A/N : ALL NATION, itu artinya bener-bener ALL NATION! Oke, mungkin enggak semua nation yang akan saya tulis (meski sebagai cameo), tapi paling enggak semua nation yang ada di #hetacrew ada (minus para chibi karena keadaan yang tidak memungkinkan)

Fic ini saya tulis untuk merayakan bergabungnya saya di #hetacrew sebagai Malaysia : (sekalian promosi twitter, boleh? twitter saya : nana_0_o / liat di profil saya) dan untuk menjawab tantangan dari Fena aka Ayano Mamoru, Belgium nya #hetacrew

Meski awalnya ini fic hasil colab bareng Nami aka NatureMature, tapi buanyak banget yang akhirnya saya rombak supaya semua nationnya bisa masuk /Sembah sujut ke Nami/

Terakhir, fic ini special buat Nami, KEMBALILAH KAU NAK! MESKI GAJE, GUE KANGEN REPLY2AN MESSEJ SUPER PANJANG ITUU!

Warning : ALL NATION! Gender ngaco sangat buat OC (Kecuali fem!Indonesia & Fem!Malaysia), OOC!Maybe untuk yang masih OC (Karena keterbatasan wawasan author), IC untuk karakter yang sudah ada (moga ga gagal), AU, Humor, family, friendship.

Summary : Indonesia kesal dengan kecepatan booming film Hetalia yang menurutnya agak enggak masuk akal. Akhirnya dia memaksa pacarnya, Netherlands untuk membantunya mengalahkan pamor Hetalia. Untuk yang ingin tau lebih jauh, baca dulu fic saya yang Indonesia's Secret (yg belun review, saya sekalian minta XD). Cerita dengan ide yang mirip dengan plot yang amat berbeda.


Axis Powers Hetalia © Hidekaz Himaruya

Let's Beat Hetalia's Prestige

Chapter I


"Enggak…Enggak…. Nononono! Noway! Pokoknya nggak mungkiiinn!"

Netherlands berdiri terpaku di depan pintu. 'Suara ini pasti…' Ia pun membuka pintu yang tak terkunci dengan perlahan, "Nes…" dan memanggil orang yang kemungkinan besar berteriak-teriak galau tadi.

"Nedeeeer…! Ayo kita bikin FILM!" terjang Indonesia saat Netherlands masuk kerumahnya.

"Hah?" adalah satu-satunya respon yang keluar.

"FILM! PELEM! VIDEO! PIDIO! Masa nggak tau? Yang ada orang botak pake topi bulet dan hobi ngomong 'KATT!' ke artis-artis ituu! Ayo dong Ned! Sekali-sekali nyambung dikit! Kita harus..hhmmpp…" ucapan Indonesia terhenti saat Netherlands membekap mulutnya. "Diem dulu, bisa?" Indonesia mengerutkan keningnya, kesal.

"Film apa?" tanya Netherlands saat mereka berdua sudah duduk di sofa ruang tamu.

"Film! Ya tadi yang aku bilang, film itu…."

"Film 'TENTANG' apa…. Nesia, bukan film 'itu' apa…" potong Netherlands yang kelihatan sekali agak keki menghadapi pacarnya yang agak terbelakang ini.

"…eh….soal itu sih… "

"Pasti belum kau pikirkan!" Netherlands melanjutkan sendiri, dan hanya dijawab tawa 'hehe' ala Indonesia.

Nederlands hanya geleng-geleng, "Kamu pikir bikin film segampang masang kondom, Nesia?" Nederlands pura-pura tidak melihat ekspresi jijik Indonesia akibat mendengar metaforanya. "Bikin film itu lebih sulit dari mendapatkan ijinmu berbagi ranjang!"

Netherlands menyandarkan tubuhnya dan mengalih fungsikan tangannya sebagai kipas. "Lebih baik kau ambilkan minum untukku Nes, di luar panas!" Indonesia menggerutu, "Ambil sendiri lah, kulkas deket gitu!"

"Ayolah Nes… kamu kan pacarku yang baik hati."

"Memangnya harus begitu?"

"Kamu belum pernah pacaran sebelumnya sih, ya. Sama pacar itu harus saling tolong menolong." Kata Netherlands lagi.

"gitu ya?" tanya Indonesia dengan polosnya. Wajar saja , Netherlands memang pacar pertamanya. Kemudian ia pun beranjak dari sofa menuju kulkas. Sedangkan Netherlands mengambil selembar Koran di atas meja, membukanya lebar-lebar sehingga dapat menutupi wajahnya yang sedang terkikik pelan.

