Disclaimer = I do not own Bleach.
Chapter 13
Kejutan Kecil
Paris, Perancis
"Rukia… sebenarnya… aku ingin bertanya… apakah kau ingin… uh… ingin—"
"Dessert anda tiba, mademoiselle," seorang waiter datang dan memotong kalimat Ichigo.
Waiter itu meletakkan satu piring es krim vanilla ke meja Rukia. Es krim itu terlihat sangat enak. Ada potongan buah-buah kesukaan Rukia; kiwi dan apel fuji. Ini mungkin bukan perpaduan buah yang umum, tapi Rukia menyukainya. Di sekitar es krim itu ada kabut yang datang dari dry ice. Kelihatannya ini adalah salah satu es krim yang dibuat dengan gastronomi molekuler. Rukia hanya bisa menebak kalau es krim ini adalah es krim yang dibuat oleh Ichigo. Lagipula siapa lagi chef aneh yang memadukan buah kiwi dengan apel fuji?
"Apa ini es krim yang kau buat, Ichigo?" Rukia bertanya sambil melahap potongan buah kiwi itu.
"Ah, bukan aku yang memasaknya tapi aku yang membuat resep ini," Ichigo mengangguk, "Aku pernah magang disini."
"Oh begitu ya," Rukia melahap potongan apel fujinya lalu memandang jendela yang indah itu. Ia menatap menara Eiffel sambil menghela napasnya, "Ichigo… ciuman tadi…"
"Ya?" Ichigo menatap wajah Rukia yang terlihat sedikit tersipu. Wanita itu pasti jatuh cinta pada Ichigo. Pasti jatuh cinta kepada Ichigo bukan?
Ichigo jadi semakin gugup, sedangkan Rukia terlihat semakin gugup juga. Wanita itu melahap es krimnya dengan terburu-buru. Napas wanita itu juga menjadi memburu.
"Makannya pelan-pelan saja Rukia," Ichigo menenangkan Rukia, "Hati-hati tersedak."
Kelihatannya Ichigo gagal menenangkan Rukia. Wanita itu makin lahap memakan es krimnya. Rukia bahkan tidak membiarkan es krim itu meleleh di mulutnya… Pianis itu benar-benar memakan es krim Ichigo dengan gugup dan terburu-buru.
"Rukia… pelan-pelan," Ichigo terlihat khawatir dengan cara makan Rukia, pria itu kelihatannya takut ia telah melakukan hal yang salah.
"Ichigo… Apa maksud ciuman tadi?" Rukia melahap es krim itu dengan semakin tergesa-gesa. Ia berusaha untuk menutupi rasa gugupnya, tapi ia tidak bisa.
"Ciuman tadi itu—"
"Uhuk!" Rukia tersedak, wanita itu langsung mengambil air putih dan meminum air itu sebanyak mungkin.
Ichigo membatu. Ia langsung keringat dingin. Sous-chef muda itu langsung bangkit dari tempat duduknya dan berjalan mendekati Rukia. Wanita yang ia cintai itu tidak terlihat pucat atau terluka, tapi Ichigo terlihat sangat khawatir.
"Rukia!" Ichigo menepuk-nepuk pundak Rukia, "Apa kau tidak apa-apa?"
"Ichigo… Lain kali jangan menaruh coklat batang di dalam resep es krimmu," Rukia berhenti terbatuk. Wanita itu kemudian melahap suapan terakhirnya, "Aku jadi tersedak, baka."
Ichigo menatap piring yang sekarang kosong itu. Pria itu langsung panik dan berteriak dalam Bahasa Perancis. Rukia benar-benar tidak paham Ichigo berbicara apa, tetapi pria itu terlihat sangat khawatir. Para pelayan restoran terlihat panik, sementara Ichigo langsung menarik tangan Rukia.
"Ada apa Ichigo?" Rukia mengerutkan keningnya, "Aku baik-baik saja."
"Kita harus turun sekarang," Ichigo membawa Rukia keluar dari restoran, "Kau pasti akan baik-baik saja."
"Aku memang baik-baik saja Ichigo," ujar Rukia sekali lagi, "Kau aneh sekali hari ini."
