Annyeong~! Makasiiiih ya, yang udah nyempetin baca+review di chap 1. Gak nyangka fic ini di review T.T readers-deul u're so great ^^b
Ah iya, sekedar info; FF ini bukan ! mianheeee, bagi yang mengharapkan mpreg heheheh **
Ne.. here is chapter 2~ dozoo ^^
Holding Back the Tears
By
junnilicious
.
Genre: Drama-Romance-Hurt/Comfort
Rated: PG15/T
Cast: JYJCY and others
Pair: our YunJae
Hints: YunRa, JaeHyo, HoMin *grinning* and lil bit YooSu
Warning: Yaoi, annoying scene, AU, geje juga.
~ooOOoo~
Hari beranjak begitu cepat, tak terasa sudah 5 hari berlalu semenjak kejadian malam itu. Yunho menatap malas mug chocholate hangat nya yang belum ia minum sama sekali. Otaknya begitu banyak memikirkan semua masalah yang tiba-tiba saja datang dengan tiba-tiba ini. Yunho masih mengingat dimana Mrs Kim mengenalkan yeoja pilihannya yang akan menjadi calon ibu dari anak Jaejoong kelak. Seorang yeoja manis dengan rambut hitam pendek yang bergelombang.
Yunho jadi memikirkan betapa cocoknya jika BooJae nya bersanding dengan yeoja manis tersebut dan membangun suatu keluarga kecil yang bahagia dengan beberapa anak yang menemani mereka; seperti yang Mrs. Kim katakan waktu itu.
.
[Flashback]
Jaejoong dan Yunho tengah menikmati kebersamaan mereka di taman kecil di mansion keluarga Kim dengan dua cangkir chocholate hangat kesukaan Jaejoong dan beberapa cemilan. Hari sudah beranjak sore, warna jingga menghiasi luasnya langit dikala itu.
Jaejoong menyandarkan kepalanya di bahu Yunho dengan mata besarnya yang terpejam, ia sangat menikmati moment-moment seperti ini, dimana hanya ada dirinya dan Yunho nya, tak ada siapapun, bahkan Mrs. Kim sekalipun. Dan Jaejoong selalu berharap moment seperti ini akan terulang lagi di hari-hari berikutnya. Semoga saja.
"Hm.. err—Tuan Jaejoong.." sebuah saapan membuat Jaejoong membuka kedua matanya, ia mengerjapkan beberapa kali dan melihat sekeliling. Yunho masih ada disampingnya, tersenyum manis padanya. Kemudian ia memutar lehernya kesamping dan menemukan salah satu maid tengah berdiri di sana dan menatap gugup dirinya.
"Ada apa?" tanya Jaejoong pelan sembari memeluk lengan Yunho, seperti memeluk sebuah guling.
"Nyonya ingin bertemu dengan Anda, di ruang keluarga."
Jaejoong mengernyitkan keningnya. Tumben sekali umma nya ingin bertemu dengannya, biasanya ia selalu sibuk dengan semua pekerjaannya, dan melupakan kehadiran Jaejoong.
"Boo, sebaiknya cepat kau temui umma mu itu." Sahut Yunho sambil berusaha melepaskan lengannya dari dekapan Jaejoong. Namun, Jaejoong semakin mengeratkan pelukannya dan menatap Yunho dengan sebal.
"Kau harus ikut denganku!"
"Eh? kenapa aku harus ikut denganmu? Aku tak mau berada di tengah kalian,"
Jaejoong tak mengindahkan protesan Yunho, ia menarik tangan Yunho dan membawanya ke dalam mansion besar Kim.
"Tu—Tuan Jaejoong. Tapi, Nyonya bilang padaku, kalau Tuan Yunho tak boleh ikut bertemu dengannya." ucap maid itu pada dua sosok yang sudah menghilang di dalam mansion besar itu.
.
Cklek.
Jaejoong membuka ruangan yang cukup besar namun bercorak modern dengan warna minimalis di tiap dinding nya. Beberapa lukisan dan foto keluarga terpajang disana, foto Jaejoong yang masih kecil, saat ia beranjak besar dan dewasa, juga beberapa foto Jaejoong bersama Mr. Kim, Mrs. Kim dan saudaranya. Namun, foto nya bersama Yunho tak nampak satu pun di ruang itu, padahal Yunho adalah seseorang yang mempunyai 'ikatan' penting bagi Jaejoong, melebihi ikatan dengan sepupu dan beberapa saudaranya. Sungguh ironis.