Pacaran dengan Indonesia itu memang sebuah anugerah untuk Netherlands. Bagaimana tidak, hampir seluruh pria di Eropa memperebutkan gadis ini. Dan kenapa Indonesia bisa sampai sepopuler itu, pastilah ada alasannya.

Yang pertama, Indonesia itu KAYA! Bahkan, kalaupun Netherlands sama sekali tidak bekerja—dengan kata lain, pengangguran—ia bisa saja terus menumpang makan di rumah Indonesia sampai akhir hayatnya. Kekayaan Indonesia seperti tak terbatas karena takkan habis meski dipakai terus menerus, inilah suatu anugerah dari tanah yang subur.

Kedua, Indonesia itu cukup cantik. Yah, meskipun masih agak jauh jika dibandingkan Ukraine yang berdada besar, Hungary yang memiliki rambut indah, atau Belarus yang memang cantik dari lahir.

Ada suatu pepatah ngaco yang mengatakan kalau pria menyukai perempuan yang kaya, berdada besar dan bodoh. Indonesia memang berdada cukup, em… datar.

"Aku kan masih dalam masa pertumbuhan…" katanya membela diri.

Tidak Indonesia, 65 tahun itu bukan lagi masa-masa pertumbuhan.

"Dari perut turun ke kaki~ Dari perut naik ke tangan~ Dari perut ke kepala~Dari perut…"

Oke cukup, Indonesia. Enggak usah nyanyi sok imut begitu.

Tetapi meskipun ia berdada rata, itu tidak menjadi masalah. Karena poin utama dari persoalan ini adalah, Indonesia itu BODOH!

Baiklah, mungkin bukan bodoh secara harfiah, tapi Indonesia memang terlalu gampang percaya pada orang lain. Netherlands yang terkenal licik dan tukang bohong saja masih ia percaya sampai sekarang. Padahal sudah jelas-jelas ia tertangkap basah mau mencuri beberapa barang di rumah Indonesia, namun dengan klise nya ia berkata,

"Ma..maafkan aku, Indonesia… Ini perintah dari bos ku, aku tidak bisa membantahnya. Maaf aku sudah berbohong padamu, tetapi walaupun begitu perasaanku padamu sama sekali bukan bohongan." Padahal kalau saja Indonesia cukup jeli, Netherlands hanya mengutip salah satu kalimat dalam film yang menurutnya cukup keren. Maka status Indonesia pun masih tetap menjabat sebagai pacar Netherlands sampai sekarang.

Netherlands menegak segelas susu dingin di hadapannya, dan isi gelas pun ludes dalam beberapa teguk.

"Aus, mas?" sindir Indonesia.

Netherlands menyodorkan gelas kosong itu ke depan wajah Indonesia, "lagi."

"ebuset!" Indonesia akhirnya menyambar gelas dari tangan Netherlands sebelum pacarnya itu mulai bercuap-cuap dan mengeluarkan spekulasi lain.

"Jadi, kenapa tiba-tiba mau bikin film?" Tanya Netherlands pada Indonesia yang sudah kembali dengan segelas susu dingin di tangannya.

Indonesia tersenyum, "Soal itu…"

Netherlands pun merasakan firasat buruk, "Nes, jangan bilang gara-gara 'itu'…."

Itu yang dimaksud Netherlands, adalah sesuatu yang membuat pacarnya gangguan jiwa dan mendekati kata freak. Sesuatu yang membuat Netherlands selalu menutup kupingnya karena Indonesia tak bisa berenti meracau. Sesuatu yang kadang membuatnya cemburu karena Indonesia sama sekali tak bisa mengalihkan pandangannya dari sesuatu itu.

Dan sebelum Netherlands sempat protes, Indonesia keburu mengguncang tubuh besarnya penuh semangat, "Ayo dong Ned, bantuinnn! Orang macem Hidekazu Himaruya aja bisa beken cuma gara-gara film 5 menit begitu. Bagaikan Briptu Norman yang mendadak ngetop gara-gara chaiya chaiya tau enggak sihh? Pokoknya kita harus bikin film! Yang pasti lebih keren! Nanti kita bisa ngeto bareng loh, Ned! Mau enggak? Mau ya? Ya? Yaaa?"

'Mengalahkan pamor Hetalia? Hmm…' Netherlands berpikir sejenak, 'Tidak buruk juga idenya.'

