Title : One Night Stand

Genre : Romance

Rating : T

Pairing : Various Artist (Mainly DBSK)

Disclaimer : They belong to them selves. I own only the plot.

Warning : Typos, Cursing, YAOI (BOY X BOY), a SLUTTY!Jae, Don't Like? Back off, I can't tolerate any bashing towards JJ. XO

Summary : YunHo bertemu dengan seorang 'malaikat' disebuah club. Akankah hubungan mereka akan berakhir hanya sebagai one-night-stand-relationship?

.


.

Annyeong yorobun~~~

Jiwa YunJae Shipper saya sedang bangkit, jadi lagi-lagi saya buat FF YunJae. ^^v

Sekali lagi saya tekankan bagi yang mengharap JJ akan menjadi pria lembut, baik hati, suka menolong, rajin menabung seperti biasanya, sebaiknya mundur teratur sebelum kecewa, karena disini JJ tidak akan begitu.. Hohohohoho *Evil laugh*

Tapi ini murni hanya imajinasi gila saya saja.

Lalu FF ini saya dedikasikan untuk My Chagiya Sweet Dongsaeng (bahasa apa ini?) yaitu White Tree yang sudah membantu saya memilih karakter dan tanpa dia sadari selalu membangkitkan rasa percaya diri saya yang selalu dibawah titik nol. Hahaha..

Baiklah, Happy reading…

.


.

Suara musik yang mendentum-dentum keras memaksa kinerja jantung untuk ikut berdetak mengikuti irama.

Bau asap dan alkohol mengambang di udara.

"Hey.. Guys… DJ Micky is here! Can you hear me? Are you ready for tonite?"

Seorang pria tampan berbicara melalui microphone dan mendapat sambutan meriah berupa tepukan tangan serta sorakan "yeah" penuh semangat.

"Great! Let's make some noise beat!"

Sekali lagi sorakan "yeah" membahana.

"So, here you go, sexy bitch!"

Micky dengan ahli memainkan tombol-tombol dan piringan hitamnya.

Orang-orang di lantai dansa bergerak makin liar, menikmati musik olahan sang Disc Jockey.

Pada salah satu meja di lantai dua club W, empat orang pria minum-minum untuk merayakan ulang tahun sahabat mereka yang terlihat sangat tak bersemangat.

"YunHo ah, tersenyumlah sedikit. Malam ini ulang tahunmu!" Seorang pria tersenyum sambil menepuk bahu temannya yang masih saja cemberut dan minum seperti besok tidak akan pernah tiba.

"Bagaimana aku bisa tersenyum bila aku baru saja dicampakkan gadis yang aku cintai tepat dihari ulang tahunku!" Gumamnya sambil minum lagi dan lagi, seperti ingin mengosongkan satu botol vodka seorang diri.

"Hey, Hentikan itu. Minumnya santai saja! Kau meminum civas seperti minum air putih saja. Tanpa es pula, kau tahu perutmu lemah, aku tak mau harus repot mengurusi dirimu yang nanti pasti akan muntah-muntah!"

"Kalau begitu jangan urusi aku, Yoo Ah-In." YunHo menyambar botol vodka yang sempat direbut Ah-In kemudian mulai menuangkannya banyak-banyak pada gelasnya.

"Aish… Kau sungguh bodoh Jung YunHo! Jangan pikirkan Jessica! Banyak gadis-gadis yang mengantri untukmu, pilih saja salah satu. Atau sekalian saja dengan pria. Berhenti menyiksa diri dan nikmati malam ini!"

Seorang pria berambut blonde setengah menghardik YunHo sebelum kemudian mendekatkan tubuhnya pada pria berwajah tampan disebelahnya, untuk berbagi ciuman panas.

"Euhh…. Go get room, Hyung!"

"My pleasure." Si blonde bangkit namun gerakan keduanya terhenti saat dirasakannya tatapan tajam menusuk menguar dari pria disebelah YunHo.

