Final Fantasy VII sepenuhny milik Square-Enix, saia cuma pinjam untuk melampiskan hasrat menulis dan untuk ber-fangirl-an.


Past One : The Unforgettable Sin

"Vincent, kenapa kau masih di sini? Bukan kah kau sudah memiliki kehidupan yang baru?"

"Hidup baru? Semua yang sedang terjadi kepadaku, semua semu. Itu hanya tambahan atas dosaku sebelumnya."

"Dosa? Apa yang telah kau perbuat? Semua masa lalumu telah aku maafkan Vincent. Jadi, mulailah hidup baru. Dan temukan cinta yang baru, karena aku tidak bisa membalas cinta yang engkau berikan selama ini…"

Lucrecia…

"Vinceeeent! Hei, ayo bangun!" suara cempreng Yuffie membangunkan pria berwajah pucat itu dari tidurnya.

Mimpi? Vincent bangun dari tidurnya, menatap Yuffie yang sedang berkacak pinggang "Ini… Di mana?"

"Kita sekarang ada di kota Edge. Jangan bilang kalau kau lupa dengan misi yang diberikan oleh Reeve!" Yuffie marah-marah.

Vincent terdiam, menatap sekitarnya. Kota Edge sudah ramai lagi setelah Deepground berhasil dikalahkan. Reeve memberikan tugas kepada Vincent dan Yuffie untuk mengecek keadaan kota Edge pada malam harinya, dan sudah hampir sebulan semenjak Vincent berhasil mengalahkan Omega. Keadaan kota Edge sudah begitu damai, tidak ada tanda-tanda dari Deepground lagi.

"Selanjutnya aku serahkan padamu, Yuffie," ucap Vincent sambil berlalu.

"Hei-hei tunggu!" Yuffie menarik ujung jubah warna merah milik pria berambut hitam itu "Kau mau meninggalkan seorang gadis sendirian di sini?"

"A, aku belum siap...," gumam Vincent pelan.

"Hah? Belum siap untuk apa?" Yuffie memiringkan kepalanya.

Bukannya menjawab, yang ditanya malah melepaskan tangan Yuffie dari jubahnya "Aku rasa kau sudah cukup besar untuk menjaga diri," lalu pergi.

"Heeeeeei...," teriak Yuffie memelas. Tapi sosok Vincent sudah menghilang.Ouh, itu artinya aku harus menghabiskan malam ini sendirian, menyebalkan!

Langit malam kota Edge terlihat bersih, terlihat dengan jelas beberapa bintang yang siap untuk menemani Yuffie menjaga ketentraman kota.

x=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=x

"Lucrecia, apa maksudmu waktu itu? Kenapa kau datang ke mimpiku, dan berkata demikian?" Vincent menatap wanita yang tertidur di dalam kristal tidak jauh dari hadapannya.

Seperti biasa, Vincent mendatangi Crystal Cave untuk memandangi wajah cantik wanita pujaannya, dan berbincang dengannya. Apa yang terjadi kepada Lucrecia di masa lalu, selalu membuatnya merasa bersalah dan merasa kalau ketidak sanggupannya menghentikan Hojo sebagai dosanya.

'Piip, piiip' Handphone Vincent berbunyi tanda ada telepon. Diambilnya handphone itu dari kantong celananya, nama Shelke tertera dilayar.

"Apa?" tanya Vincent sebagai awal percakapan.

"Dimana posisimu sekarang? Reeve dan yang lain membutuhkanmu,"

"Aku sudah tidak punya urusan dengan WRO. Tinggalkan aku sendiri," Vincent mematikan telepon dari Shelke.

Vincent kembali menatap Lucrecia "Katakan padaku, Lucrecia. Apa yang harus aku lakukan, agar semua dosa ini bisa dimaafkan?"

Lagi-lagi handphone Vincent berdering, dengan kesal ia mengambilnya, dan mendapatkan nama Yuffie di layar kali ini. Belum sempat Vincent bicara, Yuffie sudah nyerocos terlebih dulu "Vinceeeent! Kami membutuhkanmu!"

Vincent sempat menjauhkan handphonenya dari kuping karena suara teriakan Yuffie "Kalian sudah memiliki seorang yang bernama Cloud Strife, apa dia belum cukup untuk kalian?"

