Haiiii, ketemu lagi dengan V3 disini... *ya ya yaaa, pasti sudah banyak yang bosan yah*

aku bikin fict SasuSaku dengan tema sedikit fantasy nih...

ehmm... untuk fict ku yang berjudul Love Between, bersabar yaah... lagi proses pembuatan akhir chapter... :)

okay, here we go...


S High School.

Sebuah nama sekolahan yang berada di Negara Jepang, sekolah yang sangat biasa dan dihuni oleh murid-murid yang tidak kalah biasanya, gedungnya pun biasa maka dari itu semua orang menganggap sekolahan ini adalah sekolah biasa. Tapi dibalik biasa nya sekolah ini, terdapat beberapa anak-anak terpilih yang akan menanggung kewajiban untuk menyelamatkan dunia dari kekacauan yang dibuat oleh professor gila. Masing-masing anak memiliki kemampuan khusus masing-masing, ada yang bisa mengendalikan bayangan sesuka hatinya, api, air, tanah, dan masih banyak lagi kekuatan khusus yang mereka punya, dari mana kekuatan itu berasal? Tentu saja dari sang professor gila itu yang menemukan suatu penelitian terlarang dan seenaknya menyuntikkan zat-zat itu pada bayi-bayi di rumah sakit.

Hanya ada satu orang yang memiliki kekuatan tersebut secara alami

Dan orang itu disebut…

The Chosen One.

The Chosen One.

Disclaimer :Naruto itu selalu milik Masashi Kishimoto

Genre : romance, adventure, fantasy, tragedy/hurt/comfort

Rated: T

pagi hari yang sangat cerah, cuaca yang sangat bagus untuk para ibu rumah tangga menjemur pakaiannya, atau yang baru mempunyai bayi menjemur anaknya dibawah sinar matahari pagi sebagai pengganti vitamin D, pokoknya sangat sejuk dan cerah untuk ukuran pagi. Sosok seorang wanit berambut pink sepinggang yang memakai celemeknya sedang bernyanyi kecil sambil membolak-balikkan telur diatas penggorengan panas itu, sampai suara seorang cowok menyapanya.

"Pagi kak."

"Pagi, Konohamaru… pas sekali sarapan sudah siap, waah tumben kamu sudah rapih," ucap wanita itu pada adiknya yang tingginya melebihi dirinya sendiri.

"Yah, aku ada latihan basket hari ini," jawab sang adik sambil menempati tempat duduknya diruang makan.

"Kak Sakura," panggil sang adik dengan nada cemas, "Aku antar kesekolah yah."

"Heiiii, kakak kan sudah bilang tidak apa-apa, kalau kamu mengantarku, kamu akan telat, letah gedung SMP S kan lumayan jauh dari SMAnya," tolak wanita yang bernama Sakura dengan nada halus.

"Tapi nanti kakak…"

"Apa yang harus dilakukan seorang adik kalau kakaknya memberi tahu sesuatu?" potong Sakura dengan wajah dan nada tegas.

"M-Menurutinya…" jawab Konohamaru sambil menunduk.

"Bagus, nah sekarang makan sarapanmu," ucap Sakura yang kembali dengan nada lembutnya.

"Aku hanya mengkhawatirkanmu kak," lirih Konohamaru dalam hati.

Konohamaru adalah adik (bukan kandung) Sakura, karena suatu kejadian orang tua Konohamaru yang adalah sahabat orang tua Sakura meninggal karena kecelakaan, sejak saat itu Konohamaru dirawat oleh keluarga Sakura, namun tidak lama kemudian kedua orang tua Sakura pun mengalami tragedy yang mengenaskan, kedua orang tua Sakura adalah professor yang kerjanya selalu berada di ruang laboratorium, dan mereka meninggal karena ledakan diruang laboratorium, sampai sekarang kasus itu belum dipecahkan, dan polisi serta detektif pun angkat tangan mengenai hal itu.

Sejak meninggalnya orang tua mereka, Sakura lah yang merawat Konohamaru sendirian, pada dasarnya orang tua mereka kaya raya, jadi mereka tidak kesulitan dalam hal materi, namun Sakura cukup pintar untuk memutar balikan uang yang ada di tabungan keluarganya itu. Saat ini Sakura duduk di bangku kelas 1 SMA, sedangkan Konohamaru 2 SMP, Konohamaru sangat menyayangi Sakura seperti kakak kandungnya sendiri.

