..hy…

saya datang dengan fic baru nih... maaf padahal fic yang lain belum tamat tapi nekat buat lagi *dilempar*

maaf... habisnya... saya sedang libur dan dua fic lain belum selesai saya nulisnya, jadi saya publish yang ini deh gomen! saya janji minggu depan fic yang lain akan saya update kok... sebenarnya ini adalah fic pengganti setelah Story From Kingdom of Hell tamat. tapi saya sudah gak sabar update ini fic, jadi saya mohon maaf! *bungkuk-bungkuk*

This is my new story, hope you like it.

Disclaimer : Masashi Kishimoto sensei.

Warning : OOC, OC, Gaje, Typo bertaburan, DON'T LIKE DON'T READ!

Pairing : SasuNaru Or...

I Don't Own Naruto!

.

.

Chapter 1

.

"Uchiha Sasuke! Kau yakin dengan apa yang kau katakan?" Tanya tsunade, Sang Godaime Hokage dengan muka serius.

"Hai!" jawab Sasuke tanpa melepas tatapannya dari Sang Hokage.

Keduanya saling pandang selama beberapa saat.

"Baiklah!" kata Tsunade akhirnya.

"Akan kuberikan misi ini padamu!"

"Terima kasih, Hokage-sama."

.

## Searching For The Sun ##

By : Ayushina

.

.

Pagi itu suasana di Desa Konoha benar-benar cerah. Matahari bersinar terik di atas langit. Hanya ada beberapa titik awan, itupun berada jauh di ujung cakrawala. Cuaca yang sangat cocok untuk berlibur dan bersantai.

Tapi, sepertinya hal itu tak berpengaruh di suatu tempat di pusat desa Konoha. Tepatnya di kantor Hokage…

Di ruangan tempat bertugas orang paling penting di desa Konoha itu berdiri 4 orang ninja dan satu orang wanita berambut pirang yang juga berdiri, memandang seluruh Konoha dari jendela besar di belakang meja kerjanya.

Mereka semua diam. Menunggu sang Hokage memberikan perintah. Atau menunggu seseorang yang berteriak memecah kesunyian.

Atau tidak sama sekali.

"Kemarin, Uchiha Sasuke telah melapor padaku bahwa ia telah menyempurnakan Mangekyo Sharingan miliknya." Kata Tsunade tanpa berbalik.

Seorang ninja berambut pink tersentak dan langsung memandang ninja berambut raven di sampingnya. Dua ninja yang lain hanya melirik tanpa mengubah ekspresi wajahnya.

Kemudian Tsunade berbalik. Menatap serius keempat ninja bawahannya.

"Hatake Kakashi, Haruno Sakura, Sai, dan Uchiha Sasuke! Kalian semua aku kumpulkan untuk menjalankan misi yang di ajukan oleh Uchiha Sasuke yang menjabat sebagai kapten ANBU!" kata Tsunade dengan wajah serius.

"Pergilah bersama Uchiha Sasuke! Misi kalian adalah untuk membawa Uzumaki Naruto kembali!" perintah Tsunade.

Keempat ninja di hadapannya berdiri tegak dan mengangguk hormat.

"Baik, Hokage-sama!"

# # #

Haruno Sakura, Kunoichi berambut pink sebahu itu tengah berlari melompati atap dengan kecepatan tinggi. Mengikuti ketiga ninja yang lain yang juga berlari tak jauh darinya menuju pintu gerbang Konoha. Ia tengah menatap sosok ninja berbaju putih dan berambut hitam di depannya dengan seksama.

Uchiha Sasuke. Mantan anggota tim 7. Orang yang pernah menjadi teman satu timnya. Orang yang dicintainya. Yang memutuskan untuk meninggalkan Konoha saat berusia 12 tahun hanya untuk memperoleh kekuatan.

5 tahun telah berlalu sejak peristiwa itu.