"Vincent, jangan bodoh! Cloud adalah Cloud, kau adalah kau! Kalau kami bilang kami membutuhkanmu, itu artinya kau, Vincent Valentine!" suara Yuffie terdengar putus-putus. "Vincent, aku… Argh!" setelah teriakan tersebut, tidak terdengar lagi suara Yuffie.

"Yuffie, Yuffie? Jangan main-main atau…,"

"Halo Vinny," terdengar suara seorang pria dari ujung sana sebelum Vincent sempat menyelesaikan kalimatnya. "Masih ingat denganku?"

Wajah Vincent dipenuhi dengan amarah, dan mata merahnya menyala karena dendam "Hojo…."

Hojo, pria yang telah merebut Lucrecia darinya. Pria yang seharusnya sudah mati setelah Omega kalah. Namun dari suaranya, Hojo yang berada di dalam tubuh Weiss sepertinya sehat-sehat saja "Kau benar-benar pecundang. Aku telah berhasil merebut Lucrecia darimu, dan sekarang, aku akan membuat kau tambah menderita karena kehilangan orang yang berarti untukmu setelah Lucrecia…"

"Vinceeeent!" terdengar teriakan Yuffie, dibalik suara tawa bahagia Weiss.

"Yuffieeee!" Vincent memanggil nama Yuffie sekeras-kerasnya.

x=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=x

"Yuffie!"

"EH?" semua yang ada di ruangan langsung menatap Vincent yang sudah terbangun. Tubuhnya basah kuyup karena keringat.

Vincent terdiam, menatap teman-temannya yang berwajah cemas. Yuffie dan Cid yang terlihat paling kaget mendengar Vincent memanggil nama Yuffie. Semua hanya bisa saling pandang satu sama lain.

"OK, Vincent sakit. Dan sakitnya sangat parah, sampai-sampai dia memanggil nama Yuffie hingga empat kali," ucap Cid dengan nada dan wajah serius.

"Ap, apa maksudnya Cid?" Yuffie menarik baju warna biru yang dikenakan oleh Cid.

"Entah kenapa, aku rasanya setuju dengan Cid," Barret menggaruk-garuk kepalanya.

"Argh, kau!" Yuffie beralih ke Barret "Sebetulnya aku ada di pihak siapa? Tadi katanya kau ada di pihakku!"

Disaat Cid, Yuffie dan Barret bertengkar, Vincent menatap ke arah Tifa yang berdiri tidak jauh dari mereka bertiga "Tifa, apa, apa yang terjadi?"

"Seharusnya kami yang bertanya seperti itu kepadamu," jawab Cloud yang daritadi hanya diam sambil bersandar di dinding "Kau pingsan saat baru tiba di sini."

"Pingsan?" Vincent menunduk.

"Mungkin karena Protomateria," akhirnya Shelke bicara "Tubuhmu butuh waktu untuk menyesuaikan diri dengan Protomateria. Apalagi Protomateria itu sempat keluar. Jadi butuh waktu lebih lama dari yang biasanya dibutuhkan."

Vincent menatap Yuffie yang masih bertengkar dengan Barret dan Cid. Tifa berusaha menghentikan perterangakan tersebut dengan menarik Yuffie menjauh dari Cid.

Lucrecia, apa memang ini keinginanmu? Kau ingin aku…

Disaat sedang berusaha melepaskan diri, Yuffie melirik ke arah Vincent yang masih terduduk di kasur. Ups, nampaknya Vinny marah karena aku terlalu berisik. Tapi, tunggu! Cara Vincent memandang Yuffie kali ini berbeda. Bila biasanya Vincent selalu menatap ninja Wutai itu dengan tatapan kurang bersahabat, sekarang… Vincent menatapnya dengan lembut. Wajah Yuffie memerah karena Vincent tidak bergeming sedikit pun, terus menatapnya dengan tatapan seperti itu.

"A, aku pulang duluan," ucap Yuffie pelan dan dengan kepala tertenduk. "Vinny, cepat sembuh ya," katanya tanpa menatap wajah Vincent atau yang lain.

"Hei, dia kenapa?" tanya Cid bingung. "Aku sudah bilang kan, bercandamu keterlaluan Cid!" Tifa menjawab.

Aku rasa bukan karena itu…