"Jaejoong-ah. kau datang… huh? Jung Yunho?" Mrs. Kim yang hampir saja memeluk putera nya itu langsung ia urungkan begitu melihat sosok yang begitu ia benci kehadirannya. Ia melihat Yunho dengan tatapan datar dan dingin.
"Yunho ikut bersamaku, umma. Hm… tumben sekali kau ingin bertemu denganku. Apa ada yang ingin kau bicarakan denganku?" ucap Jaejoong berusaha mengalihkan perhatian ummanya yang sendari tadi sibuk menatap Yunho dengan tatapan dinginnya.
Mrs. Kim mengalihkan tatapannya ke putera semata wayangnya, dan wajahnya berubah menjadi berbinar senang. Ia menarik tangan Jaejoong, dan dengan refleks tangan Jaejoong yang bebas menarik tangan Yunho, sehingga membuat pria tampan itu mengikuti arah tarikan Jaejoong.
"Umma akan mengenalkanmu dengan wanita pilihan umma."
Deg!
Jantung Yunho seolah berdetak dengan cepat. Jadi, Mrs. Kim sudah menemukan wanita pilihannya? Secepat ini? Lantas apa yang harus Yunho katakan untuk menyambut wanita yang akan menjadi ibu dari anak BooJae nya ini?
Tak berapa lama, seorang yeoja manis datang mendekati ketiga sosok yang berdiri dengan berbagai ekspresi yang tertera di masing-masing wajah mereka.
"Cepat kenalkan dirimu, nak." Suruh Mrs. Kim pada yeoja itu yang di balas anggukan kecil.
"Annyeonghaseo~ choneun Han HyoJoo imnida. Bangeupseumnida, Jaejoong sshi," kata yeoja yang bernama HyoJoo itu sambil membungkukkan badannya di hadapan Mrs. Kim, Jaejoong dan Yunho.
"Yah, Jaejoong-ah. cepat perkenalkan dirimu." ucap Mrs. Kim yang menyadari putera nya ini malah terdiam dan melihat Yunho dengan mata besarnya yang sedikit meredup.
"Ah… Jaejoong. Kim Jaejoong imnida," kata Jaejoong sedikit menundukan kepalanya.
"Ne. HyoJoo-ah, aku harap kau akan akrab dengan puteraku ini sampai anak kalian lahir dan tumbuh besar nanti, nde?"
Hati Yunho mencelos mendengar ucapan Mrs. Kim yang begitu semangat dan berbinar senang, sangat berbeda ketika Mrs. Kim berbicara padanya. Ketus, dingin, dan tidak bersahabat.
Jaejoong melirik pada Yunho yang sedang menatap kearah jendela yang terbuka. Ia merasa Yunho sedang menghindari kontak mata dengannya.
"Nde~ tentu saja Mrs. Kim. Aku dan Jaejoong sshi bisa berteman baik." Sahut HyoJoo tersenyum manis.
"Aish. Kenapa kau bicara begitu formal padaku, huh? panggil aku umma saja, ne? lalu kau bisa memanggil Jaejoong dengan Jae, atau Jaejoong saja, jangan menambahkan sshi, itu terdengar begitu canggung." Mrs. Kim mengusap rambut ikal HyoJoo, membuat gadis manis itu sedikit menundukan kepalanya, pipinya memanas ketika Mrs. Kim menyuruhnya untuk menganggilnya umma.
"Ne umma,"
"Nah, mulai sekarang kau akan tinggal disini bersama dengan Jaejoong-ah. kamar kalian bersebelahan."
Jaejoong menatap kaget Mrs. Kim, begitu pula dengan Yunho, mereka merasa Mrs. Kim memang mempunyai tujuan untuk mendekatkan Jaejoong dan HyoJoo di samping rencana bayi tabung itu.
"Umma—"
"Aku tidak menerima protesan darimu, Jaejoong." sela Mrs. Kim menatap tajam Jaejoong yang hendak memprotesnya. Jaejoong menunduk sedih, dari ujung matanya ia dapat melihat Yunho yang lagi-lagi menatap jendela yang terbuka.
"2 hari lagi program bayi tabungnya akan dilakukan di Seoul International Hospital, jam 10 pagi. Aku harap kalian sudah sampai disana tepat waktu, terutama kau, Jaejoong. umma tak menginginkan sesuatu yang tak umma inginkan, mengerti?"