2 tahun telah berlalu sejak Sasuke memutuskan kembali dan membantu Konoha melawan musuh saat Perang Dunia Shinobi ke-4.

Dan 2 tahun telah berlalu sejak Sang Mentari, Uzumaki Naruto menghilang.

Sakura masih mengingat kejadian itu dengan jelas seolah baru terjadi kemarin.

Bau kematian yang mewarnai udara. Darah yang menggenang di setiap tempat. Dan ratusan ninja yang tengah bertarung di sekelilingnya.

Ia, Kakashi sensei, dan Yamato Taichou sedang bertarung melawan Kabuto saat melihat Sasuke dan Naruto berlari berdampingan untuk mengalahkan Uchiha Madara. Sakura tak tahu apa yang terjadi selanjutnya mengingat ia tengah sibuk membunuh Ular brengsek menjijikkan berkacamata. Ia hanya bisa mendengar suara pertempuran dari arah Sasuke dan Naruto pergi.

Karena itu, Sakura tersentak kaget saat mendengar teriakan Sasuke memanggil nama Naruto. Diikuti dengan sebuah ledakan besar berwarna hitam. Bersamaan itu pula seluruh pasukan mayat milik Madara hancur. Menandakan Uchiha tua gila yang terobsesi dengan rencana bulan atau apapun itu telah mati.

Sakura dan ninja yang lain pun segera berlari menuju arah ledakan. Mendapati Uchiha Sasuke tengah terduduk di tengah-tengah kawah ledakan dengan barier api hitam di sekelilingnya. Menatap kosong ke depan dengan ekspresi yang tak dapat dimengerti Sakura.

Tak ada tanda-tanda keberadaan Uzumaki Naruto.

Saat itu air mata Sakura langsung menetes. Menyadari kemungkinan yang mungkin terjadi. Bahwa Naruto, Sang Mentari telah tiada.

Namun tiba-tiba saja Sasuke bangkit berdiri dengan tangan terkepal di kedua sisi tubuhnya.

"Aku akan membawamu kembali!"

"Aku berjanji akan membawamu kembali, Naruto!" ulang Sasuke dengan keyakinan di setiap kata-katanya. Memandang jauh kedepan.

Bayangan sosok itu menjauh. Meninggalkan sosok yang kini tengah berlari di hadapannya.

Sakura memalingkan muka.

Padahal 2 tahun telah berlalu sejak kejadian itu. Padahal 2 tahun sudah ia berusaha melupakan hari itu. Namun rasa sakit yang ia rasakan sama sekali tak berkurang. Terus saja menggerogoti hatinya sedikit demi sedikit.

Sejak saat itu Sasuke semakin menutup diri. Dia bergabung dengan ANBU dan dalam waktu kurang dari setahun, ia sudah menjabat sebagai kapten. Ia menolak berhubungan dengan siapapun. Bahkan Sakura dan Kakashi sensei tak pernah bisa terlalu lama bicara dengannya. Sasuke mengambil banyak misi. Sementara waktu luangnya ia habiskan dengan berlatih sendirian di lapangan latihan Kompleks Uchiha. Sasuke tak pernah menceritakan peristiwa yang terjadi saat ia dan Naruto bertarung melawan Madara kecuali pada Hokage.

Sampai saat ini tak ada yang tahu cerita pastinya. banyak berita dan pendapat yang beredar mengenai hilangnya Naruto. Mulai dari Madara yang membunuhnya sampai kecurigaan bahwa Sasuke sendirilah yang membunuh Naruto hingga tak bersisa.

Namun tak ada satupun fakta yang membuktikan semua pendapat itu. Terutama karena hingga saat ini tak ada pernyataan resmi tentang kematian Naruto. tidak juga mereka mendapati nama Uzumaki Naruto terukir di Memorial Stone bersama dengan ratusan shinobi lain yang gugur saat perang dunia shinobi ke-4.

Karena itu, betapa terkejutnya Sakura saat mendengar misi yang di tugaskan untuk mereka.

