The Dirty Diamond

By: Oscuro Ensin Khafilah Ahmed

Disclaimer: Naruto owned by Masashi Kishimoto

Pairing: Sasuke x Sakura

Rated: M Genre:

Romance: Hurt/Comfort, Teenfiction, Bloody (just in this chpater)

Warning: Hanya untuk 17+, OOC, abal, lebay, alay, aneh, jelek. Pokoknya terjelek dari yang paling jelek.
DON'T LIKE DON'T READ, IT'S SO SIMPLE 'RIGHT.

Chapter 6

Tok... Tok... Tok...

Terdengar ketukan dari pintu kamar pasien Sakura.

"Selamat pagi Nona Haruno, boleh saya masuk?" tanya sang perawat dengan nada bicara yang sengaja dibuat selembut-
lembutnya.

Seketika itu juga, Sasuke dan Sakura saling menatap dengan raut wajah panic di masing-masing pihak, ya walaupun di wajah Sasuke tidak terlalu kentara.

"Sasuke-sama, bagaimana ini?" tanya Sakura yang mulai panic dengan keadaannya sekarang yang tanpa busana.

Tanpa pikir panjang, Sasuke pun segera membalas sahutan dari sang Suster.

"Sebentar, Haruno sedang berada di toilet" sahutnya yang sedang sibuk memakai pakaiannya kembali.

"Hm, baiklah saya akan menunggu di sini" balas suster tersebut masih di luar kamar Sakura.

Nampak Sakura yang merasa kesulitan memakai pakaiannya karena selang infus yang menancap di tangan kirinya. Melihat Sakura yang nampak kesulitan seperti itu, Sasuke pun segera membantu Sakura mengenakan pakaiannya kembali.

# # #

Sudah dua hari yang lalu Sakura keluar dari Rumah Sakit, kini ia sudah dapat menikmati suasana sekolah seperti waktu itu. Dan betapa terkejutnya ia saat ia kembali bersekolah, ternyata banyak sekali pembicaraan mengenai dirinya dan sang Uchiha tersebut. Berbagai gosip murahan selalu ia dengar dari bibir para penggemar gosip yang membicarakan tentang dirinya yang di kira sebagai kekasih Sasuke Uchiha. Ya, semua ini bermula saat Sasuke yang menggendong Sakura dengan sangat paniknya saat penyakit Sakura kambuh beberapa waktu lalu. Ia tidak habis pikir bahwa tindakan Sasuke tersebut, dapat menimbulkan gosip-gosip miring tentang dirinya dan Sasuke.

Namun untunglah, karena kemarin Sasuke telah memberi klarifikasi bahwa Sakura bukanlah kekasihnya melainkan kerabat jauhnya yang datang dari Suna. Namun tahukah kau Sasuke bahwa penjelasan mu itu, lagi-lagi membuat Sakura merasakan sakit di hatinya.

# # #

Tap... Tap... Tap...

Nampak seorang gadis berambut pink sedang berjalan dengan terburu-buru menuju gudang sekolah untuk mengambil beberapa peralatan melukis yang di perintahkan oleh guru keseniannya.

Saat ia sedang mencari-cari beberapa peralatan melukis tersebut, tiba-tiba saja indera pendengarannya menangkap sebuah suara bariton yang sangat ia kenal.

"Sakura-chan!" seru pemuda berambut kuning jabrik yang berada tepat di pintu masuk gudang. Naruto.

"Naruto-kun" ucapnya yang segera menghentikan aktifitasnya.

"Kau sedang apa?" tanya Naruto yang kini sudah berada tepat di hadapan Sakura, dan seketika semburat merah pun timbul di pipi putih Sakura.

"Aa... Ano... Aku harus mencari peralatan melukis" jawab Sakura gugup lalu kembali ke aktifitas mencari perlatan melukis tersebut untuk menyembunyikan kegugupannya.

"Boleh ku bantu?" tanya Naruto dengan cengirannya yang khas.

"Nngg... Tidak us _" "Sudah lah tidak perlu sungkan-sungkan denganku" ucap Naruto yang memotong pembicaraan Sakura. Dan nampak Naruto yang kini sudah ikut-ikutan sibuk mencari-cari peralatan melukis yang dibutuhkan.

Mereka pun terus mengumpulkan beberapa macam peralatan melukis yang ada di gudang tersebut yang di selingi dengan pembicaraan ringan yang selalu membuat Sakura tersenyum manis. Namun tanpa mereka sadari sepasang mata onyx sedang memperhatikan mereka dengan amarah yang sangat kentara di matanya.

# # #

Di siang hari yang nampak panas, terlihat Sakura sedang duduk di bawah pohon oak yang terletak di halaman belakang sekolah. Nampak ia yang sedang duduk di temani dengan seperangkat peralatan melukis. Ia pun nampak sibuk dengan aktifitasnya tersebut, dengan cekatan ia menggoreskan pencil tersebut di atas kanvas. Tanpa mempedulikan panas matahari yang menyengat, dan terasa panas dikulit putih susunya dan tanpa rasa takut bila nanti kulitnya akan berubah warna, Sakura tetap mencoret-coret kanvas tersebut dengan sebuah gambar sebuah pohon ek yang berdiri kokoh dan di sana nampak sepasang merpati putih yang sedang bertengger di salah satu rantingnya. Karena saking sibuknya, ia bahkan tidak menyadari bahwa sepasang mata onyx sedang memperhatikannya sedari tadi dari balik tembok taman yang membatasi halaman belakang gedung sekolah perempuan dengan halaman belakang gedung sekolah laki-laki.

Hup...

Betapa terkejutnya ia saat mengetahui Sasuke yang telah melompati tembok pembatas tersebut. Sasuke terus berjalan menghampiri bonekanya yang sedang menatapnya takut.

Kini Sasuke sudah berdiri tepat di hadapan Sakura, dan betapa terkejutnya Sakura saat emeraldnya bersirobok dengan onyx Sasuke. Ia dapat melihat, amarah yang terpancar di onyxnya tersebut. Takut-takut Sakura menyerukan sang pemilik onyx tersebut.

"Sas... Sasuke-sama" ucapnya lirih karena perasaan takut yang menyergapnya.

"Sudah berapa kali ku katakan?" tanya Sasuke yang menatap tajam ke arah Sakura.