"HeeChul Hyung, HangKyung Hyung, kita disini untuk merayakan ulang tahun YunHo. Bisa tidak sekali saja tidak make out dimanapun?"

"Yah! Ah-In! YunHo saja tidak protes! Kenapa kau yang berisik."

"Sebagai sahabat yang baik, sudah tugasku menyuarakan apa yang tak bisa dikatakan YunHo. "

"Grrrrrrrr…."

"Cinderella, sudahlah. Yang dikatakan Ah-In ada benarnya." HangKyung mencoba menenangkan kekasihnya. "Dan jangan protes lagi, makin cepat acara berkabung ini berakhir makin cepat kita bisa melanjutkan kegiatan kita yang tertunda." HeeChul sedikit bergidik saat HangKyung membisikkan kalimat terakhir ditelinganya.

"Long life, Jung YunHo!" HeeChul mengangkat gelasnya tinggi-tinggi, mengajak kembali bersulang, bayangan kegiatan mereka yang harus segera berlanjut telah memenuhi pelupuk matanya. "Semoga ia menemukan seseorang yang baik, mungkin seorang wanita atau laki-laki yang lebih baik."

"Cheers!"

"Cheers!"

Tiga gelas bertemu ditengah udara cukup lama, tapi gelas keempat tak kunjung juga menunjukkan tanda-tanda akan bergabung dengan mereka.

Serentak tiga kepala pemegang gelas menoleh kepada YunHo.

Dari meja mereka yang terletak pada posisi yang stategis, pria dengan rambut brunette gelap itu tengah menatap hampa pada dance floor.

Sekali lagi, dengan sinkronisasi tinggi, HeeChul, HangKyung dan Ah-In mengikuti arah pandangan YunHo, tak ada yang aneh, hanya puluhan orang yang masih menari gila-gilaan. Mereka makin tak mengerti mengapa pria tampan itu tiba-tiba membatu begitu.

"Yun, kau melihat apa? Hantukah?" HeeChul menurunkan gelasnya dan melambai-lambaikan tangannya tepat diwajah YunHo.

Tak ada reaksi.

"YunHo… Yah! YunHo ah!" Ah-In mencoba menggoyangkan raga yang seperti tak bernyawa itu.

"Eh? Eh? Nae?"

Rupanya guncangan brutal Ah-In mampu mengembalikan jiwa YunHo yang entah terbang melayang kemana tadi.

"Aish… Kau membuatku khawatir! Kau tidak apa-apa?"

"Kau melihat apa sampai seperti itu?"

"Atau jangan-jangan kau benar melihat penampakan hantu?"

Ketiga pria itu menghujani YunHo dengan berbagai pertanyaan. Orang yang ditanya hanya tertawa geli, tentu saja membuat ketiga orang yang tengah khawatir akan keadaan mental YunHo makin khawatir saja.

"Tidak. Aku hanya melihat seorang malaikat."

"Malaikat?" Tiga suara bergabung menjadi satu, mengucapkan satu kata itu seperti tengah melakukan paduan suara.

"Itu.." Jari telunjuk YunHo mengarah pada DJ Micky yang tengah berbicara dengan seseorang yang mengenakan kemeja putih. Kainnya yang tipis nyaris transparan memamerkan sebuah tattoo yang memang terlihat seperti berbentuk sayap dari kejauhan.

"Wah.. Wah.. Aku beritahukan ya, YunHo ah, dia bukan seorang gadis lho..." HangKyung bersiul.

"Uh..Oh… Aku memang bilang pria tidak masalah tapi jangan yang itu, Yun ah…"

"Benar, kali ini aku terpaksa setuju dengan HeeChul Hyung. Dia itu milik mafia nomor satu sekaligus pemilik club ini. Choi SiWon is the king and that guy, Kim JaeJoong, is his number one concubine."

