SEQUEL…dari sick enough to die

kanon saranin si baca yang itu dulu biar ngeri kelanjutan yang ini.. kalo ga mau baca juga gpp kok n_n

dozooo~

disclaimer : Masashi Kishimoto sensei

Rate : T

genre : romance/hurt

pairing : SasuNaru

warning : typo, ooc, au, dll...

.

Last Story

000ooo000

Tap…tap..Tap..

Terdengar sebuah langkah kaki sepatu pantofel di sepanjang lorong. Langkah kaki itu menuju ke salah satu ruangan. Tak berapa lama kemudian, Sampailah si empunya kaki tersebut di depan pintu ruangan yang cukup besar.

.

Tok..tok..tok..

"Ya silahkan masuk." Terdengar suara seseorang dari dalam ruangan tersebut.

"Hyuuga-sama memanggil saya?" Tanya si pemilik kaki tersebut.

"Iya, kemarilah Naruto" Jawab orang yang di panggil Hyuuga-sama itu. Yup si pemilik kaki itu adalah Naruto, Uzumaki Naruto. Pemuda tampan nan manis berumur sekitar 23 tahun. Memiliki bola mata shappire yang indah seperti langit biru di angkasa dan rambut pirang cerah seperti sinar matahari. Tetapi, di balik semua kecerahan mata dan rambutnya hanya ekspresi datar yang di perlihatkannya.

.

Naruto yang sekarang berbeda dengan Naruto 4 tahun yang lalu. Naruto 4 tahun yang lalu adalah pemuda yang ceria, ramah, cerewet, pribadi yang hangat dan selalu memberikan senyuman khasnya. Tetapi yang kita temui sekarang sangat bertolak belakang dengan ciri-ciri yang tadi. Hanya ekpresii dingin dan sendu terpancar dari wajah dan jiwannya. Tak ada lagi senyuman hangat menghiasi dirinya. Karena apa? Karena dirinya telah membuang jauh-jauh sosok Naruto dulu. Naruto yang dulu sudah mati. Mati dibunuh dua orang pria yang menghianatinya. Dan sekarang dia menjadi sosok yang tak mempercayai namanya cinta.

"Ada apa anda memanggil saya?"Tanya Naruto kembali.

"Um.. jangan terlalu formal seperti itu Naru-kun. Kan kita sudah lama kenal, 4 tahun bukan waktu yang sebentar. Kau sudah ku anggap saudara." Ujar pria bermarga Hyuuga tersebut.

"Baiklah Neji-san, apa maumu kali ini? Apakah ada permintaan lukisan yang harus kubuat?"

"Perintah langsung dari Ratu Tsunade. Ia ingin memberikan hadiah sebuah lukisan untuk Putri Shizune, keponakannya yang akan segera menikah. Dan…" ucapa Neji terhenti

"Dan apa Neji-san?"

"Dan ia ingin kau melukisnya. Ia menginginkan tema lukisan tersebut adalah ketulusan. Lalu background dari lukisan itu adalah di Jepang tepatnya di kota kesukaan Putri Shizune yaitu.. Konoha." Neji menjelaskan dengan sedikit keraguan. Ia mengucapkan kota tersebut ke Naruto. Jelas terlihat sedikit keterkejutan Naruto setelah mendengar kota itu. Sejak awal datang ke kediaman bangsawan Hyuuga, Naruto sudah mengatakan bahwa ia sudah bertekad melupakan kota asalnya. Dan Neji tak ingin bertanya lebih lanjut karena itu masalah pribadi Naruto.

.

"Aku terima tawaran itu" kembali ke wajah datarnya Naruto

"Kau yakin?" Neji kembali memastikan

"Tentu aku yakin, lagipula ini perintah dari Ratu Tsunade. Sudah sepantasnnya saya sebagai pelukis utama bangasawan Hyuuga untuk menerima job ini."

"Baiklah jika keputusanmu sudah bulat. Kau diberi waktu 2 minggu untuk menyelesaikan lukisanmu. Selama kau di Jepang, akan 2 orang pengawal pribadiku yang akan menjagamu dan seorang pelukis kenamaan di Jepang yang akan membantumu. Lalu keberangkatanmu sore ini." Jelas Neji panjang lebar

"Kalau begitu saya permisi untuk menyiapkan diri." Naruto pun undur diri dari Neji meninggalkan ruangan tersebut. Sedangkan orang yang di dalam ruangan itu hanya menghela napas panjang melihat keadaan si pirang.

.

.

Sekarang, si pirang sudah berada di kamarnya, mulai menyiapkan peralatan yang akan di perlukan selama di Jepang. Sebenaranya ia cukup terkejut mendengar permintaan Ratu Tsunade. Ia sudah mencoba mengubur ingatan mengenai hal-hal yang terdapat di kota itu. Mengubur ingatan tentangnya. Bagaimanapun juga sekarang ia telah berubah menjadi pribadi yang baru. Saat sedang larut dalam pikirannya, terdengar suara pintu kamarnya terbuka. Dan munculah kepala salah seorang pengawal Neji yang sudah ia kenal betul bernama Kakashi.

