Sakura-tearz33: Minna! Sakura udah apdet nih meski lagi ujian UAN^^Tehee~

Ah ya, Sakura ucapin maaf kepada reader karena Sakura masih saja membuat Typos! Hontou ni gomen

Truz buat info, Sasuke belum cemplung ke jurang koku

Ada yang tanya apakah fic ini ada epilog? Jawabannya tidak ada. Chapter kali ini bener-bener yang paling akhir. Sebagai gantinya, Sakura ada membuat Omake sedikit di fic ini^^

Kemudian, apakah Kyuubi menjadi sehat? Dan Ingatkah Naruto pada masa lalunya? Cari jawabannya di fic ini!

Nah, ini dia chapter terakhir yang dipersembahkan Sakura!

Thanks a lot to:

LolipopzxD-san

Nazukizumaki-san

Queen The Reaper-san

monkey D eimi-san

Fate Takamura-san

Fuji-Ashya-san

Dongdonghae-san

99-san

Ori tsuki-san

NamikazeNoah-san

Hoshi yukinua-san

P.S : semoga cerita ini disukai. N maaf kalau ceritanya jelek. Sakura sudah berusaha yang terbaik^^

WARNING:bahasa aneh,salah ketik, typos, character OOC, alur aneh,yaoi, author ingusan, pokokna sudah diperingati ma sakura loo..

Please R n R!^^

Disclaimer: I don't own naruto.. Kalo beneran punyaku, bakal kuutamakan sasunaru loo^^ wkwkwk..(Dilempar pisau)

Matanya terbelalak lebar ketika melihat isi dari Sms yang ternyata dari rumah sakit.

.

"T-tidak mungkin..."

.

.

Ternyata isi dari surat itu adalah...

.

Tuan Uchiha, pasien dari kamar nomor 31, Namikaze Naruto, pada pukul 6.25 telah...

.

.

.

S I U M A N.

.

Last Chapter : Our Bond

.

DRAP DRAP DRAP

"Hosh.. Hosh..."

"T-tuan, anda tidak boleh berlari di dalam rumah sakit!"

Uchiha Sasuke, saat ini sudah kembali ke rumah sakit Konoha ketika menerima pesan bahwa orang yang ditunggunya selama ini akhirnya telah sadar dari komanya.

"T-Tuan!"

Pria raven ini tidak memperdulikan satu pun suster yang dilewatinya satu per satu itu. Ia terus berlari dan berlari hingga sampai di depan kamar 31, pasien atas nama Namikaze ...

BLAK! "NARUTO!"

Suara Sasuke menggema di ruangan kamar yang baru dia buka. Disana ia dapat melihat seorang pemuda pirang yang tengah duduk bersandar diranjang sambil melihat ke arah luar jendela. Merasa kehadiran orang lain di kamarnya, pemuda itu pun perlahan-perlahan menoleh ke arah pintu.

Nafas Sasuke tercekat ketika mata biru langit yang dipujanya menatap lurus ke arah mata hitamnya. Hidup. Pemuda pirang didepannya ini bernafas dan bergerak. Pria itu mendengar suaranya! Ia menoleh melihatnya! Naruto benar-benar sudah siuman!

"Naru-"

"Kamu siapa?"

Suasana dikamar itu hening seketika. Sasuke hanya menatap tidak percaya apa yang barusan didengarnya. Naruto tidak ingat padanya! Ia pun memegang kepalanya dengan tangan kanannya.

'N-Naruto tidak ingat padaku? Pada akhirnya ia sadar, tapi ia lupa padaku? Sebegitu tidak inginkah kamu mengingatku? SEBEGITU BENCIKAH KAMU PA-'

"PHHHH!"

Eh?

Sasuke melihat kembali ke arah Naruto, dan pemuda itu menutup mulutnya dengan tangannya seperti sedang menahan untuk tidak tertawa.

