangan muncul di kepalanya.

.

"Tunggu aku." Teriak gadis kecil itu, gadis yang berparas cantik itu dia berusaha mengimbangi jalan seorang pemuda di depannya.

"Hn. Cepatlah jalan. Lamban sekali jalanmu jidat." Ucap pemuda itu dengan ketus lalu berjalan lebih cepat, gadis kecil itu hanya menunduk putus asa, rambut emo sang pemuda ini melambai-lambai bak penari profesional.

"Hei tunggu aku…" teriak pemuda lain, pemuda satu ini mempunyai rambut pirang dan bemata warna blue sapirre.

.

"Ugh~" rintih Sakura memegangi kepalanya. 'Apa itu tadi, siapa pemuda itu? Siapa gadis itu?" batin Sakura bertanya tanya.

"Ada apa Sakura? Kau kenapa?" tanya Naruto cemas.

"Aku tak apa Naruto-kun. Baiklah aku akan memberikan gelang ini nanti kepada Sasuke." Ucap Sakura kemudian menyimpan gelang itu di dalam tas sekolahnya.

**Because of you**

.

Sakura POV~

.

"Haahhh…" aku menghela nafas panjang. Sungguh hari yang melelahkan. Aku membaringkang diriku di sofa ruang tamu, tadi sepulang sekolah Sasuke pamit pulang duluan jadinya begini nih aku pulang sendirian dan sendirian pula di rumah. Di pastikan Sasuke bakalan pulang lebih sore, memang beberapa hari ini dia pasti selalu pulang sore sepertinya dia sedang mempunyai urusan yang sangat penting.

Aku teringat gelang pemberian Naruto tadi, aku meronggoh isi tasku. Dan dapat, aku menemukan gelangnya. Ku amati baik-baik gelang itu, sepertinya aku memang pernah melihat gelang itu.

"Ah." Aku mengingat sesuatu, sepertinya ada di dalam kotak rahasiaku di dalam lemari. Aku pun bergegas menuju lemari di dalam kamarku dan mencari-cari benda yang ku cari-cari itu.

"Huh dimana sih aku meletakkannya?" tanyaku frustasi pada diri sendiri, sudah tiga puluh menit aku mengobrak-abrik lemariku namun nihil tak ada ku temukan barang yang kucari. Ketika tanganku merapa di sudut pojok kiri lemari, aku menemukan kotak memang sudah usang dan berdebu 'sepertinya aku tidak pernah memiliki kotak ini sebelumnya' innerku bingung. Aku meniup kotak itu angin berhembus membuat debu-debu kecli itu berterbangan. Perlahan aku buka kotak itu, aku melihat beberapa lembaran foto usang namun masih jelas siapa yang tergambar di sana. Foto pertama terlihat tiga anak kecil yang sedang bermain kejar-kejaran, gadis itu berambut pink dan dua pemuda lainnya berambut pirang dan biru dongker. Gadis itu mempunyai rambut merah jambu, dan temannya yang berada dalam satu foto yang sama itu mempunyai model rambut seperti pantat ayam paras mukanya yang putih menambahkan ketampanannya dan terlihat seperti gadis itu mengejar sang pemuda. Aku tersentak melihat foto itu, bukan itu foto dirinya dan aku mengenali betul siapa pemuda ini. Tidak salah lagi ini adalah Sasuke, Sasuke Uchiha. Aku melihat lagi foto-foto berikutnya dan aku hanya menemukan foto-fotoku bersama Sasuke. 'A-apa maksud semua i-ini' batinku tak percaya dengan apa yang ku lihat sekarang. Aku sangat shock.

Ku periksa lagi isi kotak itu, dan aku menemukan buku usang, seperti sebuah diari. Aku tersentak ketika membaca sedikit tulisan di halaman terakhir buku itu.

23 Juli 20xx.

'Sepertinya perasaanku ini bukan hanya sekedar teman untukmu Sasuke-kun. Maafkan aku telah menodai persahabatan kita yang telah kita rajut sejak keci. Tapi aku tak sanggup membohongi diriku dan persaanku sendiri terhadapmu. Kau tau semalaman aku membuat gelang 'S'Love'S' ini sebagai hadiah ulang-tahunmu yang ke duabelas tahun. S'Love'S artinya adalah Sasuke Love Sakura, bandul love itu aku dapat dari toko perhiasan, penjaga toko itu bilang kepadaku.