"Ada apa Kakashi?" Tanya Naruto tanpa melihat kea rah orang tersebut

"Apa kau yakin mau kembali kesana Naruto?" Tanya pria bermasker itu

"Un, memangnya kenapa?"

"Hatimu sudah cukup siap?" mendengar pertanyaan itu sontak membuat naruto menghentikan kegiatan membereskan pakaiannya dan menoleh ke arah Kakashi. Ia tau Kakashi merupakan salah seorang yang menegtahui apa yang dialami Naruto disana.

"Aku siap, dan akua sudah melupakan semuannya. Kini adalah Naruto yang baru bukan Naruto 4 tahun lalu. Naruto yang bodoh, lugu dan mudah ditipu. Jika sudah tak ada yang ingin kau katakana kau bisa keluar Kakashi ." ujar Naruto dengan dingin. Dan Kakashi pun keluar meninggalkan Naruto, dalam hatinya ia tau pemuda itu belum siap kembali ke tempat yang membuatnya seperti ini sekarang.

.

.

Sore hari pun tiba, Naruto sudah berada di dalam pesawat yang akan membawanya kembali kesana. Di balik wajahnya yang terlihat dingin itu, sebenarnya di dalam pikirannya berkecamuk berbagai hal. sekali lagi si pirang meyakinkan dirinya bahwa ia sudah berubah. Ia buka orang yang sama seperti 4 tahun lalu.

6 jam ditempuh dalam perjalanan London-Jepang. Badan si pirang terasa remuk karena harus duduk selama itu. Keluar dari bandara ia langsung di sambut oleh Sai, senpainya ketika masih berkuliah di universits art of Konoha.

.

"Hisahiburi nee Naru-kun, wah kau sudah berubah ya sekarang" Sai tersenyum menyambut kohainya tersebut

"Un, iya senpai. Senpai apa kabar? Nama senpai sudah terdengar lho sampai disana."

"Ah, kau itu aku belum sampai sepertimu. Ayo kita ke mobil yang sudah disiapakan Hyuuga-sama. Dan kau akan tinggal di salah satu rumah milik Hyuuga-sama." Sai mengantarkan Naruto beserta Kakashi dan seorang teman pengawalnya. Sepanjang perjalanan si pirang hanya diam memandang pemandangan diluar jendela. Sai yang merasa ini bukan kohainya yang dulu hanya diam saja sambil menyetir mungkin karena kecapaian.

'Kota ini tak banyak berubah' pikir si pirang dalam hati

Sekitar 20 menit di perjalanan, sampailah mereka di sebuah bangunan yang kental sekali suasana Jepangnya. Sangat asri, damai dan tenang. Sedikit jauh dari keramaian dan si pirang menyukainya.

"Baiklah ini tempat tinggalmu selama disini. Ada beberapa pelayan yang akan mengurus segala kebutuhan disini dan juga jika memerlukan bantuanku kau tinggal menelponku saja ya Naru." Sai tersenyum lagi

"Un, makasih sai senpai."

.

.

.

.

'Konoha…. Bad place bad memory' naruto membatin sambil memandangi pemandangan di luar jendela kamarnya. Ia menikmati pemandangan di balik jendela kayu yang berbentuk lingkaran. Di luarnya langsung menghadap taman yang sangat asri, dengan satu pohon sakura yang besar yang sedang menggugurkan kelopak bunganya yang berwarna pink dan beberapa tanaman bonsai yang berdiri manis di rumput hijau. Sungguh pemandangan yang indah. Tanpa sadar ia mengeluarkan buku sketsa kesayangannya. Selama ini hanya gambar-gambar yang menurutnya pribadi untuk dilihat ia gambar di buku sketsanya tersebut.

Naruto semakin larut dalam imajinasinya, sejenak ia melupakan kesedihan hatinya dengan menggambar. Tanpa terasa gambar itupun selesai sama persis dengan apa yang berada di luar jendela tersebut pohon sakuranya, tanaman bonsainya pagar rumah dan lain-lain. Tapi ternyata ada hal yang lain dari gambar tersebut. Di bawah pohon sakura tersebut tepampang gambar seseorang yang mengenakan yukata dan berdiri memandang pagar rumah itu. Sesosok pria berambut Pirang dengan yukata orangenya dan terlihat sedang meneteskan sosok tambahan di gambar tersebut adalah dirinya sendiri.

"Naru-kun. Ini dimakan dul-….. NARUTO!" teriak Sai melihat tubuh Naruto yang tergeletak di lantai.

.

.

.

TBC

Pendek?

memang kok... kanon sengaja... mau tau respon dari readers dulu

heheheh xp +dhajar+

klo respon positif kanon lanjutin,, kalo nggak udahan wkwkwk (bercanda)

mind to review?