Jaejoong terdiam, ia tak mengatakan apapun, bibirnya terasa kelu.
"Ehm… aku… sepertinya aku harus pergi. Ada sesuatu yang harus aku kerjakan." Yunho memecahkan keheningan yang terjadi diruangan itu.
"Ka-kau mau kemana Yunho-yah?" tanya Jaejoong. Setahunya hari ini Yunho memang tidak memiliki sesuatu yang harus ia kerjakan. Jaejoong jadi mengira, kalau Yunho akan menjaga jarak dengannya. Dan sejujurnya saja, Jaejoong sangat takut jika hal itu terbukti benar.
"Ke rumah Changmin. Sudah lama sekali rasanya aku tak mengunjungi rumahnya." Jawab Yunho, berusaha tersenyum lembut pada pria yang ia cinta itu.
"Boleh aku ikut denganmu?"
"Tapi—"
"Tidak Kim Jaejoong! kau tetap disini!" potong Mrs. Kim menatap sinis Yunho.
Yunho menghela nafas, tanpa menunggu waktu lebih lama lagi, ia segera meniggalkan ruangan itu. Kepalanya berdenyut pusing, memikirkan semua masalah yang terjadi begitu tiba-tiba.
[End of Flashback]
.
~ooOOoo~
"…Yun… Yunho-yah…"
Yunho tersentak kaget dari lamunannya, ia melihat sekeliling dan menemukan sosok Ara yang begitu dekat dengannya. Yunho memundurkan badannya dan menatap gugup gadis itu.
"Ara-ah,"
Ara tersenyum dan mengambil mug chocholate yang belum Yunho minum dan sudah dingin itu, lalu meminumnya perlahan.
"Kau melamun, Yunho-yah. Tidak biasanya." katanya setelah menghabiskan seperempat chocholate itu.
"Mm. Ada beberapa masalah yang membuatku pusing akhir-akhir ini." ucap Yunho, mencoba jujur.
"Ah—ingin menghilangkan stress denganku?"
"Maksudmu?" tanya Yunho, bingung.
"Ke taman bermain atau menonton film, mungkin. Itu kalau kau mau," Ara kembali meminum chocholate milik Yunho, ia bahkan sempat menerka kalau Yunho sudah meminum choholate tersebut dan itu membuatnya sedikit excited. Setidaknya ia bisa merasakan lembutnya bibir Yunho yang tertinggal di mug itu, menurutnya.
"Aku rasa tak begitu buruk," kata Yunho, tersenyum tipis. Ia berfikir, menghabiskan waktu dengan teman baru mungkin akan menyenangkan. Terutama, sekarang ia memang membutuhkan waktu untuk melepaskan penat yang menghimpit kepalanya. Apalagi jika ia mengingat kalau hari ini adalah hari dimana program bayi tabung itu akan di lakukan, rasanya hari ini Yunho jadi tak ingin pulang ke mansion keluarga Kim itu.
Ara menatap Yunho dengan bola matanya yang berbinar. Ia merasa lebih excited di banding tadi.
"Aku akan membuatmu melupakan semua masalahmu, Yunho-yah~"
~ooOOoo~
Jaejoong menatap gusar jam dinding di kamarnya. Ini sudah jam 10 malam, dan Yunho belum juga kembali. Jaejoong tahu kalau hari ini Yunho menerima shift pagi sampai sore. Seharusnya Yunho sudah kembali sekitar pukul 3-4 sore. Jaejoong beberapa kali menelfon Yunho, namun yang ia terima malah sambungan sibuk dari operator. Yunho sengaja menon-aktifkan Handphone nya.
Jaejoong menggigit bibir bawahnya, rasa khawatir dan takut mendera hatinya, khawatir akan keselamatan Yunho dan takut Yunho akan meninggalkannya.
Apalagi jika ia mengingat hari ini adalah hari yang begitu berat yang harus ia jalani. Akhirnya ia melaksanakan perintah dari ummanya itu. Melakukan program bayi tabung dengan Han HyoJoo. Tak usah menanyakan bagaimana perasaan Jaejoong saat itu. Hatinya seolah berteriak dan menangis bersamaan, ia begitu sakit, begitu tertekan, begitu takut, begitu sedih dan bertambah sedih karena Yunho tak berada di sisinya.
Jaejoong mengusap air mata yang entah bagaimana mengalir begitu saja di kedua pipinya. Sesekali matanya masih menatap jam dinding di sudut kamar. Sekarang sudah pukul 10.30 pm. Tak terasa ia sudah menunggu Yunho selama 5 jam lebih.
