The Dirty Diamond
Ini adalah fict pertamaku, harap saran dari para senior sekalian. Maaf kalau ceritanta gaje, abal, alay, lebay, sampah, pokoknya jelek dari yang paling jelek. T,T
The Dirty Diamond Disclaimer : Naruto (c) Masashi Kishimoto Rated: T menuju M Genre : Romance, Drama, Hurt/Comfort, Teen fiction.
Warning : Typo bertebaran, gaje, abal, alay, lebay, sampah.
No les gusta no leer. Es el derecho tan simple. ^^b
"Hei, Pinky cepat kau ambil bolanya!", teriak seorang anak laki-laki bermata onyx dengan nada yang memerintah.
"Baik Sasuke-sama", sahut gadis yang di panggil Pinky tersebut sambil berlari mengejar bola yang menggelinding ke arah semak-
semak di pinggir lapangan.
Sasuke Uchiha adalah anak laki-laki berumur 10 tahun tersebut,bermata onyx, mempunyai rambut bermodel emo dan berkulit putih pucat. Ia adalah anak ke-dua dari pasangan Fugaku Uchiha dan Mikoto Uchiha, ia mempunyai seorang kakak yang bernama Itachi Uchiha. Sakura Haruno adalah anak perempuan yang di panggil Pinky tersebut oleh Sasuke. Ia adalah anak dari Yukina Haruno, seorang pembantu rumah tangga yang bekerja untuk keluarga Uchiha.
"Pinky cepat kau bersihkan sepatuku!", perintah sang Uchiha bungsu dengan angkuhnya yang sedang duduk di kasur king size-nya.
"Baik Sasuke-sama", ucap gadis itu, terdengar jelas nada ketakutan dari suaranya. Ia segera mengambil sepatu sekolah sang Uchiha bungsu dari rak sepatu di samping lemari, lalu ia pun membersihkan sepatu tersebut dengan lap yang telah ia siapkan. Setelah merasa bersih, ia pun beranjak dari tempatnya dan menghampiri Sasuke.
"Pakaikan", perintah Sasuke dengan tatapan merendahkan.
Tanpa banyak bicara lagi, Sakura pun segera memakaikan sepatu tersebut ke kaki mungil Sasuke.
"Selesai", ucap Sakura setelah mengikatkan tali sepatu Sasuke.
"Hn", balas Sasuke tetap tak mau memandang Sakura.
Terlihat Sasuke menggoyang-goyangkan kaki kanannya, dan itu sukses membuat tali sepatu yang sudah terikat kembali terlepas.
"Hei, Pinky! Lihat, kau tidak kencang mengikat tali sepatunya", sindir Sasuke sambil melirik ke arah tali sepatunya yang terlepas.
"Eh... Ma... Maaf Sasuke-sama", ucapnya ketakutan. Saat Sakura berusaha untuk mengikatkan kembali tali sepatu tersebut, tiba-tiba saja Sasuke menghentakan kaki-nya dan itu sukses membuat Sakura terjerembab ke belakang.
"Auuhhh...", rintih Sakura.
"Dasar Pinky BODOH!", seru Sasuke dengan kasarnya lalu mengikat tali sepatu tersebut sendiri.
"Hei Pinky, bisa lebih cepat tidak sih", keluh Sasuke kesal.
Kini Sasuke sedang digendong oleh Sakura di punggungnya yang ringkih.
Flashback On.
"Ayo Pinky cepat kejar aku, kalau kau tidak bisa maka kau akan ku hukum seharian ini", perintah Sasuke kepada Sakura sambil terus melaju dengan sepatu rodanya di jalanan komplek. Ia terus menengok ke arah Sakura yang sedang berlari ke arahnya dengan napas yang tidak teratur. Terlihat jelas seringaian sang Uchiha bungsu saat melihat Sakura menderita.
Tak sadar tiba-tiba saja ada sebuah mobil muncul dari tikungan, namun Sasuke tidak menyadarinya karena terlalu sibuk memperhatikan Sakura.
"Sasuke-sama! AWAS!", seru Sakura dari kejauhan dengan raut wajah yang terlihat panic.