Membawa kembali sang mentari.

# # #

Tak berapa lama keempat ninja itu mendarat di sebuah tanah lapang tak jauh di luar gerbang Konoha. Mereka berkumpul dan menatap Sasuke. Menunggunya mengatakan sesuatu. Namun yang bersangkutan hanya diam menatap -melirik?- Mereka satu per satu sebelum kemudian memejamkan mata. Dengan gerakan amat cepat Sasuke membuat rangkaian segel dengan kedua tangannya. Saat akhirnya dia membuka mata tampaklah sepasang mata semerah darah dengan pupil berbentuk bintang segi 6 berputar di dalamnya. Diikuti darah yang mengalir menuruni pipinya seakan Ia tengah menangis darah.

Suasana langsung sunyi senyap. Udara seakan berhenti mengalir . Membeku. Sebelum kemudian sedikit demi sedikit muncullah angin yang berpusar dihadapan keempat ninja yang berdiri kaku. Perlahan-lahan angin itu membesar dan membuat sebuah lubang berwarna hitam.

Tanpa mengedipkan matanya, Sasuke berjalan maju.

"Ikuti aku!" Kata Sasuke pendek sambil melompat ke dalam lubang hitam.

Ketiga ninja yang lain saling pandang sebelum bergegas mengikuti Sasuke melompat ke dalam lubang hitam di hadapan mereka.

Setelah keempat ninja itu melompat, pusaran angin yang tertinggal bergemuruh semakin cepat sebelum kemudian sebuah ledakan kecil terjadi. Membelai daun-daun di hutan hingga jarak beberapa ratus meter.

Kemudian semuanya tenang kembali. Tanah lapang yang sebelumnya berisi 4 ninja kini sunyi . Kosong . Seakan tak pernah terjadi apapun.

# # #

Keempat ninja konoha itu melayang dalam ruang hampa yang seluruhnya berwarna hitam. Sebelumnya kemudian lubang lain terbuka di hadapan mereka. Menyedot mereka semua hingga mereka terhempas di sebuah tempat yang terang.

Setelah beberapa saat mereka tak bisa bergerak karena rasa pusing yang mendera kepala mereka. Satu persatu ninja itu mulai bangun. Berusaha menyeimbangkan tubuh sambil memegangi kepala yang serasa masih berputar.

"Dimana kita?" Tanya Sakura sambil memandang sekeliling.

Mereka berada di sebuah tanah lapang di hutan. Namun gerbang Konoha masih terlihat di kejauhan. Mereka berada di tempat yang sama sebelum melompat ke dalam lubang hitam.

"Kita tak pergi kemanapun?" Tanya Sakura lagi saat tak ada seorang pun yang menjawab. Ditatapnya Kakashi dan Sai yang juga tengah memandang sekeliling. Sementara Sasuke terlihat berdiri dengan susah payah sambil berpegangan pada sebuah pohon dengan napas terengah-engah. Bekas darah yang masih tersisa di wajahnya membuatnya terlihat lebih mengenaskan.

"Sasuke-kun, kau baik-baik saja?" teriak Sakura sambil berlari ke arah Sasuke dengan tangan bersinar hijau, berusaha menyembuhkan namun langsung ditampik oleh Sasuke.

"Aku baik-baik saja!" jawab Sasuke dingin sambil menyeka darah diwajahnya. Ia menarik napas dalam beberapa kali dan dalam sekejap saja Ia sudah memasang wajah stoic seakan sebelumnya tak terjadi apa-apa.

"Sepertinya kita tidak berada "persis" di tempat kita berada sebelumnya". Kata Kakashi sambil memandang jauh ke arah Konoha.

Ketiga ninja yang lain mengikuti arah pandang Kakashi. Mendapati Hokage mountain hanya terpahat 4 wajah Hokage.

"Kita ada di masa lalu?" Tanya Sakura syok.