"GYAHAHAHA! Teme! Lihat dulu muka anehmu di kaca! Matamu kayak mata jengkol dan mulutmu terbuka tertutup seperti ikan! Gyahahahah! Aduh.. Pe-perutku sakit... Hihihi..aduh..." Teriaknya sambil menunjuk muka Sasuke.

Sebuah kerut segitiga menghiasi muka Uchiha itu. "M-maksudmu kamu pura-pu..."

Naruto berhenti tertawa sebentar kemudian memperlihatkan cengiran khasnya." Yap! Mana mungkin aku lupa! Kan bukan kepalaku yang terluka! Lagian aku tidak mungkin akan lupa pada seorang Tuan Uchiha Sasuke-teme pantat ayam, Baaaaka! Gyahahahahha! Ad-aduh aduh... Perutku... Hahah.."

Si pirang ini pun terus tertawa hingga tidak menyadari aura hitam di sekeliling tubuh Sasuke. "...Beraninya kamu..."

"Eh? S-sasu-"

"USURATONKACHI!" "GYAAAA!"

Sasuke pun menerjang Naruto.

••••»»»S.N«««••••

Drap Drap Drap

"T-tuan, tolong jangan berlari di rumah sakit!"

Saat ini, Uchiha Itachi baru sampai di rumah sakit setelah mendapat telepon bahwa Naruto sudah sadar. Ia tidak menghiraukan suster-suster yang menegurnya saat melewati mereka. Maklum, kakak adik sama saja. Ketika hampir sampai dikamar tujuan, ia mendengar suara yang tidak asing.

"Dasar sialan kau, Dobe!"

'Sasuke?',pikirnya.

BLAK! "Sasuke! Aku mendengar bahwa katanya Naruto sudah sa-"

"GYAAA! TEME! AKU INI PASIEN TAU!"

Namun, kata-katanya terpotong ketika ia melihat pemandangan yang menyambutnya ini.

Sasuke, Otouto kesayangannya, menduduki tepat ditengah antara kaki adik kekasihnya, Naruto, dan kedua tangan pemuda pirang itu ditahan diatas kepalanya oleh tangan putih pucat. Selain itu, mereka terlihat ngos-ngosan dengan bulir keringat mengalir di wajah merah mereka masing-masing.

'A-A-Ap-Ap-' "A-APAYANGKALIANLAKUKAN!" Teriaknya dengan cepat.

"Hehh?" Mereka pun tersentak kaget dan menoleh ke arahnya.

Wajah Naruto langsung menjadi cerah dan tersenyum lebar ke arahnya sambil mengayun-ayunkan lengannya yang bisa lolos dari cengkraman pemuda diatasnya yang melonggar sebagai ucapan halo.

"ITACHI-NII ! Haiiiiiiii...!" Naruto terus mengayunkan tangannya, tapi ketika ia tidak mendengar jawaban, ia pun membuka matanya untuk melihatnya, dan ternyata muka Itachi sekarang sama persis seperti muka Sasuke waktu datang kemari.

"Hn."

Naruto kembali menoleh melihat ke arah Sasuke, dan ternyata Sasuke menatapnya sambil memperlihatkan seringai ala Uchihanya. Naruto hanya masih menatap wajah pemuda didepannya ini untuk memproses apa yang terjadi.

"E-ehem! Mungkin aku sebaiknya pergi memberitahukan Kyuubi dulu." Itachi pun meninggalkan ruangan itu. Dan saat itu juga, Naruto baru sadar kenapa Itachi memperlihatkan wajah tadi.

"GYAA! TUNGGU DULU ITACHI! KAU SALAH PAHAM! INI GARA-GARA TEME TIBA-TIBA MENERJANGKU! KAMI HANYA BERTENGKAR DI ATAS RA-UMMPH!"

Sasuke membungkam mulutnya,"DOBE! Berhenti berteriak! Gendang telingaku hampir pecah gara-gara suara cemplengmu!"