"Sudah, cari yang lain saja. Kau mau kucarikan? Aku punya banyak koneksi. Baik pria maupun wanita. Kau tinggal sebut saja."

Tak ada sahutan.

"Yun ah, Hyungmu bicara! paling tidak dija…"

HeeChul menoleh dan kalimat amarahnya berhenti saat mendapati YunHo telah menghilang.

"Guys, Mana YunHo?"

HangKyung dan Ah-In mengalihkan perhatiannya dari dance floor.

Ketiganya berpandangan khawatir.

"Ayo, berpencar dan mencari bocah yang selalu menyusahkan itu!" HangKyung memutuskan.

.

-OneNight-

.

YunHo berjalan membelah lautan orang-orang yang tengah menari liar untuk melupakan segala masalah serta kesusahan untuk sementara waktu dan menuju DJ Micky.

Sosok malaikat yang dicarinya telah terbang entah kemana saat YunHo telah mencapai sana.

Matanya mengembara kesekitar dance floor dan sang malaikat bagaikan berdiri dibawah spot light, menyebabkan sosok-sosok lain hanya beruba blur, hingga dengan mudah YunHo menemukannya.

Sang malaikat tengah menari sambil memejamkan matanya di atas bar counter. Seperti seorang penari striptease sosok itu menggunakan tiang penyangga konter dengan ahli.

Ia meliukkan tubuhnya dengan perlahan dan menggoda.

Bagaikan terhipnotis YunHo tak mampu mengalihkan pandangannya.

Bukan karena gerakan yang dilakukan sang malaikat yang makin erotis.

Mungkin akibat pengaruh sebotol vodka yang dihabiskannya sendirian?

Entah, YunHo-pun sebenarnya tak mengerti apa yang menyebabkan dirinya begitu terpesona.

YunHo melangkah mendekat sembari memandangi fitur sang malaikat.

Kulit putihnya yang terlihat makin pucat ditengah minimnya pencahayaan.

Rambut coklat kemerahan yang membingkai garis wajah tirusnya.

Cantik? Tidak. Indah? Tidak. Tak ada kalimat apapun yang bisa mewakili sosok malaikat ini.

"Hey…" YunHo mengulurkan tangannya pada sosok itu.

.

Dari kejauhan Ah-In menatap ngeri temannya yang tengah mengulurkan tangan pada Kim JaeJoong.

Tanpa mengulur waktu ia segera menuju sahabatnya yang tengah mencari kematiannya sendiri itu.

Tak diperdulikannya protes orang-orang yang tak sengaja terinjak kakinya ataupun tertubruk tubuh tinggi kekarnya.

Sampai ia tak sengaja menubruk seorang gadis hingga gadis itu terjatuh membentur lantai.

"Yah! Kenapa begitu kasar pada wanita!" Seorang pria yang tak kalah tampan mendorong bahu Ah-In setelah membantu sang gadis berdiri.

"Aish.. Aku tak punya waktu meladeni kalian!"

"Yah! Manusia bar-bar pengecut!"

Ah-In berhenti ditempatnya. Perlahan ia menoleh dan menyunggingkan senyum sangar. "Apa yang kau katakan tadi?"

"Aku bilang bar-bar pengecut." Jawab pria itu santai. "Kau telah mendorong seorang lady disini. Hanya orang bar-bar yang bersikap begitu pada makhluk lemah dan lembut seperti mereka." Ia meraih dagu sang gadis dan mengelus pipinya pelan, otomatis wajah si gadis memerah. Sama merahnya dengan wajah Ah-In, bedanya Ah-In merah karena murka.

"Kau! Kita selesaikan ini diluar!"

"Huh? Aku tak punya waktu meladeni bar-bar pengecut seperti dirimu."

Pria itu melenggang sambil mengalungkan lengannya dibahu dua orang gadis.

Setelah terpekur sejenak Ah-In menggertakkan gigi dan segera menyusul mereka.

.

-OneNight-

.