"Arti bandul itu adalah together forever"

Jadi aku yakin Sasuke-kun kita dapat bersama selamanya. Dan apakah kau tau, aku sangat gugup hari ini untuk memberikanmu gelang itu. Apakah aku terlalu aneh Sasuke-kun? Aku ingin menjadi seorang yang berarti dalam hidupmu bukan hanya sebagai seorang sahabat. Hari ini aku yakin akan menyatakan perasaanku padamu. Kami-sama semoga Sasuke-kun dapat mencintaiku, seperti aku mencintainya'.

.

DEG.

.

DEG.

.

DEG.

.

"A-apa maksudnya ini?" aku terhenyak.

Hatiku hancur ketika membaca diary ini yang aku yakini ini memang diary-ku. Berarti selama ini Sasuke, Kaa-san dan Tou-san telah membohongiku. Mengatakan bahwa Sasuke bukan siapa-siapa, tapi nyatanya apa. Dia orang yang kucintai di masalalu, atau malah mungkin berlanjut ke masa sekarang aku akui aku mulai suka bukan jauh lebih dari rasa suka aku mencintainya tapi yang aku tau tentang dirinya hanya mengetahuinya sebagai anak kenalan Tou-sanku. Air bening itu mengalir deras dari pelupuk mataku.

Di saat yang bersamaan.

"Tadaima~" ucap orang itu ketika memasuki ruang tamu, ya itu adalah Sasuke Uchiha.

"…" aku tak menjawab ucapanya. Aku bingung bagaimana harus bersikap dan menghadapinya sekatang ini, rasa aku hanya ingin menjauh darinya. Tapi aku tidak boleh lari dari kenyataan. Aku harus menghadapinya.

.

Sasuke POV~

.

Ketika aku memasuki rumah tidak ada sambutan salamku dari Sakura, aku yakin dia telah berada di rumah karena sekarang sudah jam tujuh malam. Tidak mungkin dia belum pulang. Aku mengedarkan pandanganku ke seluruh pelosok rumah ini namun tak menemukan sosok Sakura.

.

Tap.

.

Tap.

.

Aku mendengar deru langkah kaki menghampiriku. Aku menoleh kepada orang yang ada di belakangku, rasa kagetku bercampur bingung melihat keadaan Sakura sekarang, rambut berantakan, seragam sekolah awut-awutan, mata bengkak, hidung tersumbat *macam flu saja*. LHO? Sakura habis menangis?

"Sakura ada apa?" tanyaku khawatir dan bingung, jujur saja aku benar-benar khawatir melihat keadaannya begini. Ketika hendak menyentuh pundaknya bermaksud untuk menenangkannya dalam dekapanku Sakura menepis kasar tanganku.

.

Tes.

.

Tes.

.

Air mata Sakura jatuh semakin deras, ada apa ini sebenarnya aku bingung kenapa sikap Sakura jadi begitu dingin terhadapku.

"Jangan pernah kau sentuh aku lagi. PEMBOHONG." teriaknya histeris, air matanya turun semakin deras.

"Kau jahat Sasuke, kau jahat. Hiks. Hiks." timpalnya lagi disela tangisnya.

"Sakura ada apa?" tanyaku dengan lembut.

"…" tidak ada respon dari Sakura.

Kali ini aku memberanikan untuk memegang pudak Sakura, perlahan aku menariknya ke dalam pelukanku. Dia memberontak tapi aku menahan punggungnya tetap di pelukanku. Sekarang dia mulai melemah tapi dia tidak merespon pelukakku. Aku tak peduli aku hanya ingin menenangkannya.

"Lepaskan aku Sasuke." Bentaknya berusaha memberontak lagi. Aku menurut, melepaskan pelukakku terhadapnya.

"Ada apa ini sebenarnya Sakura?" tanyaku setelah melepaskan diri darinya.