"UMPH EMPH HMMPH!" Naruto terus meronta-ronta untuk membebaskan diri, tapi merasa sia-sia saja karena pria diatasnya lebih kuat, ia pun akhirnya pasrah dan menenangkan diri. Suasana di kamar itu pun hening kembali. Sasuke kemudian melepaskan tangannya.

"Teme! Kamu mau bu-" Naruto diam seketika ketika melihat Sasuke menatapnya dengan serius. Pria raven ini perlahan-lahan menundukkan tubuhnya dan membenamkan wajahnya disamping wajah Naruto.

"Syukurlah... Syukurlah kamu sadar... Selamat datang kembali,Naruto." Bisiknya dengan suara kecil. Naruto hanya tersenyum melihat tingkah Uchiha itu dan membalas menjawabnya, "Aku pulang, Sasuke."

Tiba-tiba Sasuke teringat sesuatu.

'A-Aishiteru, Sa-su...ke...'

Ia teringat ucapan Naruto waktu itu. Ia pun bangkit kembali dan menatap lurus ke arahnya. Naruto hanya tersenyum sambil memiringkan kepalanya sedikit ke kiri menandakan ada apa. Sebenarnya ia ingin menanyakan apakah yang diucapkannya waktu itu benar atau tidak. Tapi ia mengurungkan niatnya, karena ia ingin menunggu sampai Naruto mengingat kembali seluruh masa lalunya. Sasuke pun bangkit dari ranjang. "Aku akan pergi membantu Aniki membawa Kyuubi. Kakakmu saat ini juga di rumah sakit karena kelebihan merawatmu."

"EKH? Kyuubi juga dirumah sakit? !"

Sasuke tidak menjawabnya dan hanya terus berjalan menuju pintu. Ketika memegang gagang pintu, ia berhenti. Naruto hanya menatap punggungnya dengan heran.

"Maafkan aku, Naruto."

"Eh? Kenapa minta maaf?"

Sasuke mengeratkan genggaman digagang pintu, urat nadinya pun dapat terlihat.

"Aku tahu kamu pasti ingat kalau aku yang melukaimu."

Dan ia pun membuka pintu dan hendak melangkah keluar.

"Oh? Chidori? Yah kali ini tidak sesakit seperti dulu kamu meng-chidori bahu kananku."

Dan seketika itu juga langkahnya terhenti. Perlahan-lahan Sasuke melebarkan matanya sambil memproses kata demi kata dari suara dibelakangnya. Waktu seperti berjalan dengan lambat. Ia perlahan-lahan membalikkan badannya dan mendapati mata biru langit bersinar penuh percaya diri yang sudah lama rasanya ia tidak pernah lihat, menatapnya dengan serius.

"Ka-kau..?" Hanya kata-kata itu yang dapat ia keluarkan.

Naruto terus menatapnya hingga beberapa menit dan kemudian memperlihatkan cengirannya yang khas. Ia meloncat dari posisi berbaringnya, berputar di udara dan kemudian mendarat dengan dua kakinya di atas ranjangnya sambil melipat kedua tangannya.

"YOSH! UZUMAKI NARUTO, NINJA DESA KONOHA, CALON HOKAGE SELANJUTNYA TELAH HADIR KEMBALI-DATTEBAYO!" Teriaknya dengan keras hingga hampir seluruh penghuni rumah sakit itu dapat mendengarnya.

Melihat mata Sasuke yang terbelalak lebar membuatnya merasa senang,"Nyehehehe... Nanda Sasuke? Tidak menyangka aku akan ingat kembali?"

Ingin rasanya Sasuke langsung meloncat ke arah malaikatnya sekarang dan memeluknya dengan erat. Tapi, ia menahannya karena ia ini Uchiha! Ia tidak akan bertindak gegabah lagi seperti menangis di depan orang. Itu benar-benar mencoreng harga dirinya. Lagipula orang yang berdiri didepannya sekarang Naruto yang dulu, dimana pasti akan mengejeknya sampai hidupnya mati. 'Sori saja, itu tak akan terjadi', catat batin Sasuke.