"Boleh deh, Nes. Sekalian balas dendam sama film aneh miskin plot itu. Rambutku kan enggak setinggi dan super aneh kayak begitu." Katanya misuh-misuh sambil merapikan rambutnya yang 'cukup' tinggi.

'Aku enggak ngeliat bedanya sih, Ned… tapi…sudahlah…'

"AYO KITA MULAI SYUTIIING!"

Malam itu mereka bergadang sampai larut, membuat undangan di facebook, junk tweet sampai ribuan, meng-email semua negara yang mereka tahu. Tujuannya hanya satu, menarik sebanyak mungkin orang yang cukup bodoh untuk mau beradu akting di layar perak besutan sutradara amatir bernama Indonesia Raya dan Koninkrijk Der Nederlanden.

xxx

Kini sudah pagi lagi. Bulan terbirit-birit lari dari kejaran surya dan awan kumulus putih bersih. Lapangan terbang Bandara Internasional Soekarno-Hatta penuh dengan jet-jet pribadi yang parkir sembarangan, turun menukik secepat kilat, menurunkan penumpang-penumpang berwajah tampan bertubuh atletis, dan wanita-wanita berwajah otentik.

Personifikasi negara selalu menjadikan bandara sebagai ajang pamer jet pribadi. Apalagi ini negara berkembang Indonesia Raya yang terkenal akan sikapnya yang norak. Ditambah dengan Dirgantara sebagai satu dari sedikit pabrik pembuat pesawat di seluruh dunia, China pun tak segan-segan membawa pesawat silumannya yang masih rahasia. Out of the record hasil kerja bareng Russia yang bikin America gondok setengah jidat.

"Selamat datang. Selamat datang." Indonesia menjabat rekan-rekan seprofesinya satu-satu. Nederlands mengikuti dari belakang. Mirip sepasang pasutri yang menggelar pesta perkawinan. Bedanya, pakaian si tamu lebih mewah daripada yang punya acara. Lihat saja semua personifikasi yang memakai pakaian termegahnya, demi terlihat paling menonjol waktu syuting nanti. China siap dengan baju nya yang khas, mengkilat dan tersetrika dengan sempurna. Japan dengan kimono kebanggaannya. Romano dengan jas dan celana hitam-hitam layaknya mafia, sedangkan Italy lebih memilih pakaian koki. Spain dengan pakaian matador super seksi, memperlihatkan bentuk bokongnya yang sempurna. England yang kayaknya agak out of situation dengan kostum peri-nya. America sudah pasti out of question karena dia datang memakai kostum superhero layaknya superman—tak kunjung sadar kalau memakai celana dalam di luar itu merupakan dosa besar. Semua Negara lain dengan pakaian khasnya yang tak mungkin disebutkan satu-persatu turut meramaikan, dan tentu saja tak ketinggalan France dengan kostum…

Interupsi, para pembaca, apa sebuah mawar bisa disebut kostum?

Tentu tidak, kan?

Apa? Bisa? Dasar pembaca sakit jiwa.

"MESUMM!" Teriak Brunei seraya melempar France dengan kopernya.

"Brun, kalo mau tutup mata itu, jari-jarinya enggak usah dikasih celah." Sindir Singapore.

xxx

Rombongan personifikasi Negara sebanyak 195 orang—ditambah beberapa nation yang harusnya sudah tidak eksis macam Prussia dan Sealand—akhirnya mendatangi rumah Indonesia yang berada di Jakarta. Sebelum memulai, Indonesia mengabsen mereka terlebih dahulu layaknya sekumpulan anak TK yang sedang berwisata. Agak malas sebenarnya, toh tidak mungkin tidak ada yang datang, siapa sih yang mau menolak tawaran jadi artis?

Akan tetapi, Indonesia segera menarik kembali kata-katanya, "Mana Canada?"

"Tadi, dia dibelakangku, tapi…" America ikut bingung dan mencari-cari sosok Canada.

"Jangan-jangan dia tidak ikut! Dasar pengkhianat Dunia!" seru Suriname.

Lalu Peru ikut menambahkan, "Payah banget, padahal tetangganya si Justin Bieber aja eksis banget sekarang. Masa personifikasi Negara kayak dia malah enggak mau eksis!"

Suara isak tangis di belakang tak lagi terdengar karena tenggelam oleh keributan yang disebabkan oleh seorang pengkhianat dunia.

"Lain kali…. Hiks…. Aku mau ke rumah Justin dan minta tips supaya bisa eksis…hiks…"

Keadaan mulai terkendali saat Turkey bertanya, "Jadi, kapan main film nya?"