"Aku sudah selesai sarapan, aku berangkat yah kak," ucap Konohamaru sambil beranjak dari kursinya.

"Iya, hati-hati yah… pulang nanti langsung pulang kan?" tanya Sakura sambil membereskan piring yang sudah kosong itu.

"Ya, aku langsung pulang, hari ini kan hari ulang tahun kakak, kita harus merayakannya," jawab Konohamaru yang mendekati Sakura lalu sedikit membungkuk dan mencium pipinya, "Aku berangkat yah kaak."

Sakura tersenyum lembut pada adiknya itu dan melambaikan tangan kanannya, "Hati-hati."

"Nah, giliranku yang siap-siap berangkat," ucap Sakura sambil berlari keatas rumahnya yang bisa dibilang cukup megah untuk dihuni 2 orang.

Setelah menyiapkan semuanya, Sakura berjalan menuju sekolahnya, hari ini dia sudah menyiapkan mental yang kuat dari biasanya untuk menuju kesekolah, kenapa? Karena semua murid yang ada di S High School itu menganggap bahwa Sakura itu… gila.

Kenapa mereka berpendapat seperti itu?

Sakura berjalan dengan santai sebelum ada seorang anak kecil yang sedang berlari dengan anjingnya dan tidak sengaja menubruk Sakura dan kemudian tubuhnya terdiam, matanya terbelalak kemudian dia pejamkan matanya itu, kini yang Sakura lihat adalah…

"Huaaaaaaaaa, Mii-chaaaaan!"

Sakura membayangkan anak kecil yang tidak sengaja menabraknya itu sedang memeluk anjingnya yang penuh dengan darah sambil menangis kencang, begitu Sakura membuka matanya dan keringat bercucuran, Sakura melihat pada anak kecil yang berlari itu tengah tertawa sambil memeluk anjingnya dan berucap…

"Mii-chaaan kamu sangat lucuuu, aku senang mama dan papa memberiku hadiah kamu."

Sakura menatap lembut pada anak kecil yang wajahnya sangat bahagia itu, sampai tatapannya berubah menjadi panic ketika anjing itu tiba-tiba berlari.

"Ah… Mii-chaaaan!" teriak anak kecil tersebut yang tidak berhasil menggapai anjingnya.

Sakura langsung siaga, dia mengejar anjing yang disebut Mii-chan itu dengan cepat, tiba-tiba pandangan yang tadi dia lihat terlintas lagi diotaknya, Sakura menggelengkan kepalanya dan berlari lebih cepat sebelum anjing itu melewati tikungan yang tajam, begitu hamper sampai, Sakura mendengar suara klakson mobil dari kajauhan yang berlaju kencang, langsung saja Sakura melompat dan memeluk anjing itu dan…

"Mii-chaaaaaannn!"

Timing yang pas, Sakura berhasil menyelamatkan anjing itu walaupun tubuhnya terjatuh dan membentur tiang, tapi Sakura lega karena anjing itu selamat. Anak kecil yang tadi menangis saat ini sedang bengong melihat aksi Sakura. Sakura berdiri sambil menggendong anjing itu lalu menyerahkannya pada anak kecil yang sedang bengong itu.

"Ini, Mii-chanmu tidak apa-apa," ucap Sakura sambil tersenyum.

"T-tapi… kakak luka begitu…"

"Tidak apa-apa… ini cepat sembuh kok," potong Sakura sambil mengelus Mii-chan.

Sakura berjalan meninggalkan anak kecil itu dan mendengar anak kecil itu berteriak, "Kakak terima kasiih, terima kasih banyak yaaah."

Sakura menoleh dan tersenyum lembut pada anak kecil yang tertawa namun mengeluarkan air mata, pasti anak kecil itu merasa lega sekaligus bersalah. Sakura melanjutkan jalannya dan kini dia mempercepat langkahnya agar tidak telat sampai disekolah.

o-o-o-o-o

Diatap sekolahan S High School, terdapat 5 orang laki-laki yang sedang mengawasi gerak-gerik setiap murid yang melangkahkan kakinya didepan gerbang.