"Hn." Yah, Sasuke yang pelit kata pun akhirnya bangkit kembali.

"Ekh! Hanya 'Hn' yang kau balas? Temee! Aku sudah melakukan aksi sekeren ini tapi kamu malah hanya menjawab satu kata! Grrrrr..." Geram Naruto sambil menunjuk-nunjuknya.

Naruto terus mengoceh tidak jelas sambil menghentak-hentakkan kakinya. Sasuke hanya menatap bosan padanya, tidak menghiraukannya. Ternyata ini benar Naruto. Narutonya yang dulu. Seluruh tingkah laku dan sifatnya masih persis. Itulah yang dipikirkan oleh Uchiha ini di dalam otaknya. Kemudian sesuatu membuatnya sadar.

'Kalau dia sudah ingat, ini mungkin saatnya aku menanyainya! Aku tidak akan menunggu lebih lama lagi!'

"Dobe"

"Hah? Ada a-AAkh! Aku tidak bodoh, Teme!" Teriak Naruto sambil duduk ala jepang diranjangnya.

"Apa yang kau bilang padaku di taman waktu itu beneran?" Jantung Sasuke berdetak kencang menanti jawaban pemuda pirang itu.

"Eh?" Naruto tampak kaget sebentar,"itu..."

DEG DEG DEG

"Itu... Yang mana ya?" Naruto pun menjawabnya dengan memiringkan kepalanya sedikit menandakan ia tidak tahu.

Sasuke merasa syok. 'Jangan-jangan...'

"Itu yang kau ucapkan saat tanganku menembus perutmu sebelum kau jatuh pingsan!" Desaknya.

Naruto hanya memejamkan dan mengernyitkan keningnya sambil bertopang dagu,"ummMm..." Matanya kemudian berkedip terbuka lebar,"AHA!"

Semangat Sasuke langsung naik dan mulutnya mulai terbentuk senyu-

"Aku tidak ingat, Tehee!"

OH NO!

Rahang Sasuke langsung membeku. 'TEHEE GIGIMU! Dan jangan merangsang hasratku dengan gaya polos dan manismu itu! GRR!'

Sasuke terus berumpat kesal. Padahal dia sudah merencanakan 3 rencana ke depan dimana ia dan Naruto akan saling menyatakan cinta, diikuti berciuman panas, dan terakhir melakukan 'ITU' sekarang juga! Tapi akhirnya impiannya hancur berkeping-keping.

Drap drap drap

Tidak mau menyerah, Sasuke pun berkata, "Waktu itu kamu bilang kamu su-"

"NARUTO!"

Sasuke dan Naruto serentak melihat ke arah pintu. Disana mereka melihat Kyuubi berpegangan di sisi pintu sambil ngos-ngosan. Kemudian dengan oyong-oyong ia memasuki kamar dan melewati si pantat ayam.

"Nar-GYAAAA!" "KYUUUUUUUU!"

Naruto langsung loncat memeluk Kyuubi dan membuat mereka jatuh membentur keras di lantai. Sasuke bermaksud untuk membantu Naruto berdiri, egp dengan rubah merah itu, namun seseorang menahan pundaknya.

"Biarkan mereka berdua dulu," ternyata Itachi yang menahannya.

"Hn" Sasuke pun mengikuti Anikinya meninggalkan kedua saudara Namikaze itu.

"ITAII YO! KAMU MAU MEMBUNUHKU YA, HAH!" Jerit Kyuubi sambil menjitak pria pirang yang menimpa tubuhnya.

"ADAW! NII-CHAN SAKIT TAU!" Naruto pun balas menjeritnya.

Mereka pun terdiam sejenak.

"Phh.. HAHAHAHA!" Keduanya terus tertawa bersama-sama hingga akhirnya ketika merasa perut mereka sakit, mereka pun menenangkan diri.

Kyuubi hanya tersenyum melihat adiknya yang masih menahan diri untuk tidak tertawa lagi.

