Chapter 10 : The Shining Twilight

Hari terakhir liburan tengah semester di
villa pribadi Choi Minho.

Villa yang berdiri kokoh di atas sebidang tanah dengan luas satu hektare di pulau pribadi milik keluarga Choi -tak heran mengingat keluarga Choi merupakan keluarga terkaya di Korea yang menguasai hampir 30 persen sektor market dengan Choi Siwon sebagai kepala keluarga. Setiap anggota keluarga Choi bahkan punya villa pribadi di pulau ini. Yah memang villa-villa itu dibangun oleh Choi Siwon, tapi ditujukan untuk masing-masing anggota keluarga.

Choi Minho dan Lee Taemin duduk di salah satu sofa ruang utama. Taemin duduk manis di pangkuan Minho, melingkarkan kaki di pinggang sang kekasih, tangan memeluk erat lehernya, dan membenamkan wajah manis ke ceruk leher Minho. Hah dia tak tahu saja posisi itu membuat Minho mati-matian menahan diri untuk tidak segera menyeret kekasih manjanya ini ke kamar dan ber-'this and that'.

'Kuatkan aku Tuhan~'

Beruntung Kyumin couple datang dan mengalihkan pikiran iya-iya Minho.

Kyuhyun segera menarik Sungmin duduk di pangkuannya -tak mau kalah dengan sesama calon menantu keluarga Lee mungkin? Perbedaan posisi pangkuan dua pasangan ini terletak pada Sungmin yang tetap duduk manis menghadap meja, bukan bergelayut ke tubuh kekasih seperti Taemin.

"Hah lama sekali sih Zhoumi hyung dan Yunho hyung. Apa jangan-jangan mereka nyasar?"

Kyuhyun tak bisa menahan diri untuk menjitak kepala kekasihnya, "tak mungkin chagi, kan Minho sudah memberi tahu alamatnya dengan jelas."

"Bener hyung. Tadi aku sudah menelpon sekali lagi dan mereka bilang sebentar lagi sampai."

"Tak usah mukul kepala juga kan Kyu! Kalau amnesia mendadak gimana coba?" Sungmin cemberut, "dan awas saja kalau mereka tak membawa kekasih seperti yang aku inginkan!" senyum evil mengembang di wajah manis Sungmin, membuat semua namja di sana -minus Taemin yang tak melihat karena asyik menciumi aroma leher Minho- merinding. Apa Sungmin sudah mulai tertular evil smirk Kyuhyun?

"Taemin, kenapa kau diam saja?" tanya Sungmin yang setibanya di villa ini belum mendengar ocehan berisik sang dongsaeng.

Taemin mengangkat wajah dari leher Minho tapi tetap tidak beranjak dari pangkuan sang kekasih lalu memutar kepala ke arah hyungnya, "apa sih hyung! Aku diam salah, berisik juga salah! Sebel!" dan Taemin kembali membenamkan wajah di leher Minho yang hanya bisa nyengir mohon maklum pada Sungmin karena kemanjaan Taemin padanya.

"Aish dasar Taeminnie!" Sungmin mengusap wajah menghadapi mood swing dongsaengnya.

"Sudahlah chagi, mungkin Taemin cuma lelah" Kyuhyun mengecup pelan pipi Sungmin.

Sungmin memutar kepala ke belakang dan mengecup singkat bibir kekasihnya, "ne Kyu!"

Dan sebelum Kyuhyun menyosorkan mulutnya pada bibir Sungmin, bel villa berbunyi.

"Sial!" umpat Kyuhyun sementara Sungmin hanya nyengir dan Minho geleng-geleng kepala.

"Biar aku yang buka pintu Hyung!" Minho menawarkan diri melihat gelagat Sungmin yang mau berdiri, "chagi, bisakah kau turun? Aku harus membuka pintu."

Taemin menggelengkan kepala, "buka saja hyung! Tapi kau harus menggendongku sampai pintu!"

Niatnya Minho mau meminta bantuan Kyumin couple di depannya supaya Taemin mau turun, tapi urung saat dia melihat mereka sedang bercumbu hebat.

Minho geleng-geleng kepala lagi dan akhirnya menggendong Taemin menuju pintu. Yah tubuhnya ringan juga sih.

.

Keempat pasangan kita sekarang duduk melingkari sebuah meja bundar sementara televisi dibiarkan menyala sia-sia.

"Kalian harus berterimakasih padaku hyungdeul! Kalau bukan jasaku pasti sekarang kalian masih single!" semangat sekali king of aegyo kita ini.

Zhoumi beranjak dari duduknya di sebelah Henry, begitupun Yunho yang berdiri dari samping Jaejoong. Mereka berdua mendekat ke tempat duduk Sungmin lalu memeluk nae dongsaeng dari kanan dan kiri.

Bertukar pandang sesaat, dan bersamaan mereka mengecup masing-masing pipi Sungmin.

Kecupan bertahan selama 30 detik.