"Hoaaaaahhhmmm….."

"Ngantuk?"

"Yah, lumayan… tadi malam aku habis keliling kota mencari anak yang dikatakan oleh si Sasuke ini," jawab laki-laki berambut pirang pada temannya yang berambut jabrik berwarna hitam, "Kau sendiri, apa sudah ketemu dengannya Shikamaru?"

"Nah, belum… aku sudah meminta bantuan Ino, katanya disekolahnya tidak ada anak yang memiliki kekuatan seperti kita."

"Oh begitu… kalau kamu Neji?" tanya laki-laki berambut pirang itu lagi pada teman satunya.

"Belum, aku juga belum merasakan adanya anak yang mempunyai keku… AH!" teriak Neji yang langsung berdiri dan itu membuat teman-temannya bingung.

"Ada apa?" tanya laki-laki yang mempunyai tanda segitiga terbalik dikedua pipinya dan giginya yang sedikit bertaring.

"Aku merasakannya," jawab Neji dengan wajah serius, "Anak itu… aku merasakan ada seseorang yang sama seperti kita."

"Hee? Jadi dia sekolah disini juga?" tanya laki-laki berambut pirang yang bernama Naruto.

"Sebentar, aku akan melihatnya," kata Neji.

"Memangnya bisa terlihat? Ini kan lantai 5, dan gerbang sekolah itu lumayan jauh loh," tanya Naruto.

"heh, Naruto… kau seperti tidak tahu kekuatan Neji saja, dia kan bisa melihat orang dengan jarak jauh dan merasakan pancaran tenaga orang itu," jelas Shikamaru sambil menyender ditepi besi atap sekolahan.

"Ya, aku yakin… itu dia orangnya," Ucap Neji, "Sasuke."

"Hn… aku tahu," jawab laki-laki bermata onyx yang akhirnya bangun dari tidurnya kini berdiri bergabung bersama teman-temannya. Begitu 5 laki-laki itu berderet sambil menatap kebawah, Neji melanjutkan omongannya.

"Itu dia… wanita yang berambut pink itu," tunjuk Neji.

"O-oi… mataku burem, tidak kelihatan," kata Naruto yang menyipitkan matanya untuk melihat sosok yang ditunjuk Neji itu.

"Aku akan menghampirinya," ujar Neji.

"Tunggu!" cegah Shikamaru, "Kita kan bukan murid sekolah ini, tidak bisa keluar masuk seenaknya."

"Loh, Sasuke tidak memberi tahumu?" tanya Naruto.

"Hah?"

"Kita semua sudah didaftarkan menjadi murid sini kemarin, makanya Sasuke menyuruh kita memakai seragam ini sekarang," lanjut Kiba. "Katanya Kakashi juga menjadi guru disini."

"Oh, aku pikir ini hanya untuk menyamar," kata Shikamaru.

"Ayo kita kebawah," ucap Sasuke sambil melangkah dan menambahkan suatu kalimat sebelum Kiba dan Naruto melakukan tindakan konyol, "Dengan cara normal! Bukan melompat dari lantai 5!"

"Ehehehee." Cengir Kiba dan Naruto.

o-o-o-o-o

"Heii heiii, dengaar katanya hari ini ada anak baru looh."

"Iya, dan katanya mereka ganteng-ganteeeeng!"

"Mereka? Memang anak barunya ada berapa?"

"Tadi aku lihat ada 5 orang, OMG! Mereka keren bangeeet!"

"Mudah-mudahan satu kelas denganku!"

"Kira-kira kelas berapa yah?"

"Oh iya, ada guru baru juga loh."

"Masa? Kenapa banyak yang baru-baru yah disini?"

Semua mulai berisik dari mulai tempat loker sepatu, koridor sekolah, sampai didalam kelaspun meributkan orang-orang pindahan, semua begitu semangat membicarakannya, tapi hal itu tidak sedikitpun menarik perhatian Sakura. Begitu Sakura memasuki kelas, semua yang tadinya berisik menjadi diam dan memandang Sakura dengan tatapan yang campur aduk, ada yang sinis, jijik, kasihan, dan menghindar.