"Kamu sudah ingat'kan?" Naruto langsung terdiam.

"Kenapa kamu ta-"

"Suara teriakanmu terdengar sampai kamarku, tolol." Ia pun menjitak kepalanya sekali lagi dan tentu saja Naruto langsung cemberut.

"Bagaimana perasaanmu waktu mengetahui di dunia ini aku menjadi Nii-chanmu, hm?" Jujur saja Kyuubi sedikit takut. Takut apa? Takut kalau Naruto tidak akan mengakuinya sebagai kakaknya. Memang dulu ia terus menganggap Naruto sebagai adiknya, tapi Naruto belum tentu menganggapnya sebagai kakak, bukan?

Seperti seakan bisa membaca perasaan pria merah didepannya, Naruto langsung memeluknya sambil berbicara dengan riang,"Tentu saja aku senang! Dari dulu aku sudah menganggapmu sebagai kakakku, Kyuu-nii!"

Semula Kyuubi agak kaget, tapii kemudian ia hanya tersenyum lagi, bahkan senyum tertampannya yang bisa membuat Itachi koma setahun.

"Jadi," ia memeluknya kembali,"kamu sudah menyatakan cintamu padanya?"

Pertanyaan ini tentu saja membuat malaikat kita ini malu dan merona merah. Nah, sebenarnya Naruto ingat apa yang dikatakannya pada Sasuke, namun ia merasa malu untuk mengakuinya. So, terpaksa ia pura-pura tidak ingat deh.

"Umm... Sudah... Waktu ditaman." Katanya sambil menggaruk-garuk pipinya,"Tapi sekarang aku malu untuk mengakuinya.. Gah! Apalagi sekarang aku sudah ingat masa lalu! Aku malu sekali!"

"Khekhekhe...Naru-chan~ kamu manis sekali!"

Akhirnya mereka saling bergulat dilantai. Tanpa mereka sadari, ternyata seseorang berdiri diluar pintu mereka sambil memperlihatkan seringainya.

••••»»»S.N«««••••

"Hah~" suara helaan nafas Naruto pun terdengar jelas dikamarnya. Malam hari sudah tiba. Sinar rembulan juga menerangi kamarnya melalui jendelanya. Kyuubi sudah kembali dikamarnya sendiri dan teman-teman yang datang menjenguknya setelah mendengar kabarnya, termasuk Sasuke dan Itachi sudah pulang dari tadi. Malaikat ini terus bolak balik mengubah posisi tidurnya karena merasa bosan, dan tidak bisa masuk ke alam mimpi. Mungkin karena ia sudah tertidur sampai 2 bulan, ia sekarang tidak merasa ngantuk lagi. Ia pun membalikkan punggungnya menghadap jendela. Saat ini, dipikirannya hanya terbayang-bayang seorang pria berkulit pucat, dengan mata dan rambut yang lebih gelap dibandingkan malam hari. Yah, Sasuke, Uchiha Sasuke.

'Ugh... Aku rindu sama Teme...Padahal tadi baru saja ketemu.' Sibuknya dengan pikiran sendiri.

"Dobe."

"Aduhh... Aku sampai merasa mendengar suaranya..."

"Oi,Dobe."

"Gah! Suaranya terdengar nyata sekali! Apa aku segitu rindunya dengan dia!" Teriaknya sambil menutup telinganya.

"Aku memang nyata, Usuratonkachi."

Ekh?

Naruto pun bangkit dan berbalik ke arah jendela. Ternyata Uchiha Sasuke yang memakai kimono putih terbuka menampilkan dada putihnya memang sedang duduk menyandar di jendela, membiarkan sinar bulan menyinari tubuh dan wajahnya yang putih itu. Hal itu mengakibatkan dia semakin tampan dan mempesona.

"Ternyata rindu padaku yah?" Tanya Uchiha itu dengan nada mengejek. Tapi, ia merasa heran kenapa Naruto tidak membalasnya, dan ternyata ia masih menatap bengong pada dirinya.