Cklek.
Suara pintu yang terbuka mengalihkan tatapannya dari jam dinding ke depan pintu. Ia melihat Yunho berdiri di sana dan menatap dirinya dengan tatapan, kaget bercambur bingung.
"Uh… Boo... gwaenchana? Kau menangis?" tanya Yunho seraya berjalan mendekati Boojaenya itu.
Tangisan Jaejoong kembali meledak. Ia melempar bantal kearah Yunho.
"… Ka-kau… dari… mana? Kenapa… baru pulang sekarang?" Jaejoong menatap Yunho dengan mata besarnya yang berarir.
"Humm… sedikit meluangkan waktu dengan beberapa teman baru," kata Yunho setengah berbohong. Ia memang meluangkan waktu dengan temannya tapi bukan dengan beberapa temannya, ia hanya pergi dengan Go Ara.
"…kenapa handphone mu tidak bisa di hubungi?" tanya Jaejoong lagi.
"Handphoneku mati." kata Yunho lagi, kembali berbohong. Jelas tadi ia sengaja mematikan handphone nya, ia merasa harus menenangkan diri seharian ini, tanpa tatapan sinis Mrs. Kim, tanpa mendengar tentang program bayi tabung itu, dan tanpa mendengar suara dari Boojae nya yang membuatnya kembali merasakan sakit itu lagi.
"Kupikir kau akan menjauhiku." Jaejoong menundukan kepalanya.
"Aigoo—mana mungkin BooJae-ah," ucap Yunho sambil mengusap pelan rambut halus Jaejoong dan sedikit mencium puncak kepalanya.
Jaejoong menengadahkan kepalanya dan melihat Yunho yang sedang tersenyum hangat padanya. Jaejoong menutup kedua matanya begitu Yunho mendekatkan wajahnya, ia bisa merasakan nafas hangat Yunho yang semakin mendekat. Tak berapa lama hidung mereka bersentuhan dan akhirnya bibir mereka pun kini saling bertaut. Kedua bibir yang entah mengapa terasa begitu pas ketika mereka berciuman seperti ini, ah sebenarnya tidak hanya bibir, tapi tubuh mereka pun juga terasa begitu pas ketika mereka saling berpelukan dan menghabiskan malam bergairah mereka.
Yunho baru saja akan menyelipkan lidahnya ke dalam mulut Jaejoong, jika bunyi sebuah ketukan tak mengganggu aktifitasnya. Dengan terpaksa Yunho melepaskan bibirnya dan sedikit merapikan rambutnya yang terlihat berantakan.
Jaejoong berjalan membuka pintu di ikuti Yunho di belakangnya. Mereka melihat seorang maid yang mengulurkan sebuah surat di tangannya.
"Ini surat dari Nyonya, untuk Anda, Tuan." kata maid itu sambil menyerahkan selembar surat pada Jaejoong.
Jaejoong mengernyitkan keningnya, merasa heran dengan surat yang di berikan ummanya itu.
"Terimakasih." Jaejoong menerima surat itu dan kembali menutup pintu.
"Surat apa, Boo?" Yunho melirik surat yang berada di tangan Jaejoong.
"Aku tidak tahu. Sebaiknya kita baca bersama, ne?" Yunho mengangguk, sedetik kemudian Jaejoong membuka surat itu.
.
Jaejoong-ah. Umma senang sekali kau menuruti perintah umma. Ne, umma yakin kau pun begitu bukan? Kau tentu merasa senang karena sebentar lagi akan menjadi seorang Ayah. Oiyah, umma hanya ingin memberitahumu kalau HyoJoo mungkin akan mulai mengandung sekitar semingguan lagi. Dan umma ingin kau lebih menghabiskan waktumu bersamanya, bukan bersama Jung Yunho. Perhatikan HyoJoo setiap hari, pastikan dia merasa nyaman bersamamu, karena bagaimanapun dia sedang mengandung anakmu, arraseo?
Mrs. Kim.
.
Jaejoong menggigit bibir bawahnya, dengan ragu ia menatap Yunho.
Yunho memandang datar surat dari Mrs. Kim itu. memangnya ia harus bersikap apa? Senang? Marah? Tak terima?
Dengan senyum yang di paksakan Yunho menatap Jaejoong yang terlihat berkaca-kaca. Aish. Dia jadi merasa tak menentu, di satu sisi ia ingin marah pada Boojaenya itu, dan di satu sisi pula ia merasa harus melindungi dan mensuport Boojaenya.