Sakura mengambil sesuatu dari balik saku bajunya. Kemudian dia melemparkan benda itu sembarangan ke arahku. Aku memungut benda itu di lantai, aku tertegun melihat apa yang di lempar Sakura barusan. Itu adalah gelang yang di berikan Sakura ketika aku berulang tahun yang ke dua belas. Tepat dimana kejadian naas itu terjadi dan hampir merenggut gadis yang benar-benar aku cintai.

"Dan ini." Sakura kemudian melemparkan sebuah buku yang agak kusam, dan tampak berdebu. Aku membuka lembaran-lembaran itu dan aku semakin kaget ketika membaca halaman terakhir tepat tanggalnya bertepatan dengan hari ulang tahunku. Aku tertegun membaca tulisan itu.

"I-ini apa Sakura?" tanyaku tergagap.

"KAU PEMBOHONG SASUKE." Teriak Sakura histeris.

"Maafkan aku Sakura, aku benar-benar tidak ingin membohongi-mu termasuk kaa-san dan tou-sanmu mereka tidak ingin kau jatuh sakit. Aku tau, aku salah menyembunyikan identitasku yang sebenarnya, dan soal diary ini aku sama sekali tidak mengetahuinya." Aku menjelaskan semuanya, aku memegang tangannya lembut.

"Kau tau, sebernarnya dari dulu sampai sekarang aku hanya mencintaimu. Tidak ada wanita yang bisa menggatikan hatimu di sini." Kataku dengan menunjuk ke arah hatiku.

"…" Sakura bungkam.

"Kau tau sakit rasanya ketika kau bangun kau sama sekali tidak bisa mengingat tentang diriku." Timpalku lagi.

"…" Sakura masih bungkam tak bersuara. Entah apa yang sedang di fikirkannya saat ini, aku hanya ingin agar Sakura mengetahui perasaanku yang sebernarnya. Perasaan sejak dulu yang aku rasakan terhadapnya. Kami-sama sekarang cobaan apalagi, jangan engkau biarkan Sakura membenciku.

"Aku tidak tau Sasuke, setelah membaca diari itu aku sendiri sangat shock, aku tidak dapat mengingat apapun saat ini. Aku ingin menenangkan fikiranku dulu." Sakura berbalik menuju pintu keluar sepertinya dia akan pergi. Aku mengikutinya perlahan dari belakang tanpa sepengetahuannya.

Sakura berjalan menuju taman sekitar rumahnya, aku masih saja mengikutinya seperti stalker.

Aku bersembunyi di balik bilik pohon yang lumayan rindang membuat diriku tersembunyi seutuhnya.

"Hiks.. Hiks.." suara tangisan Sakura menggema, hatiku hancur entah bagaimana perasaannya saat ini. Aku tau aku bersalah telah menyembunyikan identitasku sebenarnya tapi itu aku lakukan untuk kebaikannya juga. Aku hanya tidak ingin membiarkan dirinya jatuh sakit apakah itu salah? Tak bisakah dia sedikit mengerti perasaanku. Oh… Ok ini memang lebay tak seharusnya seorang klan Uchiha berharap seperti ini. Tapi aku hanya ingin dia tau kalau aku hanya mencintainya. Ya, AKU MENCINTAI-MU SAKURA HARUNO.

.

Author POV~

.

'Kenapa jadi seperti ini?' inner Sasuke berteriak histeris. Perlahan Sakura bangkit dari duduknya, dia berjalan pulang, lelah itulah yang dia rasakan saat ini. Tidurlah yang dia butuhkan untuk menenangkan fikirannya. Terlalu banyak rahasia yang di sembunyikan darinya. Sasuke terus mengikutinya dari belakang, tapi Sakura terlalu cepat berjalan sehingga dia kehilangan jejak Sakura.

"Tch. Sial." Runtuk Sasuke.

.

"Hei." Panggil seseorang ketika Sakura sedang berjalan menuju rumahnya. Sakura membalikkan badannya dan melihat siapa yang memanggilnya barusan. Cewek berambut merah, itulah cirri-ciri yang pertama dia lihat

"Hei, kau tidak ingat padaku?" tanyanya sinis, Sakura mengerutkan dahinya.

"Rupanya kabar yang kuterima itu benar nona Haruno. Kau benar-benar sudah melupakan diriku?" tanyanya sarkastik.

"Siapa kau?" akhirnya Sakura bisa mengeluarkan suaranya, sekarang dirinya terlalu lelah untuk diajak bercanda.