"Maaf," ucap Sakura lirih. Ia tahu apa maksud Sasuke barusan, ya ini pasti tentang kejadian di gudang sekolah tadi.

"Lalu, kenapa kau masih menemuinya?" tanyannya dengan amarah yang membuncah tak terkendali. Dan nampak Sasuke kini yang terlihat mengepalkan tangannya kuat-kuat yang siap untuk menghancurkan sesuatu.

"Hei Teme! Kau sedang apa di sana?" tanya Naruto yang kini sudah duduk di atas tembok pembatas.

"Hn" itu lah jawaban singkat Sasuke.

Penasaran dengan apa yang di lakukan Sasuke di bawah sana, dengan sigap Naruto pun melompat dari tembok tersebut dan menghampiri Sasuke. Dan betapa terkejutnya ia saat mengetahui bahwa di sana juga ada Sakura.

"Wah ada Sakura-chan!" seru Naruto yang nampak girang dengan keberadaan Sakura di sana. "Hei Sakura" sapanya dengan cengiran khasnya.

"Ha... Hai Naruto-kun" balas Sakura takut-takut karena ia takut amarah Sasuke semakin menjadi-jadi.

"Sasuke kau jahat sekali, punya saudara semanis Sakura tidak bilang-bilang kepada ku" ucap Naruto dengan raut muka yang nampak dibuat-buat kesal.

"Hn"

"Sakura, nanti sepulang sekolah temani aku jalan-jalan sore ya" pinta Naruto dengan puppy-eyes andalannya.

Mendengar permintaan Naruto barusan, takut-takut Sakura melirik ke arah Sasuke yang sedang mengalihkan pandangannya ke objek lain.

"Kau mau kan mengizinkan Sakura untuk jalan-jalan sore bersamaku, Teme?" seperti tahu akan maksud lirikan Sakura kepada Sasuke, Naruto pun segera mengajukan permohonan izin kepada Sasuke.

"Hn"

"Kau mengizinkannya?"

"Hn"

"Terimakasih Teme" ucap Naruto dengan nada suara yang nampak sangat bahagia.

"Hn"

Namun tiba-tiba Sasuke mendekati Sakura, hingga bibirnya tepat berada di depan telinga Sakura. "Kau akan lihat akibatnya nanti, Pinky" bisiknya yang mampu membuat bulu kuduk Sakura berdiri dengan tegak.

Dan Sasuke pun berlalu begitu saja tanpa mempedulikan tatapan heran yang berasal dari Sakura dan Naruto.

# # #

Sakura terus berdiri di depan pagar kediaman Uchiha. Peringatan Sasuke tadi siang terus terngiang di kepalanya. Ia pun merasa ragu untuk memasuki kediaman tersebut. Dan tanpa pikir panjang, Sakura pun segera beranjak dari tempat ia berdiri. Bukan beranjak untuk memasuki kediaman Uchiha tersebut melainkan melangkahkan kakinya ke tempat lain, tempat yang ia tidak tahu ke mana ia akan tuju.
Sakura terus melangkahkan kakinya, tanpa ia sadari sudah 2 jam yang lalu ia melangkahkan kaki nya ke tempat yang ia tidak tahu kemana ia akan tuju. Sampai akhirnya ia merasa nyeri di daerah betis dan telapak kakinya, ia pun memutuskan untuk beristirahat sebentar di bawah lampu taman kota. Sejenak ia mendudukan bokongnya di sebuah bangku taman mungil seraya meluruskan kedua kakinya dan memukul-mukulnya agar rasa nyeri tersebut hilang.

Sakura terus mengelilingi taman kota yang nampak sepi tersebut. Hanya ada dia yang di temani dengan gemericik suara air pancuran, suara jangkrik yang bagaikan simphony indah di malam yang tak berbintang tersebut, dan sesekali angin malam yang berhembus menerbangkan dedaunan yang sudah menguning dari pohonnya, angin malam yang sesekali menerpa wajah porselen dan rambut pink Sakura.
Angin malam pun semakin kencang berhembus, dan Sakura segera menyadarinya. Dengan segera ia mengenakan almamater seragam sekolahnya. Lama ia berkeliling di taman kota, ia memutuskan untuk duduk di tepian kolam air mancur yang nampak bercahaya karena pantulan dari lampu taman. Ia terus memandangi pertunjukan air mancur tersebut yang dapat dibilang monoton, tanpa mengalihkan pandangannya.

Lama ia menatap kosong ke arah air mancur tersebut, sekelebat kisah hidupnya yang dapat dikatakan kelam itu memaksa menyeruak masuk ke dalam pikirannya. Dan tetes demi tetes cairan bening tersebut jatuh mengalir dengan indahnya di pipi ranum seorang Sakura Haruno. Menyadari dirinya yang sedang menangis, dengan segera ia menghapus air matanya tersebut dengan punggung tangannya. Namun tatapannya kembali kosong, dan ingatannya tentang kejadian bersama Sasuke di Rumah Sakit beberapa waktu lalu kembali menghampirinya. Dan oh Sakura kau merona memikirkannya. Menyadari akan hal itu, Sakura segera menggelengkan kepalanya kuat-kuat untuk menghapus pikiran tersebut dari kepalanya.

Dan betapa terkejutnya ia saat menyadari bahwa arlojinya telah menunjukan pukul setengah 12 malam. Dengan segera ia bangkit dari duduknya dan dengan berat hati ia melangkahkan kaki nya menuju kediaman Uchiha. Sakura nampak pasrah dengan perlakuan apa yang nanti akan diterimanya dari sang tuan muda Sasuke Uchiha.

# # #

Dan di sini lah Sakura berdiri sekarang, tepat di depan pintu masuk kediaman Uchiha. Dengan terus memberanikan diri, Sakura membuka pintu tersebut. "Gelap"Itu lah kata yang dapat ia deskripsikan tentang kondisi kediaman Uchiha sekarang, yang menandakan bahwa sang empunya rumah telah bergelut di alam mimpinya.

Dengan perasaan lega, Sakura terus melangkahkan kakinya menuju ruang tengah yang juga gelap. Namun betapa terkejutnya ia saat tiba-tiba ruang tengah menjadi terang benderang, karena ada seseorang yang dengan sengaja menyalakan lampu ruangan tersebut.