Seringai khasnya muncul menghiasi wajahnya."Suka dengan apa yang kau lihat, dobe?" Desahnya dengan nada yang rendah dan seksi. Muka Naruto langsung memerah seperti kepiting rebus.

"A-Apa-Ma-Sa-kau.." Segitu gugupnya Naruto menjadi tidak tahu harus membalas dengan kata apapun. Ketika sebuah tangan menyentuh dagunya dan menariknya ke atas, ia terpaku melihat mata hitam yang seperti menelannya.

"Naruto." Terdengar nada serius dari suara Sasuke. "Aku tahu kau malu mengakui bahwa kau ingat apa yang kau ucapkan waktu ditaman."

Ekh! Dia mendengarnya ya! Teriak batin Naruto, alhasil Wajahnya semakin memerah.

"Karena itu, biar kali ini aku yang menyampaikan semuanya padamu." Dan ia pun melenyapkan jarak diantara mereka. Bibir Sasuke menyentuh bibirnya dengan lembut. Bukan ciuman hasrat, melainkan sebuah ciuman yang berisi kasih sayang. Seluruh perasaan yang ingin disampaikan Sasuke dapat disaluri dan dimengerti oleh Naruto hanya melalui ciuman ini, bukan kata-kata.

Perasaan maaf. Maaf karena ia telah membunuhnya dulu.

Perasaan marah. Marah pada dirinya yang terlambat menyadari perasaannya.

perasaan menyesal. Menyesal karena ia tidak melindungi dan disisinya dulu.

Perasaan rindu. Rindu ingin bertemu dengannya.

Perasaan sedih. Sedih karena harus berpisah dengannya lagi.

Perasaan bahagia. Bahagia karena dapat bertemu dengannya kembali.

Perasaan takut. Takut untuk kehilangannya lagi.

Dan terakhir...

Ia pun melepaskan bibir malaikatnya dan menatap lurus bola mata biru langit didepannya.

"Jadilah milikku. Aishiteru, Naruto."

Tes Tes Tes

Bulir-bulir air mata turun dari pelupuk mata Naruto. Ia pun memberikan senyuman terbahagiannya,"Ore mo Aishiteru yo, Sasuke."

Mereka pun melenyapkan jarak diantara mereka lagi dan memenjamkan mata mereka.

Saling berpelukan erat...

Saling berbisik...

Saling berbagi kasih...

Saling memberikan diri mereka kepada orang yang mereka cintai...

Saling mengisi kekosongan mereka...

Seperti sebuah puzzle yang tersambung...

Untuk memperkuat ikatan belenggu mereka yang terhambat baik sebelum reinkarnasi maupun sesudah, dimana hanya dapat disaksikan oleh bulan yang mengintip melalui jendela.

Akhirnya... Akhirnya kita dapat bersatu...

'Naruto' 'Sasuke'

••••»»»S.N«««••••

Cit cit cit

Suara burung bercicit pun terdengar menandakan hari sudah pagi. Cahaya matahari pun menyeruak masuk ke dalam suatu kamar melalui jendela. Disana dapat terlihat seorang pemuda pirang yang tak kalah terangnya dengan matahari sedang duduk bersandar di ranjang sambil melihat pemuda raven yang masih tertidur disampingnya. Diliriknya jam dinding didepannya, menunjukkan pukul 8 pagi.

Yah, Naruto sebenarnya sudah bangun setengah jam yang lalu. Tapi ia terpesona melihat pemuda disampingnya. Kulit putih porselin, rambut hitam yang lembut, mata yang menutup bola mata onyx, dan bibirnya yang merah. Selain itu, pemuda disampingnya tidak memakai sehelai kain pun, hanya ditutupi selimut. Muka Naruto pun merona merah. Mereka telah melakukannya. Yang paling parah di RUMAH SAKIT! OMG! Perasaan malunya memuncak Maksimum! Ia tidak tahu harus bersikap bagaimana kepada kekasihnya kalau dia sudah bangun nanti. Yap, KEKASIH-nya! Akhirnya Sasuke dan dia resmi menjadi kekasih!