.
"Hum… Chu-Chukae… BooJae-ah… sebentar lagi kau akan menjadi Ayah,"
.
[TBC]
Balesan review:
Lalaa: Gwaenchana, dear ^^ Yapp. Wanita itu Han HyoJoo. Thanks reviewnya dongsaengie :*
Vella5: Kyaa—maap ini bukan Mpreg DX dan sayangnya wanita itu memang Han HyoJoo orangnya khukhukhu *kicked* thanks reviewnya ^^
Arisa Adachi: Haduh Arisa-yah, saya juga ga tega Jaejoongie punya anak ma cewek lain, tapi apa boleh buat, udah tuntutan scenario sih xD *plak* thanks reviewnya ^^
BooBoo: Ne, Boo *berasa saya jadi Yunhonya xD* ini bukan Mpreg kekeke :D yapp~ wanita itu hyojoo. Perasaan Yunnie ngeliat Jae2 punya anak ma orang lain? Heartbreaking mode on, nanti dia cari pelampiasan ** thanks reviewnya ^^
dfaFallenAngel: me too~ I hate ahra with all my heart, dia pengganggu YunJae DX oh itu bukan tiffany, tapi han hyojoo, lawan mainnya Jaejoongie di heaven postman. Thanks reviewnya ^^
jaeboo: Mrs. Kim ngajak perang dunia ke 5 nih kayak na, betul? xD maap dear, ini bukan mpreg hehehe. Thanks reviewnya ^^
acchan lawliet: wkwk… iya pan Go Ara selalu jadi orang ketiga dalam hubungan YunJae xD thanks review nya ^^
Ichinikyuu Rin: Annyeong~ makasih ya Rin, nanti bukan hanya Yunho yang menderita, tapi Jaejoong juga. Saya pastikan YunJae tidak akan menderita secara fisik tapi secara mental *evilgrin* Thanks review nya ^^
Princess lihtaa: omona—namamu narsis bener sih tha, dasar kekeke~ baca ulang2 coba, masa ga ngerti -" Jae2 bukan hamil, tp menghamili *plakplak* bukan-bukan, dia disuruh ibunya melakukan program bayi tabung gitu. Thanks reviewnya lithaa ^^
u-knOw mE: T_T saya juga ga tauu~ xD thanks reviewnya ^^
rara: makasih rara ^^ Go Ara pan ganjen Hwkwkwk*ditabokAraFans* Thanks reviewnya ^^
Hinata Fuyuki: Hehe. Jaman sekarang kan banyak tuh yang menantu di siksa mertua xDD endingnya ga tau YunJae atau HoMin *lho?* Thanks reviewnya Hinata-chan ^^
Zhie Hikaru-chan: Huwee~ makasih Hikaru-chan, storyku dibilang mengharukan T.T. Ne, Thanks reviewnya, ya ^^
propiusyunjae: Mrs. Kim belum jahat-jahat amat loh chingu-yah xD nasib YunJae nanti liat di next chap, banyak kejadian tak terduga di next2 chap :D Thanks reviewnya ^^
Giselle: makasih Giselle~ just call me Juni. hehe. Thanks reviewnya ^^
Yunho-sama: annyeong Yunho-sama xD panggil Juni aja. hehe thanks reviewnya Yunho-yah *plakplak*
Dta: Mrs. Kim merajalela nanti di chap selanjutnya xDD Thanks reviewnya ^^
.
Preview chapter 3:
"Yunnie-ah~ apa kau sedang menghindariku?"
"Hyung, aku menyayangimu~ aku akan mendengarkan keluh kesahmu,"
"HyoJoo sshi… tolong jaga baik-baik kandungmu, bagaimanapun kau sedang mengandung anak dari seseorang yang aku cintai,"
"Yunho-yah~ aku ingin menjadi seseorang yang berarti bagimu."
"Demi Tuhan, Jaejoong! HyoJoo sshi sedang mengandung, dia sedang mengandung anakmu! Seharusnya kau lebih meluangkan waktumu bersamanya! Kurangi sifat kekanakanmu itu, Kim Jaejoong!"
.
Yaa~ selesai. YooSuMin muncul di chapter 3 yaa Hehe. Chap 3 nya baru jadi 45%. rnr, ne? nanti saya usahain update asap, mumpung lagi liburan :D
always keep the faith!
.
junnilicous