Sakura pun segera mengedarkan pandangannya, dan betapa 100 kali terkejutnya ia saat mengetahui seseorang yang dengan sengaja menyalakan lampu di ruang tengah adalah sang empunya rumah. Sasuke Uchiha.

Seketika saja keringat dingin mengucur dari pelipisnya. Dapat ia saksikan Sasuke yang terus berjalan menghampirinya dengan tatapan mata onyxnya yang berkilat marah. Menyadari akan hal itu, refleks Sakura juga memundurkan langkahnya. Dan oh betapa sialnya nasib Sakura saat itu, karena tiba-tiba saja punggungnya menyentuh dinding ruang tengah. Dan kini ia pun merasa terpojok.

Ketakutannya bertambah berkali-kali lipat saat Sasuke sudah berdiri tepat di hadapannya.

"Sas... Sassuke-sama" ucapnya gemetar karena takut.

"Kau tahu jam berapa sekarang?" tanya Sasuke yang tidak mengalihkan tatapannya dari sang emerald.

"Ses... Setengah dua pagi" ucapnya lirih disertai dengan rasa penyesalan dan rasa takut yang mendalam.

Tanpa basa-basi lagi, Sasuke pun segera mencengkram pergelangan tangan Sakura dengan sangat kuat sehingga itu membuat Sakura meringis kesakitan.

"Arrgghh..." erangnya saat ia merasakan Sasuke semakin kuat mencengkram pergelangan tangannya, seakan ia ingin menghancurkan tulang Sakura.

Dan terkejutannya pun bertambah saat Sasuke dengan paksa menyeretnya menuju lantai dua kediaman Uchiha.

"Sass... Sasuke-sama. Sakiittt" serunya karena kini ia dapat merasakan kuku Sasuke yang menancap di pergelangan tangannya.

Namun Sasuke terus mengarahkan pandangannya ke depan tanpa mempedulikan rintihan yang keluar dari bibir mungil Sakura Haruno.

Brak...

Sasuke nampak mendobrak pintu kamarnya sendiri dengan kasar yang menimbulkan suara yang dapat memekakan telinga. Dengan kasar ia menyeret Sakura memasuki kamarnya, dan di hempaskannya Sakura ke lantai marmer yang dingin.

Dengan kasar ia menutup pintu kamarnya dengan bantingan lalu di kuncinya kamar tersebut, dan membuang kunci tersebut ke sembarang tempat.

Ia pun segera menghampiri Sakura yang telah berdiri seraya memijat-mijat pergelangan tangannya yang sakit.

Dan ia kembali mencengkram pergelangan tangan Sakura, dan kembali menyeretnya ke arah ranjang king size nya berada. Dengan kasarnya ia mendorong Sakura, sehingga Sakura terjerembab di atas ranjang king sizenya.

Seketika itu pula, Sasuke menindih Sakura dengan duduk di atas pahanya.

Plak...

"Sasuke-sama, maaf" lirih Sakura yang saat ini air mata kembali mengalir di pipinya.

Plak...

Plak...

Saat kali ketiga Sasuke menamparnya, dapat Sakura rasakan cairan anyir yang mengalir dari sudut bibirnya.

Plak...

"Amm... Ampun Sasuke-sama" lirih Sakura seraya memegangi pipinya yang terkena tamparan Sasuke.

Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, Sasuke segara membuka dengan paksa almamater seragam sekolah Sakura, lalu membuangnya ke sembarang arah.

Selanjutnya ia membuka kemeja seragam sekolah Sakura dengan kasar, sehingga seluruh kancingnya bertebaran ke segala arah. Disusul dengan Sasuke yang menarik rok seragam Sakura dengan paksa, sehingga menimbulkan rasa nyeri di bagian pinggul Sakura.

Kini Sakura benar-benar takut kepada Sasuke, ia nampak seperti sedang kerasukan saat ini. Entah ini khayalannya atau bukan, ia melihat bahwa warna iris Sasuke berubah menjadi merah.

Sakura dapat merasakan tangan Sasuke yang sedang menggenggam bra bagian depan dan menariknya dengan paksa sehingga tali bra tersebut terputus, sedangkan tangan kirinya menarik celana dalam Sakura. Dan sekarang di sini lah Sakura, di bawah tindihan Sasuke tanpa mengenakan sehelai benang pun yang menutupinya. Ini bukan lah kali pertama ia berpenampilan tanpa busana di depan Sasuke, namun tetap saja ia merasa sangat malu pada saat dalam kondisi seperti ini. Untuk menahan rasa malunya tersebut, Sakura pun memejamkan matanya.

Melihat Sakura yang sedang memejamkan kedua matanya, Sasuke pun menyeringai penuh arti. Ia nampak merogoh saku depan celana jeansnya. Pisau lipat. Benda itu lah yang kini sedang Sasuke genggam, masih dengan seringaian di wajah porselennya.

Perlahan ia menempelkan ujung pisau lipat yang tajam itu di permukaan kulit dada kanan Sakura, lalu memainkannya di sana. Merasa ada sesuatu yang menurutnya tajam yang sedang menempel pada kulitnya, dengan terpaksa Sakura membuka kedua kelopak matanya, dan betapa terkejutnya ia saat mendapati Sasuke yang sedang memainkan pisau lipat di atas permukaan kulit dada kanannya.

"Apa yang... Akhhh..." erang Sakura saat ia merasakan Sasuke menggoreskan ujung pisau tersebut di kulitnya.

Jeritan dan erangan pun tidak dapat terhindari lagi dari mulut mungil Sakura. Air mata terus mengalir dengan derasnya menemani rasa perih yang terus menjalar dari permukaan kulitnya.

Kini teriakan dan erangan tersebut terhenti bersamaan dengan berhentinya Sasuke yang menggoreskan ujung pisau tersebut di permukaan kulit Sakura.

Perlahan Sakura membuka matanya yang sedari tadi terpejam. Dan betapa terkejutnya ia saat melihat apa yang telah Sasuke lakukan terhadapnya barusan.

"Sasuke" gumamnya yang sedang membaca sebuah nama yang tergores di permukaan kulitnya dengan dihiasi darah yang mengalir dari luka goresan tersebut.