Mendengar seruan Sakura, Sasuke pun segera mengalihkan pandangannya menuju ke arah depan jalan. Melihat sebuah mobil sedang melaju kencang ke-arah-nya, dan reflek Sasuke segera berbelok ke arah kiri.
BRAAKK
Sasuke baru saja menabrak sebuah tiang listrik untuk menghindari sebuah mobil.
Melihat sang majikan yang terkapar di pinggir jalan, Sakura pun segera menambah kecepatan berlarinya untuk segera menghampiri Sasuke.
"Oh, Sasuke-sama", ucapnya panic karena melihat darah yang mengucur dari jidat Sasuke.
Sasuke masih diam di tempat sambil merintih kesakitan. Sakura pun segera melepas sepasang sepatu roda tersebut dari kaki sang Uchiha bungsu.
Saat Sakura berusaha untuk membantu Sasuke berdiri, tiba-tiba saja Sasuke menggeram.
"Arrggghhh... Dasar BODOH", rutuknya karena merasakan sakit di bagian pergelangan kaki kirinya.
Dan akhirnya Sasuke pulang dengan penampilan yang sangat berantakan dan digendong oleh Sakura.
Flashback Off
"Ya Tuhan! Sasuke, Sakura!", seru Mikoto dari pintu, lalu ia segera berlari ke arah gerbang rumahnya kerena melihat keadaan anaknya yang sangat memprihatinkan dan Sakura yang nampak sangat kelelahan karena harus menggendong Sasuke dari jalan utama komplek sampai ke rumah sang majikan.
Mikoto pun segera mengambil alih Sasuke dari gendongan Sakura, lalu membawanya ke dalam rumah, sedangkan Sakura mengekori Mikoto memasuki rumah.
"Apa yang terjadi?", tanya Mikoto kepada Sasuke yang kini telah berbaring di sofa ruang keluarga.
"Tanyakan saja kepadanya", jawab Sasuke sambil melirik kearah Sakura.
"Sasuke-sama menabrak tiang listrik saat sedang bersepatu roda", jawab Sakura sedikit takut. "Kau ini Sasuke. Mulai sekarang kau dilarang bermain sepatu roda lagi", ucap Mikoto yang lebih menjurus kearah memerintah.
"Hn"
"Sakura, tolong ambilkan obat merah, antiseptik dan kapas beserta perban kesini, segera", perintah Mikoto sambil mengelus-elus anak kesayangannya tersebut, dan Sakura pun segera menuju kotak P3K berada untuk mengambil segala keperluan yang dikatakan oleh Mikoto barusan.
"Ini Nyonya", ucap Sakura seraya memberikan alal-alat yang ia ambil tadi.
"Terimakasih Sakura", ucapnya sambil tersenyum. Lalu ia pun segera membersihkan luka-luka yang didapati Sasuke dengan cairan antiseptik.
Kriinnggg Kriiinnnngggg
Terdengar suara telepon rumah berdering.
"Sakura, tolong obati luka Sasuke terlebih dahulu ya", pinta Mikoto kepada Sakura, dan dibalas anggukan oleh Sakura. Ia pun segera mengangkat telepon. Dan Sakura segera mengobati luka yang diderita oleh Sasuke.
Dengan perlahan, Sakura membersihkan luka di kening dan lutut Sasuke.
"Akhh...", erang Sasuke saat Sakura terlalu kencang menekankan kapas pada luka-nya.
"Dasar bodoh!", cecarnya dengan tatapan merandahkan.
"Ma... Maaf Sasuke-sama", ucapnya dengan menundukan wajahnya.
Sakura pun terus mengobati luka Sasuke dengan penuh kehati-hatian karena ia sangat takut bila ia membuat Sasuke kesakitan. Sedangkan Mikoto masih sibuk membicarakan bisnis keluarga Uchiha dengan lawan bicaranya di seberang sana.
Malam ini terlihat 3 orang anak sedang duduk dengan tenang sambil menyantap makan malam mereka di ruang makan. Ya, Itachi, Sasuke dan Sakura. Sakura memang biasa makan dengan keluarga Uchiha di meja makan bersama-sama.