"Fufufu… Hn. Apa kau hanya pura-pura lupa padaku, aku tidak yakin penyakit amnesiamu itu benar ada." Sindirnya dengan sinis.

"Kalau tidak ada urusan lagi minggirlah aku mau lewat." Ucap Sakura dingin, dan berjalan melalui gadis ini 'Gadis yang aneh' fikir Sakura.

"Sakura Haruno, kau.! KAU." Pekiknya, itu membuat Sakura menghentikan langkahnya dan membalikkan badan kepada perempuan berambut merah sepinggang itu.

"Kau yang telah merebut Sasuke dari tanganku, kau yang telah menghancurkan hidupnya, kau yang telah membuat Sasuke berpaling dariku. Aku telah berusaha untuk membuat Sasuke melupakanmu tapi dia malah selalu memikirkanmu. AKU BENCI KAU, sejak dulu KAU adalah penghalang bagiku dan Sasuke, sayang sekali kecelakaan lima tahun lalu tidak merenggut nyamu, tapi hanya memorimu." Jelasnya panjang lebar dan membuat dahi Sakura berkerut hebat.

"Aku tidak mengerti dengan ucapanmu." Sakura berusaha tidak meledak, hari ini sangat melelahkan, yang dia butuhkan adalah istirahat, bukan meladeni gadis gila yang tidak dikenal. Namun ketika Sakura hendak berlalu meninggalkan gadis itu, dia di dorong dengan keras ke arah jalan raya, beruntung ada Sasuke yang tidak sengaja melihat kejadian itu dan teriakan gadis gila ini.

"S-sasuke." Pekik gadis itu.

"APA YANG KAU LAKUKAN! HAH!" bentak Sasuke kasar. Gadis itu hanya mampu menunduk, wajahnya pucat pasi seperti orang sakit.

"A-aku, h-hanya i-ingin m-memberinya p-pelajaran." Gadis itu hanya mampu berkata gagap, tak berani menatap Sasuke.

"SUDAH KU PERINGATKAN PADAMU KARIN, JANGAN PERNAH SEKALI-KALI MUNCUL DI HADAPANKU. APALAGI BERANI MENGGANGGU SAKURA!" Sasuke tak dapat membendung emosinya lagi muka Sasuke merah padam menahan amarahnya, Sakura hanya dapat bungkam baru kali ini melihat seorang Uchiha murka.

"Sebaiknya kalian selesaikan masalah kalian, aku ingin pulang." Ucap Sakura dingin, perlahan dia berjalan meninggalkan Sasuke dan gadis yang bernama Karin itu. Ketika hendak melewati tikungan dewi fortuna tidak berpihak kepadanya, truk besar lewat dan bebas menabrak siapa yang melintang.

"KYAAAAAAA." Jeritan tak tertahankan keluar dari mulut Sakura, Sakura menutup matanya rapat-rapat. Sekilas kejadian lima tahun yang lalu itu muncul dengan sendirinya di benak Sakura.

.

"KYAAAAA." Teriak Sakura kecil, dirinya tak dapat menahan truk yang membentur keras dirinya. Dia dapat melihat pemuda berambut ayam itu berlari tergesa- gesa menghampiri dirinya, Sang gadis dapat melihat wajah khawatir sang pemuda, 'Sasuke-kun, aku sangat mencintaimu' inner sang gadis berbicara, namun tak sempat mengucapkan kalimat itu kesadarannya tiba-tiba menghilang diselingi dengan gema suara sang pemuda Uchiha ini.

"Siapa saja cepatt telfon AMBULAAAANNN." Teriak Sasuke kecil memekik keheningan, raut penyesalan muncul di wajah Sasuke Uchiha.

.

"Sakura awas~…" Sasuke berlari menerjang Sakura yang berdiri mematung di jalanan. Ke dua insan ini terpelanting ke arah pinggir jalanan, dahi kiri Sasuke membentur batu ketika hendak melindungi kepala Sakura dalam dekapannya, darah segar mengalir dari pelipisnya dan seketika kesadaraannya pun mulai menghilang. Sedangkan Sakura sudah kehilangan kesadarannya akibat shock yang diterimanya.