"Kita ini mau main film, bodoh. Bukan opera. Lebih baik kau copot saja topeng aneh itu, norak." Seru Iceland sadis.

"Biar kubantu," tambah Hongkong yang cukup penasaran bagaimana wajah Turkey. Ia langsung berusaha membuka topeng putih milik seorang lakon di Phantom of the Opera.

"Ap..Ooopss! Tidak! Tidak! Jangan dilepass!" Turkey mati-matian mempertahankan topengnya.

Mengabaikan keributan yang ditimbulkan oleh dua anak iseng berwajah datar, Indonesia melanjutkan sambutannya yang membosankan.

"Terimakasih atas kehadiran rekan-rekan sekalian pada hari ini, di tempat ini… Di pagi yang cerah ini, saya, Indonesia Raya dan ini Koninkrijk Der Netherlanden akan mengadakan suatu project yang pasti akan menguntungkan kita semua. Namun sebelumnya mari kita…"

"Interupsi. Bisa langsung ke topik nya?" celetuk Qatar, melirik kearah Greece sudah tertidur pulas.

"Jadi, enggak perlu basa-basi nih?"

Nation lain mendukung pendapat Qatar dan ikut mengeluh.

"Sudahlah langsung aja, Nes. Aku pegel berdiri terus." Sahut Honduras.

"Lagian ngapain sih basa-basi. Panas menyengat gini… enggak dikasih minum pula." Tambah Slovakia yang tak terbiasa dengan iklim tropis.

Indonesia hanya menjawab dengan wajah tak berdosa, "biar keren gitu…"

"Oke! Karena banyak yang minta enggak usah pake basa-basi, mari kita langsung aja. Rencananya, aku ingin membuat film pendek dengan episode yang panjang. Dan kalian semua… JADI ARTISNYA!"

"OOOUUUGH!" seru mereka serempak.

"Kalian pasti tau film pendek Hetalia yang sedang naik daun sekarang. Film yang membuat wajah asli kalian ke dalam bentuk anime! Tapi siapa yang sangka film berdurasi 5 menit itu telah menghipnotis rakyat-rakyat kita! Mari kita buktikan pada mereka kalau sebenarnya kita ini ADA! Kita NYATA! Bukan hanya imej semata. Dan kita pasti bisa mengalahkan anime yang plotnya berantakan macam Hetalia. Dengan begitu, yang akan terkenal adalah KITA! Bukan karakter khayalan buatan Hidekazu Himaruya payah itu." Seru Indonesia menggebu-gebu.

Lagi-lagi semua menjawab dengan serentak, "UWOOOOGHH!"

...

"Wah, Nan, ada ribut-ribut apa ya disitu?" tanya Nami sembari menunjuk rumah Indonesia yang ramai.

Nana yang ditanya hanya melirik sekilas kearah yang ditunjuk Nami. "Biasa Nam, tetangga kita, mbak Nesia si tukang ngimpi."

"Hooo… yang katanya norak sama kampungan banget itu ya?" Nana mengangguk.

"Terus, itu siapa?" tanya Nami lagi. "Yang mana?"

"Yang alay."

"Ooh… yang kayak ayam itu? Pacarnya, namanya hmm… keder…blender…siapa gitu, lupa."

Nami mengangguk-angguk paham, "pasangan nyentrik."

"Jangan diliatin terus nam, nanti norak nya nular. Hii…" Mereka berdua pun pura-pura tak melihat dan menutupi wajahnya dengan sebelah tangan.

...

"Siapa, Nes?" Tanya Uruguay.

"Biarin aja, cuma dua warga negara nggak tau diri."

"MBAK NESIA! JANGAN KEBANYAKAN NGIMPI! BELAJAR AJA YANG RAJIN, BIAR LULUS SNM-PTN!" teriak Nami dari kejauhan.

Indonesia akhirnya kesal dan membalas, "HEH! GUE NAIKIN HARGA CABE, TAU RASA LU!"

"Hush! Nam! Lo sih cari gara-gara aja!" senggol Nana. Nami hanya membalasnya dengan tawa terkikik.

xxx

Kembali ke para nation yang sudah tidak sabar untuk memulai syuting perdana mereka. Beberapa yang mulai kelaparan mulai mengobrak-abrik isi kulkas Indonesia. Yang tak tahan panas, masuk ke dalam rumah, duduk di depan kipas angin dan bergerak mengikuti putaran si kipas.