Setelah mereka keluar dari gedung itu, Rukia dapat melihat ambulans datang. Rukia benar-benar tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, tapi ia terpaksa masuk ke ambulans itu karena Ichigo. Pria itu memohon agar Rukia segera masuk ke dalam mobil ambulans. Ichigo terlihat panik luar biasa. Ia seakan-akan takut Rukia koma atau terkena kanker.
"Ichigo…" Rukia yang sudah duduk di dalam ambulans hanya dapat menatap Ichigo dengan tatapan analitis, "Kenapa aku harus masuk ke rumah sakit?"
"Kau menelan sesuatu," Ichigo terlihat panas dingin.
"Ya," Rukia tertawa hambar, "Coklat batang bukan? Tenang saja… Aku tidak akan mati karena menelan coklat yang belum dikunyah…"
"Lebih baik kita berjaga-jaga," Ichigo terlihat sangat panik, "Percayalah kepadaku, Rukia."
"Baiklah," Rukia menghela napasnya.
Ini adalah pertama kalinya Rukia melihat Ichigo begitu panik dan gugup di saat yang bersamaan. Rukia tidak tahu harus berbuat apa. Kelihatannya Ichigo lebih khawatir soal kondisi Rukia lebih dari diri Rukia sendiri. Ichigo terus menatap wajah Rukia dan perut Rukia secara bergantian dan akhirnya tertunduk lemas. Ternyata pria itu memang tidak berubah. Masih saja begitu perhatian terhadap Rukia.
Setelah menjalani berbagai prosedur rumah sakit, Rukia masuk ke ruangan yang sangat dingin dan modern. Di ruangan itu terdapat banyak alat-alat rumah sakit yang asing bagi Rukia. Dokter di rumah sakit itu berbicara dalam Bahasa Perancis, jadi Rukia tidak begitu tahu untuk apa ia masuk ke ruangan ini.
Ichigo dengan setia menemaninya. Rukia dapat melihat pria itu mengangguk-angguk mendengar kata-kata sang dokter.
"Mereka akan menggunakan sinar x-ray, untuk itu kau harus melepas anting, kalung, dan ponselmu dulu Rukia," Ichigo menerjemahkan kata-kata sang dokter, "Setelah itu kau boleh berbaring di sana."
Rukia melepaskan anting, kalung, dan ponselnya. Perlahan-lahan wanita itu berjalan menuju ke tempat yang Ichigo tunjuk dan berbaring di sana.
Sinar x-ray itu tidak seperti di film-film sci-fi. Rasanya lebih mirip pemotretan biasa. Cepat dan mudah. Rukia hanya perlu berbaring dan ada alat yang bergerak secara mekanis di atas Rukia. Kelihatannya alat itu memotret isi perut Rukia. Yah, apalah itu… Rukia hanya ingin cepat pergi dari rumah sakit ini. Rukia merasa dirinya baik-baik saja.
"Okay," Ichigo membantu Rukia untuk bangkit berdiri, "Sekarang kita bisa langsung mengambil hasil x-raynya."
Sesaat ketika Rukia keluar dari ruangan itu, ada suster yang memberikan sebuah amplop putih besar. Rukia membuka amplop itu dan melihat hasil x-raynya. Melihat X-Ray itu, mata Rukia terbelalak. Ada sesuatu di perut Rukia. Sesuatu yang kecil dan terlihat seperti lingkaran. Ini… bukan coklat.
"Ichigo…" Rukia benar-benar kehabisan kata-kata, jari-jarinya masih lemas menatap hasil x-ray yang ada di tangannya itu, "Apa ini?"
"Cincin pernikahan," Ichigo menatap x-ray itu dengan penuh rasa bersalah.
"A-apa?" Rukia benar-benar tampak tidak pecaya. Wanita itu tampak senang, panik, dan takut untuk dioperasi di saat yang bersamaan.
Ichigo tidak tahu harus berbicara apa. Pria itu akhirnya menarik napasnya dalam-dalam dan berkata, "uh… Will you marry me?"