"SASUKE~" teriak gadis merah memecah keheningan malam, dia berlari menghampiri Sasuke dan Sakura yang tergeletak di jalan, bingung itulah yang dia fikirkan, sekarang melihat pelipis Sasuke yang berdarah dan Sakura yang pingsan dalam dekapannya. Keadaan semakin memburuk, kemudian dia meninggalkan tempat kejadian perkara karena takut dijadikan tersangka. *A/N : Hn. Dasar perngecut sekali kau Karin*.

RS Konoha selalu saja ramai di kunjungi orang, banyak masyarakat Konoha yang mempercayakan kesehatannya di RS ini. Tak ayal banyak dokter-dokter yang sangat ahli di RS ini. M alam ini, RS Konoha mendapatkan pasien baru akibat kecelakaan, dua insan manusia. Sang pemuda di temukan tergeletak sedang memeluk sang gadis atau lebih tepatnya melindungi sang gadis, beruntung masyarakat setempat menolong mereka membawa ke RS Konoha. Sekarang kedua insan ini dalam penanganan medis.

"Tekanan darahnya normal dok." Ujar seorang suster.

"Baik, bawa mereka ke ruang rawat inap. Sudah menghubungi keluarganya?" tanya sang dokter.

"Sudah dok saya sudah menghubungi orang tua gadis ini, tapi mereka sedang ada di Otou. Kemungkinan besok pagi baru bisa datang." Jelas sang suster.

"Hn. Baiklah." Sang dokterpun pergi meninggalkan ruangan ICU.

.

Sementara itu terjadi kegaduhan di Otou tepatnya dikediaman keluarga Uchiha.

"APA? SAKURA DAN SASUKE KECELAKAAN?" Tsunade berteriak histeris, sang suami berusaha menenangkan sang istri.

"Tenanglah Tsunade-san," Uchiha Mikoto pun akhirnya angkat bicara. "aku yakin mereka baik-baik saja, besok kita akan pergi ke Konoha dengan jadwal penerbangan pertama." Jelasnya berusaha menenagnkan sang besan . BESAN ? LHO ? baiklah mari kita intip sedikit pembicaraan mereka.

"Benar Baa-san, Sakura dan Sasuke orang yang kuat." Timpal Itachi yang sedari tadi diam mendengarkan pembicaraan kedua keluarga ini, ya keluarga Uchiha dan Haruno.

"Sebaiknya tentang perjodohan ini kita serahkan kepada yang bersangkutan saja, kalau memang mereka menyetujuinya maka kita akan mengadakan pesta pertunangan sekaligus untuk mempererat tali kekeluargaan kita." Ucap bijak sang tuan rumah Uchiha Fugaku.

"Baiklah, aku akan memberi perngetian kepada Sakura-chan tentang rencana kita ini." Jiraya berusaha mengambil sikap yang bijak.

"Itachi, tolong segera pesankan tiket pesawat ke Konoha untuk lima orang." Titah Fugaku Uchiha kepada sang anak sulung.

"Baik Tou-san. Kaa-san, bibi, paman saya pamit dulu." Pamit Itachi

"Hn." Respon Fugaku membalas ucapan sang anak, dingin, datar, cool, dan terkesan misterius rupanya dari sini sikap Sasuke yang dingin itu.

Keesokan Harinya.

"Cepatlah sedikit sayang. Aku benar-benar khawati dengan Sakura-chan." Bentak Tsunade sengit.

"Hn. Iya bersabarlah sayang." Jiraya berusaha mengimbangi jalan Tsunade yang tergesa-gesa. Sangat tergambar jelas diraut wajah Tsunade kekhawatirannya dengan Sakura, putri semata wayang mereka. Berbeda dengan raut wajah Fugaku Uchiha, walaupun didalam hatinya sangat mengkhawatirkan Sasuke tetap saja di depan dia memasang wajah stoicnya, hanya sang istrilah yang dapat mengetahui isi hati Fugaku Uchiha, yaitu Mikoto Uchiha.

Mereka berlima Tsunade, Jiraya, Fugaku Uchiha, Mikoto Uchiha, dan Itachi Uchiha sekarang sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit Konoha

.