Tapi tatapan seperti itu sudah menjadi makanan sehari-hari bagi Sakura, ya… dia sudah terbiasa… sangat terbiasa.

"Lihat, ada wanita gila baru datang," hina seorang wanita berambut merah dan berkacamata sambil menghampiri Sakura, "Pagi Sakura… hal apa lagi yang akan kau katakan hari ini?"

Sakura hanya diam mendengar cemoohan Karin yang membuat satu kelas menjadi diam itu.

"Mengingat kau menghancurkan acara kami saat SMP aku jadi ingin membakarmu… seperti di dongeng-dongeng… penyihir itu harus dibakar, hahahhahahaa."

Sakura hanya diam, dia tidak menunjukan ekspresi apa-apa, dia membuka bukunya dan merapikannya diatas meja.

"Kau mengabaikanku yah!" bentak Karin sambil menjambak rambutnya.

Sakura menatap Karin dengan tatapan datar dan berucap, "Hati-hati, jangan kau lewati tangga biasanya, lewat tangga bagian timur saja."

PLAAAK!

"Dasar penyihir! Monster!teman-teman! Kalian dengarkan apa yang diucapkannya tadi? Sama seperti saat itu, saat dimana dia teriak-teriak gedung SMP S akan meledak, sudah membuat semua khawatir dengan kelakuannya yang gila, padahal tidak terjadi apa-apa saat itu!" bentak Karin setelah menampar Sakura.

"Iya, aku rasa Sakura sedikit gila."

"Aku juga pernah dibilang akan tertabrak motor dijalan, tapi tidak terjadi apa-apa padaku."

"Mengerikan yah."

Sakura hanya diam.

Semua menganggapnya gila, padahal semua yang Sakura ucapkan itu bisa saja terjadi kalau Sakura tidak berusaha mencegahnya, kenapa gedung SMP S tidak meledak? Karena Sakura berusaha sekuat tenaga mencari sumber menjadi ledaknya gedung itu, dan sumber itu dikarenakan kecerobohan anak-anak kimia di lab, Sakura berhasil menghentikannya, dan masalah temannya yang akan tertabrak motor, Sakura buru-buru pergi ke tempat kejadian tersebut lebih dahulu dan menghentikan pengendara motor tersebut sampai temannya lewat.

Tapi semua itu tidak ada yang tahu.

Tidak ada yang tahu bahwa Sakura lah yang membatalkan kecelakaan yang terjadi pada mereka.

Mendengar bel sudah berbunyi Karin melepaskan jambakan ringannya pada Sakura dan pergi keluar, ya… itu memang bukan kelasnya Karin, tapi dia selalu datang untuk ngerjain Sakura. Karin berjalan menuju kelasnya melewati tangga yang biasa dia lewati, begitu dia menuruni satu anak tangga, dia melihat ada 5 sosok cowok yang keren sedang menaiki tangga, karena tidak konsentrasi, akhirnya ucapan Sakura terjadi, dia melewati anak tangga dan terjatuh.

Namun Karin beruntung karena tubuhnya ditahan oleh salah satu dari kelima cowok itu, hhmmm, lebih tepatnya bukan ditahan, tapi Karin yang memegang tubuh itu… dan pemilik tubuh itu adalah…

"O….ow…" ucap ke empat cowok itu dengan tatapan horror.

"M-Maafkan aku…" ucap Karin yang terpesona melihat ketampanan pemuda bermata onyx itu.

"Menyingkir."

"Hah?"

"W-waaah… heii kamuu! Wanita… cepat menyingkir dari Sasuke!" tarik Kiba yang menyingkirkan Karin.

"A-ap…" omongan Karin terhenti ketika melihat Sasuke yang membersihkan tubuh yang baru saja disentuh oleh Karin.

"Menjijikan," hina Sasuke.

Naruto, Kiba dan Neji hanya saling pandang dan tersenyum kaku mendengar Sasuke menghina gadis yang baru saja dikenal, sedangkan Shikamaru tidak memperduliaknnya dan meneruskan langkahnya, diikuti oleh Sasuke dan yang lainnya meninggalkan Karin sendiri ditangga.

Karin pun hanya terdiam dan makin terpesona melihat dinginnya Sasuke dan kerennya orang-orang itu.