Rukia mengambil napasnya pelan-pelan dan membuang napas melalui mulutnya. Wanita itu sepertinya mencoba untuk terlihat tenang, "Apakah rencanamu melibatkan aku dioperasi di rumah sakit?"
"Ini benar-benar tidak seperti yang kurencanakan," Ichigo terlihat salah tingkah, "Aku pikir kau tidak makan es krim itu cepat-cepat… Kalau kau pelan-pelan menikmatinya seperti biasa, es krim itu akan mencair dulu di lidahmu dan kau pasti akan menemukan cincin ini. Maafkan aku Rukia. Aku pasti terlihat seperti orang bodoh bukan?"
Rukia akhirnya tertawa lepas. Pria yang dicintainya itu terlihat sangat malu dan panik. Kelihatannya sous-chef itu punya banyak ide brilian, tapi kali ini rencananya benar-benar gagal. Kegagalan itu membuat pria itu semakin gugup dan salah tingkah.
"Maaf," Rukia menahan tawanya, "Aku benar-benar tidak menyangka akan dilamar dengan cara seperti ini."
"Aku sudah merencanakan sebuah makan malam yang romantis dengan lilin, bunga, dan musik klasik," Ichigo menundukkan kepalanya, "Aku tahu rumah sakit bukan tempat yang romantis... Tapi aku sudah menyiapkan sebuah pidato untukmu."
Rukia tersenyum dengan tulus. Wanita itu memeluk Ichigo dan berkata, "Aku merasa terhormat untuk mendengarnya."
"Kuchiki Rukia, aku tahu kita sudah berpisah cukup lama. Tiga tahun, empat belas hari, dan lima jam berlalu sejak terakhir kali kita bertemu. Setiap hari rasanya sangat panjang dan aku sangat merindukanmu. Aku tahu orang-orang biasanya berpacaran sebelum menikah, tapi aku sudah sangat merindukanmu. Aku sangat mencintaimu sampai aku tidak ingin melepaskanmu untuk yang kedua kalinya. Aku ingin memelukmu saat salju turun, aku ingin bangun di dalam pelukanmu, aku ingin menciummu setiap kali aku pulang kerja, aku ingin masak bersamamu setiap hari, ingin mendengar permainan pianomu setiap hari… Aku ingin kau menjadi ibu dari anak-anakku… Karena itulah… Rukia, apakah kau ingin menjadi isteriku?"
"Ichigo," Rukia menggelengkan kepalanya, wanita itu tahu ia harus dioperasi untuk ini, tapi ia sudah terlalu bahagia karena sous-chef bodoh ini sebenarnya ingin melamarnya, "Ya."
"Huh?" Ichigo terlihat bingung melihat Rukia menggelengkan kepala dan berkata 'ya' secara bersamaan.
"Jawabanku 'ya' bodoh!" Rukia tertawa dan mencium Ichigo dengan hangat.
Pria itu membalas ciuman hangat Rukia. Ichigo dapat merasakan senyuman Rukia di dalam ciuman mereka. Ciuman itu merupakan ciuman yang sangat bahagia. Ini adalah pertama kalinya Rukia berinisiatif untuk mencium Ichigo duluan. Ichigo merasa sangat bahagia menyambut ciuman itu.
Ini bukan lamaran pernikahan yang Rukia bayangkan sebelumnya, sungguh. Pria mana yang akan memasukkan cincin ke dalam es krim selain sous-chef bodoh yang bernama Kurosaki Ichigo. Cara melamar Ichigo memang benar-benar tidak berjalan sesuai dengan rencana Ichigo, benar-benar tidak seperti di film-film. Namun Rukia dan Ichigo terlihat lebih bahagia daripada artis-artis yang Rukia tonton di film bioskop.
Walau kejadian itu tidak sesuai dengan rencana, hari itu mereka terlihat begitu bahagia. Mungkin terkadang dalam hidup, semuanya tidak selalu berjalan sesuai dengan rencana. Rencana Ichigo untuk berpura-pura menjadi suami Rukia akhirnya rusak. Rencana Rukia untuk menutupi pencurian aransemen itu juga berakhir. Pada akhirnya rencana yang rusak dapat diatasi. Mungkin tidak semuanya berjalan seperti film dan novel. Namun itulah hidup. Terkadang hidup memberikan kejutan kecil. Kejutan itulah yang membuat hidup terasa sangat manis.