Semuanya langsung menatap Sasuke. Berharap ia akan menjelaskan sesuatu tentang situasi mereka. Namun ia hanya diam, menandakan ia juga tak tahu 'dimana' mereka sekarang.

"Sebaiknya kita pergi mencari tahu!" Kata Kakashi memberi solusi.

"Tapi untuk berjaga-jaga sebaiknya kita menyamar dan tidak melakukan tindakan yang mencurigakan" Kata Kakashi lagi. Ia membentuk segel dan dalam sekejap sudah berwujud seorang lelaki berambut hitam pendek bermata hijau.

Gerakannya diikuti ketiga ninja yang lain. Sasuke mengubah dirinya menjadi berambut coklat pendek bermata coklat. Sakura dengan gadis berambut hitam panjang bermata hijau. Sementara Sai merubah rambutnya menjadi coklat jabrik dan bermata hitam. Keempat ninja itu mengenakan baju biasa yang menyembunyikan identitasnya sebagai ninja. Setelah saling pandang selama beberapa saat, mereka berjalan santai menuju Konoha.

Gerbang Konoha terlihat sama persis seperti saat mereka melewatinya beberapa saat yang lalu. Setelah menyebutkan nama dan menunjukkan identitas palsu mereka pada Izumo dan Kotetsu. Mereka dengan mudah bisa masuk ke dalam desa Konoha. Dari sudut mata, mereka mengawasi semua orang dan bangunan disekelilingnya. Menyadari tidak ada yang aneh ataupun berbeda dengan sebelumnya.

"Lebih baik kita pergi ke kantor Hokage dan melaporkan misi kita agar kita bisa bergerak bebas." Kata pria berambut hitam pendek aka Kakashi.

"Bagaimana kalau Tsunade-shisou tidak ada disana?" Tanya gadis berambut hitam panjang . Sakura .

"Itu sudah jelaskan, jelek! Wajah terakhir yang terpahat di gunung itu adalah wajah Yondaime Hokage. Berarti Godaime Hokage belum ada atau tidak ada" Komentar pria berambut coklat jabrik. Sai . sambil tersenyum.

Sakura hanya menatap tajam Sai. Sementara Sasuke hanya berjalan menatap ke depan. Sama sekali tak menghiraukan 2 teman satu timnya.

Keempatnya tersentak kaget saat mendengar sebuah teriakan dari kedai ramen yang amat mereka kenal di depan mereka.

"Jii-san, satu miso ramen please!" teriak suara itu hingga terdengar keluar.

Keempat ninja dalam penyamaran itu langsung melesat pergi menuju asal suara itu. Suara yang sangat mereka kenal meskipun selama 2 tahun ini tak pernah mendengarnya.

Mereka masuk hampir bersamaan ke Kedai Ichiraku. Mendapati seseorang duduk di depan meja. Mengenakan jaket Hoodie berwarna Orange dengan tudung kepala terpakai.

Dengan cepat si pria berambut coklat pendek atau Sasuke berjalan maju menarik bahu orang berjaket orange itu. Dan Ia tersentak saat sepasang mata berwarna biru yang lebih indah dari langit menatapnya balik.

Tanpa bicara sedikitpun Sasuke langsung mencengkeram lengan orang itu. Menariknya keluar.

"Hei… Apa yang kau lakukan! Ramenku…!" Teriak sosok itu sambil berusaha menggapai ramen di atas meja.

Ketiga ninja yang lain ikut tersentak saat melihat sepasang mata biru di bawah tudung hoodie orange sosok yang di tarik Sasuke. Dan bergegas keluar mengikuti Sasuke yang kini berjalan menuju Gerbang Konoha sambil menarik sosok berjaket orange yang berusaha meronta.

"Hei…Apa-apaan sih! Tiba-tiba saja…" Teriak sosok itu sambil berusaha melepaskan cengkraman tangan Sasuke. Sementara yang bersangkutan hanya diam. Terus menatik sosok itu sambil mendengarkan teriakan yang telah sekian lama tak pernah di dengarnya.