"Bu-buruanku…" ucap Karin dengan wajah licik.

o-o-o-o-o

"Perhatian semuanya, kita kedatangan murid baru disini, silahkan perkenalkan diri kalian," ucap guru yang berambut hitam dan ada tanda luka disekitar hidungnya itu.

"Salam kenal aku Uzumaki Naruto, semoga kita bisa berbaur yaaah," ucap Naruto dengan ceria.

"Dan yang disebelahnya?" tanya sang guru.

"Sasuke… Uchiha…" ucap Sasuke dingin sambil mencari sesuatu didepan sana, sesuatu yang tadi ditunjuk oleh Neji, dan matanya terhenti pada seorang wanita yang sedang membaca buku ditengah-tengah perkenalan mereka.

"Dingin sekali yah."

"Tapi seksi, aku suka wajahnya sangat tampan."

"Naruto juga tampan."

Langsung saja seluruh siswi di kelas heboh membicarakan ketampanan mereka.

"Erm… dimana kami harus duduk?" tanya Naruto.

"Ah, ada dua bangku kosong disana, di sebelah sakura dan dibelakangnya, Sakura…" panggil guru yang bernama Iruka itu, tapi Sakura tidak menoleh, dia sedang asik dengan bacaannya.

"Sakura?" panggil Iruka sekali lagi.

Sakura menoleh dan kaget melihat ada anak baru di kelasnya, "Yah?"

"Sepertinya kamu tidak sadar yah ada murid baru disini, hehehe… ayo kalian berdua, tempat duduk kalian disana." Ucap Iruka.

"Apa? Dekat-dekat dengan Haruno?"

"Kami saja menghindarinya."

"Guru Iruka jahat yah."

"Sudah sudaaah jangan berisik, kalian ini terlalu keterlaluan," bela Iruka yang sudah biasa mendengar hinaan untuk Sakura.

Sasuke berjalan dan memilih untuk duduk disamping Sakura, dia tidak mengucapkan apa-apa, saat dia duduk, Sasuke sedikit melirik kearah Sakura dengan tatapan tajam, namun Sakura tidak memperdulikannya, dia tetap dengan bukunya. Tapi beda dengan Naruto, Naruto berhenti sebentar dan menegur Sakura.

"Hai, Sakura," ucap Naruto dengan ramah, "Salam kenal yah."

Sakura melihat Naruto mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan, namun sakura bukanlah gadis jahat yang mengabaikan orang yang ingin berjabat tangan dengannya, tapi Sakura juga tidak mau menyentuh tangan itu, akhirnya Sakura memilih untuk membalasnya dengan senyuman lembut.

"Salam kenal juga, ehm…"

"Naruto, Uzumaki Naruto," kata Naruto yang sekali lagi memperkenalkan diri lalu menarik kembali tangan yang dijulurnya tadi.

"Salam kenal, Uzumaki."

Naruto melewati Sakura dan menduduki bangku yang kosong dibelakang Sasuke, terlihat sekali bahwa Sakura seperti dijauhi, karena tidak ada yang mau duduk di dekat Sakura, padahal Sakura berada dibagian tengah.

Selesai pelajaran pertama, semua anak di kelas keluar seperti tidak mau satu ruangan dengan Sakura, dan pada akhirnya tinggallah Sakura sendiri bersama Sasuke dan Naruto. Sakura mengeluarkan bekalnya dan memakannya sendirian, sesekali dia memeriksa hpnya dan tersenyum sambil mengirim pesan. Naruto dan Sasuke saling lirik, seolah bertelepati apa yang harus mereka lakukan, mereka maihs canggung sampai kecanggungan mereka buyar karena kehadiran seorang wanita berambut merah.

"Ah, sudah kuduga kelas ini pasti sepi, karena mana ada yang mau satu ruangan sama penyihir sepertimu," ucap Karin yang menghampiri Sakura, namun tujuan sebenarnya bukanlah Sakura.

"Perkenalkan, namaku Karin… kamu pasti Sasuke kan, dan kau Naruto," ucap Karin yang seeprtinya akan mendapatkan pertanyaan yang diucapkan dari mulut Naruto 'bagaimana kau tahu?', "bagaimana aku tahu? Tentu saja aku tahu, ketiga temanmu sedang dikerumuni banyak wanita loh dikelas sebelah."