Tokyo, Jepang
Delapan tahun kemudian
Kuchiki Rukia memandang anak laki-lakinya yang masih berumur lima tahun itu dengan hangat. Senyuman seorang ibu ia pancarkan kepada anaknya. Anak itu terlihat sangat damai saat bermain piano, benar-benar seperti Chopin kecil. Ah, salah ketukan. Plak! Rukia langsung memukul jari anaknya itu dengan penggaris.
Anak laki-lakinya itu merintih kesakitan. Wajah anak itu terlihat tidak senang. Kerutan di dahinya mengingatkan Rukia akan Ichigo. Untunglah anak itu memiliki rambut hitam Rukia, kalau tidak anak itu pasti akan terlihat persis seperti Ichigo kecil. Bakat anak itu ada di dalam musik dan memasak. Sayangnya anak itu masih belum menyadarinya.
"Salah! Salah! Salah!" Rukia menegur anaknya dengan kesal, "Kau harus memperhatikan ketukannya. Satu. Dua. Tiga. Satu. Dua. Tiga. Pam. Pam. Pam. Ayo ulang dari awal."
"Tidak mau," Anak itu meninggalkan pianonya dan berlari ke dapur, "Aku mau—"
"Kau mau masak bukan?" Ichigo langsung menggendong anak itu dan tersenyum hangat, "Aku akan mengajarimu masak dessert hari ini!"
"Aku tidak mau masak!" Anak itu merengek, "Aku selalu diajarkan masak dan main piano setiap hari…"
"Tapi kau sangat berbakat dalam keduanya," Ichigo dan Rukia menyahut bersamaan.
"Kau akan menjadi chef yang hebat!" lanjut Ichigo.
"Kau akan menjadi pianis yang hebat!" sahut Rukia.
"Chef," Ichigo tampak tidak setuju dengan kata-kata Rukia.
"Pianis," Rukia menegaskan sekali lagi.
"Ia bisa memasak masakan Cina, Italia, dan Perancis di umur lima tahun Rukia!" Ichigo mengelak, "Ia bahkan berhasil menerapkan gastronomi molekular dasar… Ia akan menjadi seorang chef."
"Apakah kau tidak mendengar permainan pianonya?" Rukia menunjuk-nunjuk pianonya, "Ia bisa memainkan Fantasie Impromptu! Itu butuh kecepatan jari musisi jenius! Ketukannya masih sedikit kacau, tapi ia baru mempelajari ini lima hari yang lalu. Face it Ichigo, He's a piano prodigy."
"Otou-san, oka-san," Anak itu tampak kesal, "Ini sangat konyol. Aku tidak ingin menjadi chef ataupun pianis… Aku ingin menjadi pembisnis seperti paman Byakuya."
Ichigo dan Rukia membatu.
"Paman Byakuya membawaku melihat saham-sahamnya dan ia juga mengajariku manajemen dan marketing!" Anak itu terlihat sangat bahagia, "Apa otou-san dan oka-san tahu soal investasi? Apakah kalian tahu kalau barang-barang yang kita beli itu punya nilai penyusutan?"
"Byakuya sialan… Ia pasti membawa anak kita ke kantornya saat kita lengah," Ichigo menghela napasnya, "Pria itu pasti ingin anak kita yang meneruskan perusahaannya."
Rukia tersenyum tipis, "Kalau nii-sama dan anak kita menyukai bisnis kenapa tidak?"
"Persaingan bisnis sangat ketat. Bagaimana kalau ia gagal, bagaimana kalau ia—"
"Ssh.." Rukia menenangkan suaminya, "Apa kau ingat bagaimana dulu orang-orang tidak percaya kau akan menjadi chef yang hebat karena kau kehilangan indra penciumanmu? Atau saat aku dilarang untuk kuliah di Juilliard? Anak kita akan baik-baik saja Ichigo. Ia pasti akan menggapai mimpinya."