Terdengan petir yang bersaut-sautan di luar sana dan hujan yang dengan deras mengguyur kota Konoha malam ini. Sunyi, itu lah suasana makan malam kali ini, hanya terdengar dentingan alat-alat makan, guyuran hujan, petir yang menggelegar dan jarum jam yang berdetik. Tidak ada salah satu dari mereka bertiga yang berniat untuk menyudahi kesunyian ini.
Makan malam kali ini memang tanpa adanya Mikoto dan suaminya Fugaku Uchiha beserta Yukina Haruno. Mereka kini sedang berbelanja di supermarket untuk kebutuhan sebulan kedepan.
Krriiinnnggg Kriinnnggg
Suara telepon berdering pun menyudahi kesunyian yang tercipta diruang makan tersebut.
"Biar aku", ucap Itachi segera beranjak dari kursi makannya untuk mengangkat telepon tersebut.
"Hallo"
"Di mana?", tanya nya dengan nada yang sangat penuh dengan ke-khawatiran.
"Baiklah, kami segera kesana".
Dan telepon-pun segera ditutup kembali oleh Itachi.
"Ada apa?", tanya Sasuke kepada Itachi saat Itachi sudah duduk kembali di kursi makannya.
"Cepat habiskan makan malam kalian, dan ganti piama kalian lalu kita segera ke rumah sakit", jawab Itachi yang tidak mau memandang Sasuke dan Sakura yang menatapnya dengan dipenuhi rasa penasaran.
"Rumah sakit?", tanya Sakura heran.
"Nanti kalian juga akan tahu", jawab Itachi masih mengacuhkan dua manusia yang berada di sampingnya tersebut.
Mereka pun segara menghabisi makan malam mereka lalu mengganti piama mereka dengan pakaian lain dan segara berangkat menuju rumah sakit dengan diantar oleh supir pribadi mereka.
Sesampainya di rumah sakit, mereka segera menuju receptionist. Di sana telah berdiri pengacara keluarga Uchiha, Hatake Kakashi.
Terlihat jelas bahwa mata Kakashi sembab dan kantung mata-nya terlihat sangat jelas. Nampak seperti orang yang baru saja menangis.
"Mari ikuti aku", perintahnya kepada mereka.
Mereka pun berjalan menyusuri lorong rumah sakit yang sangat jelas dengan bau antibiotik dan antiseptik. Mereka memasuki lift dan mereka menuju lantai 7 rumah sakit. Sesampainya di lantai 7, mereka terus menelusuri lorong rumah sakit yang gelap dan mulai sepi.
Mereka pun berhenti di depan pintu sebuah ruangan yang terlihat sangat mencekam. Dan bertuliskan "KAMAR MAYAT". Namun Sasuke, Sakura, Itachi, dan Iruka tidak dapat melihat tulisan tersebut karena faktor cahaya.
Saat mereka memasuki ruangan tersebut, terlihat wajah keterjutan mereka, minus Kakashi. Mereka melihat banyak sekali gundukan yang ditutupi oleh kain berwarna putih. Mayat. Seorang penjaga kamar mayat pun segera membuka kain tersebut hingga sebatas leher, dan nampak wajah Mikoto, Fugaku dan Yunika yang terlihat sangat pucat.
Melihat jenazah sang Ibu, Sakura pun segera menghampiri sang Ibu dan menangis histeris karena satu-satu nya orang yang ia sayangi dan yang tersisa di dunia ini telah meninggal dunia. Sedangkan Itachi dan Sasuke masih memasang tampang datarnya, seakan-akan tidak terjadi apa-apa.
"Bagaimana?", tanya Itachi kepada Kakashi.
"Mobil yang mereka taiki mengalami kecelakaan di jalan tol", jawab Kakashi dengan berat hati.
Pemakaman pun berjalan dengan suasana yang sangat haru, banyak air mata yang tumpah. Pemakaman tersebut dihadiri oleh para karyawan Uchiha Corp dan para sahabat dan teman dari kedua orang tua mereka, dan juga teman-teman sekolah Itachi dan Sasuke beserta orang tua mereka.