"Bersyukur aku dan Sasuke dapat kelas disini," pikir Naruto.

"Ngomong-ngomong, kalian tidak takut satu ruangan dengan gadis ini?" tanya Karin yang menempati duduk dihadapan Sasuke.

"Kenapa harus takut?" tanya Naruto, sedangkan Sasuke hanya bersender dikursinya dengan kedua tangannya yang masuk kedalam saku celananya sambil masih memandang Sakura yang tidak memperdulikan mereka.

"Dia itu kan aneh, bisa dibilang gila, satu sekolahan juga sudah tahu tentang hal itu, makanya dia tidak punya teman," ucap Karin.

"Kau tahu…" ucap Sasuke tiba-tiba dan itu membuat Karin tersipu, "Kehadiranmu di depan mataku inilah yang disebut dengan gila, sampai-sampai aku merasa mual."

Karin terkejut, baru pertama kali ada orang yang berani menghinanya seperti itu, Naruto yang berada dibelakang Sasuke hanya menutup wajahnya dengan satu tangan. "Lagi-lagi bicara kasar pada perempuan." Ucap Naruto salam hati.

"A-Aku hanya memperingati kalian agar tidak dekat-dekat dengan cewek gila ini, asal kalian tahu saja, dia ini bisa tahu apa yang akan terjadi nanti, apa itu namanya kalau bukan penyihir?" bentak Karin.

Saat Karin mendeskripsikan Sakura bisa melihat apa yang akan terjadi, mata Sasuke dan naruto terbelalak dan tubuh mereka tersentak kaget, Sasuke menoleh kearah Naruto seolah meyakinkan bahwa Sakura adalah orang yang dibilang oleh Neji.

"Kaget kan? Makanya jangan dekat-dekat dengannya kalau…"

BRAAK

Sakura menggebrak mejanya dan berdiri, Karin sempat sedikit takut melihat reaksi Sakura diluar dugaan itu, namun sakura tidak melakukan apa-apa, dia menutup kembali tempat bekal yang sudah habis dia santap itu lalu pergi meninggalkan kelas. Begitu sudah keluar, Sakura melewati kelas dimana seluruh wanita sedang heboh disatu titik.

"Ah! P-permisii..!" ucap Neji yang buru-buru pergi dari tempat itu.

"N-Neji tunggu," panggil Shikamaru dan kiba, mereka mengikuti Neji karena tidak ma uterus menerus dikerumuni banyak wanita yang menyeramkan itu.

Neji, Kiba dan Shikamaru berlari kearah taman belakang sekolah, saat itu Neji melihat sosok wanita yang tadi pagi dilihatnya sedang melamun, sendirian, dengan wajah yang sangat sedih, seperti ingin menangis namun tidak mengeluarkan air mata. Mereka bertiga saling tukar pandang sebelum memutuskan untuk menghampiri Sakura yang sedang sendirian.

"Hah? Siapa?" ucap Sakura yang langsung menoleh kebelakang, mereka bertiga merasa aneh, padahal mereka belum sedikitpun melakukan gerakan, tapi Sakura sudah bisa mengetahuinya.

"M-Maaf… kami tidak bermaksud mengintip kok," ucap Kiba dengan sopan.

Sakura memandang mereka bertiga dengan tatapan datar, mereka pun akhirnya memutuskan untuk menghampiri Sakura dan duduk disamping wanita itu.

"Namaku, Kiba… ini Neji dan Shikamaru, kamu?"

Sebelum menjawab, Sakura memperhatikan mereka satu persatu, dan Sakura tidak bisa memprediksikan apa yang akan terjadi, bukan karena tidak bisa, tapi sakura tidak mau. "aku Sakura."

"Kenapa sendirian disini?" tanya Neji.

"Tidak apa, hanya ingin sendiri saja," jawab Sakura sambil tersenyum.

"Bohong," ucap Neji dalam hatinya, Neji bisa merasakan aura seseorang apabila orang itu berbohong atai tidak.