Ichigo tersenyum hangat dan memeluk anak laki-lakinya yang keras kepala itu dengan erat. Ya, semua orang pasti punya masalah. Tidak mungkin semuanya berjalan seperti rencana kita. Namun ketika menghadapi sebuah masalah, apakah anak ini akan lari atau justru menghadapinya? Untuk mencari tahu jawabannya, Ichigo harus mendidik anak ini dengan baik.
"Kau harus menjadi businessman yang hebat ya, Jagoan," Ichigo mengacak-ngacak rambut anaknya.
"Aku pasti akan menjadi businessman yang hebat lalu aku akan memiliki isteri yang lebih keren dari oka-san," Anak itu tersenyum hangat.
"Oh ya," Ichigo menunduk dan membisikkan sesuatu ke telinga anaknya, "Kau tidak tahu betapa sulitnya aku mendapatkan oka-sanmu…"
Anak itu akhirnya menertawakan ayahnya, "Otou-san payah ya dalam hal ini?"
"Tapi aku tidak menyerah," Ichigo menepuk-nepuk pundak ayahnya.
"Ada apa Ichigo?" Rukia terlihat bingung.
"Aku baru saja memberikan tips percintaan pertama kepadanya," Ichigo tersenyum tipis dan mencium isterinya.
"Jangan lupa ingatkan kepadanya untuk tidak menaruh cincin pernikahan di dalam makanan tunangannya, Ichigo, tidak peduli betapa kecilnya cincin itu," Rukia menambahkan.
THE END
Wow, I can't believe it… THE END! I'm so happy!
Chapter ini terinspirasi dari kejadian asli loh. Benar-benar ada orang yang menelan cincin pernikahan karena lelakinya melamar dengan menyembunyikan cincin itu di dalam milkshake! Saat di x-ray benar-benar ada cincin di sana XD wow. Guys, don't use this trick when you propose! There might be a chance your girlfriend swallow the ring! Truly.
Saya ingin berterimakasih untuk semuanya. Saya merasa tulisan saya benar-benar sudah sangat berkembang. Saat membaca chapter 1 lagi, saya hanya bisa menggelengkan kepala dan menghela napas saya. "Tulisan siapa ituuuu? Kacauuu sekaliiii." Haha. Namun kalian masih mentoleransi tulisan kacau saya dan terus membantu saya agar saya berkembang. Hontouni arigatou!
Oh ya, di chapter sebelumnya saya lupa mengingatkan kalau bahan-bahan kimia yang dipakai untuk gastronomi molekuler itu bukan bahan kimia sembarangan. Jika kalian benar-benar ingin menerapkannya, please make sure kalau bahan kimia itu benar-benar bahan kimia untuk makanan.
Ini website untuk resep lebih lengkapnya;
wwwmolecularrecipescom/spherification/spherical-cr eme-brulee/
Tambahkan titik di wwwmolecularrecipescom, jadi wwwdotmolecularrrecipesdotcom
Terimakasih banyak untuk orang-orang yang sudah memfavorite cerita ini… XD
vaynissa, UzumakiKuchiki, noviaellen, nenk rukiakate, namikaze Habanero, kHaLerie Hikari, hendrikwidyawati, fuyu no yukishiro, baby maybe, Yuuka Aoi, Persona-Desconocida, Natsuyakiko32, Love XOXO, Kurosaki Miyuki, Kuchiki's Sister, Kiki RyuEunTeuk, Hiruma Enma 01, Hepta Py, DarkZekai, CherryPhia, ChapChappyChan, Blood Winter, Aurora Borealix, Astrella Kurosaki, Aozora Hikari, Amai Yuki, AlwaysIchiruki, Aiyuki Akira, 2Phoenix7,
amexki-chan, Azura Kuchiki, Green Mkys, P, Zircon Ultramarimen, Owwie Owl, loly jun, Shai Kuninobu, delvinatrianda
Terimakasih juga yang sudah memfollow cerita ini XD;
vina-fosa, vaynissa, UzumakiKuchiki, ryuva, noviaellen, namikaze Habanero, baby maybe, fuyu no yukishiro, frozen lilyonna, meongnbuyung, ael fyragh, Uki The Great, Rae Rim, Persona-Desconocida, Natsuyakiko32, Namikaze Resta, Kurosaki Miyuki, Keiko Eni Naomi, Izumi Kagawa, Gokudera J. Vie, Aurora Borealix, Aozora Hikari, Aiyuki Akira, Agaliarept the general.