"Kau adalah milikku" bisik Sasuke tepat di depan telinga Sakura, lalu menggigit ujung daun telinga Sakura dan lalu menjilatnya.

"Akh..." desah Sakura saat merasakan Sasuke menjilati lehernya dan menggigitnya di sana.

Perlahan Sasuke menciumi seluruh lekuk wajah Sakura, kening, mata, hidung, dagu, sampai akhirnya ia mengecup bibir ranum Sakura.

Sasuke terus menciumi Sakura dengan penuh nafsu, berbeda dengan yang di Rumah Sakit saat itu. Ia menciumi bibir ranum Sakura, terus melumatnya, seakan meminta lebih, tidak segan-segan ia menggigit bibir bawah Sakura hingga mengeluarkan darah.

"Akkhh..." erang Sakura saat Sasuke menggigit bibir bawahnya, namun saat ia mengerang, momen itu merupakan kesempatan bagi Sasuke untuk memasukan lidahnya ke dalam mulut Sakura.

Sasuke terus menjelajahi isi mulut Sakura dengan lidahnya, tak lupa ia mengabsen gigi Sakura satu persatu. Saat lidahnya sibuk menjelajahi isi dari mulut Sakura, kedua tangannya pun tak tinggal diam. Dengan penuh nafsu yang menggebu-gebu, tangan kanannya terus meremas dan memilin puting payudara sebelah kiri Sakura. Sedangkan tangan kirinya sibuk menjelajahi lekuk tubuh Sakura yang bisa dibilang lebih dari kata perfect.

Merasa puas dengan mulut Sakura, ciumannya terus turun hingga mencapai puncak payudara kanan Sakura. Ia terus menciumi, menghisap dan menggigit puncak tersebut. Saat ia mendongakan kepalanya, matanya bersirobok dengan karya seni yang baru saja ia buat di atas permukaan kulit Sakura. Dan tiba-tiba saja ia menjilati goresan tersebut yang masih mengeluarkan darah segar.

"Arrrggghhh..." erang Sakura tak dapat terbendung lagi saat ia merasakan sensasi yang sangat perih di permukaan kulitnya akibat perlakuan Sasuke.

Merasa kedua payudara Sakura telah mengeras, ia pun melapaskan pagutannya di kedua payudara tersebut. Dengan perlahan ia menciumi tubuh Sakura, mengikuti garis perut Sakura yang rata, dan berhenti di pusar Sakura. Ia memainkan lidahnya di sana, terus hingga ia mendengar Sakura mendesah.

"Ahhh..." desah Sakura saat ia merasakan cairan kental keluar dari vaginanya. Ternyata ia sudah klimaks terlebih dahulu.

Melihat itu, sebuah seringaian dari bibir Sasuke pun tak dapat terhindar lagi. Ciumannya terus turun hingga di depan vagina Sakura. Tanpa meminta izin terlebih dahulu, dengan kasarnya ia memasuki lidahnya untuk bermain di dalam vagina Sakura, merasakan sensasi hangat yang terdapat di dalamnya. Ia terus memutar lidahnya, menghisapnya, dan beberapa kali menggigit klitoris Sakura sehingga Sakura tidak dapat menahan jeritannya. Pada saat yang kali ke 4 ia menggigit klitoris Sakura, Sakura mengejang hebat dan beberapa saat kemudia dapat ia rasakan cairan kental hangat yang menyembur ke arahnya, dan dengan sigap ia melahap seluruh cairan tersebut.

Melihat Sakura yang sudah lemah karena ia telah orgasme yang kedua kalinya. Tanpa basa-basi lagi, Sasuke segera mengelurkan penisnya dari celana piayama yang mengurungnya. Ia terus mencoba memasukan penisnya kedalam vagina Sakura.

"Aahhh..." desahnya saat ia rasakan penis Sasuke yang besar berusaha memasuki vaginanya, ia terus mendesah seraya meremas bedcover yang berada di bawahnya.

Sedangkan Sasuke pun semakin menjadi-jadi karena mendengar desahan Sakura yang dapat dibilang mengalun indah di indera pendengarannya. Dan ia pun terus berusaha memasuki penisnya, saat setengah dari penisnya memasuki vagina Sakura, sebuah seringaian pun terbentuk di wajahnya seraya memandangi Sakura yang sedari tadi memejamkan kedua matanya dan menggigit bibir bawahnya. Dan dengan sekali hentakan, penisnya pun berhasil memasuki lorong vagina Sakura yang dapat dikatakan sempit tersebut.

"Aaahhh..." desah Sakura tak dapat terbendung lagi.

"Buka matamu" perintah Sasuke dengan nada kemarahan.

Mendengar perintah sang majikan, Sakura dengan perlahan membuka kedua matanya, dan hal pertama yang ia lihat adalah seringaian khas seorang Sasuke Uchiha. Tiba-tiba saja, Sasuke segera melakukan aktifitas in-out nya yang membuat Sakura membelalak kaget karenannya.

Desahan dan peluh terus menemani kegiatan mereka pada malam itu. Dengan cahaya bulan dan angin yang berhembus masuk ke dalam kamar tersebut.

# # #

Seminggu berlalu setelah kejadian malam itu. Kini Sakura benar-benar menjalani perintah Sasuke untuk tidak mendekati atau mengobrol dengan laki-laki manapun. Dan sampai saat ini, Sasuke tidak pernah berlaku kasar terhadapnya dan juga tidak pernah berlaku halus terhadapnya. Tidak peduli. Ya itu lah sikap Sasuke yang ditunjukan kepada Sakura. Miris rasanya saat kita menyadari bahwa kita selalu mengikuti perintah orang yang kita cintai, namun orang tersebut tidak pernah peduli terhadap kita, bahkan memandang kita pun tidak. Sekarang perasaan itu lah yang sedang menggelayuti hati seorang Sakura Haruno.

# # #

Hoek... Hoek.. Hoek..

Sakura terus memuntahkan isi perutnya di toilet Sekolah, di temani Ino dan Tenten yang berada di sampingnya seraya mengelus-elus punggung Sakura.

"Kau kenapa Sakura?" tanya Ino heran, karena setahunya kemarin-kemarin sahabatnya ini baik-baik saja.

"Entah lah Ino, mungkin aku hanya masuk angin biasa" jawab Sakura setelah membasuh mulutnya dengan air westafel.