"Boleh kami duduk disini juga? Udaranya lumayan enak untuk menenangkan diri," ucap Shikamaru sambil membaringkan tubuhnya di rumput.

"Ah, kalau begitu kalian silahkan disini, aku akan pergi."

"Jangan," cegah Kiba, "Ah, maksudku, kita disini bareng-bareng saja, kan lebih ramai lebih seru."

"Maaf… aku… kura terlalu bisa kalau ramai-ramai… maaf yah…" ucap Sakura yang langsung beranjak dari duduknya.

Melihat sosok Sakura yang lari membuat mereka bertanya-tanya ada apa dengan Sakura? Kenapa berbeda sekali dari siswi-siswi yang lainnya?

o-o-o-o-o

Sasuke yang kini sudah berada di atap bersama Naruto membuka laptopnya dan memasukkan sesuatu yang dia terima dari Naruto.

"Huh! Berpura-pura memperkenalkan diri caranya yang sangat basi Naruto, kenapa kau tidak langsung mengambil gambarnya saja?" ucap Sasuke pada temannya yang duduk disampingnya.

"Kalau terlalu mencolok kita tidak bisa dapat datanya nanti, sudah cepat hubungi Hinata," usul Naruto.

Sasuke mengetikkan sebuah nama dan password sehingga muncullah layar komunikasi antara Sasuke dan seorang wanita didalam laptop itu.

"Hai, b-bagaimana misi kalian?" tanya wanita tersebut dengan malu-malu. Sosk wanita yang cantik berambut panjang memakai headset, alat untuk berbicara pada mereka.

"Lancar kok Hinata," sambar Naruto yang langsung mengambil laptop Sasuke," Kamu apa kabar?"

"A-aku baik kok, Naruto."

"KALIAN MAU PACARAN ATAU APA SIH!" bentak Sasuke yang kesal.

"Ahahaha, iya iya, maaf," kata Naruto cengengesan sambil memberikan kembali laptop yang disambarnya itu.

"Hinata, sudah terima gambarnya?" tanya Sasuke.

"S-sudah, begitu kuterima langsung kucari datanya, namun aneh, yang tertera disini hanyalah alamat, usia, dan identitas yang umum, a-aku tidak menemukan latar belakang sejarahnya maupun keluarganya."

"Hm, begitu yah, apa benar-benar tidak bisa dicari?" tanya Sasuke.

"T-Tidak bisa, ini aku sudah mencobanya berkali-kali."

"Wah, kalau Hinata saja yang kemampuan mencari datanya sudah sangat terpercaya tidak bisa, kita harus bagaimana?" tanya Naruto putus asa.

"Ah, b-bagaimana kalau kalian cari tahu saja sendiri?"

"Tidak mau! Aku malas harus berpura-pura baik pada seseorang," tolak Sasuke.

"Oh, ayolah Sasukeeee, ini demi misi kitaaa, kalau kita gagal memastikan kekuatan wanita itu, kita bisa dibunuh oleh nenek cerewet Tsunade…" bisik Naruto.

"NARUTO AKU MENDENGARNYA!" teriak Tsunade dari tempat Hinata.

"Waah, maaf… nanti kami hubungi lagi yah, daaah," kata Naruto yang langsung mematikan koneksinya.

"Jadi?" tanya Naruto pada Sasuke.

"Apanya?"

"Mendekati Sakura," jawab Naruto.

"Ck! "

"Demi misi, tanamkanlah di pikiranmu, ini semua demi misi kita, kalau misi kita berhasil… kamu bisa mewujudkan impianmu yang selama ini kau inginkan itu, Sasuke." Ucap Naruto dengan wajah serius.

Sasuke terdiam sebentar, dia merenungkan pikirannya dalam-dalam, lalu mengangkat kepalanya.

"Hhhhh, baiklah… ini demi impianku…" ujar Sasuke.


A/N : chapter 1 selesaaaaaaaiiiii... heheheee... minta reviewnya boleeeeh?

chapter 2 update sesuai peminat ┐('⌣'┐) (┌'⌣')┌

hehehehehe, tapi updatenya mungkin sedikit lama yaaah, soalnya minggu ini aku lagi padet sama bimbingan TA plus UTS... wish me luck guy's...

oke, segitu aja dulu...

see u...