Sementara itu di RS Konoha, tampaklah seorang pemuda berambut pirang sedang tergesa-gesa keruang resepsionis, tampak jelas raut wajahnya kusut. Hari ini kedua sahabatnya di kabarkan mengalami kecelakaan tadi malam, sehingga mereka berdua tidak dapat mengikuti pelajaran hari ini. Ya kedua sahabatnya itu adalah Sasuke Uchiha dan Sakura Haruno. Pemuda bermarga Namikaze ini sangat mengkhawatirkan kedua sahabatnya itu.

"Permisi Suster, dimana ruang rawat Sasuke Uchiha dan Sakura Haruno. Mereka korban kecelakaan tadi malam." Tanya Naruto tergesa-gesa.

"Mereka ada di ruangan rawat VIP nomer 23 di lantai 3, ruangan yang disediakan khusus untuk dua orang pasien. Maaf apakah anda salah satu keluarganya?" tanya sang suster.

"Saya ada sahabat mereka. Oh ya setahu saya keluarga Sasuke dan Sakura sedang berada di Otou. Apakah pihak rumah sakit yang telah menghubungi keluarganya?"

"Sudah, mereka sudah kami hubungi. Baiklah silakan…"

"Terima kasih banyak Sus…" ucap Naruto diakhir percakapan,

.

"Kamar VIP nomer 23. Nah ini dia kamarnya." Gumam Naruto riang, perlahan dia membuka kamar itu, Sasuke dan Sakura sedang tertidur, Narutopun masuk untuk melihat keadaan Sahabatnya ini. Tiba-tiba pintu dibuka dan menampakkan seorang dokter cantik.

"Permisi, saya dokter Asuma Sarutobi. Apakah anda keluarga dari pasien?" tanyanya kemudian menghampiri Naruto yang sedang duduk di sofa pojok kiri.

"Saya sahabarnya, Naruto Namikaze." Naruto memperkenalkan dirinya kepada sang dokter.

"Begini Namika-"

"Naruto saja, pangil Naruto saja dok." Potong Naruto cepat.

"Hn. Baiklah, begini untuk keadaan Sasuke tidak ada yang perlu di khawatirkan keadaannya sekarang telah membaik hanya ada memar di bagian pelipisnya…" dokter Asuma mengambil jeda sebentar untuk menghela nafas. "untuk Sakura, sepertinya sebelum kecelakaan dia mengalami shock yang sangat berat. Saya takut itu akan berdambak buruk pada kesehatannya. Tapi untuk saat ini keadaannya jauh lebih baik, apakah sebelumnya dia pernah mengalami kecelakaan?" tanya dokter Asuma.

"Pernah dok, kecelakaan lima tahun yang lalu. Itu membuat sebagian memorinya hilang." Naruto menjelaskan.

"Hn. Baiklah, kita tunggu sampai Sakura sadar. Setelah itu baru kita bisa memastikan keadaannya. Baiklah Saya pemisi dulu." Dokter Asuma meninggalkan ruang rawat Sasuke dan Sakura. Naruto kembali memeperhatikan kedua sahabatnya ini.

'Hn. Aku tau kalian saling mencintai, tapi kenapa begitu banyak rintangan untuk membuat kalian bersatu' batin Naruto pasrah.

BRAKK…

Pintu kamar tiba-tiba dibanting seseorang dengan kasar. "SAKURA~" teriaknya menggema, pelakunya adalah Nyonya Haruno yaitu Tsunade. Naruto yang medengarnya kaget, dan dia melihat rombongan ehm, maksudnya orang tua Sakura dan juga Sasuke datang ke dalam ruangan ini.

"Sakura-chan." Panggilnya lagi, ketika mendapati anak semata wayangnya tertidur di kasur rumah sakit.

"Bibi." Pekik Naruto kaget. "tenanglah Sakura-chan tidak apa-apa. Dia belum siuman, kata dokter mereka berdua tidak mendapatkan luka yang serius." Jelas Naruto berusaha menenangkan Kaa-san Sakura.

"Syukurlah," kali ini Fugaku Uchiha yang berkomentar. "Bagaimana kabar kedua orang tuamu Naruto?" tanya sang pemilik suara baritone itu.

"Mereka baik-baik saja paman, nanti siang mereka akan menjenguk Sakura dan Sasuke."