Love XOXO, Owwie Owl, Nyanmaru desu, EtBr, Shai Kuninobu, delvinatrianda.
Nah… sekarang… untuk yang mereview… XD. The very last time saya membalas review Fades Away… Hehe.
Owwie Owl = Waa maaf saya dulu sempat hiatus dua tahun XD Kyaa tapi makasih sudah terus dibaca sampai complete! Ini dia chapter terakhir dari Fades Away. Semoga tidak mengecewakan! Hari ini tidak ada resep lagi XD but I hope the story is still interesting! Terimakasih banyak sudah memfavorite dan memfollow XD.
Izumi Kagawa = Hi Izumi-san! Wah! Saya juga kadang-kadang begitu… mau review ternyata udah log out, padahal saya tidak ingat pernah log out hehe XD Anyway, iya ini epilognya. Semoga tetap gemas dengan Ichiruki disini juga ya ^^ Thank you for following this fic 'till the end!
Keiko Eni Naomi = Wah, terimakasih sudah setia mereview dan mendukung saya XD Terimakasih juga karena sudah memfollow cerita ini dan membaca hingga akhir. It truly means a lot to me! Hontouni arigatou!
darries = Ah, arigatou darries-san! Iya, Ichiruki bersatu kembali! Dan disini mereka memiliki anak XD Setelah fic ini end dan author punya ide yang cemerlang… mungkin author akan membuat fic yang lebih baik lagi #semoga# hehe. Terimakasih banyak sudah membaca, mereview, dan mengikuti fic ini hingga akhir! Arigatou!
Nematoda= Thank you! It means a lot to me. Walaupun tidak suka musik klasik dan memasak tetap membaca fic ini hingga akhir… I'm honored! Terkesan buru-buru ya? Hehe. Soal itu saya akan berusaha agar cerita saya yang selanjutnya (kalau saya menulis lagi) tidak akan mengalami kesalahan yang sama XD. Terimakasih atas sarannya! Ah, ini dia kejutan kecil dari saya! I hope you like it!
loly jun = Karangan anda tepat XD. Terimakasih banyak sudah membaca, mereview, dan memfavorite cerita ini! Saya sangat senang! Ini adalah chapter terakhir! Semoga saja tidak mengecewakan!
Green Mkys = Waaa, suka banget ? Pake 'banget'? Kyaa Thank youuu! Iya Ichigo sudah menunggu terlalu lama XD And since they're in France why not share a French kiss? XD hehe. Terima kasih banyak karena sudah memfollow dan memfavorite cerita ini! It means a lot to me!
Naruzhea AiChi = Terbawa ya? Wah, author sangat senang menengarnya… Karena tidak sabar dengan chapter ini, saya berharap chapter ini tidak mengecewakan XD hehe. This is the very last chapter of Fades Away! It ended! I hope it ended beautifully!
Azura Kuchiki = Kyaa! Makasih walau sudah sibuk tetap membaca fic ini! It means a lot to me! Yah, saya memang iseng memberhentikan di saat-saat dag-dig-dug hehe XD My first cliffhanger XD. Ah. Iya ini chapter terakhirnya! Semoga endingnya berakhir dengan baik!
fuuchi = Iyap! Akhirnya habiiiis! Mereka menikah dan punya anak seperti request fuuchi-san XD Anaknya juga jago masak sekaligus piano loh! XD hehe tapi karena campur tangan Byakuya ada sedikit ehem peralihan profesi.