Melihat dirinya sendiri yg telanjang bulat, Naruto pun memutuskan untuk bangkit dari ranjang. Namun ia mengalami sedikit kesusahan, karena bokongnya sekarang sakitnya bukan main.

'Sialan si Teme...' umpatnya.

Setelah bisa berdiri dengan tegak, diambilnya boxer orangenya untuk memakainya.

"He~ begitu aku bangun, hasratku langsung digoda ya."

"EEP!" Sentak Naruto dengan kaget, dan begitu melihat kebelakang, dilihatnya Uchiha itu sudah bangun dan menopang kepalanya dengan tangan kanannya. Tentu tak lupa seringainya yang terbentuk diwajahnya, seperti seekor predator yang bersiap-siap menerkam mangsanya. Sejenak Naruto melihat kilat cahaya melewati mata onyx itu, ia pun mulai merasakan firasat buruk. Segera ia tarik celana boxernya naik ke pinggulnya, dan saat itu juga ia terhempas kembali ke ranjang.

"Khukhukhu..." Tawa gelap Sasuke," Siapa bilang kamu boleh memakai boxermu.." Ia mendekatkan mulutnya ke telinga Naruto,"Dobe?" Desahnya kemudian menggigit daun telinganya.

"EEPP! S-Sasuke! Hentikan!"

"Hn. Saatnya ronde dua, sayang~"

"Gyaa! Aku masih kesakit-"

SREET! "Naruto, dua hari lagi kita sudah boleh pu-"

Mata emas milik pemuda yang baru masuk ke kamar itu pun menyipit bulat,"...lang..."

Ia mematung ketika melihat Uchiha Sasuke telanjang sedang berusaha menarik boxer orange Naruto turun dari pinggulnya. Tentu saja kedua pria yang tertangkap basah itu juga mematung. Keringat langsung tampak mengalir di kulit wajah Sasuke.

"..Kkh...U-U.."

"Eto-Kyuu... Eeheheh...,"Naruto tertawa gugup," Ini bisa dijelas-"

"FUUCKK YOUUU UCHIIIHAAAAAAAA ! !"

Gara-gara itu Uchiha Sasuke, sehari setelah jadian, akhirnya diopname di rumah sakit selama seminggu.

Sepertinya kehidupan mereka kali ini benar-benar akan panjang dan penuh keributan.

.

.

The End

OMAKE

Dua minggu kemudian

.

"Ne.. Ne..! Aku sudah mendengar semuanya dari Kyuu-kun!" Suara teriakan terdengar diruang tamu Uchiha. Disana dapat kita lihat Naruto dan Sasuke sedang mengerjakan tugas mereka di meja akibat ketinggalan terlalu banyak pelajaran. Sedangkan Kyuubi, ia hanya mengetik laptopnya melulu akibat ketinggalan banyak pekerjaan selama ia dirawat di rumah sakit.

"Kudengar kita ini semuanya reinkarnasi dari ninja masa lalu!" Teriak Itachi dengan semangat.

"Eekh!" Teriak Naruto tidak percaya,"Kamu ceritain padanya, Kyuu?"

"Terpaksa. Dia melihat mataku, dan juga aku pas berteleportasi." Jelas Kyuubi tanpa melepaskan pandangannya dari laptop.

"Aku tidak menyangka Otouto-ku demi bertemu Naruto sampai rela mati." Kata Itachi dengan nada mengejek.

Pipi Sasuke langsung merona merah di muka stoicnya dan langsung mendeath-glare ke arah Kyuubi.'RUBAH SIALAN!'

Kyuubi hanya melihatnya melalui ujung matanya, kemudian hanya berseringai memperlihatkan giginya yang tajam. Ia mengangkat tangannya dan menunjuk jari tengahnya dihadapan Uchiha bungsu hubungan mereka belum membaik sejak kejadian di rumah sakit.