Ditengah riuhnya suara musik JaeJoong mendengar suara seseorang. Perlahan ia membuka mata dan saat menunduk ia mendapati sosok seorang pria tampan tengah mengulurkan tangan padanya.

JaeJoong berkacak pinggang terlebih dahulu untuk melihat bagaimana reaksi sang pria bila ditolak. Melihat kedua alis tebal pria itu menyatu, JaeJoong terkikik sebelum menyambut uluran tangan itu.

YunHo membantu JaeJoong turun dari atas meja dengan hati-hati. Layaknya memperlakukan barang pecah belah. Rambut bagian depan JaeJoong sedikit menutupi matanya saat menunduk, mencoba melihat arah jalannya dengan sengaja ia kemudian meletakkan sebelah tangannya pada bahu lebar YunHo.

"Sepertinya kali ini tidak usah susah mencari, mangsa bagus datang dengan sendirinya."

"Hati-hati, awas terpeleset."

Mendengar nada khawatir dalam kalimat itu membuat derai tawa JaeJoong makin keras.

"Hey, Martini dua." JaeJoong memesan minuman pada bartender terlebih dahulu sebelum memfokuskan perhatiannya pada orang asing dihadapannya.

"Wajahmu sama sekali asing. Tak pernah ke W ya?"

"Orang yang datang kemari banyak bukan? Dari mana tahu aku pengunjung baru."

Senyum menggoda merekah pada bibir cherry itu. "Karena aku tak mungkin lupa wajah setampan ini."

JaeJoong memiringkan kepalanya, bertopang pada telapak tangannya setelah membisikkan kalimat itu tepat ditelinga YunHo. Mengirimkan angin dingin ketengkuk pria tampan itu.

"Siapa namamu?" Kembali JaeJoong berteriak demi mengalahkan suara musik yang membahana. Biasanya JaeJoong tak akan perduli siapa nama mainannya, tapi untuk yang satu ini pengecualian.

"YunHo, namaku Jung YunHo."

"Ohh… YunHo… Jung YunHo… Yun.. Yunnie… Nama yang bagus, Yunnie." JaeJoong mengulangi nama YunHo berkali-kali, seperti mengucapkan mantra.

Ditelinga YunHo sebutan 'Yunnie' terdengar sangat pantas bila diucapkan oleh JaeJoong dan ia telah memutuskan tak akan membiarkan siapapun memanggilnya 'Yunnie' selain JaeJoong.

"Ah, namaku Kim JaeJoong."

"Senang berkenalan denganmu JaeJoong."

Sulit bagi YunHo untuk berkonsentrasi dengan apa yang ingin dikatakannya selanjutnya.

Sangat sulit karena JaeJoong telah mengosongkan gelas martininya dan tengah memainkan olive yang ditusuk sebuah toothpick dengan bibir cherrynya.

Mengulumnya sebelum benar-benar memakan sang olive.

Sebuah cara klasik untuk menggoda seseorang.

Tapi taktik ini mampu membuat YunHo menahan nafasnya sesaat.

Otak kanannya memproses informasi bahwa dari namanya JaeJoong tak mungkin seorang gadis, terlebih ia sangat menyadari bagian depan tubuh malaikat itu rata, tapi, yah, YunHo tak lagi perduli bila JaeJoong adalah alien sekalipun.

"Yunnie, aku bosan. let's dance." JaeJoong meraih lengan YunHo dan membawanya ke tengah dance floor.

YunHo hanya berdiri memperhatikan JaeJoong yang meliuk-liukkan tubuhnya dengan sexy sembari sesekali menyentuh rambutnya sendiri.

"Mengapa hanya diam? Aku membosankan ya?" JaeJoong mengerucutkan bibirnya. Cepat-cepat YunHo menggeleng. "Kalau begitu, ayo, just dance, Yun."

Tangan JaeJoong tiba-tiba telah berada ditengkuk YunHo, tatapan mata dan JaeJoong yang menggigit bibir bawahnya membuat YunHo terhanyut.