"Tapi lihat, wajah mu pucat begitu" ucap Ino khawatir seraya memandangi wajah Sakura yang pucat pasi.

"Atau..." ucap Tenten dengan kalimat menggantung.

"Atau apa Tenten?" tanya Ino kesal dengan sahabatnya yang satu ini.

"Atau kau hamil Sakura" ucap Tenten asal.

DEG 'Hamil' ucap Sakura dalam hati. 'Mungkinkah aku hamil? Jika iya. Bagaimana ini?' lanjutnya. Nampak Sakura yang membatu dan terlihat kepanikan di wajah pucat Sakura.

Melihat tingkah Sakura, Ino pun segera menyadarkan Sakura dari lamunannya.

"Hei, kau tidak apa-apa?" tanya Ino yang merasa heran dengan perubahan sikap Sakura.

"Eh... Ano... Ya aku tidak apa-apa" jawab Sakura salah tingkah di depan kedua sahabatnya tersebut.

"Hahaha... Ekspresi muka mu sangat lucu Sakura. Aku hanya bercanda bicara seperti itu, tidak usah kau pikirkan" lanjut Tenten yang berusaha menjelaskan kepada Sakura.

# # #

Bel pulang sekolah pun telah berbunyi satu setengah jam yang lalu, namun nampak Sakura yang tidak beranjak dari bangkunya di kelas kalkulus. Ia terus memikirkan perkataan Tenten tadi siang. Dan kata-kata "HAMIL" terus terngiang-ngiang di kepalanya.

Dengan langkah gontai ia keluar dari kelas kalkulus tersebut, menulusuri lorong sekolah untuk menuju gerbang sekolah. Dilihatnya kini suasana sekolah yang nampak telah sepi.

Ia terus melangkahkan kakinya, hingga ia kini berada di depan gerbang sekolahnya. Entah inisiatif dari mana, kini Sakura melangkahkan kaki jenjangnya menuju ke sebuah Apotek 24 jam.

"Permisi, ada yang bisa saya bantu Nona?" tanya seorang petugas Apotek.

"Ngg... Ano... Saya mau beli..." lama Sakura tidak melanjutkan kata-katanya.

"Nona mau beli apa?" tanya orang itu yang memandang heran ke arahnya.

"Nnngg... Saya mau beli alat tes kehamilan" jawab Sakura dengan suara yang sangat pelan namun dapat di dengar oleh petugas Apotek tersebut.

"Owh.." ucap sang petugas dengan senyuman yang tak dapat diartikan. Tak lama kemudian sang petugas memberikan alat tersebut kepada Sakura, dan Sakura pun segera membayarnya.

"Saya harap anak anda lahir dengan selamat" ucap petugas tersebut dan berlalu dari hadapan Sakura untuk melayani konsumen yang lainnya.

# # #

Sakura terus melangkahkan kakinya menuju kediaman Uchiha yang kini ia tinggali. Dengan langkah yang tergesa-gesa ia segera menuju kamar mandi yang berada di dalam kamarnya.

Beberapa saat kemudian ia memasukan alat tersebut ke dalam urinnya yang terdapat di dalam kloset, sesaat sesudah ia buang air kecil.
Dengan keringat yang terus mengucur dari pelipisnya ia terus menatap alat tersebut, berharap bahwa perkataan Tenten tadi siang bukanlah sebuah kenyataan.

Tidak beberapa lama kemudian, ia dapat melihat garis merah yang terdapat di alat tersebut. Namun tiba-tiba saja lututnya terasa lemas, kepalanya terasa berat dan jantungnya terasa ingin copot. Alat itu menunjukan dua garis merah yang melintang.

Sakura terus mengelus perutnya yang masih rata dengan tangannya yang kurus. Air mata pun tak dapat terbendung lagi. Sesenggukan ia menangis di pojok kamar mandi menatapi hasil yang ditunjukan oleh alat tersebut.

# # #

Dengan langkah ragu ia menuju kamar sang majikan dengan membawa alat tes kehamilan yang berada di genggamannya.
Dengan ragu ia membuka pintu kamar Sasuke yang tidak terkunci. Saat pintu itu terbuka lebar, betapa terkejutnya Sakura saat mendapati Sasuke yang sedang memangku seorang gadis berambut merah, dan mereka sedang berciuman penuh nafsu. Kedua anak manusia itu pun segera melepaskan ciumannya saat melihat Sakura yang sedang berdiri di pintu kamar.

Melihat kelakuan Sakura yang sangat tidak sopan, Sasuke segera berjalan menghampiri gadi pink tersebut.

Saat Sasuke sudah berada di hadapannya, dapat ia cium bau alkohol yang sangat menusuk di indera penciumannya.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Sasuke geram.

Mendengar pertanyaan Sasuke yang penuh dengan amarah, Sakura hanya dapat menundukan wajahnya dan bergumam.

"Maaf" gumamnya seraya menjulurkan tangan kanannya yang menggenggam alat tes tersebut.

Melihat alat tersebut yang telah menunjukan hasil, Sasuke segera berbisik di depan telinga Sakura.

"Gugurkan atau lebih baik kau mati saja" desisnya.

Ia pun segera mendorong tubuh ringkih Sakura hingga terjerembab ke lantai marmer.

# # #

Sekarang sudah pukul 9 malam, namun Sakura belum juga menampakan batang hidungya untuk menyantap makan malamnya bersama Sasuke di ruang tengah.

Dengan perasaan kesal sekaligus penasaran, Sasuke beranjak dari bangkunya untuk menuju kamar Sakura. Dengan langkah tergesa-gesa ia menuju kamar gadis pink tersebut.

Sesampainya di depan pintu kamar Sakura, ia segera saja mengetuk pintu kamar yang ber-cat pink itu.

"Pinky, cepat keluar!" perintahnya dengan nada suara yang keras karena kesal.

"Pinky!" serunya lagi.

Karena masih tidak ada jawaban juga, ia segera merogoh saku celananya dan mengambil sebuah kunci, lalu di masukkannya kunci tersebut ke dalam lubang kunci kamar Sakura.

Dengan kasar ia membuka pintu kamar tersebut. Gelap, itulah keadaan kamar Sakura sekarang. Dengan tangan yang meraba-raba dinding untuk mencari saklar lampu, ia terus memasuki kamar tersebut. Dan akhirnya ia menemukan saklar yaang dicari, dan segera saja ia menyalakan lampu kamar Sakura.