Zhoumi dan Yunho kompak mengangkat bibir dari pipi Sungmin, mengarahkan mulut mereka ke masing-masing telinga Sungmin dan berbisik pelan, "saranghae Minnie-yah~"

Kontan ketiga namja di sana yang merasa menyandang status sebagai kekasih dari tiga kakak beradik mesra itu menggeret masing-masing pasangan dan menariknya kembali ke kursi di samping mereka.

"Haha... Jangan cemburu begitu Jae hyung, Henry-yah... Mereka memang berlebihan kalau sudah menyangkut aku, nae dongsaeng mereka" Sungmin nyengir tak enak melihat ekspresi ngambek nangkring di wajah Jaejoong dan Henry.

"Kau juga Minnie! Kau itu kan milikku, jadi jangan merona karena sentuhan namja lain!" Kyuhyun menarik Sungmin dan mendudukannya di paha, membuat semua yang ada di sana hanya tertawa maklum.

"Ih semua hanya sayang sama Sungmin hyung. Gak ada yang sayang sama aku. Bhu~" Taemin memanyunkan bibir.

"Aish chagi, apa aku tak cukup bagimu?" Minho pura-pura cemberut.

"Eh? Bukan begitu hyung! Sampai kapanpun kau tetap kekasihku yang paling tampan, paling baik, paling kaya, dan paling segalanya~" Taemin segera mengecup bibir Minho, membuat para hyung di sana tertawa lebar kecuali Minho yang berusaha menutupi wajahnya yang panas.

"Eh Zhoumi hyung, Yunho hyung, ayo cerita bagaimana kalian bisa mendapatkan kekasih yang manis macam Henry hyung dan Jae hyung! Yah biarpun aku yang paling manis di sini sih~"

Minho menggoda Taemin, "katanya sebel dibilang manis dan lebih suka dibilang manly?" dan langsung mendapat cubitan gratis di pinggang, membuat yang lain tertawa lagi.

Tawa mereda, Yunho mulai bercerita dari awal bertemu Jaejoong, flashback 3 tahun lalu, insiden minta diraep-maksudnya insiden you-know-what sampai menang tarung kendo dan berakhir di pernyataan cinta mereka.

Sungmin, Taemin, serta Henry mendarat di pelukan masing-masing kekasih dengan mata berkaca-kaca. Sementara Jaejoong sudah sejak awal menyembunyikan wajah di leher Yunho.

"Keren hyung! Perjuangan yang mengharukan! Tak seperti Minho hyung yang dengan gampangnya mendapatkan aku hanya modal lolipop dan susu kotak!"
Berhasilah Taemin merusak suasana haru tadi dan berganti dengan penuh gelak tawa.

"Aish chagi, jangan seperti itu dong! Kau tak ingat sehari setelahnya hampir menggarong semua tabunganku dengan memborong lolipop lima boks besar, susu kotak untuk persediaan lima bulan padahal tiap hari saja jatahmu 5 kotak, juga memborong semua komik yang ada di tiap toko buku yang kita lewati? Padahal aku masih kelas 3 SMP saat itu dan lagi aku dihukum appa dengan mengepel lantai di seluruh mansion gara-gara itu? Untung saja appa tak menyita kartu kredit dan mobilku. Kalau disita, bagaimana bisa aku menjemput dan membelikanmu sesuatu setiap harinya coba?" cerocos Minho panjang lebar dan membuat semuanya tertawa lagi.

Taemin memeluk Minho, "hehe... Kan bercanda hyung. Lagipula appamu sendiri yang bilang aku boleh minta apa saja darimu!"

"Dasar appa! Lebih sayang calon menantu daripada anaknya sendiri!" kontra dengan apa yang dia katakan, Minho tapi tetap saja membalas erat pelukan Taemin.

Dan scene 2min dihentikan dengan Sungmin yang menanyakan kisah Zhoumi dan Henry.

Well, soal kronologi jadian Henry tak pernah bercerita pada siapa pun termasuk Sungmin, sahabat terdekatnya.

Serentak semua kaget melihat Henry yang menggelengkan kepalanya pelan, tapi Zhoumi memeluknya lembut sambil berbisik, "gwaenchanha chagi~"

Akhirnya Henry mengangguk dan mulai bercerita dengan genggaman tangan Zhoumi sebagai penguat.

Para submisif sampai menangis ketika Henry tiba di bagian nyaris diapa-apakan namja cyber dating-nya.

Sungmin memeluk Henry, diikuti Jaejoong, bahkan Taemin yang sebenarnya tak mengerti persis apa yang terjadi.

"Tak apa Henry-yah. Kau sudah aman sekarang. Aku yakin Zhoumi hyung pasti akan selalu melindungimu" Sungmin berucap menguatkan diikuti anggukan Jaejoong dan Taemin.