Uki The Great = Yes, chapter ini adalah chapter terakhir! XD Hehe. Iya kue yang kemarin memang lumayan susah ^^ Kalau ingin diterapkan, ada resepnya di link yang saya berikan. Jika ingin memakai bahan kimianya, lebih baik di cek apakah itu memang bahan kimia untuk makanan atau bukan. Just to be safe. ^^. Hehe here's the last chap!
hendrikwidyawati = Ichigo ingin…. Well. Propose XD. Waa fic ini bisa dibawa ke dapur ya? Saya jadi merasa terhormat. Namun untuk resep gastronomi molekulernya saya sarankan yang memakai bahan kimia lebih baik diperiksa lagi apakah bahan kimianya memang untuk makanan atau bukan. Just to be safe ^^. Ini dia chap terakhir! Semoga bagus…
Aurora Borealix = Aurora-san! XD Hi! Ah iya, pernyataan cintanya di potong. Namun pastiiii happy ending! Hehe XD Semoga chapter ini memuaskan! Terima kasih ya sudah mendukung fic ini dan mengikutinya dari awal hingga akhirnya. Ini membuat author jadi sangat tersentuh. Hontouni arigatou!
Nyanmaru desu = Hooray! Welcome XD Selamat untuk membuat akunnya ^^ Nyanmaru-san selalu mereview dengan panjang! Review yang sangat saya suka! Ah, iya saya baru ngeh mirip Edward sama Bella! Hhee. Iya Ichi sangat jenius XD Ichi gituuu.. haha. Pendekskripisan itu butuh waktu cukup lama.. It turns out molecular gastronomy lebih susah ditulisnya daripada lihat orang masaknya haha XD. Ah, ini dia chapter terakhir! I hope you like it!
monalisa8 = aaa! Makasih sudah bilang cerita ini manis dan keren XD. Saya merasa sangat senang membacanya…. Iya begitulah cerita ini akhirnya berakhir! Terima kasih sudah membaca cerita ini hingga habis. Semoga saja endingnya tidak mengecewakan XD hehe.
Love XOXO = Their third kiss and fourth kiss finally came! Hehe. Wah, anda tahu restoran ini ya? It was quite a lavish restaurant… hehe. I know. Ichigo pasti ingin memberikan restoran terbaik untuk Rukia hehe. Semoga chap ini tetap bagus!
Ryoma Ryan –Le Renard Roux = Waa… jangan kejar saya XD hehee. Ini dia potongannya sudah author lanjutkan… hehe. Ini dia happy ending! XD I hope you like it!
Life's really hard = Ah, thank you so much for supporting me! Anda sering sekali memuji saya dan mendukung saya sampai saya merasa ingin terus menulis fic yang sebenarnya ingin saya delete ini. Hontouni arigatou… It means a lot to me. Semoga chapter ini menjadi ending yang memuaskan. ^^ To warp up my story.
silent reader = Hehe maaf… Saya salah satu orang yang suka menulis cerita yang ringan dan saya benar-benar tidak begitu mahir dalam menulis konflik yang berat XD. Gomen ne. Namun author senang romancenya masih bagus… Paling tidak ada sisi bagus yang masih bisa saya pertahankan dan mungkin soal konflik yang dalam itu akan saya kembangkan jika saya menulis cerita yang lain lagi. Terimakasih banyak atas sarannya! This is the last chap of Fades Away. Terima kasih telah mengikuti sampai akhir XD It means a lot to me!
uchiha azaka = Thank you for your review! XD Ah, gomen, sebenarnya author ingin hiatus dan cerita ini memang sudah direncanakan berakhir seperti ini… hehe. Author sangat senang ada yang ingin cerita ini tidak cepat tamat, tapi stories must come to an end. XD hehe. I truly hope you like the ending ^^ Terima kasih sudah membaca cerita ini sampai akhir hehe.
amexki chan = Ini dia chapter terakhir dari Fades Away! Ini adalah pertama kalinya author men TBC di saat yang seru alias cliffhanger XD author memang iseng hehe XD. Terima kasih sudah membaca, mengikuti, dan mereview Fades Away dari awal hingga akhir! I truly appreciate it! ^^
Next chapter…
None. Because yes, that really is the end
Untuk setiap orang yang membaca cerita ini dari awal. Siapapun anda. Terima kasih banyak. Saya ingin tersenyum dan memberikan anda cupcake virtual karena anda sudah membaca cerita ini hingga akhir! XD Hehe. Hontouni arigatou!