"Hei… LEPASKAN!" Teriak sosok itu lagi sambil menyentakkan tangannya hingga terlepas dari genggaman Sasuke. Keduanya berhenti di tengah-tengah jalan sebelum kemudian Sasuke berbalik. Menatap sosok di hadapannya tajam.

Tiba-tiba angin kencang musim gugur bertiup. Membuat sosok berhoodie orange itu menutup wajahnya dengan telapak tangan. Mencegah debu-debu yang beterbangan memasuki matanya. Saat itulah tudung hoodie yang Ia kenakan terlepas. Menampakkan rambut pirang panjang yang kini bergerak lembut saat angin meniupnya.

Kakashi, Sakura dan Sai yang mengikuti dari belakanghanya bisa terpana menatap gadis berjaket orange yang berdiri di hadapan Sasuke. Gadis tan dengan tiga garis tipis di masing-masing pipinya dan rambut pirang panjang yang diikat dua di atas. Ia tengah menutupi kedua matanya dari debu yang beterbangan. Sementara Sasuke hanya diam menatap gadis di hadapannya dengan ekspresi wajah kosong. sebelum beberapa saat kemudian ia tersadar.

"Berhenti main-main, Naruto!" Potong Sasuke sambil menatap tajam gadis di depannya. Membuat gadis itu terdiam dengan mulut terbuka.

"A…a…." Gadis itu seakan tak bisa menemukan kata-kata saat menatap sosok bermata coklat di hadapannya. Mereka berdua hanya saling pandang.

Teng…teng…teng…bunyi bel dari kejauhan mengisi kesunyian diantara mereka.

"A…a..AKU TERLAMBAT…!" Teriak gadis itu tiba-tiba sambil memegang kepala dengan kedua tangannya. Kemudian dengan cepat Ia berbalik dan berlari pergi sebelum menghilang di ujung jalan. Meninggalkan keempat ninja yang masih membeku dengan beberapa lembar daun yang terbang tertiup angin.

"A…apa itu tadi Na..Naruto?" Tanya Sakura tak percaya masih sambil menatap ujung jalan tempat gadis mirip Naruto itu menghilang. gadis itu mirip sekali dengan wujud henge Naruko milik Naruto.

Keempat ninja itu hanya berdiri kaku di tengah jalan. Tak menghiraukan tatapan orang-orang yang lalu lalang melewati mereka begitu saja.

Kemudian tiba-tiba saja Sasuke melangkah maju ke arah gadis itu menghilang semakin bergegas hingga mulai berlari sebelum seseorang menahan bahunya. Sasuke segera menoleh dan mendapati Kakashi yang menahannya.

"Lepaskan!" Perintah Sasuke sambil menatap mantan gurunya itu.

"Tunggu!" Kata Kakashi serius semakin menahan bahu Sasuke yang berusaha meronta.

"Kubilang LEPASKAN! BRENGSEK!" Perintah Sasuke lagi. Kali ini diikuti sepasang mata semerah darah dengan tiga koma berputar menatap tajam Kakashi.

"Tenangkan dirimu, Sasuke! Kita masih tidak tahu dimana kita sekarang. Lebih baik kita segera ke kantor Hokage. Mencari tahu apa yang terjadi. Dan kau bisa bebas mencari Naruto semaumu." Kata Kakashi berusaha menenangkan satu-satunya klan uchiha di hadapannya.

Sasuke masih menatap tajam Kakashi sebelum kemudian memejamkan mata dan menghirup napas dalam-dalam. Berusaha menenangkan diri saat menyadari kata-kata Kakashi ada benarnya.

Kakashi segera melepaskan pegangannya saat melihat mata Sasuke telah kembali berwarna coklat. Sakura dan Sai hanya memandang kejadian di hadapan mereka dalam diam. Sudah lama sekali mereka tak pernah melihat Uchiha Sasuke lepas kontrol seperti tadi.