Henry melepas pelan pelukan mereka, "Gomawo Minnie-yah, Taeminnie, Jae hyung~"

Ketiga namja yang sudah berpelukan a la teletubbies tadi kembali ke tempat duduk masing-masing kemudian Henry menyelesaikan ceritanya.

"Apa perlu kita beri pelajaran lagi namja yang sudah menyakiti chagiyamu Zhoumi?" usul Yunho diikuti persetujuan Kyuhyun -menepukan kepalan tangan kiri ke tangan kanan- dan anggukan Minho.

"Andwae! Dia sudah aku bereskan dengan tanganku sendiri" Zhoumi mengecup puncak kepala Henry lembut.

"Ih kenapa kisah kalian heroik sekali sedang aku dan Taemin biasa-biasa saja? Author gak adil!"

Ruangan kembali diisi gelak tawa.

"Itu karena pesona seorang Cho Kyuhyun memang tak ada yang bisa menolak chagi" jitakan Sungmin mendarat indah di kepala Kyuhyun.

"Sakit Minnie chagi!"

Sungmin pura-pura tak mendengar.

"Ah aku lapar hyung. Dari tadi kan belum makan. Ayo cepat pesan makanan hyung!" komando Taemin pada Minho.

Dan Minho hanya bisa menurutinya. Gawat kalau kekasihnya ini sampai mengadu pada appanya. Bisa-bisa kartu kredit disita beneran.

.

Senja berkelana membentang petang.

Kedelapan namja pilihan author sekarang sedang merebahkan diri di hamparan pasir putih di belakang villa. Yah memang jika kau ke bagian belakang villa ini, akan langsung dihadapkan view indah pantai pasir putih dengan ombak-ombak kecil bergulung-gulung berkejaran, burung camar menari-nari di udara, tebing-tebing kokoh berdiri diselimuti rimbunan pohon dan semak belukar, serta sunset ataupun sunrise.

Dan betul, mereka sedang menunggu indahnya momen sunset.

Setelah melewati berbagai macam kerikil di hidup mereka yang masih muda ini, saatnya mereka bersantai sejenak menyongsong kemilau senja. Segala perjuangan yang telah dilalui seakan terbayar dengan keindahan sunset ditemani kekasih dan orang-orang yang disayang. Dan mereka memang pantas mendapat kemilau senja di akhir cerita ini. Untuk setiap persahabatan, kesalahpahaman, pengorbanan, kerelaan, kesetiaan, percintaan, serta kekeluargaan yang mengikat mereka semua. Bukan ikatan untuk mengekang, tapi untuk saling memiliki.

Dan biarlah mereka menutup lembaran ini dengan saling berpegangan tangan menatap maha karya di depannya. Semoga arus waktu berpihak kepada mereka sampai saatnya mereka siap menjalani kehidupan yang lebih kompleks atas nama cinta.

.

Villa pribadi Choi Minho, 04.00 am

"Then so what now? Kita bahkan belum sempat istirahat dan sekarang harus pulang untuk sekolah? Adakah yang lebih buruk?"

Sungmin berjalan terpincang-pincang. Begitupun Jaejoong dan Henry.

Tunggu, Taemin tidak?

"Taeminnie, kenapa kau tak ikut pincang?" Jaejoong bertanya heran.

"Itu karena belum saatnya Minho hyung dapat 'jatah'. Kan bulan ini udah, jadi Minho hyung harus nunggu bulan depan!" Taemin menjawab cuek dan memasukkan lolipop ke mulutnya. Sementara Minho berwajah nelangsa karena semalaman harus mendengar desahan-desahan dari kamar ketiga pasangan kita tanpa bisa menyentuh Taemin sedikit pun.

"Mimi-ge! Kalau begitu kau juga hanya dapat 'jatah' sebulan sekali! Aish ini sakit sekali!"

Kyuhyun dan Yunho tertawa sementara Minho menepuk bahu Zhoumi prihatin.

"Jangan cengar-cengir Cho Kyuhyun! Karena mulai sekarang hal itu juga berlaku untukmu!"

Zhoumi dan Minho menepuk masing-masing pundak Kyuhyun. Sementara Yunho tertawa kecil sendirian, "kau tidak akan begitu kan Boo?"

"Sayang sekali Yunnie, aku lebih memilih namja-namja manis ini. Jadi sebulan sekali. Titik!"

Zhoumi, Yunho, dan Kyuhyun serentak melayangkan pandangan maut ke arah Minho, "kenapa kalian memandangku begitu hyungdeul?"

"SALAHMU CHOI MINHO!" teriak Zhoumi, Yunho, dan Kyuhyun kompak.

Secepat kilat Minho menyambar tangan Taemin dan menarik kekasihnya itu berlari menuju mobil sport birunya. Di belakang mereka, Zhoumi, Yunho, dan Kyuhyun mengejar dengan masing-masing tangan siap menjitak kepala Minho. Sangat bernafsu.

Sungmin, Henry, dan Jaejoong tertawa keras meski sesekali diikuti rintihan pelan.

~FIN~