"Engh~" semua mata kini sedang tertuju pada suara rintihan barusan yang dikeluarkan oleh Sakura. Mata Sakura perlahan, putih itulah yang pertama kali dia lihat dan indera penciumannya mencium bau obat-obatan, dia yakin sekarang berada di rumah sakit. Tapi tunggu, kenapa ramai sekali. Ada Kaa-san, Tou-san, Naruto dan tiga orang asing. Ah mereka bukan orang asing sekarang Sakura dapat mengingatnya dengan jelas mereka adalah paman Fugaku, bibi Mikoto dan Itachi-nii.

"Sakura kamu tidak apa-apa?" tanya Tsunade cemas.

"K-kaa-san. Engh~ k-kepalaku s-sakit…" rintih Sakura sambil memegangi kepalanya. Tsunade makin cemas melihat keadaan Sakura.

"Cepat panggila dokter." Narutopun melesat pergi mendengar titah Tsunade barusan.

"Ugh~ S-sakit…" rintih Sakura lagi, semua yang ada di dalam ruangan itu menahan nafas.

"Sakura sayang tahan sebentar, dokter akan segera datang." Tsunade berusaha menenangkan sang putri.

Tak berapa lama Narutopun datang dengan membawa dokter Asuma.

"Baiklah, sebaiknya semuanya keluar. Saya akan memeriksa keadaan Sakura." Titah dokter Asuma.

Semuanyapun meninggalkan ruangan rawat itu, dengan diliputi keadaan cemas semuanya. Sampai tiba dokter Asuma keluar dari ruangan.

"Sakura sekarang sudah mulai tenang, saya memberikan obat penahan rasa sakit di kepala agar mengurangi efek dari sakitnya itu." Dokter Asuma menjelaskan. "saya rasa itu akibat dari benturan yang di alami Sakura pada saat kecelakaan."

"Baik terima kasih banyak dok, boleh saya melihat keadaan putri saya?" tanya Tsunade.

"Boleh, tapi sebaiknya jangan semuanya. Biarkan Sakura dan Sasuke untuk beristirahat." Saran dokter Asuma, diapun berjalan meninggalkan ruangan rawat itu.

Sementara Tsunade dan Mikoto berada di dalam, para suami dengan senang hati menunggu di luar kamar. Seperti yang dikatakan oleh dokter Asuma, sebaiknya jangan semuanya yang masuk hanya beberapa orang saja. Sementara Sasuke belum sadarkan diri hingga sekarang, itu adalah efek dari obat bius yang diberikan oleh dokter agar Sasuke dapat berisirahat dan tidur dengan cukup, itu akan membuat kesehatannya semakin membaik.

"Engh~" kali ini rintihan itu berasal dari Sasuke, rupanya dia telah sadarkan diri.

Mikotopun beralih pandangan kepada putra bungsunya ini. "Sasuke-kun, bagaimana keadaanmu? Apakah ada yang sakit sayang?" tanyanya penuh dengan kelembutan.

Perlahan Sasuke membuka matanya, yang sekarang di benaknya adalah Sakura, Sakura, Sakura dan Sakura. "Dimana Sakura Kaa-san?" tanyanya sedikit meringis.

"Dia ada di ranjang sebelahmu sayang, sekarang dia sedang istirahat setelah diberi obat penenang oleh dokter Asuma." Mikito pun mengusap lembut dahi putranya yang ditutupi oleh perban itu.

"Hn." Sasuke melirik sekilas ke sampingnya, terlihatlah Sakura tertidur dengan damainya. Tak ada beban sedikitpun di wajahnya, seperti seorang bayi sekarang ini dia tertidur. Perasaan lega menjalar di hatinya, 'Hn. Untunglah dia baik-baik saja. Ah, Karin dialah penyebabnya. Kamu akan menerima ganjaran yang setimpal karena telah berani melukai Sakura-ku.' batin Sasuke marah. Tentunya Mikoto tak mengetahui apa yang sedang difikirkan oleh anak bungsunya ini.

.