"Jadi, kita mau main film apa?" celetuk Mexico. Ia masih bertahan di bawah teriknya matahari, topi lebarnya sangat membantu.

"Gimana kalau kita bikin ber-genre horror? Pasti seru!" kata Bulgaria.

"Apa serunya… lagipula, siapa juga yang mau jadi setan?" celetuk Czech tak setuju.

America mengangkat tangannya, "Hei! Dimana-mana yang paling seru itu ya film tentang pahlawan, kan? Nanti aku akan menjadi pahlawannya, kalian semua akan kuselamatkan dari banjir bandang akibat pemanasan global dan bla bla bla…"

Tak ada yang memperhatikan America yang asik sendiri dengan racauannya.

"Aku rasa film tentang pendidikan bagus juga." usul North Korea.

Japan langsung mengiyakan, "Ah, saya juga setuju dengan ide yang itu."

"Hei! Katakan pendapatmu sendiri, Japan! Jangan ikut-ikutan!" omel Switzerland.

"Bagaimana kalau acara memasak?" tawar England.

Wales memandang adiknya dengan tatapan aneh, "Dengan kostum peri?"

"Aku rasa komentarmu salah, Wales." lanjut Ireland yang sudah bisa membayangkan apa jadinya acara masak yang dibintangi oleh England.

"Kau ini payah sekali England… Acara yang paling laris sudah pasti tentang FASHION! Semua orang cinta FASHION!"

"Dan kau berani menyebut 'mawar'mu itu sebagai 'fashion'? dasar sakit jiwa!"

"Oohh~ Abang tak sudi dihina oleh makhluk yang sama sekali tak tau apa itu fashion." lanjut France dengan tatapan meremehkan.

"WHAT ARE YOU SAYIN'? BLOODY GIT!"

Dan pertempuran pun tak dapat terhindarkan. Suara pukulan dan tendangan mulai terdengar.

"…dengan begitu dunia akan selamat, dan HERO akan bla bla bla…." America masih belum berenti mengoceh.

"Adow! Siapa yang memukulku? Hah!" Serbia yang tak sengaja terkena pukulan akhirnya ikut dalam perkelahian, begitu juga dengan Argentina dan Brazil.

"HEH! DASAR MUKA BANCI!"

"KAMPRET! ELU YANG BANCI! KAGAK BISA MAEN BOLA! CUIH!"

"AKU YANG CIPTAKAN BOLA, DA ZE!"

"KAMBING! SEPATU GUE JANGAN DILEMPAR-LEMPAR!"

"KESESESESESE!"

"ITU MP3 PLAYER GUEEE!"

'BOING' "hentikan itu Russia-chan…" 'BOING'

"OOHH! BLACKBERRY TORCH KU SAYAAANGG!"

"Vee~ seru sekali kalian. Aku juga mau ikutan main…vee…"

"LO YANG KEMAREN PESEN PIZZA 10 LOYANG DIALAMATIN KE GUE KAN? HAAAHH? NGAKU!"

"BAJU GUE ROBEK! GEMBELL!"

Saking ramainya, bahkan kita tak tau siapa ngomong apa.

Netherlands masuk ke dalam rumah, meraba-raba di bawah tempat tidur dan keluar dengan menembakkan revolver tanpa ampun. Suara rentetan peluru pun menggema di rumah itu, membuat hening seketika.

"Saya hitung sampai sepuluh! Semua bariss!"

Para personifikasi yang tak mencapai 200 itu pun menjelma menjadi Germany dalam sesaat.

"Oke, mumpung kalian semua lagi diam, biar kujelaskan. Genre film bermacam-macam, setiap episode berbeda-beda. Durasi film tetap 5 menit. Skrip nya aku dan Nesia yang buat. Tak ada yang boleh protes, atau kutembak sekarang juga."

To be Continued….

Maybe…

PLAKPOKDUAGHDESHGUBRAK!

Oke, ini bersambung…

Saya minta secuil review dulu, boleh? (berharap semua anak #hetacrew ngereview #ngareptingkatkabupaten )

Mau Tanya pendapat sekalian. Menurut saya, ini fic dimana karakter Netherlandsnya paling IC diantara Netherlands di fic-fic saya sebelumnya. Menurut kalian gimana? :3

Untuk karakter yang belum muncul disini, pasti saya munculin, tenang aja… saya sampe ngelist satu-satu biar bisa masuk semua kok :D #niat (Lanjutannya udah ditulis sampe ending meski masih agak bolong-bolong, kemungkinan selesai antara 3-4 chapter saja :D)