"Hm... Aku penasaran aku orangnya gimana waktu dulu... Kyuu-kun~! Tak bisakah kamu mengembalikan ingatanku?"

Mereka semua serentak melihat ke arah Itachi. Itachi hanya merasa heran dan bertanya,"Kenapa?"

"Enggak ada apa-apa." Serentak mereka jawab dan melihat ke pekerjaan masing-masing. Saat ini pikiran mereka hanya satu dan sama, yaitu...

'Kalau kau melihat dirimu yang OOC begini, aku rasa kau akan mengubur dirimu dalam-dalam ke tanah.'

"Oh ya," tiba-tiba Naruto teringat sesuatu,"Kyuu, apa kamu berbuat sesuatu kepada Karin?"

"Siapa Karin?" Tanya Itachi penasaran.

"Grrr... Orang yang berani memanggil Naruto Bitch..." Geram Kyuubi. Hentakan di keyboardnya pun makin keras.

"Memangnya kenapa, dobe?" Sasuke mengangkat sebelah alisnya.

"Umm... Tidak, habisnya setiap kali melihatku, ia berteriak minta maaf dan lari terbirit-birit. Selain itu, tubuhnya juga terlihat banyak bekas luka."

"...Khekhekhekhe..."

Tiba-tiba mereka bertiga merinding mendengar kekehan mengerikan dari Kyuubi. Sinar matanya berubah menjadi merah, dan seringainya makin menyeramkan. "Aah~... Aku masih mengingat kejadian itu... Sensasinya...bau darahnya.. Jeritannya..Khekhekhekhe..." Ia pun menatap tajam ke arah mereka bertiga,"Kalian ingin mendengarnya?" Nadanya makin lama makin dingin.

Sasuke dan Naruto hanya menelan ludah kemudian menggelengkan kepala mereka.

"Ceh, sayang sekali." Suara dan mata Kyuubi pun kembali seperti biasa dan mengutak-atik laptopnya lagi.

"...dimana..."

Terdengar bisikan dari arah Itachi yang menundukkan kepalanya sambil bergemetar.

"Hah?"

Kali ini Naruto, Sasuke dan Kyuubi lah yang terheran-heran.

"DIMANA PELACUR ITU YANG BERANI MENGGODA KYUUBI!" Mata mangekyou sharingan pun terbentuk mengganti mata onyx Itachi.

'Dari sudut mana pula ia menganggap Karin menggoda Kyuubi', Naruto dan Sasuke pun hanya sweat drop.

"KYUU~!" Itachi langsung melompat duduk dipangkuan Kyuubi dan menendang laptop Kyuubi jatuh ke lantai.

"Hei! Apa yang ka-" Kyuubi tidak dapat melanjutkan kata-katanya ketika ia merasakan bibirnya ditutupi oleh bibir lain. Setelah sekitar 10menit (dimana Sasuke juga menggunakan kesempatan ini untuk mencium Naruto), akhirnya Itachi melepaskan ciumannya.

"Kyuu-kun tidak tergoda kan sama cewek itu! Lihat! Ita-chan lebih seksi kok!"

Akhirnya Itachi mengoceh terus sampai Kyuubi sendiri menyerah dan bilang bahwa ia yang paling seksi.

Akhirnya terlintas di pikiran mereka masing-masing

'Kurasa Itachi mungkin akan lansung bunuh diri kalau ia ingat masa lalunya.'

.

~End OMAKE

YEAH! Akhirnya cerita ini tamat juga! Sakura mengucapkan terima kasih kepada senpai dan reader yang setia membaca fic Reincarnation : Bond ini. Berkat dukungan Minna-san, Sakura berhasil membuat tamat cerita ini! Hountou ni Arigatou!^^

So, bagaimana pendapat reader tentang fic ini ? Review for the last time pliz!