Tepatnya sejak Sang mentari menghilang 2 tahun yang lalu.

# # #

Keempat Ninja yang masih dalam penyamaran itu berjalan menuju kantor Hokage dengan bergegas, kalau tidak bisa dibilang santai. Entah mengapa aura di sekeliling mereka terlihat suram. Mungkin itu karena tak ada satupun dari mereka yang bicara atau menatap satu sama lain. Hanya diam, larut dalam pikiran masing-masing sambil menatap lurus ke depan. Mencoba menebak masa depan apa yang akan mereka hadapi.

Tak lama kemudian, mereka sampai di depan sebuah bangunan berwarna putih dengan tulisan 'api' di atasnya. Mereka segera masuk dan langsung berhadapan dengan seorang resepsionis yang duduk di belakang meja yang penuh lembaran kertas.

"Ada yang bisa saya bantu?" Tanya resepsionis wanita itu ramah.

"Kami ingin bertemu dengan Hokage-sama" Jawab Kakashi sambil tersenyum.

"Baik. Silahkan isi formulir dan tunggu disana hingga nama kalian dipanggil" Kata wanita itu sambil menunjuk lobi yang dipenuhi beberapa orang yang mengajukan misi.

"Bisakah kami bertemu beliau sekarang? Ada hal penting yang ingin kami laporkan" Kata Kakashi dengan sabar.

"Maaf! Tidak bisa. Kalian harus tetap menunggu." Kata wanita itu sambil tetap tersenyum. Kakashi sudah akan bicara lagi sebelum tiba-tiba Sasuke maju dan mencondongkan wajahnya ke arah si resepsionis.

"Ada hal penting yang ingin kami sampaikan! Biarkan. Kami. Bertemu. Beliau . Se-ka-rang!" Desis Sasuke dengan Sharingan aktif.

Resepsionis itu membeku sesaat sebelum kemudian berdiri dan membungkuk meminta maaf dan kemudian dengan tergesa-gesa Ia pergi.

Kakashi hanya menatap Sasuke skeptis sementara yang bersangkutan hanya bersandar di dinding dengan cuek, bersedekap dan memejamkan mata sementara menunggu.

"Kau tak seharusnya berbuat begitu, Sasuke! Bagaimana kalau kita berada di era Sandaime-sama dan seluruh klanmu sudah….Kau bisa dikira Itachi dan seluruh pasukan ANBU akan menangkapmu." Bisik Kakashi sambil bersandar di samping Sasuke.

"Hn." Jawab Sasuke tanpa membuka matanya.

Tak berapa lama kemudian resepsionis itu kembali dan langsung membungkuk di depan Sasuke.

"Hokage-sama menunggu kalian di ruang kerjanya." Kata wanita itu sambil membungkuk dan mengantar mereka menuju ruang kerja Hokage.

Saat sampai di depan pintu, wanita itu mengetuk pintu dan membukakannya untuk rombongan Kakashi sebelum membungkuk lagi dan berjalan pergi.

Satu per satu dari rombongan itu masuk ke ruangan yang sama persis dengan yang mereka masuki tadi pagi. Mereka langsung berjajar dan tertegun saat melihat sosok yang tengah duduk di balik meja kerja Hokage. Sosok yang tengah menunduk mengerjakan laporan. Sosok itu bukanlah seorang wanita pirang dengan dada besar, bukan pula seorang kakek berambut putih dengan pipa rokok di mulutnya. Melainkan sesosok pria yang masih muda dengan rambut pirang cerah yang sangat mereka kenal.

"Na…Naruto?"

.

To Be Continue...

.

Maaf! saya tahu fic ini gaje, jelek, membingungkan, dan alurnya kecepetan. mana pendek banget lagi. maaf! anggap saja ini hanya prolog. Chap depan akan saya buat panjang.

jadi... adakah yang bersedia review? apa kalian suka? apa saya harus melanjutkannya? apa... *dibekep*

REVIEW PLEASE...