Betapa terkejutnya Sasuke saat mengetahui Sakura yang sedang terbaring di lantai kamarnya. Melihat itu, ia segera berlari menghampiri tubuh ringkih tersebut. Dan keterkejutannya pun bertambah saat ia mengetahui bahwa mulut Sakura mengeluarkan busa dan darah yang mengalir dari kepala bagian belakang Sakura. Tidak jauh dari situ, ia dapat melihat sebuah alat tes kehamilan yang menunjukan dua garis merah melintang dan ujung meja belajar Sakura yang terdapat bercak darah. Ingatannya tentang kejadian tadi siang pun kembali berputar.

Flashback On

Sakura terus berlari kearah dimana kamarnya berada, sesekali ia terus mencoba unutk menghapus air mata yang mengalir deras dari mata emerldnya. Namun percuma saja, karena satiap ia menghapus air mata itu, maka air mata yang lainnya akan menetes kembali.

Sesampainya di dalam kamarnya, masih dengan keadaan yang menangis, Sakura membanting tubuhnya di ranjang king size nya yang berkelambu.
Kalimat Sasuke barusan terus terngiang di kepalanya. Kalimat Sasuke yang menyuruhnya unutk menggugurkan kandungannya atau ia yang mati terus menghantuinya saat ini.

Masih dengan berbagai perasaan yang berkecamuk di dalam hatinya, Sakura beranjak dari ranjangnya dan berjalan menuju meja belajarnya. Nampak Sakura yang membuka laci meja belajarnya, dan ia sedang mengambil sebuah benda. Karter.

Sesenggukan ia terus memandangi karter, pergelangan tanggannya dan alat tes kehamilan tersebut secara bergantian. Tangisnya semakin pecah saat ia sudah menempelkan pisau karter tersebut di pergelangan tangannya. Namun tiba-tiba saja tubuhnya mengejang.

Tubuh Sakura tampang mengejang hebat, sehingga pisau karter tersebut terjatuh dari genggaman tangannya dan keseimbangannya pun goyah, yang mengakibatkan dirinya terjatuh.

Duk...

Bunyi suara kepala bagian belakang Sakura yang membentur bagian ujung meja belajarnya yang runcing, dan sesaat kemuadian nampak darah segar mengalir keluar dari kepala bagian belakang Sakura.

Sakura sudah sepenuhnya terbaring di lantai kamarnya dengan kondisi tubuh yang mengejang hebat. Kedua tangannya yang nampak ia kepal, matanya yang membeliak sehingga hanya menampakan bagian mata yang berwarna putihnya saja, dan busa yang nampak keluar dari mulutnya.

Flashback Off

Dengan penuh rasa khawatir ia segera mendekap tubuh Sakura dan sesekali mengguncangkan tubuh tersebut dengan maksud tubuh tersebut akan merespon. Namun percuma saja, karena tubuh tersebut tidak merespon sama sekali.

"Sakura bangunlah" bentaknya namun masih terdengar nada kekhawatiran dari suaranya. Sakura? Sasuke menyebut nama Sakura? Untuk yang pertama kalinya lelaki tersebut menyebut nama Sakura.

Tanpa basa-basi lagi, ia segera menggendong tubuh ringkih Sakura yang tak sadarkan diri tersebut untuk menuju Rumah Sakit terdekat.
Sasuke terus menggendong Sakura dengan langkah yang tergesa-gesa. Ia terus berlari menuruni satu-demi satu anak tangga, lalu menuju halaman depan rumahnya yang dimana terparkir sebuah mobil Porche hitam. Dengan segera ia membuka mobilnya tersebut, lalu memasukan Sakura di bangku penumpang samping kemudi.

# # #

Dengan kecapatan 120km/jam, Sasuke mengendari mobil kesayangannya tersebut dengan sesekali ekor matanya melirik ke arah tubuh Sakura yang tak sadarkan diri. Kepanikan pun mulai membuncah, keringat dingin terus mengucur dengan deras dari pelipisnya walaupun AC di dalam mobil dalam keadaan ON, wajah pucatnya pun bertambah pucat, dan sesekali ia menggertakan giginya.

# # #

Sasuke terus menundukan kepalanya dengan sesekali menjambak rambut pantat ayamnya tersebut dan sesekali ia meninju dinding rumah sakit yang tidak bersalah tersebut.

Kini Sasuke memang sedang dalam keadaan yang sangat gelisah, karena saat ini Sakura sedang berada di dalam ruang UGD untuk menjalani pertolongan pertama.

Lama Sasuke terus merutuki sikapnya selama ini kepada Sakura, tiba-tiba saja seorang Dokter keluar dari ruang UGD tersebut. Melihat hal itu Sasuke segera menghampiri Dokter tersebut.

"Bagaimana keadaanya? Apakah ia selamat? Atau ia..." tanya Sasuke beruntun dengan nada yang amat khawatir.

"Hei, tenanglah dulu" ucap Dokter tersebut seraya menepuk pundak Sasuke. "Kini ia masih tidak sadarkan diri dan ia baik-baik saja, namun sayangnya..." ucap Dokter tersebut sendu saat diakhir kalimat.

"Tapi apa?" tanya Sasuke yang penasaran akan kalimat yang sengaja digantung oleh Dokter tersebut.

"Tapi, saya menemukan luka benturan di kepala bagian belakang Nona Haruno dan itu menyebabkan retina matanya terlepas dan dari hasil diagnosa saya di bagian otak Nona Haruno terdapat saraf anggota gerak bawah yang mengalami kelainan disebabkan oleh penyakit epilepsi itu sendiri yang apabila dibiarkan akan berakibat fatal terhadap otak dan jantung Nona Haruno, tapi sampai saat ini saya tidak melihat adanya kelainan di jantung Nona Haruno," ucapnya dengan berat hati.

"Maksud anda?" tanya Sasuke yang masih bingung dengan kalimat Dokter tersebut.

"Ia tidak dapat berjalan dan melihat kembali" jawab Dokter tersebut yang kemudian menepuk pundak Sasuke untuk yang kedua kalinya dan berlalu begitu saja meninggalkan Sasuke yang termenung dengan kalimat terakhir sang Dokter.