Tak perlu waktu lama hingga ia menyatu dengan musik yang mengiringi tarian panas keduanya.

"Wow… Yunnie are such a good dancer."

"Thank's my Boo."

Kemudian YunHo menyadari pandangan orang-orang disekitar mereka. Meski masih dengan pakaian lengkap, mereka memandangi JaeJoong dengan tatapan lapar, seolah ingin menelanjangi sang pria cantik disini saat ini juga. Sebenarnya mereka juga menatap YunHo dengan tatapan yang sama, meski tak disadari olehnya karena rasa posesif telah mendominasi Jung YunHo.

Tanpa banyak bicara ditariknya tangan JaeJoong, membawanya keluar club.

"Wah.. Wah.. Sepertinya ada yang telah tidak sabar. Pestanya baru dimulai. Bukankah warming up itu diperlukan?" Tapi kedua bola mata hitam pekat JaeJoong mengkhianati pemiliknya. Karena saat YunHo mendorongnya dengan halus untuk masuk ke dalam Volkswagen convertible berwarna baby blue itu, mata hitam JaeJoong memancarkan gairah membara.

"Dan aku tak suka melakukannya di dalam mobil. Sempit dan sesak tahu."

YunHo sama sekali tak mendengarkan JaeJoong, kepalanya dipenuhi kemarahan mutlak. Rasa posesif telah mengalahkan segala etika dan sopan santun yang ditanamkan dalam-dalam pada otak YunHo oleh kedua orang tuanya sedari kecil.

Sakit yang menusuk-nusuk kepalanya pun tak diperdulikan YunHo, ia tahu ia telah sangat mabuk dan tak seharusnya ia tak menyetir, but hell, seperti YunHo perduli saja akan masalah sepele macam tertangkap polisi karena menyetir dalam keadaan mabuk.

Yang YunHo inginkan dan perdulikan sekarang adalah mengurung malaikat ini dan memberikannya hukuman karena telah menebar pesona kesana kemari, seperti seorang bitch. The sexy one of course.

Mobil itu berhenti di depan lobby hotel Red Ocean. YunHo memberikan kuncinyakepada petugas valet parking.

Tangan YunHo tak melepaskan pergelangan JaeJoong sekalipun, genggaman YunHo sedikit erat dan menyakitkan memang tapi JaeJoong tidak protes.

"Apa masih ada satu suite yang tersisa?"

"Untuk berapa malam?"

"Mulai malam ini."

"Ditunggu sebentar tuan. Kebetulan masih available, mohon untuk mengisi formulir ini." YunHo selesai melakukan registrasi dengan kilat dan mengembali formulir kepada petugas receptionist.

"Atas nama Jung YunHo Ssi." Sang reception membaca form yang telah diisi YunHo. "Ini Kuncinya. Apakah anda memerlukan bellboy?"

"Tidak perlu diantar, terima kasih."

YunHo menuntun JaeJoong menuju suite dan segera menghempaskan tubuh JaeJoong ke tembok setelah pintu tertutup.

"Oh yeah… Malam ini akan menjadi malam yang panjang dan keras." Pikir sang malaikat yang sepertinya tidak 'sebersih' malaikat pada umumnya.

Seringai licik tercipta oleh bibir cherry itu sebelum sang pemilik mengalungkan lengan pada leher YunHo dan menyerang bibir berbentuk hati itu ganas.

.

TBC

.


.

Wuihhh… Apakah saya membuat JJ terlalu berlebihan? Terlalu sl*tty kah? Habis, Saya bosan membuat JJ tertindas, teraniaya terus. Jadi saya balik sekali-sekali. :D

Emm.. Lalu, cerita model begini rate T tidak apa-apa khan? Tak perlu saya upgrade khan? *wink-wink*

Silahkan review yaw… Bagikan cinta kalian pada saya ~^^~

Love, Cho Jang Mi.