Disclaimer: J.K. Rowling except Chad Filbert
A.N: Ini fiksi Dramione pertamaku. Tidak ada edisi Pangeran Kegelapan dan Pelahap Maut, Prof. Dumbledore dan Prof. Snape masih hidup.
I'm Dramioneshipper and I really hope they'll be happily ever after together!
Hore, hore, aku senang sekali berhasil mempublish fiksi Dramione pertamaku. Aku harap kalian menikmatinya sepertiku.
Enjoy reading!
OOO
"Granger!" Suara Draco Malfoy membahana di ruang rekreasi asrama Ketua Murid.
"Granger, berani-beraninya kau mengabaikanku." Draco menghampiri Hermione yang masih terus menulis esai Transfigurasinya di atas perkamen sepanjang satu meter sambil sesekali membolak-balik halaman buku yang dipegangnya untuk mencari jawaban. Dia sudah terbiasa dengan kelakuan Draco yang selalu memerintah seenaknya dan juga mulutnya itu, tidak ada satu pun kata yang pantas yang pernah diucapkannya selain makian dan sumpah serapah yang tentu saja hanya ditujukan untuk seorang Darah Lumpur, Hermione Granger. Hebatnya, Hermione bahkan tidak terpengaruh sama sekali. Kalau kau menghabiskan enam tahun di bawah makian dan saling mengutuk lewat mantra, kau pun akan terbiasa. Apa gunanya menghabiskan setahun lagi untuk meladeni seorang Draco Malfoy? Membuang energi dan tidak bermanfaat sama sekali. Aku tidak mau menghancurkan mimpi indahku bersekolah di Hogwarts dengan perasaan menderita dan tersiksa. Lebih baik aku mengabaikannya dan menikmati tahun terakhirku di Hogwarts, batin Hermione.
Draco sudah sampai dan berdiri di samping Hermione, "Aku memanggilmu, wanita jalang," suara Malfoy kini merendah tapi tajam menusuk. Mau tidak mau Hermione terbakar emosinya. Dia bangkit berdiri dan membalas tatapan dingin dan merendahkan Malfoy.
"Aku bukan wanita jalang, Malfoy!" sambil menekankan setiap katanya, "Apa maksudmu berkata begitu, hah?" Hermione meraih tongkatnya dari dalam jubahnya, tetapi Draco lebih cepat mendorong dan menekan bahu Hermione ke dinding.
"Aku melihatmu mengobrol dengan mesranya sore tadi bersama anak Ravenclaw sialan itu, jalang."
"Apa urusannya denganmu, brengsek?"
"Kau milikku, Granger! Dan aku tidak berbagi milikku dengan orang lain. Aku mau kau menjauhinya dan berhenti berhubungan dengannya!" raung Draco. Draco semakin menekan Hermione ke dinding untuk menegaskan perintahnya.
"Aku bukan barang, sialan! Apalagi barang milikmu. Kau pikir dirimu siapa, hah?" Hermione mencoba melepaskan diri dari cengkeraman Draco, tapi Draco menahannya dengan kuat ke dinding.
"Lepaskan aku!" Hermione meronta, tapi Draco yang sudah dikuasai amarah tidak akan melepaskan Hermione kecuali perempuan itu mau mengikuti perintahnya.
"Aku tidak peduli kau menganggap dirimu apa, Granger. Bagiku kau tetap Darah Lumpur Jalang!"
"Aku juga tidak peduli kau menganggapku apa, Ferret, jadi lepaskan aku!" Hermione sudah tidak tahan lagi, ini harus segera diakhiri.
"Tidak. Sampai kau menyerap ini. Kau. Tidak. Boleh. Berhubungan. Lagi. Dengan. Filbert!" Draco menekankan setiap katanya.
"Kau tidak punya hak melarangku berhubungan dengan siapapun, Ferret. Dan lepaskan aku sekarang! Kau menyakitiku."
"Aku bisa menyakitimu lebih dari ini, Darah Lumpur Kotor!"
"Aku tidak takut padamu, bajingan!"
"Aku muak dengan perdebatan ini, Granger. Kau milikku dan kau akan melakukan apa pun yang aku mau!"
"Aku tidak akan pernah sudi diperintah olehmu, Malfoy!"
"Kau akan melakukan perintahku atau akan kusebarkan rahasia kecilmu, Sayang!" Draco menampakkan seringai liciknya dan tersenyum penuh kemenangan setelah merasakan bahu Hermione merosot.
"Seorang Malfoy akan selalu mendapatkan apa yang diinginkannya, Granger." Draco melepaskan cengkeramannya dan berjalan dengan santai ke kamarnya, kali ini Hermione benar-benar jatuh merosot ke lantai, sungut Draco dalam hati.
OOO
To Be Continued