"Tidak mungkin" gumamnya lalu jatuh terduduk di lantai lorong Rumah Sakit yang dingin.

"Arrgghhh..." teriaknya frustasi seraya menjambak rambutnya tersebut yang kini sudah berantakan.

"Kenapa? Kenapa harus Sakura?" tambahnya yang masih menjambak rambut ravennya. "Kenapa dia?"

"Kenapa harus Sakura-ku? Oh my fu*k God" rutuknya seraya menonjok dinding Rumah Sakit sehingga terlihat retakan-retakan kecil yang terlihat di sana, dan nampak tangan Sasuke yang mngeluarkan darah segar akibat ulahnya sendiri.

# # #

Sasuke terus menggenggam tangan Sakura seakan tidak ingin melepaskannya sedikit pun sedangkan kedua mata onyxnya terus memandangi wajah polos Sakura yang sedang terpejam dengan damai selama seminggu ini.

Berkali-kali Sasuke menggumamkan kata maaf dan menyebutkan nama Sakura agar Sakura terbangun saat mendengarnya. Perlahan tangan kirinya yang bebas menelusuri lekuk wajah Sakura, dan kata maaf pun terus mengalir dari mulutnya.

Saat tangan kekarnya sedang mengelus pipi pucat Sakura, tiba-tiba saja ia melihat kedua kelopak mata Sakura mengerjap.

"Sakura!" serunya dengan penuh keterkejutan.

"Sakura bangunlah" ucapnya lagi seraya terus mengelus pipi Sakura.

Dan kini sebuah senyuman pun terpatri di wajah nya saat ia melihat Sakura yang sudah membuka kedua kelopak matanya.

"Sakura kau sudah sadar, syukurlah!" seru Sasuke segera memeluk tubuh mungil Sakura.

"Sasuke-sama? Kaukah itu?" tanya Sakura lirih.

"Ya Sakura" jawabnya yang masih menggenggam tangan Sakura.

"Kau masih hidup?"

"Ya, jelas saja aku masih hidup" jawab Sasuke yang heran dengan pertanyaan Sakura barusan.

"Lalu kenapa kau ada di sini?" tanya Sakura yang mulai semakin tidak jelas.

"Maksudmu?" tanya Sasuke yang semakin heran.

"Tidak seharusnya kau ada di sini, karena tempatmu adalah di Bumi bukan di sini" jawab Sakura yang semakin kacau.

"Lalu menurutmu kalau bukan dibumi, kita berada di mana? Hei, kita sekarang ada di Rumah sakit" balas Sasuke yang nampak terkejut dengan maksud arah pembicaraan Sakura.

"Jadi aku belum mati?" tanya Sakura heran.

"Ya, kau belum mati Sakura Haruno" jawab Sasuke yang nampak menahan tawa.

"Lalu, kenapa? Kenapa semuanya gelap?" tanya Sakura yang mulai nampak heran dengan keadaannya sendiri yang tak bisa melihat apapun selain kegelapan.

"Kau bisa jelaskan kepadaku Sasuke?" tanya Sakura yang mulai mengabaikan embel-embel Sama.

"..." nampak Sasuke yang menundukan kepalanya dalam-dalam dan tidak berani untuk menatap wajah Sakura.

"Sasuke!" seru Sakura yang mulai menaikan nada suaranya 1 oktaf.

Sakura pun nampak kesal dengan Sasuke yang tidak menanggapi pertanyaannya, dengan segera ia mencoba untuk bangkit dari tidurnya, namun saat ia ingin menggerakan kakinya, kedua kakinya nampak mati rasa dan kaku.

"Kakiku" gumamnya.

"SASUKE, BISA KAU JELASKAN SEMUANYA!" jerit Sakura frustasi. Air mata pun tak dapat ia bendung lagi, air mata tersebut terus mengalir dengan derasnya di pipi Sakura yang mulai nampak ranum.

Melihat Sakura yang nampak sangat rapuh tersebut, Sasuke segera memeluk tubuh rapuh tersebut dengan sangat erat. Dapat ia rasakan Sakura yang menenggelamkan wajahnya di dada bidangnya dan ia pun dapat merasakan air mata Sakura yang membasahi kemeja seragam sekolahnya. Di dalam pelukannya Sakura terus menjerit dan mengeluarkan air matanya. Sasuke semakin mempererat pelukannya saat ia merasakan tangan Sakura yang terus memukuli dada bidangnya.

# # #

Lama dalam keadaan seperti itu, kini dapat Sasuke rasakan hembusan napas Sakura yang nampak mulai teratur dan tangisan Sakura yang sudah berhenti. Untuk memastikannya, Sasuke melepaskan pelukannya, dan dapat ia lihat Sakura yang telah tertidur dengan lelapnya di dalam pelukannya. Dengan sikap hati-hati ia membaringkan Sakura seperti semula. Dikecupnya kening Sakura lama, lalu kemudian bibir mungilnya.

Satu bulan pun telah berlalu, kini Sakura dan Sasuke tidak lagi tinggal di Jepang. Melainkan kini mereka telah tinggal di Barcelona. Spanyol.
Kini Sasuke dan Sakura sedang berada di dalam sebuah restoran bergaya Eropa kuno, dan yang lebih mengejutkannya lagi, kini Sasuke sedang berada di atas panggung mini dengan sebuah grand piano putih di depannya.

"Buenos noches a todos, ahora voy a dedicar una canci n a mi amada Sakura Haruno" (Selamat malam semua, sekarang saya akan mempersembahakan sebuah lagu untuk kekasih saya Sakura Haruno) ucap Sasuke dengan senyumannya yang ia tunjukan kepada Sakura seorang, lalu permainan pianonya pun dimulai. Kini Sasuke nampak menyanyikan sebuah lagu dari Enrique Iglesias yang berjudul Por Amarte.