Sakura kembali tersadar ketika beberapa jam yang lalu telah diberikan obat penenang oleh dokter Asuma. Keadaan kamarnya bisa dibilang sepi karena memang jam besuk telah habis. RS Konoha memang mempunyai jam besuk yang sangat ketat, jika bukan jam besuk maka siapapun dilarang menemui sang pasien terkecuali para suster yang sedang bertugas menjaganya. Sedikit melirik ke arah ranjang rumah sakit yang terletak di sampingnya. Wajah damai tidur sang pemilik ranjang membuat Sakura tertegun, walaupun dengan balutan perban yang menghiasi wajahnya itu tidak menghilangkan kesan tampannya. Perlahan mata Sakura menyusuri tiap lekuk wajahnya, 'tak berubah sedikitpun, bahkan bertambah tampan' batin Sakura. Sasuke yang menyadari ada sepasang mata yang sedang mengawasi dirinya, dia hanya diam membiarkan sang empu mata memandangnya itu.

"Kau sudah sadar kan?" kata itu meluncur begitu saja dari bibir mungil Sakura, rupanya dia menyadari perubahan tubuh Sasuke itu.

"Hn. Bagaimana keadaanmu?" tanya Sasuke seraya menatap langit-langit rumah sakit yang bercat putih pasi itu.

"Seperti yang kau lihat, sudah agak mendingan. Bagaimana denganmu? Hmm…" Sakura balik bertanya dan kini tengah memandang wajah Sasuke lekat. Dia tersenyum simpul menunggu jawaban Sasuke, onyx dan emerald saling bertaut menyiratkan kerinduan yang sangat dalam. "Aku kembali Sasuke-kun." Sasuke tersentak mendengar penuturannya barusan, dia berusaha mencerna dengan baik apa yang dikatakan oleh Sakura barusan.

"S-Sakura k-kau?" penuturan barusan membuat sang Uchiha dengan suksesnya tergagap.

"Iya Sasuke-kun." Ucap Sakura meyakinkan, tanpa menunggu apapun lagi sang Uchiha kini dengan suksesnya pula memeluk gadis itu dalam dekapannya.

"Kau kembali Sakura. Sakura-ku telah kembali, terima kasih Kami-sama." Sasuke merasakan bahunya sedikit bergetar menahan air mata, tapi kali ini bukan air mata kesedihan namun air mata kebahagiaan yang menyelimuti hatinya.

TBC…

HAHHH… akhirnya chapter 4 update., bagaimana bagaimana *harap-harap cemas*? Apakah feelnya sudah terasa atau masih ada bagian yang belum membuat puas. Hmm… Sasuke memang ku buat OCC, aku suka sih sama Sasuke yang perhatian gitu. Hihihi… *maaf ya kalo ada yang kurang suka.^^

Ah alurnya gga kecepetankan? Sedikit kasian dengan Sasuke sih, makanya chap ini aku buat agak panjang. Hmm bagaimana?

Author malam-malam mengetik ini LHO! *readers : nggak nanya tuh*, mengumpulkan ide ceritanya. Tiap mau menulis ada aja rintangangan, entah itu sibuk, entah lepinya dipake adek buat maen pokoknya ada aja halangannya. Tapi lega juga akhirnya chap ini selesai. Masih banyak PR yang harus author pejalari. Dan tak ada yang lebih berkesan selain review dari para readers. :D

.

Dan saya mengucapkan terima kasih banya buat yang udah mau meriview FF ini.

.

THANKS to :

Kira tiga-Alegra Maxwell *makasih banyak ya, Iya chap ini Sakuranya udah inget tuh. Keep read ya ^^.

D3rin *Arigato, terimakasih banyak untuk reviewannya^^.

`Fiyui-chan *dengan setia meriview FF saya ini ^^

Ayu *lempar Minho, hihihi. Gomawo.^^

4ntk4-ch4n *Oke sudah update, terimakasih sudah meriview^^

Maya *Oke. Gimana feelnya udah kerasa?* #pupy eyes nunggu jawabannya. ^^

Hinata Audiana *Aaa, terimakasih atas pujiannya :D, iya author juga agak sedikit kasian liat peran Sasu. Hhihi, tak apalah sekali-kali. Baiklah lain kali bakaln kurangi sifat perhatian Sasu. Keep reading yah. ^^

.

Well akhir kata don't forget for RnR.

.

R

E

V

I

E

W