Selama pemakaman Sakura terus berada di dalam kapel tua yang berada tidak jauh dari pemakan, ia terus berdoa kepada Tuhan agar sang Ibu mendapatkan tempat yang terbaik di surga sana. Selain untuk berdoa, Sasuke juga menyuruh Sakura agar tidak menghadiri acara pemakaman tersebut dan menunggu di dalam kapel karena ia tidak mau orang-orang mengetahui keberadaan Sakura terlebih teman-teman sekolahnya.
1 jam berlalu, tedengar suara sepatu yang beradu dengan lantai kapel tersebut. Sakura pun segera mengalihkan pandangannya dari patung Bunda Maria ke arah sang empunya sepatu tersebut. Dilihatnya Sasuke berjalan ke arahnya.
"Semua orang telah pergi. Ayo", perintah Sasuke kepada Sakura agar meninggalkan kapel tersebut dan segera menuju makam sang Ibu.
Mereka pun berjalan menuju makam Yunika Haruno. Sesampainya di makam sang Ibu, Sakura pun segera memeluk nisan sang Ibu sambil menangis. 15 menit berlalu, Sasuke marasa sangat jenuh menunggu selama 15 menit untuk menyaksikan acara tangis-manangis Sakura. Tanpa babibu lagi, Sasuke pun segera menarik tangan Sakura untuk menjauh dari makam sang Ibu.
"Ayo pulang. Kau masih harus menyiapkan air panas untuk ku mandi nanti", perintah Sasuke sambil menyeret Sakura menjauh dari makam sang Ibu. Dengan berat hati Sakura pun mengikuti perintah sang majikannya tersebut.
7 tahun kemudian.
"Pinky, bisa lebih cepat tidak?", Sasuke terus menggerutu karena Sakura yang dari tadi tidak selasai-selesai menyimpulkan dasi seragam sekolahnya.
"Baik, Sasuke-sama", jawab Sakura sambil mengangguk kecil.
Kini Sakura dan Sasuke bersekolah di yayasan yang sama. Namun mereka tidak berada di gedung sekolah yang sama dikeranakan gedung sekolah putri dan putra sengaja dipisah, karena memang begitulah peraturan sekolah mereka.
Dan sudah 2 tahun ini mereka tinggal terpisah dengan Itachi karena Itachi yang harus mengurus bisnis keluarga Uchiha di beberapa negara di Eropa dan America.
Sakura dan Sasuke berangkat sekolah bersama dengan diantar oleh supir pribadi mereka Iruka. Sesampainya di depan gerbang gedung sekolah putri, Sakura pun segera turun dari mobil, saat ia ingin berlari menuju gedung sekolah, tiba-tiba saja Sasuke berseru.
"Hei Pinky!", seru Sasuke dari dalam mobil.
"Iya, Sasuke-sama", jawab Sakura.
"Ingat, jangan coba-coba berbicara dengan siswa-siswa dari gedung sekolah putra atau lelaki lainnya. Jika kau melanggarnya, tahu sendiri akibatnya", perintah Sasuke dengan mimik wajah yang sangat serius.
"Baa... Baik Sasuke-sama", balas Sakura. Ia merasakan wajahnya memanas, dan sudah dapat dipastikan sekarang ini wajahnya sudah memerah.
"Yasudah, cepat masuk ke kelas mu!", seru Sasuke dengan nada memerintah. Dan mobilnya pun segera melaju menuju gerbang gedung sekolah putra.
Sakura terus berjalan menuju kelas Bahasa Latin dengan wajah bersemu merah. Bayangan tentang Sasuke 1 tahun lalu yang memberi pelajaran kepadanya karena berbicara dengan ketua OSIS sekolah putra pun kembali berputar di otaknya. Sesuatu hal yang kini telah merubahnya menjadi milik Sasuke seutuhnya, bukan seorang kekasih namun sebuah boneka hidup, sebuah mainan hidup milik Sasuke, yang diharamkan bagi siapapun yang berani memilikinya atau meliriknya sekalipun.
To Be Continue ^^
P L E A S E REVIEW PLEASE ^^