Amar es una cosa especial no es un viene y va
Amar solo te pasa una vez pero de verdad
Amar es cuando solo piensas en donde estara
Amar es como un milagro deficil de explicar

Amar es cuando la proteges de la lluvia y el viento
Amar es cunado tu la abrazas y te olvidas del tiempo
Amar es cuando tu la ves y te pones nervioso
Amar es cuando te das cuenta de tus sentimientos

Por amarte robaria una estrella y te la regalaria
Por amarte cruzaria los mares solo por abrazarte
Por amarte juntaria la lluvia con el fuego
Por amarte daria la vida solo por besarte

Amar es cuando escribes su nombre por todo el cielo
Amar es cuando solo suenas con llevartela lejos
Amar es cuando tu la ves y se queda en tus ojos
Amar es cuando tu te das cuenta ella lo es todo

Por amarte robaria una estrella y te la regalaria
Por amarte cruzaria los mares solo por abrazarte
Por amarte daria la vida solo por besarte

"Muchas gracias. Y estoy tan enamorado de Sakura Haruno. Quieres casarte conmigo?" (Terimakasih banyak. Dan aku sangat mencintaimu Sakura Haruno. Maukah kau menikah denganku?) ucap Sasuke yang masih menyunggingkan senyumannya yang diarahkan ke pada Sakura.

Sedangkan Sakura hanya membelalakan kedua matanya akibat mendengar perkataan - atau lebih tepatnya petanyaan yang terlontar dari mulut seorang Sasuke Uchiha secara langsung. Dan tanpa ia dapat melihat, bahwa sekarang ia merupakan pusat perhatian bagi para pengunjung di restoran tersebut. Puluhan pasang mata nampak memperhatikannya, ditambanh dengan sebuah lampu sorot yang menyorotnya sehingga ia nampak lebih jelas di mata pengunjung.

Dengan tersenyum semanis mungkin ia menganggukan kepalanya perlahan, dan dapat ia rasakan sebuah tangan kekar yang mennggenggam tangan mungilnya lalu mengecup peunggung tangannya.

"Muchas Gracias mi Corazon" ucap Sasuke sesaat setelah ia mengecup punggung tangan Sakura.

"Denada mi amor" balas Sakura dengan menitihkan kristal bening dari emeraldnya dan dapat ia rasakan Sasuke yang memeluk dirinya. Setelah itu dapat ia dengar sorakan dan tepuk tangan pengunjung lainnya yang sedang menyaksikan sebuah drama realita percintaan antara dua anak manusia tersebut. Sakura Haruno dan Sasuke Uchiha.

# # #

Gereja cathedral Santiago de Compostela, merupakan saksi bisu sumpah suci Sasuke di hadapan Tuhan dan Pendeta untuk menjadi seorang suami yang baik bagi Sakura.

Setelah mengucapkan janji suci tersebut, Sasuke berlutut di depan Sakura yang kini duduk di sebuah kursi roda, dan dengan penuh rasa cinta, Sasuke mencium bibir ranum Sakura dengan sangat lembut. "Aku akan selalu menjaga mu Sakura-ku" ucap Sasuke lirih dan sesaat kemudian air mata pun mengalir di pipi Sakura. Sebuah air mata kebahagian.

"Te amo mi corazon" (I love you my sweetheart) ucap Sasuke dengan senyuman tulusnya.

"Te amo demasiado" (I love you too) balas Sakura yang di sertai dengan senyuman tulusnya.

FIN

Oscuro Ensin Khafilah Ahmed

6:18 11/05/2011

N/P: Maaf banget kalau baru bisa update sekarang, sekali lagi maaf maaf maaf maaf maaf maaf maaf banget. Aku telat update karena saya ada studytour selama seminggu, di tambah setelah studytour banyak ulangan yang menumpuk, jadi baru bisa sekarang update, yah sebenarnya ini udah selesai dari kemarin, tapi karena modem saya yang selalu error, jadi saya harus ke warnet dulu untuk update dan berhubung saya tidak berani ke warnet sendiri, jadi saya harus menunggu sampai pulang sekolah untuk di temani dengan teman saya. #alibi. POKOKNYA SAYA MOHON MAAF DENGAN SANGAT YA...

Oh ya saya mau tanya nih, berhubung saya itu juga pecinta Anime Vampire Knight dan La Corda D'Oro. Saya mau tanya, dimana sih saya bisa download anime lengkapnya yang gratis, dari episode ke episode secara lengkap, dan kalau boleh tau, ada gak di jakarta yang jual DVD Animenya? Kalau ada di mana ya? Mohon bantuannya ya, maklum saya baru-baru ini menjadi pecinta Anime termasuk Anime dan Manga Naruto (Kalo fictnya udah setahun yang lalu). ^^ Terimakasih loh sebelumnya... ^^b

Maaf saya memang sengaja mempublish ulang fict ini, karena banyak kesalahn dalam fict ini terutama di scene saat Sakura bunuh diri, itu benar-benar saya ubah total. Saya juga melihat kritik reader yang membuat saya untuk memperbaiki fict ini. Saya memang terburu-buru membuat fict ini, sehingga hasilnya jauh sekali dari harapan para readers. Oh, ya yang masalh medis yang tidak masuk akal itu memang benar-benar tidak masuk akal, karena saat saya menannyakan hal itu kepada mama saya, mama saya hanya senyum-senyum gaje mendengarnya. Lalu mama menjelaskan semua. Sampai pada akhirnya saya memakai penjelasan dari mama saya itu untuk mengganti scene yang amat sangat di luar nalar manusia. "Silly silly silly silly" kalimat itulah yang selalu keluar dari mulut saya saat saya membaca scene tersebut. Sekali lagi maaf ya atas ketidak masuk akalan beberapa scene di fict saya. Mungkin saya akan hiatus untuk beberapa saat ini, karena akhir-akhir ini saya yang sangat keteteran membagi waktu belajar saya dan ujian kenaikan kelas yang sudah menghantui saya, maklum sekolah saya sistem droup out. Jadi tolong di maklumi bila saya lama tidak mempublish cerita yang baru. Selain dari pada itu saya juga sangat kapok dengan omelan para guru karena saya yang selalu tertidur di kelas akibat waktu tidur saya yang amat sangat terganggu akibat manajemen waktu saya yang kacau (yah walaupun bukan Cuma saya yang sering ketiduran di kelas), saya juga kapok menerima cubitan dari teman-teman saya yang sengaja saya suruh mencubit tangan saya apabila saya terlihat mengantuk, alhasil tangan saya penuh dengan luka memar berwarna ungu. ^^ (bayangkan saya hanya punya waktu 2 jam untuk tidur TT,TT)